Anda di halaman 1dari 12

HORTIKULTURA

1. Pengertian Hortikultura
Kata hortikultura hortus=kebun dan colere=
menumbuhkan terutama sekali mikroorganisme pada suatu medium buatan.
Secara harfiah hortikultura berarti ilmu yang mempelajari pembudidayaan tanaman kebun.
hortikultura ilmu ilmu yang mempelajari budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, bunga-
bungaan, dan tanaman hias.
Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang berpotensi
untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Hasil tanaman hortikultura mempunyai sifat khusus antara lain :
1. Mudah atau cepat busuk (perishable), bila disimpan tanpa perlakuan khusus, misalnya
dengan suhu rendah (4C) atau pelapisan lilin, karena dipanen dalam bentuk segar.
Sejak panen sampai pasar memerlukan penanganan secara cermat dan efisien karena
akan mempengaruhi kualitas dan harga pasar.
2. Memiliki nilai estetika, jadi harus memenuhi keinginan masyarakat umum. Keadaan
ini sangat sulit karena tergantung pada cuaca, serangan hama dan penyakit, namun
dengan biaya tambahan kesulitan itu dapat diatasi.
3. Produksi umumnya musiman, beberapa diantaranya tidak tersedia sepanjang tahun.
4. Memerlukan volume (ruangan volumenes) yang besar, menyebabkan ongkos angkut
menjadi besar pula dan harga pasar yang tinggi. Harga produk ditentukan oleh
kualitaas, bukan kuantitas.
5. Memiliki daerah penanaman (geografi) yang sangat spesifik atau menuntut agroklimat
tertentu. Tanaman holtikultura memiliki prospek pengembanagan yang baik karena
memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan potensi pasar yang terbuka lebar, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri
Secara sederhana fungsi utama tanaman hortikultura dapat dikelompokkan menjadi 4,
yaitu:
1. Fungsi Penyedia Pangan Sebagai penyedia vitamin, mineral, serat, dan senyawa
lainnya untuk pemenuhan gizi.
2. Fungsi Ekonomi Umumnya komditas tanaman hortikultura memiliki nilai ekonomi,
yang tinggi menjadi sumber pendapat petani, pedagang, kalangan industri, dan lain-
lain.
3. Fungsi Kesehatan Hal ini di tunjukkan oleh manfaat komoditas biofarma untuk
mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit.
4. Fungsi Sosial dan Budaya Hal ini ditunjukkan oleh peran kommoditas hortikultura
sebagai salah satu unsur keindahan dan kenyamanan lingkungan.

Pengelompokan Tanaman Hortikultura Berdasarkan jenis komoditas yang diusahakan


1. Olericulture yaitu bagian dari imu hortikultura yang memperlajari budidaya tanaman
sayuran
2. Pomology yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang mempelajari budidaya tanaman
buah-buahan.
3. Floriculture yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang mempelajari pengembangan
tanaman hias
4. Landscape horticulture yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang mempelajari
pemanfaatan tanaman hortikultura, terutama tanaman hias dalam penataan lingkungan
5. Apiary (apikultura) yaitu bagian dari hortikultura yang mempelajari budidya lebah
madu.
Berdasarkan kegunaannya, tanaman hortikultura dapat di kelompokkan menjadi tanaman
hortikultura yang dikonsumsi, yakni sayuran, buah-buahan, dan tanaman hortikultura yang
tidak di konsumsi, yaitu tanaman hias.
1. Klasifikasi Tanaman Sayuran
Pada tanaman sayuran sebenarnya banyak tipe klasifikasi yang tersedia,
namun tipe klasifikasi berikut merupakan tipe klasifikasi yang paling banyak
dipakai, serta yang paling mudah dimengerti yaitu klasifikasi berdasarkan
sistematika botani dan klasifikasi berdasarkan bagian yang dapat dikonsumsi.
Klasifikasi Botani Klasifikasi tanaman botani tidak ubahnya seperti
tanaman-tanaman lain pada umumnya. Gambaran umum klasifikasi
botani tanaman sayuran adalah sebagai berikut : 1) Divisi Alga dan
jamur (Thallophyta) 2) Divisi Lumut dan kerakap (Bryophyta) 3)
Divisi Paku-pakuan (Pterydophyta) 4) Divisi Tumbuhan berbiji
(Spermatophyta)
Klasifikasi Bagian yang dikonsumsi 1) Sayuran akar: a) Pembesaran
akar tunggang, misalnya wortel (Daucus carota), lobak (Raphanus
sativus), dan bit gula (Beta vulgaris). b) Pembesaran akar lateral,
misalnya ubi jalar (Ipomea batatas) dan singkong (Manihot
esculenta). 2) Sayuran batang: a) Batang atas tanah dan tidak berpati,
misalnya asparagus (Asparagus sp), dan kohlrabi (RaphaBrassica
oleracea grup gongylodes). b) Batang bawah tanah dan berpati
misalnya kentang (Solanum tuberosum), talas (Colocasia esculenta),
dan yautia (xanthosola saggitifolium). 3) Sayuran daun: a) Kelompok
bawang (yang dikonsumsi adalah bagian bawang daun) misalnya
bawang merah (Allium cepa), bawang bombay (Allium cepa grup
Aggregatum), dan bawang putih (Allium sativum). b) Kelompok
berdaun lebar dikonsumsi sebagai lalapan, misalnya selada (Lactuca
sativa), kubis (Brassica olerace grup Capitata), dan seledri besar
(Apium graveolens). Dikonsumsi setelah dimasak (termasuk
batangnya yang lunak), misalnya bayam. 4) Sayuran buah: a) Buah
muda, misalnya timun (Cucumis sativus), berbagai jenis kacang-
kacangan seperti kacang kapri (Pisum sativum), dan terong (Solanum
melongena). b) Buah dewasa, misalnya family cucurbitaceae (labu
siam, timun, gambas), dan family solanaceae (tomat, cabai). 5)
Sayuran bunga atau tunas bunga muda, misalnya kubis bunga dan
brokoli. 6) Jamur (mushroom) seperti jamur merang, jamus kuping,
jamur kayu.
2. Klasifikasi Buah-buahan
Secara botani buah dapat di definisikan sebagi ovari matang dari suatu bunga
dengan segala isinya serta bagian bagian yang terkait erat dari bunga tersebut.
Berdasarkan jumlah ovari penyusunya, buah dapat di kualifikasikan atas
berdasarkan kelompok yaitu:

A. Buah sederhana berdaging (pericarp atau dinding ovari berdaging)

1. Tipe bery, misalnya buah tomat atau anggur (Vitis vinifera


2) Tipe pome, misalny abuah apel (Molus domestica)
3) Tipe drupe, misalnya buah zaitun, peach, chery, dan palum
4) Tipe hesperedium, misalnya buah jeruk (Citrus sp)
5) Tipe pepo, misalnya buah tanaman yang tergolong kedalam
family Cucurbitaceae
B. Buah sederhana tidak berdaging (pericarp-nya kering), yang dapat
digolongkan menjadi:
1) Golongan dihiscent (membuka dan menyebarkan biji pada saat
matang), yang dapat dikelompokkan lagi menjadi:
a) Tipe legum (polong), misalnya buah kacang-kacangan
b) Tipe policle, misalnya buah Eucalyptus sp
c) Tipe silique, misalnya buah mustard (Brasicia nigra)
2) Golongan indehiscent (tidak membuka dan tidak menyebarkan
biji pada saat matang), yang dapat dikelompokkan lagi menjadi:
a) Tipe achene misalnya bunga-bunga matahari (Helianthus
anus)
b) Tipe caryopis, biji-bijian misalnya buah jagung
c) Tipe nut, misalnya buah hazel nut
d) Tipe samar, misalnya buah mapel

C. Buah agregat,
yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari pada bunga yang sama, baik
ovari tersebut bergerombol maupun menyebar pada satu resptekel, yang
kemudian menyatu menjadi satu buah. Contoh buah tipe ini misalnya pada
tanaman strobery (Fragari frasta). D. Buah majemuk, yaitu buah yang
berasal dari beberapa ovari dari beberapa bunga, lalu menyatu menjadi
satu masa. Contoh buah tipe ini misalnya pada tanaman nanas (Anasnas
comosus).
3. Klasifikasi Tanaman Hias
A. Tanaman hias berupa bunga untuk pot, atau bunga potong, misalnya berbagai
jenis anggrek (orchidaceae), krisan (Chrysanthemum morifolium), anyelir
(Dianthus charyopyllus), mawar (Rosa sp), keladi (Anthurium andreanum)
nanas hias (Ananas comosus), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan
lain-lain.
B. Tanaman hias tidak berbunga, seperti palem kuning (Chrysalidocarpus
lutesences), pinus (Pinus sp), bambu, lidah buaya, suplir, puring, beringin,
hanjung dan lain-lain.Rumput-rumputan, seperti rumput pait, rumput manila,
rumput gajah, rumput australia dan lain-lain.
2. Persemaian
persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses
benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di
lapangan.
proses untuk menumbuhkan biji menjadi bibit yang siap ditumbuhkan
dilapangan
tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih atau bagian tanaman lain
menjadi bibit siap ditanam ke lapangan
Secara umum teknik penyemaian terbagi menjadi: memilih bibit, memilih
tempat persemaian, menyemai benih, pemeliharaan benih
Memilih benih : Pilihlah jenis bibit unggul, dan memiliki persentase
pertumbuhan yang lebih tinggi
Memilih tempat persemaian : Tanah yang cocok subur, gembur, ringan,
dekat dengan sumber air
Menyemai benih
1. Benih direndam selama lebih kurang 15 menit, kemudian tiriskan 2. Benih
disebar dalam alur jarak antar alur jarak 10 20 cm 3. Siram secara merata
Pemeliharaan benih
1. Dilakukan penyiraman dan pengawasan terhadap hama dan penyakit
2. Bibit tanaman dapat disapih ke dalam bumbung saat berumur 10 15 hari
sejak semai (selada)
1. Jenis Persemaian. Sebelum dimulai pembuatan perlu ditentukan terlebih dahalu jenis
persemaian apa yang akan dibuat.
a. Persemaian sementara (Flyng nursery). Jenis persemaian ini biasanya berukuran kecil
dan terletak di dekat daerah yang akan ditanami. Persemaian sementara ini biasanya
berlangsung hanya untuk beberapa periode panenan (bibit/semai) yaitu paling lambat
hanya untuk waktu 5 tahun.
Keuntungan dan keberatan persemaian sementara adalah :
1. Keadaan ekologi selalu mendekati keadaan yang sebenarnya.
2. Ongkos pengangkutan bibit murah.
3. Kesuburan tanah tidak terlalu menjadi masalah karena persemaian selalu
berpindah tempat setelah tanah menjadi miskin.
4. Tenaga kerja sedikit sehingga mudah pengurusannya
Keberatannya.
1. Ongkos persemaian jatuhnya mahal karena tersebarnya pekerjaan dengan hasil
yang sedikit.
2. Ketrampilan petugas sulit ditingkatkan, karena sering berganti petugas.
3. Seringkali gagal karena kurangnya tenaga kerja yang terlatih.
4. Lokasi persemaian yang terpancar menyulitkan pengawasan..
b. Persemaian Tetap. Jenis persemaian ini biasanya berukuran (luasnya) besar dan
lokasinya menetap di suatu tempat, untuk melayani areal penanaman yang luas.
Keuntungan :
1. Kesuburan tanah dapat dipelihara dengan pemupukan
2. Dapat dikerjakan secara mekanis bila dikehendaki
3 Pengawasan dan pemeliharaan lebih efisien, dengan staf yang tetap dan terpilih 4.
Perencanaan pekerjaan akan lebih teratur
5. Produktivitas semai/bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik dan pertumbuhannya lebih
seragam
Kerugiannya :
1. Keadaan ekologi tidak selalu mendekati keadaan yang sebenarnya.
2. Ongkos pengangkutan lebih mahal dibanding dengan jenis persemaian sementara.
3. Membutuhkan biaya untuk investasi lebih tinggi dibanding persemaian sementara. Hal
ini karena untuk persemaian tetap biasanya keadaan sarana (misal jalan angkutan,
bangunan-bangunan di persemaian) dan prasarana (misal: peralatan kerja/angkutan )
lebih baik kualitas dan lebih mahal harganya dibanding yang diperlukan persemaian
sementara.

2. Langkah-Langkah Persemaian
1) Perencanaan Pembuatan Persemaian
Sebelum persemaian dimulai, maka harus ditentukan terlebih dahulu tipe
persemaian yang akan dibuat. Ada dua jenis persemaian yaitu persemaian
sementara dan persemaian permanen. Persemaian sementara dibuat jika kegiatan
persemaian tersebut tidak lebih dari 5 bulan, sedangkan persemaian permanen
dibuat jika periode persemaian cukup lama (menahun).
2) Pemilihan Lokasi Persemaian
Pemilihan lokasi persemaian meliputi dua aspek, yaitu aspek teknis dan
aspek fisik. Aspek teknis mencakup kondisi di lapangan. Beberapa aspek teknis
yang perlu diperhatikan antara lain, lokasi dekat dengan areal penanaman, luas
lokasi sesuai dengan jumlah benih yang akan dilakukan pembibitan dan cara
persemaian apakah mengggunakan polybag, polytube ataukah dengan plastik kecil
yang transparan. Masing-masing wadah memiliki keunggulan dan kelemahan.
Selain itu ada pula naungan apakah menggunakan bedeng, daun kelapa, jerami
ataukah alang-alang.(Kurniaty, R. dan Danu, 2012).
Setelah aspek teknis terpilih kemudian memilih aspek fisik. Aspek fisik
yaitu kondisi lapangan secara fisik, di antaranya tersedia sumber air, lokasi datar,
tersedianya benih, media tanam, pupuk, naungan, dan tersedia peralatan atau
perkakas seperti cangkul, gunting dan peralatan lainnya.
3) Pelaksanaan Persemaian
Pelaksanaan persemaian terdiri dari persiapan lapangan, penaburan benih,
penyapihan semai, pemeliharaan semai, aklimatisasi dan penanaman.
Tahap persiapan lapangan terdiri dari:
a) Pengukuran batas areal yang digunakan untuk persemaian
b) Pembersihan lapangan dari gulma dan semak-semak.
c) Pencangkulan tanah
d) Pembuatan bedengan
e) Pembuatan jalan pengawasan
f) Pemasangan alat pengairan
g) Pengisian kantong plastik dengan media tanam
4) Penaburan Benih
Benih ditaburkan pada lubang yang telah tersedia. Jarak antara benih satu
dengan benih yang lainnya di ataur sesuai dengan jenis benihnya. Benih di tutup
tanah, dan segera dilakukan penyiraman.
5) Penyapihan
Penyapihan adalah pemindahan bibit ke lapangan. Waktu penyapihan
sebaiknya dilakukan sore hari, dan setelah disapih segera dilakukan penyiraman
sampai tanahnya cukup basah. Setelah bibit/semai sapihan berumur 3-4 minggu
sejak disapih, kerapatan atap atau naungan mulai dikurangi dan setelah berumur 8-
10 minggu sebelum semai dipindahkan/ditanam ke lapangan, atap/naungan
tanaman sama sekali ditiadakan (Kurniaty, R. dan Danu, 2012).
6) Pemeliharaan Persemaian
Pemeliharaan persemaian dilakukan sebagai berikut :
a) Penyiraman
b) Penyiangan atau perumputan
7) Pengendalian Penyakit dan Hama
Berdasarkan penyebabnya, penyakit tanaman dapat digolongkan menjadi :
a) Gangguan dalam pertukaran, pembentukan senyawa-senyawa penting dalam
tubuh tanaman,dan lain-lain.
b) Gangguan keadaan luar yang memburuk sekali, misalnya panas matahari
yang terik, asap-asap yang keluar dari pabrik, dingin yang keterlaluan dan
lain-lain.
c) Kekurangan zat makanan. Kekurangan zat makanan atau nutrisi dapat
mengakibatkan tanaman layu ataupun menguning.
8) Fungisida
Fungisida ialah bahan kimia untuk membunuh atau memberantas cendawan-
cendawan penyebab penyakit tanaman.
9) Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan menyingkirkan gulma atau rerumputan yang
menghambat pertumbuhan semaian.
10) Pemupukan
Pemupukan perlu digunakan agar hasil semaian sesuai dengan yang
diharapkan. Semaian yang baik akan menghasilkan bibit unggul, Pemupukan
bertujuan untuk menambahkan unsur hara, pada tanah sehingga mengubah
susunan fisika, kimiawi tanaman. Pupuk yang digunakan dapat berupa NPK,
gandasil, urea, maupun pupuk organik yang diracik sendiri.
3. Tahapan Germinasi Biji
Germinasi biji (perkecambahan) di mulai ketika air masuk ke dalam biji dan
menyebabkan selaput biji mengembang kemudian pecah. Hal tersebut dinamakan
imbibisi. Embrio yang asalnya mengalami dormansi (istirahat dari segala aktivias
metabolik) kini dapat melakukan aktivitas metabolik kembali. Akar embrionik
(radikula) merupakan organ yang pertama kali muncul pada saat geminasi dan akan
menembus permukaan tanah. Pada tumbuhan dikotil, organ seperti kait yang
melengkung atau disebut dengan hipokotil menjadi lurus ketika di rangsang oleh
cahaya matahari. Adanya rangsangan cahaya matahari membuat hipokotil mampu
mengangkat epikotil dan kotiledon menembus permukaan tanah. Epikotil mulai
menumbuhkan daun-daun muda yang merupakan daun pertama sekaligus daun sejati
hingga pada akhirnya daun tersebut menjadi hijau dan mampu melakukan fotosintesis.
Kotiledon yang semula besar dan banyak mengandung makanan cadangan kini
mengerut dan gugur karena makanan cadangan di dalam kotiledon telah habis.
Sedangkan pada monokotil, ujung tunas atau koleoptil mendorong ke atas permukaan
tanah namun kotiledon tetap tersimpan di bawah tanah (Campbell, dkk., 2012).
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persemaian
1) Faktor internal
Faktor internal meliputi faktor yang berada dalam biji.
a) Keadaan Endosperm
Endosperm atau cadangan makanan harus cukup untuk proses
perkecambahan hingga kecambah dapat membuat makanan sendiri dengan
cara fotosintesis. Jika makanan cadangan di dalam biji tidak cukup maka
perkecambahan tidak akan baik (Karnisius, 2003).
b) Keadaaan Embrio
Embrio yang disemai harus hidup dan sehat. Embrio yang mati tidak
mungin dapat melakukan perkecambahan.
2) Faktor eksternal
Faktor eksernal atau faktor di luar biji meliputi penyinaran matahari, suhu,
dan air. Sinar matahari yang terlalu terik dapat menghambat persemaian.
Persemaian dilakukan ditempat yang bersuhu dingin dan kondisi lembap
sehingga pada saat sebelum disungkup harus disiram air terlebih dahulu.
5. Urgensi Perendaman Benih Sebelum Proses Penyemaian
Untuk menguji apakah embrio itu sudah mati atau hanya mengalami dormansi
maka haruslah dilakukan perendaman terlebih dahul. Jika biji terapung maka dipastikan
biji tersebut tidak layak untuk disemai (sudah mati). Perendaman biji atau benih
dilakukan kurang lebih 15 menit.
2. Media Tanam
Merupakan komponen mutlak dalam menanam sebagai tempat/media hidup tanaman, yang
disesuaikan dengan tipe tanaman yang ditanam
Jenis media tanam
1. Tanah (konvensional) dapat digunakan untuk sebagian besar tanaman
Tanah merupakan media tanam yang populer. Tanah memiliki porositas yang baik.
Sebagian besar pertanian menggunakan tanah sebagai media tanam. Namun, tanah
biasanya harus dicampur dengan media tanam lain atau pupuk secara intensif agar
tanaman yang tumbuh di atasnya lebih bagus (Siregar, F dan Yati Supriati, 2015). Tanah
yang digunakan hendaknya tanah yang gembur dan dapat dicirikan dengan banyaknya
organisme seperti cacing didalamnya. Selain murah, tanah tidak sulit untuk didapatkan
dan tanah sudah terbukti dari sejak dahulu mampu bersaing dengan media tanam
lainnya. Hanya saja, jika memang tanah sekarang tidak sebagus dahulu maka bisa
dicampur dengan media tanam lainnya.
2. Arang dapat berasal dari kayu atau batok kelapa
3. Vermikulit media anorganik steril yang dihasilkan dari pemanasan kepingan mika,
mengandung potasium.
4. Batang pakis lebih umum digunakan sebagai media tanam tanaman hias Akar pakis
bisa juga dijadikan sebagai media tanam. Biasanya pakis haji yang populer digunakan
sebagai media tanam. Akar pakis ini biasanya diambil dengan menggunakan golok dan
dicacah kecil.Akar pakis memiliki porositas yang baik dan mampu menyerap nutrisi
yang diberikan. Namun, akar pakis miskin nutrisi atau unsur hara, sehingga perlu
dicampur dengan media lainnya. Media tanam akar pakis ini biasanya digunakan untuk
menanam atau menempelkan anggrek epifit.
5. Kompos media tanam organik yang berasal dari proses fermentasi limbah organik
6. Moss/Sphagnum memiliki porositas yang tinggi dan menyimpan kadar air yang
banyak
Pasir merupakan media tanam yang memiliki pori-pori yang banyak,
sehingga pasir kurang mampu dalam menyimpan air. Namun, pasir baik untuk
digunakan dalam media persemaian hanya saja harus ada penyiraman berkala agar
media tersebut selalu lembab. Penggunaan pasir untuk tanaman hias berfungsi
untuk membantu teksttur media agar lebih porous.Pasir dapat meneruskan
kelebihan air, sehingga kondisi media tanam tidak terlalu lembab dan menghindari
adanya pembusukan.
7. Sekam merupakan kulit biji padi yang digunakan sebagai media tanam yang dikenal
memiliki kemampuan untuk mengikat air baik dalam kondisi mentah maupun sudah
dibakar. Sekam bakar dapat dijadikan sebagai media tanam dalam persemaian (Wiryanta
dan Bernadinus T.,tanpa tahun). Selain itu sekam tidak mudah lapuk, banyak
mengandung kalium dan silikon yang dibutuhkan tanaman dan massanya ringan serta
praktis digunakan. Kemampuan menjaga kelembapan sekam dapat diandalkan. Sekam
bakar lebih baik daripada sekam mentah dari sudut pandang kesterilannya.
8. Sabut kelapa dapat dijadikan media tanam, namun sebaiknya sabut kelapa yang
digunakan merupakan sabut yang sudah tua agar serat berstruktur kuat. Kemampuannya
untuk mengikat air sangat baik. Namun, sabut kelapa juga memiliki kekurangan yaitu,
jika sabut kelapa digunakan pada lingkungan yang memiliki intensitas curah hujan yang
tinggi sabut kelapa biasanya akan cepat lapuk.
9. Kompos adalah salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan
(dekomposisi) sisa bahan organik yang berasal dari limbah tanaman dan hewan melalui
proses fermentasi dengan bantuan organisme hidup. Pupuk kompos dapat terbuat dari
berbagai macam bahan organik salah satunya batang pisang (Musa paradisiaca). Pupuk
kompos yang dibuat memiliki kandungan hara dan bahan organik yang dapat
menyuburkan tanah. Karakteristik pupuk kompos berbahan batang pisang ini memiliki
kadar air yang rendah, pH kompos berbahan batang pisang memiliki nilai derajat
keasaman yang sesuai dengan teknis minimal pupuk yaitu 4- 9. Selain itu, pupuk
kompos berbahan batang pisang dapat memberikan masukan hara makro maupun mikro
(Kusumawati, A., 2015). Dengan demikian kompos batang pisang dapat digunakan
media tanam sekaligus sebagai penyubur tanah.
10. Pecahan Genting atau Batu Bata
Sebenarnya media ini digunakan sebagai pelengkap yang mengisi dasar pot
untuk membantu drainase media tanam.

3.Faktor Keberhasilan Bercocok Tanam


FAKTOR INTERNAL
1. Genetik

Faktor ini berada di dalam tanaman yang menunjang keberhasilan hingga 30% dari ilmu
pertanian, pewarisan sifat indukan salah satunya, dari beberapa tanaman yang mengintimidasi
sifat serta hasil peroduksi tanaman, baik atau buruknya tanaman itu di tunjukan sifat indukan
tanaman, beberapa kemungkinan bayangkan jika anda menanam tanaman yang kurang bagus
varietasnya walau bagai manapun akan sangat sulit di ubah menjadi baik hasilnya.

2. Hormon ( zat tumbuh )

Reproduksi, metabolisme serta pertumbuhan berkemangannya tanaman sangat tidak mungkin


jika ingin berhasil berbudidaya, tanaman sedangkan hormon yang terkandung sedikit,
ulasanya hormon bisanya di dalam tumbuhan mengandung zat organik dan kimia selain itu
keberhasilan faktor ini biasanya melibatkan pemeliharaan atau bisa tidak.
FAKTOR EKSTERNAL
1. Nutrisi

Nutrisi yang baik dapat menentukan keberhasilan, yang berkepentingan sebagai bahan energi
dan bahan zat yang di perlukan untuk perkembangan tanaman, sehingga tanaman dapat
tumbuh dengan baik, saya ambil contoh tanaman pisang yang sudah anakan, jika tidak segera
di pisahkan dengan induknya peroduksi pohon pisang akan menurun, saya akan
mempermudah agar jelas, tanaman ibarat seperti kita, mereka butuh makan dan butuh
aktifitas, di ibaratkan manusia yang biasa makan 1 piring dan karena udah punya anak
menjadi setengah piring dan nambah lagi anak menjadi 1 di bagi tiga dan seterusnya sehingga
nutrisi berkurang otomatis produksi berkurang, nutrisi biasanya berkaitan erat dengan
fotosintesis untuk menghasilkan zat makan.

2. Lingkungan

Faktor lingkungan di bagi lagi dengan beberapa begian yang berada di tempat suatu wilayah
dan tanaman jenis cocok dengan linkunganya yaitu : suhu udara, cahaya, dan kelembaban.

Kita harus tahu bagaimana sifat tanaman yang akan kita tanam sehinga tanaman tumbuh
dengan sempurna, pernakah anda ketika melihat refrensi syarat tumbuh tanaman ? Nah karena
di dalam tanaman sangat menunjang dan menentukan keberhasilan.

1. Kesuburan tanah

Tidak bisa di pungkiri media tanam (tanah) yang subur dari tanaman, karena tanah adalah
media yang berperan penting untuk tanaman dan kelangsungan hidupnya, sebagi
penompang tegak tanaman yang terkandung unsur hara yang baik di tandai dengan
kesuburan tanah yang terdapat mikroorganisme di dalamnya, yang membantu dalam
menjaga kesuburan serta membuat tanah gembur, jadi tanah yang subur sangat penting
sekali.

2. Kualitas bibit

Seperti kita bahas di atas bibit yang berpotensial genetiknya baik atau varietas yang
unggul sangat berdampak secara signifikan dimana dengan sifat tanaman yang produksi
bagus hasil panen yang kita peroleh bisa mencapai 2 x lipat dari normal namun itu tidak
mudah.

3. Pengetahuan berbudidaya

Sangat penting untuk kita mengetahui begaimana karakter sifat serta kebutuhan tanaman,
dengan pengalaman berbudidaya semua itu tidak masalah, karena seorang petani yang
berpengalaman dalam hal berbudidaya contohnya ketika mereka bercocok tanam pada
waktunya panen, serta pengendalian OPT mereka sangat sigap dan tahu betul bagai mana
tindakan untuk selanjutnya, pengalaman memang kita dapatkan dengan proses waktu
yang tidak sedikit, melalui kegagalan maka pengalaman akan kita dapat jangan takut
gagal ya pak taniku.

Faktor Kegagalan Bercocok Tanam

1. Proses perawatan dan Cara Bertanam yang kuang tepat


2. Menurunnya kualitas hasil panen faktor ekstensi
3. Kurang memperhatikan laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman
4. Tidak mengetahui syarat tumbuh tanaman yang hendak ditanam
5. Ketidaktepatan dalam memilih musim tanam
6. Serangan hama dan penyakit pada tanaman

Teknik Penanaman
Persiapan tempat dan media
1. Polybag, pot, ember plastik, botol minum bekas, dll
2. Media umum campuran tanah dan pupuk kandang atau pupuk kompos
Persemaian
1. Tempat dapat berupa kotak kayu, polybag, pot, dll
2. Media yg umum digunakan campuran tanah & kompos
3. Jarak antar biji dengan biji lainnya 1 3 cm
4. Lamanya persemaian tergantung dari jenis tanaman, misalnya 2 3 minggu untuk sawi
Penanaman
1. Siapkan polybag atau pot untuk penanaman
2. Lubangi bagian bawah polybag
3. Siapkan media tanam, dan masukkan media tanam ke dalam polybag
4. Penanaman dapat dilakukan secara single atau double
Perawatan
1. Periksa setiap hari jangan sampai ada hama 2. Bila terlihat kurang subur, tanaman dapat
dipupuk dengan kompos atau pupuk kandang 3. Lakukan penyiraman secara berkala jika
media kering

4. HIDROPONIK
Bercocok tanam dalam media air (media selain tanah) Perkembangan saat ini media tanam
meluas ke penggunaan media lain, seperti pasir, kerikil, aneka bebatuan, sabut,
Kelebihan Hidroponik
Dapat dilakukan pada ruang atau tempat yang terbatas dan higienis Mudah dalam pengaturan suhu
dan kelembaban Tanaman tumbuh lebih cepat dan penggunaan pupuk lebih hemat Terjamin bebas
dari serangan hama dan penyakit
Produksi tanaman lebih tinggi dibanding dengan media lainnya Efisiensi dalam teknis perawatan
dan peralatan yang digunakan Kualitas tanaman yang dihasilkan lebih bagus dan tidak kotor

Kekurangan
Biaya yang relatif mahal dibandingkan dengan teknik konvensional Membutuhkan tenaga terlatih
dan profesional Pasar yang terbatas dan kalangan tertentu
Media Hidroponik
Pasir Pecahan genting/batu bata Jiffi medium Kerikil Batu zeolit Dan sebagainya

Anda mungkin juga menyukai