Disusun oleh :
EMA OKTARINA (04124707018)
CESSILIA METTY E (04074881316008)
Anamnesa
Seorang pasien datang dengan keluhan warna gusi kehitaman pada gusi
rahang atas dan bawah sejak kecil. Pasien tidak merasakan sakit, tetapi
mengganggu penampilan ketika tersenyum, sehingga pasien menginginkan
gusinya untuk dirawat.
Riwayat Kesehatan Umum
Pemeriksaan Gigi
Papila Bleeding Index (PBI ) pasien yaitu 1,23. Interdental Hygiene Index
(HYG) pasien sebelum menyikat gigi 11.5% dan setelah menyikat gigi 38.4% .
Oral Hygiene Indeks-Simply (OHI-S) sebesar 2,1 (kategori buruk). Data ini
menunjukkan bahwa kebersihan mulut pasien buruk
Pemeriksaan Poket
Hasil pemeriksaan kedalaman poket dengan menggunakan probe WHO
pada saat pasien datang dijelaskan pada tabel di bawah ini:
Penilaian pigmentasi gingiva (DOPI assessment) untuk rahang atas memiliki skor
2,2 (hipermigmentasi skala berat).
Nadi : 76 kali/menit
Pernafasan : 18 kali/menit
Pemeriksaan Radiografik
Etiologi
Deposisi melanin yang berlebihan pada stratum basalis dan suprabasal
epithelium akibat aktifitas melanosit yang berlebihan. Pada kasus ini merupakan
keturunan atau genetik.
Diagnosis
Physiological Hyperpigmentation Gingival Generalized
Prognosis
1. Overall prognosis
a. Umur pasien
Pasien berumur 20 tahun mempunyai prognosis yang baik karena
pada usia tersebut diperkirakan proses penyembuhan dan
reepitelisasi pasca perawatan akan berlangsung lebih cepat.
b. Kondisi Sistemik
Secara keseluruhan baik
c. Kooperatif Pasien
Pasien sangat kooperatif dalam mengikuti perawatan.
d. Lokasi Penyakit
Pada semua region a b c.
e. Kerusakan Tulang
Tidak terdapat gambaran bone loss.
f. Kondisi Peradangan
Tidak terlihat adanya peradangan.
g. Maloklusi
Tidak terdapat maloklusi.
2. Prognosis individu
a. Mobilitas Gigi
Tidak ada gigi yang mobile.
b. Malposisi
Terdapat malposisi pada gigi 21,22, dan 23
c. Poket
Tidak terdapat poket yang dalam pada gigi-gigi.
d. Resesi, abrasif, atrisi, dan erosi
Tidak terdapat atrisi pada gigi.
e. Morfologi gigi
Tidak terdapat kelainan morfologi pada gigi.
f. Kondisi Mukogingiva
Terdapat hiperpigmentasi gingiva pada region a,b,c.
g. Keterlibatan furkasi
Tidak terdapat kerusakan tulang.
Kesimpulan yang didapat dari overall prognosis dan prognosis individu adalah
baik
II RENCANA PERAWATAN
FASE I
Berhasil:
Tidak berhasil : EVALUASI (Kontrol Fase II (Bedah)
Retreatment Plak)
Fase I
Fase II (bedah)
Depigmentasi gingiva dengan teknik abrasi
Retreatment Fase
menggunakan diamond bur pada kuadran 1
I dan 2
FASE IV (Maintenance)
Kontrol Plak
Maintenance
Scalling
III PENATALAKSANAAN DEPIGMENTASI GINGIVA
DENGAN TEKNIK ABRASIF
IV PEMBAHASAN
Hiperpigmentasi dapat terjadi pada setiap orang. Hiperpigmentasi gingiva
disebabkan oleh deposit melanin dari sekresi melanosit yang berlebihan dan
terletak di lapisan basal dan suprabasal dari epitelium. Hiperpigmentasi gingiva
terjadi karena faktor genetik dibeberapa populasi terlepas dari usia dan jenis
kelamin. Oleh karena itu disebut hiperpigmentasi gingiva atau rasial pigmentasi
gingiva. Tingkat pigmentasi bervariasi dari satu individu ke individu lain. Hal ini
terutama ditentukan oleh aktifitas melanoblastik.
Pigmentasi melanin pada gingiva lebih banyak pada individu yang berkulit
hitam. Pada individu atau seseorang keturunan Afrika, Asia Timur atau etnis
Hispanik ditemukan jumlah melanin yang lebih banyak dan prevalensi terjadinya
pigmentasi gingiva lebih tinggi. Secara umum pada individu dengan kulit coklat
tidak memperlihatkan pigmentasi jaringan yang jelas meskipun ditemukan
sejumlah melanosit pada epitelium gingiva.
Secara klinis, hiperpigmentasi gingiva memiliki warna coklat tua atau
kadang-kadang biru kehitaman pada daerah attachment gingiva. Warnanya sering
difus, simetris, seperti pita hitam atau tidak beraturan dengan batas yang cukup
jelas. Kondisi fisiologis harus dapat dibedakan dari kondisi yang patologis.
Pigmentasi gingiva berhubungan dengan berbagai faktor etiologi
endogenous dan exogenous. Pigmentasi umumnya disebabkan oleh 5 pigmen
utama yaitu: melanin, melanoid, oxyhemoglobin, hemoglobin dan karoten, selain
itu pigmen lainnya bilirubin dan besi. Melanin adalah pigmen warna coklat pada
kulit, gingiva dan membran mukosa mulut.
V KESIMPULAN
Walaupun hiperpigmentasi fisiologis bukanlah suatu keadaan yang
patologis. Namun perawatan akan kasus ini haruslah diperhatikan karena dengan
semakin berkembangnya zaman, pasien akan semakin peduli dengan keadaan
rongga mulutnya terutama karena pertimbangan estetika. Depigmentasi dengan
teknik abrasif dapat menjadi salah satu pilihan perawatan pada kasus
hiperpigmentasi fisiologis karena petimbangan mudah, aman dan peralatan yang
diperlukan sederhana. Selain itu apabila diperlukan prosedur perawatan yang
berulang dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing,
DAFTAR PUSTAKA
1. Novaes AB, Pontes CC, Souza SLS, Grisi MFM, Taba M. The use of
acellular dermal matrix allograft for the elimination of gingival melanin
pigmentation: case presentation with 2 years of follow-up. Pract Proced
Aesthet Dent 2002; 14(8):619-623
2. Mokeem SA. Management of gingival hyperpigmentation by sugical
abrasion report of three cases. Saudi Dental Journal 2006; 18(3)
3. Susanto A. Tehnik gingivo abrasi pada penanganan pasien hiperpigmentasi
gusi. Universitas Padjajaran
4. Humagain M, Nayak DG, Uppoor AS. Gingival depigmentation: a case
report with review of literature. Kathmandu University Teaching Hospital
5. Suthprasertporn S. Treatment of gingival melanin hyperpigmentation by
Er, Cr:YSGG Laser: report of 2 cases. Thai J Periodont 2007; 1:46-55
6. Cicek Y, Ertas U. The normal and pathological pigmentation of oral
mucous membrane : a review. The Journal of Contemporary Dental
Practice 2003; 4(3)
7. Kauzman A, Pavone M, Blanas N, Bradley G. Pigmented lesion of oral
cavity: Review, different diagnosis, and case presentation. J Can Dent
Assoc 2004; 70(10):682-3
Prasad SSV, Agrawal N, Reddy NR. Gingival depigmentation: a case
report. Peoples Journal of Scientific research 2010; 3(1)