Anda di halaman 1dari 7

FAKTORIAL, KOMBINASI, DAN PERMUTASI

October 13, 2016

NURHIDAYAH MULIA ( H11116007)

PIK-0087

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

1
Contents
1 Pendahuluan 3
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.2 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.3 Rumusan masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

2 Isi 4
2.1 Faktorial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.2 Permuatasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.3 Kombinasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

3 Penutup 6
3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

4 Daftar Pustaka 7

2
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam materi ini kita akan membahas teori permuitasi dan kombinasi. Yang
mungkin sudah pernah anda pelajari pada waktu SMA namun demikian, materi
akan diberikan dalam makalah ini bukan hanya sekedar mengulang, tetapi di-
harapkan pula memberi wawasan yang luas mengenai pendefinisikan permutasi
dan kombinasi. Untuk mendukung kelancaran anda terhadap penguasaan ma-
teri dalam modul ini perlu juga dipelajari teknik menghitung yang mencakup
prinsip perkalian dan penjumlahan, serta permutasi dan kombinasi

1.2 Tujuan
untuk mengetahui apa itu permutasi dan kombinasi

1.3 Rumusan masalah


apa yang disebut dengan permutasi dan kombinasi

3
2 Isi
2.1 Faktorial
Dalam ilmu Matematika Faktorial dapat didefenisikan sebgai hasil kali sebuah
nilangan n dan bilangan nselanjutnya di kurangkan dengan 1. rumusan ini
bisanya di gunakan untuk menuliskan perkalian secar sederhana ( perkalian
yang berurut )
n! = n(n 1)(n 2)(n 3)........1
2.2 Permuatasi
Permutasi adalah penyusunan kembali suatu kumpulan objek dalam urutan
yang berbeda dari urutan yang semula. Sebagai contoh, kata-kata dalam kali-
mat sebelumnya dapat disusun kembali sebagai adalah Permutasi suatu uru-
tan yang berbeda urutan yang kumpulan semula objek penyusunan kembali
dalam dari. Proses mengembalikan objek-objek tersebut pada urutan yang
baku (sesuai ketentuan) disebut sorting.
Dapat di simbolkan dengan:
n!
nP r = (n1)!
contoh dari kasus permutasi ialah:
jika terdapat suatu untai abjad abcd, maka untai itu dapat dituliskan kem-
bali dengan urutan yang berbeda: acbd, dacb, dan seterusnya. Selengkapnya
ada 24 cara menuliskan keempat huruf tersebut dalam urutan yang berbeda
satu sama lain.
abcd abdc acbd acdb adbc adcb
bacd badc bcad bcda bdac bdca
cabd cadb cbad cbda cdab cdba
dabc dacb dbac dbca dcab dcba
Setiap untai baru yang tertulis mengandung unsur-unsur yang sama dengan
untai semula abcd, hanya saja ditulis dengan urutan yang berbeda. Maka setiap
untai baru yang memiliki urutan berbeda dari untai semula ini disebut dengan
permutasi dari abcd.

4
2.3 Kombinasi
Kombinasi adalah himpunan objek yang tidak mementingkan urutan. Kombi-
nasi berbeda dengan permutasi yang mementingkan urutan objek. rumus dari
sebuah kasus kombinasi sendiri dapat di tuliskan seperti :
n!
nCr = k(nk)!
berikut contoh dri kasus kombinasi :
Dalam babak penyisihan suatu turnamen, 25 pecatur satu sama lain bertand-
ing satu kali. Banyaknya pertandingan yang terjadi adalah. . .
Jawab:
Dalam babak penyisihan, 25 pecatur satu sama lain bertanding satu kali.
Untuk menentukan banyaknya pertandingan yang terjadi digunakan kombinasi,
karena tidak melihat urutannya lagi.
25!
C (25, 2) = (252)!2!

5
3 Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari materi permutasi kita bisa menentukan banyak cara pengambilan data.
Misalkan pengambilan banyak cara posisi duduk melingkar saat suatu anggota
keluarga berkumpul pada sebuah meja bundar. Dengan permutasi kita dapat
menghitung kemungkinan banyaknya posisi duduk satu keluarga tersebut. Se-
lain itu, kita juga dapat menghitung banyaknya susunan huruf maupun angka
dengan cara yang tepat yaitu dengan menggunakan permutasi. Pada materi
kombinasi inti pengertiannya adalah susunan unsure-unsur dengan tidak mem-
perhatikan urutannya. Pada kombinasi AB = BA jadi, dalam menggunakan
kombinasi kita dapat menyimpulkan banyak cara pemilihan suatu kejadian den-
gan cara yang ditentukan. Misalkan dari 5 siswa akan dibentuk pengurus osis
yang terdiri dari ketua, wakil ketua, bendahara, sekertaris dengan rumus kom-
binasi kita dapat menentukan banyak cara pemilihan tersebut. Pada materi
peluang kita dituntut untuk memperoleh prosedur menentukan peluang, aturan
yang mengendalikan peluang, dan simpulan yang secara sah dapat ditarik dari
peluang yang telah ditentukan. Dalam peluang yang bersifat tak tentu, maka
setiap pembicaraan tentang peluang dianggap sebagai proses pengamatan atau
pengukuran yang hasilnya tak tentu. Dalam ketidaktentuan. Dengan begitu
kita dapat mengetahui aturan peluang. Selain itu, kita siap untuk menentukan
(mendefinisikan) peluang hasil suatu percobaan.

6
4 Daftar Pustaka
Sukino, Matematika , (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2004)
Nar Herrhyanto, Teori Peluang Diskrit, (Bandung: Pustaka Setia, 2003)
Sukino, Matematika , (Jakarta : PT. Glora Aksara Pratama, 2013)

Anda mungkin juga menyukai