Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Istilah bentuk dalam arsitektur selalu dirangkai dengan kata bangunan, menjadi
istilah bentuk bangunan. Bentuk sendiri merupakan unit yang mempunyai unsur
garis, lapisan, volume, tektur dan warna. Kombinasi keseluruhan unsur ini
menghasilkan suatu

ekspresi. Unit-unit ini tersebut dapat berdiri sendiri secara keseluruhan atau
merupakan bagian dari bagian yang lebih besar. Jika suatu bentuk arsitektur sudah
sedemikian rumit, perlu diadakan penglompokan, sehingga organisasi bentuk dapat
dimengerti secara keseluruhan. Bentuk lahir karena ada suatu kekuatan yaitu
kegiatan yang mewujudkan bentuk. Semakin tinggi kebudayaan manusia, semakin
banyak cabang kegiatan berarti semakin rumit pula fungsinya. Karena itu manusia
secara naluri berkeinginan agar bentuk-bentuk arsitektur mencerminkan identitas
fungsinya.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana aspek bentuk arsitektur bangunan Masjid Al-Irsyad

1.3. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui aspek bentuk arsitektur bangunan Masjid Al-Irsyad

1.4. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang
mendasarkan diri pada studi literatur dilaksanakan secara deskriptif, dengan
menggunakan analisis data induktif. Metode kualitatif dengan analisis data secara
sistematis dibantu gambar-gambar dan dideskripsikan/ mengurai, merangkai dan
menafsirkan, berdasarkan teori kemudian diambil kesimpulan.

Analisa Bentuk Masjid Al-Irsyad| 1


BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1. Definisi Bentuk

Istilah bentuk dalam arsitektur dirangkai dengan kata bangunan, menjadi


istilah bentuk bangunan. Bentuk bangunan disertai dengan pengertian ilusinya,
secara lahirlah mengungkapkan maksud dan tujuan bangunan. Bentuk sendiri
merupakan unit yang mempunyai unsur garis, lapisan, volume, tekstur dan warna.
Kombinasi keseluruhan unsur ini menghasilkan suatu exsporsi. Unit-unit tersebut
dapat berdiri sendiri secara keseluruhan atau merupakan bagian dari bagian yang
lebih besar. Jika suatu bentuk arsitektur sudah sedemikian rumit, perlu diadakan
pengelompokan, sehingga organisasi bentuk dapat dimengerti secara keseluruhan
(Christian Norberg dalam Hendraningsih, 1985). Untuk menganalisa bentuk
sebaiknya diadakan penilaian hubungan timbal balik antara bagian-bagian bentuk
dan bentuk keseluruhan, karena sifat bagian bentuk ditentukan ole: Tingkat
pemusatan, dan Kemampuan untuk bergabung dengan bagian bentuk lain. Bentuk
menurut beberapa ahli :

Menurut Le Corbusier, ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin, sesuai


dengan kaidah industri. Karena ruang adalah mesin untuk ditinggali/ditempati.
Keindahan diperoleh dari purism (kemurnian), dimana bentuk-bentuk yang
digunakan adalah bentuk yang halus dan sederhana. Bentuk bangunan
menggunakan modul manusia karena bangunan ditekankan pada fungsinya. Bentuk
bersifat kubisme dan futuris.

Menurut Frank Lloyd Wright, ruang terbentuk karena interaksinya dengan


lingkungan alam. Bagaimana lingkungan binaan merespon faktor-faktor alam, atau
mengambil filosofi kesederhanaan dan kesempurnaan dari alam. Bentuk suatu
bangunan sangat bersifat kontekstualisme dengan merespon kondisi alam, korelasi
alam,topografi dengan arsitektur terwujud pada bentuk bangunan yang mengadopsi
bentuk site itu sendiri.

Analisa Bentuk Masjid Al-Irsyad| 2


2.2. Unsur-unsur Bentuk Bangunan

Menurut Ching (1979, 50-51), suatu bentuk bangunan mepunyai ciri-ciri visual yang
antara lain menyangkut:

1. Wujud

Wujud yang merupakan ciri-ciri pokok yang menunjukkan bentuk. Wujud


adalh hasil konfigurasi tertentu dari permukan-permukaan dan sisi-sisi suatu bentuk.
Terlihat seperti gambar dibawah ini.

2. Dimensi

Dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar dan tinggi. Dimensi-dimensi ini
menentukan proporsinya. Adapun skalanya ditentukan oleh perbandingan ukuran
relatifnya terhadap bentuk-bentuk lainnya.

3. Warna

Warna adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk.
Warna adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk
terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk.

Warna membangkitkan perasaan lewat indera penglihatan. Warna-warna


terang diasosiasikan sebagai warna bahagia atau warna-warna yang digunakan
untuk mencerminkan kehangatan, panas, dan berani, yang dengan sentuhan yang
tajam dapat membangunkan emosi warna-warna gelap diasosiasikan sebagai warna
duka atau warna-warna yang mencerminkan kedinginan, suram dan gelap.

Warna dan bentuk tidak dapat dipisahkan karena setiap benda mempunyai
warna. Warna yang diakibatkan oleh bahannya sendiri akan lebih tersa alami
daripada warnawarna buatan.

4. Tekstur

Tekstur adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi baik


perasaan seseorang waktu menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya
menimpa permukaan bentuk tersebut Dalam menilai bentuk, seseorang tidak dapat
dihindarkan perhatian terhadap tekstur, karena kualitas yang terdapat dalam bentuk

Analisa Bentuk Masjid Al-Irsyad| 3


dapat dipertegas atau dikaburkan oleh sifat permukaannya. Sifat permukaan
tersebut dapat mempertinggi kualitas atau dapat menutupi kualita yang terdapat
dalam bentuk.

Karena manusia berhubungan dengan indera peraba, pertama-tama


seseorang menganalisa apa saja yang dapat diberikan tekstur. Seperti halnya
bentuk, tekstur mempunyai asosiasi dari sumber rekaman pengalaman. Kehalusan
permukaan mengandung kesan menyenangkan danmeyakinkan. Kekasaran
permukaan mengandung sedikit peringatan yang mungkin akan cukup kuat untuk
menarik perhatian atau bahkan cukup kuat untuk memberikan kesan ancaman.

Suatu tekstur dari bentuk dapat menguatkan atau mengurangi kesan yang
secara dasar ditmbulkan oleh bentuk itu sendiri. Tekstur juga mempunyai kekuatan
untuk mengubah penampilan bentuk dengan mengalahkan pengertian bentuknya.
Suatu tekstur yang kasar yang diberikan pada bentuk yang tegas, akan cendrung
menjadikan bentuk tersebut amorf, karena selain membangkitkan indera peraba,
tekstur mampu menipu mata pada batas yang telah ditetapkan secara tegas dan
tepat.

Suatu permukaan yang halus dan lunak, menonjolkan perbedaan cahaya


dengan bayangan karena memiliki efek yang berbeda. Dan dengan adanya
pantulan, benda yang mempunyai kesan padat menjadi kurang padat dalam
penampilannya. Tekstur tidak hanya mengatur kualitas kepadatan, tetapi digunakan
juga untuk mengatur perasaan akan ruang terutama pada peralihan dari ruang luar
ke ruang dalam.

Analisa Bentuk Masjid Al-Irsyad| 4


5. Posisi dan Orientasi

Posisi adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau
medan visual.Orientasi adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar,
arah mata angin, atau terhadap pandangan seseorang melihatnya.

6. Skala dan Proporsi

Pada saat seseorang melihat bangunan, selalu melihat ukurannya. Mengukur


dalam hal ini adalah menerapkan yang diketahui pada yang tidak diketahui.
Pengukuran ini dilakukan secara kasar, karena seseorang pengamat tidak langsung
berhubungan dengan centimeter atau meter.

7. Irama

Irama juga merupakan sebagian dari pengalaman manusia dalam


menghargai dan berkomunikasi dengan bangunan. Irama yang didapata pada
bangunan merupakan suatu. pengukuran dimensi ruang.

Analisa Bentuk Masjid Al-Irsyad| 5


BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. Analisis Data

Dalam analisa penelitian bentuk arsitektur ini digunakan teori menurut Ching
(1979, 50-51), yaitu : Wujud, Posisi,orientasi, Warna , tekstur, Posisi, proporsi dan
irama.

Masjid Al-Irsyad juga menggunakan teori dari Le Corbusier, hal ini bisa dilihat
dari pernyataan Le Corbusier ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin, dan
bentuk bersifat futuris. .Pernyataan ini sesuai dengan masjid Al-Irsyad yang
memiliki bentuk simpel dan futuris serta penggunaan ruang yang begitu efisien.

Masjid Al-Irsyad juga sesuai dengan teori dari Frank Lloyd Wright yang
menyatakan bahwa ruang terbentuk karena interaksinya dengan lingkungan alam.
Hal ini bisa dilihat dari dengan memanfaatkan keadaan topografi lahan sebagai
hirarki bangunan masjid yang terletak lebih tinggi dibandingkan dengan bangunan
sekitarnya. Lembah hijau yang indah tepat berada di depan bangunan di
manfaatkan secara maksimal untuk view pada bangunan, juga berfungsi sebagai
orientasi bangunan masjid yang mengarah ke barat.

A. Wujud

Masjid Al-Irsyad merupakan bangunan yang simpel karena hanya berbentuk


kubus. Bentuk dasar bangunan yaitu segiempat sehingga memberikan kesan formal,
monoton,statis dan tegas. Penataan batu bata pada keseluruhan dinding terlihat
sangat mengagumkan. Batu bata disusun berbentuk lubang atau celah di antara
bata solid sehingga apabila dilihat dari kejauhan, akan menghadirkan lafaz Arab
yang terbaca sebagai dua kalimat tauhid, Laailaha Ilallah Muhammad Rasulullah,
yang artinya Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
Kekuatan desain Masjid Al-Irsyad tampak pada embedding teks kaligrafi Arab
dengan jenis tulisan khat kufi. Bentuknya, dua kalimat tauhid yang melekat pada tiga

Analisa Bentuk Masjid Al-Irsyad| 6


sisi bangunan dalam bentuk susunan batu bata, yang dirancang sebagai kaligrafi
tiga dimensi raksasa.

Gambar 1. Wujud

B. Dimensi

Luas bangunan masjid Al-Irsyad yaitu 1871 m 2 dan dapat menampung 1500 jemaah
sehingga bangunan ini termasuk berdiameter besar.

Gambar 2. Interior Masjid (Luas)

C. Warna

Masjid Al-Irsyad memiliki tiga warna yaitu putih, hitam, dan abu-abu. Susunan tiga
warna tersebut menjadikan masjid ini tampil lebih cantik, modern,dan simpel namun
tetap elegan juga enak untuk dipandang mata. Warna pada fasad Masjid Al-Irsyad
memiliki daya serap kalor yang besar, sehingga panas yang diterusakan kedalam
ruang akan besar , namun adanya insulasi pada kulit bangunan dan cross ventilation
akan menghantarkan angin yang optimal kedalam ruangan dan radiasi panas akan
mudah keluar.

Analisa Bentuk Masjid Al-Irsyad| 7


Gambar 3. Warna

D. Tekstur

Efek yang ditimbulkan dari tekstur dan warna pada material masjid
memberikan kesan teduh di dalam bangunan, dilihat dari hampir imbangnya
komposisi karakteristik pembiasan cahaya dan penyerapan cahaya di dalam
bangunan

Gambar 4 Material Masjid (Tekstur)

E. Posisi dan Orientasi

Pada Masjid Al-Irsyad dimensi bangunan sangat mempengaruhi penataan


pada bangunan sekitarnya, dikarenakan fungsi utama sebagai bangungan
peribadatan yang memiliki hierarki lebih tinggi dibandingkan fungsi lainnya.
Sehingga bangunan Masjid Al -irsyad yang memiliki orientasi ke arah barat menjadi
pusat orientasi kawasan sekitarnya. Orientasi pada bangunan Masjid Al -Irsyad ini
yaitu mengarah ke Barat didasari adanya kiblat yang menjadikan muka masjid Al-
Irsyad menghadap ke Timur yang memiliki potensi yaitu main entrance yang
mengarah langsung ke site entrance. Pada sisi bangunan arah timur dan utara
terdapat olahan fasad berupa ruang transisi bangunan yang berfungsi sebagai wind

Analisa Bentuk Masjid Al-Irsyad| 8


scoop dan juga sebagai entrance bangunan. Wind scoop berbentuk portal berfungsi
untuk mengendalikan arah aliran angin yang masuk ke dalam bangunan.

Gambar 5. Arah Barat Gambar 6. Arah Timur

F. Skala dan Proporsi

Skala yang digunakan Masjid Al-Irsyad yaitu Skala normal dan menggunakan
proporsi 1/1 karena diolah dengan cara yang berbeda dan tidak menggunakan
prinsip proporsi perbandingan tinggi ruangan, tidak juga menggunakan pilar-pilar
yang tinggi untuk memberi kesan agung. Perpaduan antara alam yang dibingkai oleh
dinding perspektif, kolam dan bola berukiran Allah sebagai mediatornya, dengan
ruang dalam bangunan sebagai tempat bersujud memberi nilai lebih terhadap
siapapun yang berada di dalamnya. Ketika berdiri dan menghadap ke pemandangan
alam yang terbingkai, memberi efek berupa rasa dekat dengan Tuhan, karena alam
merupakan wujud dari keberadaan Tuhan di bumi ini. Bingkai perspektif menuju ke
luar yang terdapat pada sisi kiblat juga memberi efek menuju satu, dimana dalam
sudut pandang religi, dapat diartikan sebagai menuju satu tujuan, yaitu Tuhan.
Sehingga walaupun terdapat seribu orang di dalamnya, ketika mereka
bersembahyang mereka memiliki kiblat yang sama.

Gambar 7. Skala Gambar 8. Proporsi

Analisa Bentuk Masjid Al-Irsyad| 9


G. Irama

Irama bangunan ini bisa terlihat dari penerapan prinsip desain yang simetris berupa
penempatan kolom kolom secara modular dan bukaan bangunan dengan ritme
yang berulang dengan pola la ilaha illallah.

Gambar 9. Irama

Analisa Bentuk Masjid Al-Irsyad| 10


BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari analisa yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Masjid Al-Irsyad,
dalam pembangunannya juga menggunakan teori arsitektur seperti dari Le
corbusier, Frank Lloyd Wright dan Francis D.K.Ching.

4.2. Saran

Dari analisa yang dilakukan maka diperoleh saran agar pemerintah dan warga
setempat dapat menjaga kelestarian Masjid Al-Irsyad agar generasi selanjutnya
masih bisa menyaksikan sebuah karya yang menakjubkan ini di masa depan.

Analisa Bentuk Masjid Al-Irsyad| 11


DAFTAR PUSTAKA

Ching, Francis Dk., 1979. Arsitektur : Bentuk, ruang dn Susunannya. Penerbit


erlangga. jakarta.

Fanani, Achmad.2009.Arsitektur Masjid. Yogyakarta : Bentang.

Steele, James (1997) Sustainable Architecture: Principles, Paradigms, and Case


Studies, McGraw-Hill, New York.

www.wikipedia.com.

Analisa Bentuk Masjid Al-Irsyad| 12

Anda mungkin juga menyukai