Anda di halaman 1dari 7

Hiperbilirubinemia

1) Pengertian
1) Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar
bilirubin mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi
menimbulkan kern ikterik bila tidak ditanggulangi dengan
baik

2) Ikterus adalah meningginya kadar bilirubin di dalam


jaringan ekstravaskuler sehingga terjadi perubahan
warna menjadi kuning pada kulit, konjungtiva, mukosa
dan alat tubuh lainnya.

2) Manifestasi
1) 1. Kulit berwarna kuning sampai jingga
2. Pasien tampak lemah
3. Nafsu makan berkurang
4. Reflex hisap kurang
5. Urine pekat
6. Perut buncit
7. Pembesaran hati
8. Gangguan neurologic
9. Kadar bilirubin total mencapai 29mg/dl
10. Terdapat ikterus pada sclera, kulit/kuku dan
membrane mukosa

3) Penatalaksanaan
1) 1.Tindakan umum : memeriksa golongan darah ibu (Rh,
ABO) pada waktu hamil
2. Tindakan khusus fototerapi
3. Pemberian fenobarbital
4. Terapi obat-obatan

4) Pathways
1)
5) Daftar Pustaka
1) Mansjoer, Arif. 2008.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :
Medika Aeseulupius
Etika R, Harianto A, Indarso F, Damanik SM. 2006.
Hiperbilirubinemia pada neonatus.
Continuing education ilmu kesehatan anak
NANDA International. 2012.Nursing Diagnoses :
Definitions & Classifications 2012-2014. Jakarta : EGC
Alimul, Hidayat A. 2005.Pengantar Ilmu Keperawatan
Anak I.Jakarta: Salemba medika.

6) Etiologi
1) Menurut Haws Paulette (2007) penyebab hiperbilirubin
yaitu : 1. Hemolysis pada inkompatibilitas yang
terjadi bila terdapat ketidaksesuaian golongan darah ibu
dan anak pada golongan rhesus dan ABO.
2. Gangguan konjugasi bilirubin.
3. Rusaknya sel-sel hepar, obstruksi hepar.
4. Pembentukan bilirubin yang berlebihan.
5. Keracunan obat (hemolysis kimia : salsilat, kortiko
steroid, kloramfenikol).
6. Bayi dari ibu diabetes, jaundice ASI.
7. Penyakit hemolitik yaitu meningkatnya kecepatan
pemecahan sel darah merah. Disebut juga icterus
hemolitik.
8. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas
pengangkutan , misalnya hiperbilirubin atau karena
pengaruh obat-obatan.
9. Bayi imatur, hipoksia, BBLR dan kelainan system syaraf
pusat akibat trauma atau infeksi.
10. Gangguan fungsi hati (infeksi) yang disebabkan oleh
beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat
langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti :
infeksi toxoplasma, shypilis.
7) Komplikasi
1) 1. Retardasi mental
2. Gangguan pendengaran dan penglihatan
3. Kematian
4. kernikterus

8) Penatalaksanaan
1) 1.Tindakan umum : memeriksa golongan darah ibu (Rh,
ABO) pada waktu hamil
2. Tindakan khusus fototerapi
3. Pemberian fenobarbital
4. Terapi obat-obatan

9) Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat : letargi, malas
Sirkulasi : mungkin pucat, menandakan anemia
Eliminasi : Bising usus hipoaktif, vasase meconium
mungkin lambat, faeces mungkin lunak atau coklat
kehijauan selama pengeluaran billirubin. Urine berwarna
gelap.
Makanan cairan : Riwayat pelambatan/ makanan oral
buruk.
Palpasi abdomen : dapat menunjukkan pembesaran
limpa, hepar.
Neurosensori :
1. Chepalohaematoma besar mungkin terlihat pada satu
atau kedua tulang parietal yang berhubungan dengan
trauma kelahiran.
2. Oedema umum, hepatosplenomegali atau hidrops
fetalis, mungkin ada dengan inkompathabilitas Rh.
3. Kehilanga refleks moro, mungkin terlihat.
4. Opistotonus, dengan kekakuan lengkung punggung,
menangis lirih, aktifitas kejang.
Pernafasan : krekels (oedema fleura)
Keamanan : Riwayat positif infeksi atau sepsis neonatus,
akimosis berlebihan, pteque, perdarahan intrakranial,
dapat tampak ikterik pada awalnya pada wajah dan
berlanjut pada bagian distal tubuh.
Seksualitas : mungkin praterm, bayi kecil usia untuk
gestasi (SGA), bayi dengan letardasio pertumbuhan intra
uterus (IUGR), bayi besar untuk usia gestasi (LGA) seperti
bayi dengan ibu diabetes. Terjadi lebih sering pada bayi
pria daripada bayi wanita.

10) Diagnosa
1) Kekurangan Volume Cairan
1) 1. Pertahankan intake : beri minum sesuai kebutuhan karena bayi
malas minum berikan berulang-ulang, jika tidak mau menghisap
dapat diberikan menggunakan sendok atau sonde.
2. Berikan terapi infus
3. Perhatikan frekuensi BAB, mungkin susu tidak cocok (jika
bukan ASI) .
4. Kaji adanya dehidrasi: membran mukosa, ubun-ubun, turgor
kulit, mata.
5. Monitor suhu tiap 2 jam.

2) Resiko Inury
1) 1. Gunakan pelindung pada mata dan genetalia pada saat
fototerapi.
2. Pastikan mata tertutup, hindari penekanan mata yang
berlebihan karena dapat menimbulkan jejas pada mata yang
tertutup atau pada kornea .

3) Resiko gangguan integritas kulit


1) 1. Inspeksi kulit setiap 4 jam.
2. Gunakan sabun bayi.
3. Merubah posisi bayi dengan sering.
4. Gunakan pelindung daerah genetal.
5. .Gunakan pengalas yang lembut.

Anda mungkin juga menyukai