Air Dan Buffer

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

A. Judul
Air dan Buffer

B. Tujuan
1. Mengenal dan menentukan sifat air.
2. Membuat buffer pada berbagai tingkat pH.
3. Menentukan kadar air.
4. Membuktikan kemampuan buffer dalam menjaga pH.
5. Menentukan pH larutan buffer.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air), dan gas (uap air). Air adalah
satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut. Air merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu
molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada
kondisi standar (Allafa, 2008).
Air merupakan suatu pelarut universal yang penting karena memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas, dan banyak macam molekul organik yang bersifat
polar dengan pH netral (pH=7). Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara
fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion,
air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi
(berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-) (Allafa, 2008).
Menurut Effendi (2008), karakteristik yang dimiliki air adalah khas dan
tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Pada kisaran yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0oC adalah titik beku dan
suhu 100oC adalah titik didih air.
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat
penyimpan panasa yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak
menjadi panas ataupun dingin dalam seketika.
3. Air merupakan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Proses ini
memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses
perubahan uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas
yang besar. Pelepasan energi merupakan salah satu penyebab mengapa
kita merasa sejuk pada saat berkeringat.
4. Air merupakan pelarut yang baik dan mampu melarutkan berbagai jenis
senyawa kimia. Sifat ini yang memungkinkan unsur hara (nutrient)
terlalrut diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan
memungkinkan bahan-bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh
dilarutkan untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air
sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar yang masuk
ke badan air.
5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi karena tekanan
anatarmolekul cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan tinggi juga
memungkinkan terjadinya sistem kapiler. Adanya tegangan permukaan
memungkinkan beberapa organisme, seperti insekta dapat merayap di
permukaaan air.
6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.
Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas
yang lebih rendah daripada air. Hal ini menyebabkan es akan
merngapung di air.
Terdapat empat sifat utama air yang disebut sifat koligatif air, yaitu (1)
titik beku, (2) titik didih, (3) tekanan uap, dan (4) tekanan osmosis. Sifat koligatif
tergantung pada hanya jumlah molekul per unit volume pelarut dan tidak
tergantung kepada struktur kimia senyawa tersebut. Hukum koligatif dan
konstanta hanya berlaku secara tepat bagi larutan encer (Lehninger, 1990).
Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan bagi
kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan
seperti minum, pertanian, industri dan perikanan. Air yang dapat diminum adalah
air yang bebas dari bakteri berbahaya dan ketidak murnian secara kimiawi. Air
minum harus bersih dan jernih, tidak berbau dan tidak berwarna, dan tidak
mengandung bahan tersuspensi atau kekeruhan (Adiono dan Hari, 1987).
Manusia sejak dahulu kala sudah menyadari betapa pentingnya peranan air.
Secara global tubuh manusia dewasa mengandung air sebanyak 50 70 % dari
bobot tubuhnya. Bila tubuh air kehilangan air sebanyak 15 % dari bobot tubuhnya
akan mengakibatkan kematian. Dalam tubuh manusia air diperlukan untuk
melarutkan berbagai jenis zat yang diperl ukan tubuh. Sebagai contoh, oksigen
perlu dilarutkan dahulu, sebelum dapat memasuki pembuluh-pembuluh darah
yang ada disekitar alveoli. Demikian pula dengan zat makanan yang hanya dapat
diserap apabila dapat larut dalam cairan yang meliputi selaput lendir usus. Air
sebagai bahan pelarut, membawa segala jenis makanan keseluruh tubuh dan
mengambil kembali segala buangan untuk dikeluarkan dari tubuh (Soemirat,
1994).
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis). Metode penentuan kadar air dapat dilakukan sengan cara termal melalui
transfer panas langsung dalam oven atau melalui konversi radiasi gelombang
elegtromagnetik menjadi panas (Syarif dan Halid, 1993).
Sifat metode analisis kadar air dengan meggunakan metode oven
berdasarkan pada gravimetri, yaitu berdasarkan pada selisih berat sebelum
pemanasan dan setelah pemanasan. Sebelum dilakukan analisis terlebih dahulu
cawan yang akan digunakan mengeringkan sampel ditimbang terlebih dahulu.
Penimbangan dilakukan sampai berat cawan konstan, yaitu dengan memanaskan
cawan dalam oven pada suhu 100oC-105oC selama 1 jam (Syarief dan Haldi,
1993).
Buffer adalah sistem cairan yang cenderung mempertahankan perubahan Ph
jika terjadi penambahan sedikit asam (H+) atau basa (OH-). Suatu sistem buffer
terdiri dari asam lemah (donor proton) dan basa konyugatnya (akseptor proton).
Sebagai contoh (Lehninger, 1990).

III. METODE
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Allafa, 2008. Air Bersih. PT Gramedia, Jakarta.
Effendi, H. 2008. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

Lehninger, N. 1990. Dasar-dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta.

Adiono dan Hari, H. 1987. Ilmu Pangan. UI-Press, Jakarta.


Soemirat.1994. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai