Limbah
Limbah
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, nikmat, taufiq, hidayah, serta
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Dampak Limbah
Industri Pada Lingkungan Hidup .
Didalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami, terutama Ibu Mira Kusumasari, S.Pd. selaku guru dan pembimbing
kami.
Namun sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, maka dari itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga di
masa yang akan datang kami mampu menyusun makalah dengan jauh lebih baik lagi. Dan semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Amin
Akhirnya, kami sampaikan terima kasih sekali lagi atas perhatian dan dukungan dari para
pembaca. Wassalam.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
MOTTO ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 4
A. Konsep-Konsep Untuk Memahami Masalah Lingkungan
dan Pencemaran Oleh Industri......................................................................... 4
B. Industri dan Pencemaran Lingkungan............................................................ 6
C. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan
Kesehatan 10
D. Limbah dan Masalahnya................................................................................. 11
E. Toksikologi Lingkungan................................................................................. 13
BAB III PENUTUP.................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................15
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengalaman beberapa negara berkembang khususnya negara-negara latin yang gandrung
memakai teknologi dalam industri yang ditransfer dari negara-negara maju (core industry) untuk
pembangunan ekonominya seringkali berakibat pada terjadinya distorsi tujuan. Keadaan ini
terjadi karena aspek-aspek dasar dari manfaat teknologi bukannya dinikmati oleh negara
importir, tetapi memakmurkan negara pengekpor atau pembuat teknologi. Negara pengadopsi
hanya menjadi konsumen dan ladang pembuangan produk teknologi karena tingginya tingkat
ketergantungan akan suplai berbagai jenis produk teknologi dan industri dari negara maju.
Alasan umum yang digunakan oleh negara-negara berkembang dalam mengadopsi teknologi
(iptek) dan industri, searah dengan pemikiran Alfin Toffler maupun John Naisbitt yang
menyebutkan bahwa untuk masuk dalam era globalisasi dalam ekonomi dan era informasi harus
melewati gelombang agraris dan industrialis. Hal ini didukung oleh itikad pelaku pembangunan
di negara-negara untuk beranjak dari satu tahapan pembangunan ke tahapan pembangunan
berikutnya.
Tetapi akibat tindakan penyesuaian yang harus dipenuhi dalam memenuhi permintaan
akan berbagai jenis sumber daya (resources), agar proses industri dapat menghasilkan berbagai
produk yang dibutuhkan oleh manusia, seringkali harus mengorbankan ekologi dan lingkungan
hidup manusia. Hal ini dapat kita lihat dari pesatnya perkembangan berbagai industri yang
dibangun dalam rangka peningkatan pendapatan (devisa) negara dan pemenuhan berbagai
produk yang dibutuhkan oleh manusia.
Disamping itu, iptek dan teknologi dikembangkan dalam bidang antariksa dan militer,
menyebabkan terjadinya eksploitasi energi, sumber daya alam dan lingkungan yang dilakukan
untuk memenuhi berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-
hari.
Gejala memanasnya bola bumi akibat efek rumah kaca (greenhouse effect) akibat
menipisnya lapisan ozone, menciutnya luas hutan tropis, dan meluasnya gurun, serta
melumernya lapisan es di Kutub Utara dan Selatan bumi dapat dijadikan sebagai indikasi dari
terjadinya pencemaran lingkungan karena penggunaan energi dan berbagai bahan kimia secara
tidak seimbang.
Selain itu, terdapat juga indikasi yang memperlihatkan tidak terkendalinya polusi dan
pencemaran lingkungan akibat banyak zat-zat buangan dan limbah industri dan rumah tangga
yang memperlihatkan ketidak-perdulian terhadap lingkungan hidup. Akibat-akibat dari ketidak-
perdulian terhadap lingkungan ini tentu saja sangat merugikan manusia, yang dapat
mendatangkan bencana bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, masalah pencemaran
lingkungan baik oleh karena industri maupun konsumsi manusia, memerlukan suatu pola sikap
yang dapat dijadikan sebagai modal dalam mengelola dan menyiasati permasalahan lingkungan.
Pengertian dan persepsi yang berbeda mengenai masalah lingkungan hidup sering
menimbulkan ketidak-harmonisan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Akibatnya seringkali
terjadi kekurang-tepatan dalam menerapkan berbagai perangkat peraturan, yang justru
menguntungkan perusak lingkungan dan merugikan masyarakat dan pemerintah.
Itikad penanganan dan pemecahan masalah lingkungan telah ditunjukkan oleh
pemerintah melalui Kantor Menteri Lingkungan Hidup yang mempersyaratkan seluruh bentuk
kegiatan industri harus memenuhi ketentuan Amdal dan menata hasil buangan industri baik
dalam bentuk padat, cair maupun gas. Disamping itu, berbagai seruan dan ajakan telah
disampaikan kepada konsumen dan rumah tangga pengguna produk industri yang buangannya
tidak dapat diperbaharui ataupun didaur ulang.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana dampak limbah industri terhadap lingkungan hidup ?
2. Bagaimana upaya-upaya penyelesaiannya dampak limbah industri terhadap lingkungan hidup ?
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah didefinisikan dalam UU No. 4
Tahun 1982, yakni masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai peruntukannya.
Dari definisi yang panjang tersebut, terdapat tiga unsur dalam pencemaran, yaitu : sumber
perubahan oleh kegiatan manusia atau proses alam, bentuk perubahannya adalah berubahnya
konsentrasi suatu bahan (hidup/mati) pada lingkungan, dan merosotnya fungsi lingkungan dalam
menunjang kehidupan.
Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola
pengelompokannya. Berkaitan dengan itu, Amsyari (1996: 102), mengelompokkan pencemaran
alas dasar : a) bahan pencemar yang menghasilkan bentuk pencemaran biologis, kimiawi, fisik,
dan budaya; b) pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk pencemaran
udara, air, tanah, makanan, dan sosial; c) pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan
pencemaran dalam bentuk primer dan sekunder.
Namun apapun klasifikasi dari pencemaran lingkungan, pada dasarnya terletak pada esensi
kegiatan manusia yang mengakibatkan terjadinya kerusakan yang merugikan masyarakat banyak
dan lingkungan hidupnya.
E. Toksikologi Lingkungan
Karena limbah industri pada umumnya bersifat sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3),
maka substansi atau zat beracun di lingkungan yang sangat menjadi perhatian ialah yang
bersumber pada kegiatan manusia yang dibuang ke lingkungan sebagai limbah.
Karena kajian toksikologi adalah bahan beracun, maka obyek toksikologi lingkungan ialah
limbah kimia yang beracun, umumnya termasuk kelompok limbah bahan berbahaya dan beracun
(hazardous waste and toxic chemical).
Sedangkan yang dimaksud dengan toxicology lingkungan adalah pengetahuan yang
mempelajari efek substansi toksik (beracun) yang terdapat di lingkungan alam maupun
lingkungan binaan; mempelajari dampak atau resiko keberadaan substansi tersebut terhadap
makhluk hidup.
Didalam Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun, yang dimaksud dengan B3 dapat diartikan Semua
bahan/senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap
kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.
Limbah B3 diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih karakteristik :
- mudah meledak
- mudah terbakar
- bersifat reaktif
- beracun
- penyebab infeksi
- bersifat korosif.
Toksikologi lingkungan menjadi sangat penting, karena kenyataannya adalah bahwa yang
paling merasakan dampak suatu kegiatan adalah manusia, bagian dari makhluk hidup.
Kata racun (toksin, toksikan) memang berhubungan dengan sistem kehidupan; sistem
biologi. Toksisitas suatu bahan kimia ditentukan dengan LD 50 atau LC 50, yaitu dosis atau
konsentrasi suatu bahan uji yang menimbulkan kematian 50 % hewan uji.
Pada manusia, sasaran toksikan pertama-tama adalah saluran pencernaan. Toksikan yang
masuk melalui makanan pertama kali di dalam mulut akan diabsorbsi atau mengkontaminasi
kelenjar ludah (saliva) yang kemudian dapat meracuni alat-alat pencernaan, dan selanjutnya
menyebar ke organ vital lainnya.
Limbah B3 dari kegiatan industri yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan berdampak
pada kesehatan manusia. Dampak itu dapat langsung dari sumber ke manusia, misalnya
meminum air yang terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti memakan ikan yang telah
menggandakan (biological magnification) pencemar karena memakan mangsa yang tercemar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari penelitian diatas, sebagai berikut :
1. Pembangunan yang mengandalkan teknologi dan industri dalam mempertahankan tingkat
pertumbuhan ekonomi seringkali membawa dampak negatif bagi lingkungan hidup manusia.
2. Pencemaran lingkungan akan menyebabkan menurunnya mutu lingkungan hidup, sehingga akan
mengancam kelangsungan makhluk hidup, terutama ketenangan dan ketentraman hidup manusia.
3. Adanya pengertian dan persepsi yang sama dalam memahami pentingnya lingkungan hidup bagi
kelangsungan hidup manusia akan dapat mengendalikan tindakan dan perilaku manusia untuk
lebih mementingkan lingkungan hidup.
4. Kemauan untuk saling menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup merupakan
itikad yang luhur dari dalam diri manusia dalam memandang hakekat dirinya sebagai warga
dunia.
B. Saran
Limbah industri harus ditangani dengan baik dan serius oleh Pemerintah Daerah dimana
wilayahnya terdapat industri. Pemerintah harus mengawasi pembuangan limbah industri dengan
sungguh-sungguh. Pelaku industri harus melakukan cara-cara pencegahan pencemaran
lingkungan dengan melaksanakan teknologi bersih, memasang alat pencegahan pencemaran,
melakukan proses daur ulang dan yang terpenting harus melakukan pengolahan limbah industri
guna menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak meminimalkan bahan pencemaran
hingga batas yang diperbolehkan. Di samping itu perlu dilakukan penelitian atau kajian-kajian
lebih banyak lagi mengenai dampak limbah industri yang spesifik (sesuai jenis industrinya)
terhadap lingkungan serta mencari metode atau teknologi tepat guna untuk pencegahan
masalahnya.
Saran yang dapat disampaikan untuk semua pihak agar proses industrialisasi tidak lantas
menjadi penyebab kerusakan lingkungan adalah :
1. Sebaiknya dalam mengeksploitasi sumber daya alam dan lingkungan yang dilakukan oleh
dunia industri tidak hanya bertujuan meningkatkan keuntungan ekonomi semata, harus
pula diiringi dengan kemauan untuk menyisihkan biaya bagi penelitian dan pemeliharaan
lingkungan hidup.
2. Perlu dilibatkan masyarakat dalam pengawasan pengolahan limbah buangan industri agar
lebih intens dalam menjaga mutu lingkungan hidup.
3. Upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan adalah upaya promotif,
preventif, pengobatan dan pemulihan; dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan
preventif. Filosofi kesehatan yang menyatakan bahwa mencegah lebih mudah dan murah
dari pengobatan, sebaiknya dapat menjadi rujukan.
6. Maksud dan tujuan peraturan tersebut adalah sebagai upaya pencegahan agar daya
dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan untuk kelangsungan hidup manusia
dapat dipertahankan. Biaya yang dikeluarkan dari pada untuk pengobatan atau pemulihan
kesehatan lebih baik untuk menjaga, memelihara dan melestarikan lingkungan agar
manusia dapat tetap produktif dan dapat menikmati hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Slamet Ryadi. Kesehatan Lingkungan. Karya Anda. Surabaya, 1984.
Shalahuddin Djalal Tanjung. Toksikologi Lingkungan. Pusat Studi Lingkungan Hidup. Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta, 2002.
www.google.co.id/pengaruh_industri_terhadap_lingkungan_hidup. Diakses Pebruari 2008.