Anda di halaman 1dari 25

BAB I

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan
Negara. Istilah belajar sebenamya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada era
sekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah belajar. Namun apa sebenamya
belajar itu, rasanya masing-masing orang mempunyai tanggapan yang tidak sama.
Sejak manusia ada, sebenamya ia telah melaksanakan aktivitas belajar. Oleh sebab
itu, kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa aktivitas itu telah ada sejak adanya
manusia.
Mengapa manusia melaksanakan aktivitas belajar? Jawabannya adalah karena
belajar itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli yang mengatakan bahwa
manusia adalah makhluk belajar. Oleh karena manusia adalah makhluk belajar, maka
sebenarnya di dalam dirinya terdapat potensi untuk diajar. Pada masa sekarang ini,
belajar menjadi sesuatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Hampir
di sepanjang waktunya, manusia banyak melaksanakan ritual-ritual belajar.
Apa sebenamya belajar itu, banyak ahli yang memberikan batasan. Belajar
mempunyai sejumlah ciri yang tak dapat dibedakan dengan kegiatan-kegiatan lain
yang bukan belajar. Oleh karena itu, tidak semua kegiatan yang meskipun mirip
belajar dapat disebut dengan belajar.
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang
penting/vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar dan kegiatan
mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu penting
sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar

1
ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan
serasi bagi siswa.

2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diajukan penulis pada makalah ini yaitu sebagai
berikut:
1. Jelaskan yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran?

2. Jelaskan tujuan dari belajar dan pembelajaran?

3. Bagaimana pandangan psikologis mengenai belajar?


4. Sebutkan ciri-ciri belajar dan pembelajaran?
5. Apa tujuan belajar sebagai pembentukan pemahaman nilai dan sikap?
6. Bagaimana hakikat belajar dan pembelajaran?

7. Bagaimana keberhasilan belajar dan pembelajaran?


8. Bagaimana Hakikat Pembelajaran Tematik?

3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari belajar dan pembelajaran.

2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari belajar dan pembelajaran.

3. Untuk mengetahui Pandangan psikologis mengenai belajar.

4. Untuk mengetahui ciri-ciri dari belajar dan pembelajaran.

5. Untuk mengetahui tujuan belajar sebagai pembentukan pemahaman nilai dan


sikap.

2
6. Untuk mengetahui hakikat belajar dan pembelajaran.

7. Untuk mengetahui keberhasilan belajar dan pembelajaran.


8. Untuk mengetahui Hakikat Pembelajaran Tematik.

4. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan


manfaat praktif, sebagai berikut:

1. Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman


mahasiswa terhadap hakekat belajar dan pembelajaran.

2. Manfaat bagi penulis sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis


sekaligus juga sebagai salah satu syarat penilaian pada pata kuliah Belajar dan
Pembelajaran.

3
BAB II

A. PEMBAHASAN

1. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran


Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap
semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan,
proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan
memahami sesuatu yang dipelajari. Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam
kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan
yang lain.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu
dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative
lama dan karena adanya usaha.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan
kegiatan yang melibatkan beberapa komponen :
Siswa
Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Guru
Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya
yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

4
Tujuan
Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang
diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Isi Pelajaran
Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
Metode
Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat
informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
Media
Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk
menyajikan informasi kepada siswa.
Evaluasi
Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

a. Definisi belajar menurut para ahli


Berikut ini adalah definisi belajar menurut beberapa ahli-ahli:
1) GAGNE dalam bukunya The Conditions of Learning 1977 Belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah
laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi
belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi
akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan
serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
2) MOH. SURYA (1981:32) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua
pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri
seseorang.
3) NASUTION Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah
pengetahuan.

5
4) ERNEST H. HILGARD Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang
dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah sehingga lain
caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu. (Sumardi
Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan
dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
5) NOTOATMODJO Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu
yang berguna untuk hidup.
6) AHMADI A Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia
7) OEMAR H Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat
pengalaman dan latihan
8) CRONBACH Belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam
mengalami itu menggunakan panca indranya
9) WINKEL Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilakn perubahan -
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap.
10) NOEHI NASUTION Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan
timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil terbentuknya
respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya perilaku baru
itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan
sementara karena suatu hal.
11) SNELBECKER Belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat
yang paling sederhana sampai yang kompleks dimana proses perubahan
tersebut harus bisa dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor
eksternal.
12) WHITERINGTON Belajar adalah suatu proses perubahan dalam
kepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan
pola-pola respontingkah laku yang baru nyata dalam perubahan ketrampilan,
kebiasaan, kesanggupan, dan sikap.
b. Pandangan Psikologis Menurut Ali Imron Mengenai Belajar

6
Dalam pandangan psikologis, menurut Ali Imron (1996:2 14), ada 4
pandangan mengenai belajar, yaitu :
1) Pandangan Psikologi Behavioristik
Menurut psikologi behavioristik, belajar adalah suatu kontrol instrumental
yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung kepada
faktorfaktor kondisional yang diberikan oleh lingkungan.
2) Pandangan Psikologi Kognitif
Menurut psikologi kognitif, belajar adalah suatu usaha untuk mengerti
tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan
secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari
pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati
lingkungan, mempraktekkan, mengabaikan dan respon respon lainnya
guna mencapai tujuan.
3) Pandangan Psikologi Human
istik
Pandangan psikologi humanistik merupakan anti tesa dari pandangan
psikologi behavioristik. Menurut pandangan psikologi humanistik, belajar
dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yang sebesar besarnya
kepada individu.
4) Pandangan Psikologi Gestalt
Tokoh psikologi Gestalt adalah Kohler, Koffkar dan Wertheimer. Menurut
pandangan psikologi Gestalt, belajar adalah terdiri atas hubungan stimulus
respon yang sederhana tanpa adanya pengulangan ide atau proses berpikir.
Dalam belajar ditanamkan pengertian siswa mengenai sesuatu yang harus
dipelajari. Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya pengalaman.Belajar selalu
melibatkan perubahan pada dirinya dan melalui pengalaman yang dilaluinya
oleh interaksi antar dirinya dan lingkungannya baik sengaja maupun tidak
disengaja. Perubahan yang sematamata karena kematangan seperti anak
kecil mulai tumbuh dan berjalan tidak termasuk perubahan akibat belajar,
karena biasanya perubahan yang terjadi akibat belajar adanya perubahan
tingkah laku.

7
2. Ciri-ciri Belajar Dan Pembelajaran
Berikut ini adalah ciri-ciri belajar, yaitu :
a. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu.
Perubahan tersebut meliputi perubahan pada aspek pengetahuan (kognitif),
perubahan pada aspek keterampilan (psikomotorik}, dan perubahan pada aspek
nilai dan sikap (afektif).
b. Perubahan yang terjadi harus dari hasil pengalaman. Perubahan perilaku
individu terjadi karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan.
Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik misalnya seorang anak akan
mengetahui es itu dingin setelah dia menyentuhnya. Selain interaksi fisik ,
perubahan kemampuan dapat juga melalui interaksi psikis misalnya seorang
anak akan takut bermain api setelah diketahuinya api itu panas. Mengedipkan
mata saat memandang cahaya yang menyilaukan atau berkeringat pada saat
berolah raga bukanlah hasil belajar. Perubahan perilaku karena faktor
kematangan tidak termasuk belajar.
c. Perubahan tersebut relatif menetap. Perubahan perilaku yang terjadi dari hasil
belajar akan bersifat permanen. Seorang atlet yang dapat berlari hingga
memecahkan rekor sebelumnya karena meminum obat perangsang tidak dapat
dikategorikan sebagai hasil belajar. Demikian pula perubahan yang terjadi
akibat meminum minuman keras, penggunaan obat-obat perangsang tidak
termasuk sebagai perilaku hasil belajar.
Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya pengalaman. Oleh karena itu, ada
sejumlah ciri belajar yang dapat dibedakan dengan kegiatan-kegiatan lain
selain belajar. Pertama, belajar dibedakan dengan kematangan. Kedua, belajar
dibedakan dengan perubahan kondisi fisik dan mental. Ketiga hasil belajar
bersifat relatif menetap.
Berdasarkan pengertian belajar diatas. maka pada hakikatnya "belajar
menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu
berkat pengalamannya yang berulang-ulang dan perubahan tingkah laku
tersebut.

8
a.Belajar berbeda dari kematangan. Kematangan adalah sesuatu yang dialami
oleh manusia karena perkembangan-perkembangan bawaan. Tanpa melalui
aktivitas belajarpun, pada saat tertentu, orang akan mengalami kematangan.
Oleh karena itu, kematangan akan dialami oleh seseorang, meskipun ia sendiri
tidak mensengaja. Kematangan yang ada pada diri seseorang juga bukan karena
satu upaya yang dilakukan oleh orang lain (misalnya saja guru). Kematangan
umumnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan pada diri seseorang, baik
yang bersifat fisik maupun psikis. Adanya perubahan pada diri seseorang
semisal dari belum bisa berjalan pada umur tertentu menjadi bisa berjalan pada
umur selanjutnya, tidaklah akibat dari aktivitas belajar. Demikian juga, dari
seseorang belum bisa berbkara kemudian menjadi bisa berbkara, juga bukan
karena aktivitas belajar melainkan karena adanya proses kematangan. Berbeda
dengan belajar, ia adalah suatu proses yang disengaja dan secara sadar. Belajar
adalah suatu aktivitas yang dirancang, atau sebagai akibat interaksi antara
individu dengan lingkungannya.
b. Belajar dibedakan dari perubahan kondisi fisik dan mental. Belajar adalah
proses perubahan tingkah laku yang disengaja. Perubahan tersebut bisa berupa
dari tidak talm menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak
dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengedakan sesuatu, dari
memberikan respon yang salah atas stimulus-stimulus ke arah memberikan
respon yang benar. Berarti perubahan fisik dari kecil menjadi besar, dari kurus
menjadi gemuk, dan pendek menjadi semakin tinggi bukanlah karena proses
belajar, dan oleh karena itu tidak dapat disebut sebagai proses belajar.
c.Hasil belajar relatif menetap. Hasil belajar relatif menetap dan tidak berubah-
ubah. Perubahan tingkah laku yang sifatnya relatif tidak menetap, bukanlah
karena proses belajar. Setiap orang dapat berubah, perubahan-perubahan
demikian, tidak sama dengan perubahan-perubahan dalam belajar. Oleh karena
itu, tidak semua perubahan yang ada pada diri seseorang dianggap sebagai hasil

9
belajar. Hanya perubahan-perubahan tertentu saja yang memenuhi syarat untuk
disebut sebagai belajar.
Dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri pembelajaran yang terdiri dari
lima macam yaitu:
a.Motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar bila seorang siswa tidak
dapat melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk
menemukan sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau
melakukan tugas ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi
rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Motivasi dapat dikatakan
sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka maka
akan berusaha untuk mengelakan perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi
dapat dirangsang oleh faktor luar, tetapi motivasi itu tumbuh dalam diri
seseorang.
b. Bahan belajar merupakan isi pembelajaran. Bahan atau materi belajar perlu
berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan
karakteristik siswa agar dapat diminati siswa. Bahan pengajaran merupakan
segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan berupa infomasi, maka perlu
diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta atau yang bersifat
menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk menemukan
atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.
c.Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat-alat yang dapat membantu
siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran adalah
semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud
menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar materi
yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.
Apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka
siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

10
d. Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik, apabila terjadi
komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Disamping itu juga,
adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar akan
berlangsung dengan baik dan isi pembelajaran disesuaikan dengan karakter
siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
e.Kondisi siswa yang belajar. Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat
yang berbeda, tetapi juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah
perkembangan dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasi melalui
pembelajaran. Dengan kondisi siswa yang deikian akan dapat berpengaruh pada
partisipasi siswa dalam proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih
menekankan pada peranan dan partisipasi siswa bukan peran guru yang
dominan, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator, motivator dan sebaga
pembimbing.
3. Belajar Sebagai Pembentukan Pemahaman Nilai Dan Sikap
a. Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan pemahaman
Tujuan belajar memang merupakan sasaran bagi pembentukan
pemahaman seseorang terhadap hal-hal yang dipelajari. Pemahaman seseorang
terhadap hal-hal yang dipelajari, sebutlah saja dunia dengan segala isinya,
sangatlah penting artinya bagi pembelajar. Pemahaman pembelajar tehadap
dunia dengan segala isinya tidak saja mendatangkan kepuasan bagi pembelajar,
melainkan dapat menempatkan diri pembelajar pada posisi strategik. la akan
mempunyai peta dimana ia harus menempatkan diri, ia akan mengetahui apa
yang harus ia perbuat dan apa yang tidak ia perbuat.
Terjadinya bentrokan-bentrokan di dunia, sebenamya disebabkan kurang
adanya saling pemahaman di antara mereka. Menimbulkan rasa saling curiga,
juga dapat disebabkan kurang adanya saling pemahaman. Oleh karena itu
terbentuknya pemahaman pembelajaran terhadap sesuatu yang dipelajari, tidak
saja bermanfaat bagi dirinya sendiri, melainkan bermanfaat juga bagi
lingkungannya. Pemahaman seseorang terhadap orang lain, malahan dapat

11
menjadikan seseorang melihat orang lain tidak semata dengan menggunakan
perspektif sendiri. la mencoba menangkap seseorang dengan menggunakan
perspektif orang yang dipandang. Dengan cara pandangan demikian, ia akan
mengenal orang yang dipandang tersebut dalam keadaan yang senyatanya, dan
tidak terbatas pada persepsinya sendiri.
Pemahaman terhadap orang lain, juga menjadikan seseorang tidak risau,
jika melihat orang lain berbeda dengan dirinya. la. juga sekaligus tidak
membuat dirinya agar seperti orang lain dan sebaliknya tidak menuntut orang
lain agar seperti dirinya. la akan menjadi dirinya sendiri dan memahami jika
orang lain juga seperti dirinya. Pemahaman adalah suatu dasar bagi segala akan
seseorang. Ia memberikan kontribusi yang besar bagi sukses tidaknya
seseorang. Lebih jauh pemahaman menjadikan seseorang saling mengerti dan
lehih lanjut lagi saling menghargai. Pemahaman sekaligus mencegah timbulnya
saling curiga dan lebih jauh lagi mencegah timbulnya saling bentrokan.
b. Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan nilai dan sikap
Setiap masyarakat manapun pasti menganut sebuah nilai. Nilai
dimaksud adakalanya merupakan produk masyarakat pada kurun waktu yang
sejaman dengan mereka. Malahan, pada masa sekarang ini, nilai-nilai yang
dianut oleh sebuah masyarakat, dapat merupakan kristalisasi dari hasil dialog
antara nilai-nilai yang diwariskan oleh generasi sebelumnya dengan yang
sejaman dengan mereka. Di era globalisasi seperti saat sekarang, sebagai akibat
dari melesatnya perkembangan teknologi komunikasi, nilai-nilai yang dianut
oleh masyarakat, dapat merupakan kristalisasi hasil dialog antara nilai-nilai
yang selama ini dianut dengan nilai-nilai baru yang datang dari dunia luar. Oleh
karenanya, nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ini semakin beragam.
Dalam belajar, ada nilai-nilai tertentu yang harus diupayakan terbentuk
pada diri pembelajar. Nilai-nilai yang dibentukkan pada diri pembelajar tersebut
tentu nilai-nilai luhur yang secara universal dianut oleh hampir setiap
masyarakat, disamping nilai-nilai luhur yang spesifik dianut oleh masyarakat

12
dimana pembelajar tersebut berada. Nilai-nilai luhur yang hampir dianut oleh
setiap masyarakat secara universal misaInya adalah: kebenaran, kejujuran,
keindaban, kemerdekaan, saling membantu dan memberi manfaat. Sementara
nilai-nilai luhur yang dianut oleh masyarakat secara spesifik khususnya di
lingkungan pembelajar banyak ragamnya, seberagam jumlah pembelajar.
Disamping tujuan belajar terkait dengan pembentukan nilai, sekaligus juga
terkait dengan pembentukan sikap. Terbentuknya sebuah sikap, lazim juga
didasarkan atas sehuah nilai. Meskipun nilai bukanlah satu-satunya yang
menentukan sikap. Berbedanya nilai-nilai yang dianut oleb seseorang lazim
menjadikan penyebab berbedanya seseorang dalam menyikapi sesuatu. Sebab,
nilai-nilai yang dianut seseorang turut menentukan persepsi seseorang tentang
sesuatu. Pada hal persepsi seseorang terhadap sesuatu lazimnya juga turut
menentukan sikap seseorang terhadap sesuatu.
c. Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan, keterampilan-keterampilan
personil-sosial, kognitif dan instrumental.
Setiap pembelajar, tentu memiliki kekhasan tertentu yang berbeda
dengan pembelajar lain. Oleb karena itu, dalam belaiar seorang pembelajar
haruslah mengembangkan kekhasan-kekhasan yang dimiliki. Keterampilan
personal yang dimiliki. Keterampilan p.ersonal yang dimiliki oleh pembelajar,
haruslah dibentuk dan dikembangkan secara terus menerus. Dengan cara
demikian, maka pembelajar akan berkembang seoptimal mungkin sesuai
dengan ciri khas atau karakteristik yang ada pada dirinya. Selain keterampilan-
keterampilan personal dibentuk, keterampilan sosial pembelajar juga perlu
dibentuk. Pembentukan keterampilan sosial demikian tampak urgensinya
manakala dilihat kedudukan pembelajar yang tidak saja sebagai makhluk
individu melainkan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial,
pembelajar haruslah dapat berinteraksi secara baik dengan lingkungan
sosiaInya, sesama manusia. Maka dari itu, pembentukan keterampilan-
keterampilan sosial pada diri pembelajar dimaksudkan untuk menyiapkan

13
pembelajar agar dapat hergabung dan berinteraksi secara baik dengan
lingkungan sosialnya. Jika pembentukan keterampilan personal dimaksud untuk
mengembangkan potensi-potensi bawaan yang ada pada diri pembelajar, maka
keterampilan sosial antara lain dimaksudkan mengkomunikasikan keterampilan
personal yang telah terbentuk dalam lingkungan sosiaInya.
Pembentukan keterampilan kognitif dimaksudkan agar pembelajar
secara terus-menerus menimba ilmu pengetahuan tanpa batas. Keterampilan
kognitif pada diri pembelajar menjadikan pembelajar haus secara terus menerus
terhadap ilmu pengetahuan. Dengan pengembangan yang terus menerus
pembelajar tidak akan ketinggalan dengan laju perkembangan ilmu
pengetahuan yang demikian pesat. Dengan pembentukan keterampilan kognitif
ini maka pembelajar memandang belajar bukan sebagai beban melainkan
menjadi sebuah kebutuhan. Pembentukan keterampilan instrumental pada diri
pembelajar, mengarahkan pembelajar sadar pada pembangunan yang sedang
digalakkan. Jika keterampilan instrumental ini telah terbentuk pada diri
pembelajar, maka pembelajar punya kesadaran yang sedemikian dalam terhadap
pembangunan yang sedang dilaksanakan. Dengan demikian ia mengambil
bagian secara aktif di dalamnya, dan tidak sekedar sebagai penonton saja.
Kesadaran untuk secara terus menerus membangun dirinya sendiri dan
membangun masyarakat, lingkungan dan bangsanya.

4. Hakikat Belajar Dan Pembelajaran

Hakikatnya belajar adalah segala proses atau usaha yang dilakukan secara
sadar, sengaja, aktif, sistematis dan integrativ untuk menciptakan perubahan-
perubahan dalam dirinya menuju kearah kesempurnaan hidup.

Skinner dan Syamsudin (2000) berpendapat bahwa proses belajar melibatkan


tiga tahapan yaitu adanya rangsangan, lahirnya perilaku dan adanya penguatan.

14
Munsterberg dan Taylor dalam Nasution (2000:50) mengadakan penelitian ilmiah
tentang cara-cara belajar yang baik, ada beberapa point yang sangat penting,
diantaranya :

a. Keadaan jasmani yang sehat


b. Keadaan sosial dan ekonomi yang stabil
c. Keadaan mental yang optimis
d. Menggunakan waktu yang sebaik-baiknya
e. Membuat catatan
Dalam menuju kesempurnaan hidup, belajar tidak lepas dari keseluruhan aspek
pribadi manusia. Ada beberapa macam-macam aktifitas dalam belajar yang perlu
diperhatikan, yaitu :
a. Menggunakan panca indra untuk mengindra dan mengamati yang
merupakan kegiatan belajar yang paling mendasar dan telah dilakukan sejak
awal kehidupan manusia.
b. Membaca merupakan kegiatan belajar yang paling penting dan utama dalam
belajar.
c. Mencatat dan menulis point-point penting dari yang telah diamati dan
dibaca sangat diperlukan untuk memperkuat ingatan dan mudah
direproduksi kembali.
d. Mengingat dan menghafal adalah cara mudah untuk menyimpan kesan-
kesan dalam memori.
e. Berfikir dan berimajinasi akan mampu melahirkan banyak karya yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia.
f. Bertanya dan berkonsultasi tentang sesuatu yang belum diketahui
merupakan kegiatan belajar yang harus dibiasakan.
g. Latihan dan mempraktekan sesuatu yang telah dipelajari akan mampu
menciptakan perubahan dalam dirinya.
h. Menghayati pengalaman, karena pengalaman adalah guru terbaik.

15
5. Keberhasilan Belajar Dan Pembelajaran

Belajar merupakan peningkatan dan perubahan kemampuan kognitif, afektif


dan psikomotorik kearah yang lebih baik lagi. Keberhasilan belajar siswa merupakan
akibat dari tindakan dari sebuah pembelajaran yang tidak lepas dari peran aktif guru
dan siswa itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dimyati dan Mujiono
(2002:22) mengenai rekayasa pembelajaran menyebutkan bahwa :
a. Guru melakukan rekayasa pembelajaran yang dilakukan berdasarkan kurikulum
yang berlaku.
b. Siswa harus mempunyai kepribadian, pengalaman dan tujuan
c. Guru menyusun desain intruksional untuk membelajarkan siswa.
d. Guru menyediakan kegiatan belajar mengajar siswa.
e. Guru mengajar di kelas dengan maksud membelajarkan siswa dengan
menggunakan asas pendidikan dan teori belajar.
f. Siswa mengalami proses belajar dalam meningkatkan kemampuannya.
g. Dari suatu proses belajar siswa suatu hasil belajar.
Dengan belajar, seharusnya siswa dapat berubah menjadi lebih baik. Perubahan-
perubahan yang terjadi dari hasil belajar harus mengacu kepada kesadaran, niat,
tujuan belajar, berlangsung secara terus menerus dan menimbulkan perubahan positif
dalam moralitas, mental, pengetahuan dan keterampilan siswa. Hal itu akan terwujud
bila didukung oleh empat hal, yaitu :
a. Memiliki kemauan dan kesiapan untuk belajar. Hal ini berkaitan dengan niat
dan motivasi siswa.
b. Adanya keinginan untuk berprstasi. Hal ini berkaitan dengan semangat dan etos
belajar siswa.
c. Memiliki kemampuan dan tradisi intelektual positif yang berkaitan dengan
kecerdasan, sikap, dan perilaku dalam belajar.
d. Berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif, yang berhubungan
dengan kondisi fisik dan psikis.

16
6. Hakikat Pembelajaran Tematik

Pembelajaran di kelas rendah pada sekolah dasar harus memperhatikan karakteristik


siswa yang akan menghayati pengalaman belajar sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Pembelajaran yang memisahkan penyajian mata pelajaran akan membuat siswa kelas
rendah merasa kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu, pembelajaran harus dirancang
sedemikian rupa agar siswa mendapat pengalaman belajar yang bermakna.
a. Pengertian Pendekatan Tematik
Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik
diyakini sebagai pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada praktek
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Sejalan dengan itu,
pembelajaran tematik akan dikendalikan oleh eksplorasi topik yang ada dalam
kurikulum. Dengan demikian, siswa dapat belajar menghubungkan proses dan
isi butir-butir pembelajaran secara lintas disipilin.
b. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Tematik Diterapkan di
Sekolah Dasar
Pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
pembelajaran tematik diantaranya :
1) Mendorong guru berkreatifitas, sehingga guru dituntut untuk memiliki
wawasan, pemahaman dan kreatifitas dalam pembelajaran.
2) Memberikan guru untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh,
dinamis, menyeluruh dan bermakna sesuai kemampuan, kebutuhan dan
kesiapan siswa.
3) Mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap,
dan memahami hubungan antara konsep, pengetahuan dan nilai yang terdapat
dalam setiap mata pelajaran.

17
4) Menghemat waktu, tenaga, biaya dan sarana, juga menyederhanakan langkah-
langkah pembelajaran.
Adapun kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
1) Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas
tinggi, keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan
berani untuk mengemas dan mengembangkan materi.
2) Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar
siswa yang baik dalam aspek intelegensi.
3) Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup
banyak dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang
diperlukan.
4) Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.
5) Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran (obyek,
indikator dan prosedur) yang terpadu.
6) Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran
dalam proses pembelajarannya.
c. Model Pendekatan Tematik
Ada sepuluh pandangan tentang pembelajaran terpadu, yaitu :
1) Fragmented: Model fragmented pemaduannya hanya terbatas pada satu disiplin
ilmu tertentu saja. Misalnya mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia disikapi
memiliki dua disiplin yang berbeda, yakni bahasa dan kesusastraan. Pemaduan
butir pembelajaran kosa kata, struktur, membaca dan mengarang hanya
dihubungkan dengan pembelajaran kemampuan berbahasa saja. Pembelajaran
ini dilakukan secara berurutan pada jam-jam pelajaran yang berbeda.
2) Connecte: Model connected dilandasi anggapan bahwa butir-butir pembelajaran
dapat dipayungkan pada induk disiplin ilmu tertentu. Misalnya dalam
pembelajaran bahasa dan sastra indonesia berada dalam satu disiplin ilmu, butir
pembelajaran kosa kata, struktur, membaca dan mengarang merupakan satu
keutuhan yang membentuk kemampuan bernahasa dan bersastra. Hanya saja

18
pembentukan pemahaman, keterampilan dan pengalaman tidak berlangsung
secara otomatis, maka guru harus mengemas pembelajaran secara terpadu.
3) Nested: Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan
konsep dan keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran, pembelajaran
berbagai bentuk konsep dan keterampilan tidak harus dirumuskan dalam
indikator keberhasilan.
4) Sequenced: Model sequenced merupakan model pemaduan topik antar mata
pelajaran yang berbeda secara paralel.
5) Shared: Model shared merupakan bentuk pemaduan yang disebabkan
ketumpangtindihan konsep dalam dua mata pelajaran atau lebih.
6) Webbed: Model webbed adalah model yang dianggap paling populer. Pada
dasarnya model webbed merupakan bentuk yang bertolak belakang dari
pendekatan tematis dalam mengintegrasikan bahan pembelajaran. Tema sebagai
ide sentral dijadikan sebagai landasan penyampaian isi pembelajaran
interdispliner maupun antardisipliner.
7) Threated: Model threated merupakan pemaduan bentuk keterampilan. Misalnya
mengadakan prediksi dan estimasi dalam matematika. Model ini berfokus
kepada metacurriculum.
8) Integrated: Model integrated merupakan model pemaduan sejumlah topik
pembelajaran dari mata pelajaran yang berbeda tapi esensinya sama dalam
sebuah topik tertentu. Misalnya topik evidensi yang semula ada dalam
matematika, sains, dan pengetahuan sosial agar tidak membuat muatan
kurikulum berlebihan cukup diletakkan dalam mata pelajaran sains.
9) Immersed: Model immersed cukup dirancang untuk membantu siswa dalam
menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan
dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini, tukar pengalaman
dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
10) Networked: Model networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang
mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah,

19
maupun bentuk keterampilan baru setelah mengadakan studi lapangan dalam
situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai
proses yang berlangsung secara terus menerus karena adanya hubungan timbal
balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
d. Perencanaan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik mempunyai ciri-ciri berpusat pada siswa, memberikan
pengalaman langsung pada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas,
penyajian konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran,
bersifat fleksibel dan hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan
minat dan kebutuhan siswa, maka langkah-langkah perencanaan pembelajaran
tematik yang harus dilakukan adalah :
1) Mempelajari butir-butir pembelajaran dalam KTSP.
2) Menyusun sendiri butir-butir pembelajaran apa saja yang dapat dipadu dan
dipayungkan dalam unit tematis tertentu.
3) Menetapkan kompetensi dasar dan merumuskan indikator pembelajarannya.
4) Mengidentifikasi keselarasan hubungan kompetensi dasar dengan butir-butir
indikator hasil belajar dari antartopik pembelajaran.
5) Menentukan tema dan teks yang akan dijadikan payung dan landasan
pembelajaran.
6) Menentukan skenario pembelajaran.
Skenario pembelajaran kurang lebih harus menggambarkan :
Prosedur kegiatan belajar tergambarkan dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan guru dalam menciptakan, mengendalikan dan
menilai proses pembelajaran harus mencakup kegiatan yang dilakukan guru
maupun siswa.
Bentuk interaksi dialog harus dilakukan antar guru-siswa dan siswa-siswa.
e. Alasan Penerapan Pembelajaran Tematik

20
Disamping meningkatkan efesiensi penyelenggaraan program pendidikan juga
karena :
1) Peneliti sebagai guru kelas mengetahui dan memahami masalah-masalah yang
terjadi dalam proses pembelajaran selama ini.
2) Pembelajaran dirasa lebih tepat diterapkan di kelas rendah karena sesuai dengan
karakteristik belajar siswa.
3) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa.
4) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
5) Mengembangkan keterampilan berpikir siswa dengan permasalahan yang
dihadapi.
6) Menumbuhkan keterampilan sosial dan bekerja sama, toleransi, komunikasi,
dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

21
BAB III
A. PENUTUP
1. Kesimpulan

Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan


perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.
Berikut ini adalah ciri-ciri belajar, yaitu :

a. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri


individu

b. Perubahan yang terjadi harus dari hasil pengalaman. Perubahan perilaku


individu terjadi karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan.

c. Perubahan tersebut relatif menetap. Perubahan perilaku yang terjadi dari


hasil belajar akan bersifat permanen.

ciri-ciri pembelajaran yang terdiri dari lima macam yaitu:


a. Motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar bila seorang siswa tidak
dapat melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk
menemukan sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau
melakukan tugas ajar dari guru.
b. Bahan belajar merupakan isi pembelajaran. Bahan atau materi belajar perlu
berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan
karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.
c. Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat-alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu

22
pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa.
d. Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik, apabila
terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa.
e. Kondisi siswa yang belajar. Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau
sifat yang berbeda, tetapi juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-
langkah perkembangan dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasi
melalui pembelajaran.
2. Saran
Apabila ada kekurangan dan kesalahan dari kelompok 1 dalam penulisan
makalah atau penyusunan kami mohon kritik dan saran dari dosen pengampu
dan teman-teman sekalian.

23
Daftar Pustaka

Baharuddin, Wahyuni. 2010. Teori belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-


Ruzz Media.

Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.

Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar


melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam. Cet. II, Bandung:
Refika Aditama.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka


Cipta.

Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan. Kebudayaan, dan Masyarakat Madani


Indonesia; Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Cet. III, Bandung:
Remaja Rosdakarya.

http://www.zainalhakimweb.id/pengertian-dan -tujuan pembelajaran.html. diakses


pada tanggal 16 September 2013.

24
http://jopifasi.wordpress.com/2010/02/12/belajar-dan-pembelajaran.html. diakses
pada tanggal 16 september 2013

25

Anda mungkin juga menyukai