Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2

Sirkuit Multiplexer dan De-multiplexer

Nama : Ignatius Henry

NPM : 1206258295

Fakultas : FMIPA

Jurusan : Fisika

Kelompok : 18

Kode Praktikum : Modul 5

Tanggal Praktikum : Rabu, 2 April 2014

Laboratorium Elektronika Dasar

Departemen Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia - Depok

2014
Modul 4

Rangkaian Multiplexer dan De-multiplexer

I. Tujuan
1. Mempelajari sirkuit multiplexer dan de-multiplexer.

II. Teori Dasar


Multiplexer
Multiplexer atau biasa disingkat dengan Mux adalah suatu rangkaian yang
mempunyai input dua atau lebih dan hanya mempunyai satu output (jumlah input dapat
bergantung dari jumlah keluarannya), didalam multiplexer terdapat suatu pemilih, untuk
memilih masukannya, maka dapat disimpulkan bahwa multiplexer merupakan rangkaian
elektronika yang dapat dipilih inputnya untuk meneruskan data/sinyal kedalam
outputnya.
Multiplexer bekerja seperti sebuah saklar (switch) multi posisi yang dikontrol
secara digital, dimana kode digital yang diberikan ke input - input SELECT mengontrol
input - input data mana yang di switch ke output. misalnya, pada multiplexer dua input,
output z akan sama dengan input data Io untuk kode input SELECT berlogik 1, Z akan
sama dengan I1 untuk kode input SELECT berlogik 0. Dengan kata lain multiplexer
memiilih 1 dari N data input dan menyalurkan data yang terpilih ke suatu chanel output
tunggal, proses ini disebut multiplexing.

Prinsip kerja dari rangkaian multiplexer adalah :


1. Nilai bit 00 dari selector akan memilih jalur input pertama sebagai keluaran
2. Nilai bit 01 dari selector akan memilih jalur input kedua sebagai keluaran
3. Nilai bit 10 dari selector akan memilih jalur input ketiga sebagai keluaran
4. Nilai bit 11 dari selector akan memilih jalur input keempat sebagai keluaran
5. Selama tidak ada perubahan kondisi logika pada bit selector maka kondisi logika
keluaran juga tidak akan mengalami perubahan.
6. Jika jalur selector dihubungkan dengan rangkaian counter up maka keluaran yang akan
diperoleh akan mewakili jalur input secara berurutan.
7. Jadi bisa disimpulkan bahwa kegunaan dari penerapan fungsi multiplexer ini adalah
untuk memenuhi prinsip distribusi data yang lebih sederhana. Sehingga dengan
multiplexer ini dimungkinkan untuk mengirim data jarak jauh hanya dengan
menggunakan satu koneksi.

Gambar 1. Diagram Multiplexer

Gambar 2. Rangkaian Logika Multiplexer

A B f(A,B,C)
0 0 C0
0 1 C1
1 0 C2
1 1 C3
Tabel 1. Tabel Kebenaran Rangkaian Multiplexer

De-Multiplexer
Sebuah De-multiplexer adalah rangkaian logika yang menerima satu input
data dan mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia. Kendali pada
de-multiplekser akan memilih saklar mana yang akan dihubungkan. Pemilihan
keluarannya dilakukan melalui masukan penyeleksi. Seleksi data-data input dilakukan
oleh selector line, yang juga merupakan input dari de-multiplekser tersebut. Pada de-
multiplekser saluran kendali sebanyak "n" saluran dapat menyeleksi 2n saluran keluaran.
Pada de-multiplekser, masukan data dapat terdiri dari beberapa bit. Keluarannya terdiri
dari beberapa jalur, masing-masing jalur terdiri dari satu atau lebih dari satu bit. Masukan
selector terdiri dari satu atau lebih dari satu bit tergantung pada banyaknya jalur keluaran.
Secara bagan, kerja de-multiplekser dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Diagram de-multiplexer


Gambar 4. Rangkaian Logika De-multiplexer

Input Output
S0 S1 Inp O0 O1 O2 O3
0 0 0 0 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1
0 1 0 1 1 0 1
0 1 1 1 1 1 0

Tabel 2. Tabel Kebenaran Rangkaian De-multiplexer

III. Alat
1. IC 7411 3 input gerbang AND
2. IC 7432 2 input gerbang OR
3. IC 7404 gerbang NOT
4. IC 7410 gerbang NAND

IV. Prosedur PercobaanMultiplexer


1. Membuat rangkaian sesuai gambar.
2. Menghubungkan 5V ke kaki nomer 14 dan ground ke kaki nomer 7 dari IC.
3. Memasukan input 1 atau 0 ke input I1, I2, I3, I4.
4. Menghubungkan 0 ke S1 dan S0 seperti yang sudah ditunjukkan pada tabel kebenaran.
5. Menyalakan power supply.
6. Mengamati output pada LED display 10 bit atau probe logic.
7. Jika input yang dimasukkan adalah square wave atau pulse maka CRO dapat
digunakan untuk melihat output gelombang.
8. Mengulangi langkah 4 untuk kombinasi input lainnya.
9. Mengikuti langkah diatas untuk membuktikan tabel kebenaran.
De-multiplexer
1. Membuat rangkaian sesuai gambar.
2. Menghubungkan 5V ke kaki nomer 14 dan ground ke kaki nomer 7 dari IC.
3. Memasukan input 1 atau 0 ke input E.
4. Menghubungkan 0 ke S1 dan S0 seperti yang sudah ditunjukkan pada tabel kebenaran.
5. Menyalakan power supply.
6. Mengamati output pada LED display 10 bit atau probe logic.
7. Jika input yang dimasukkan adalah square wave atau pulse maka CRO dapat
digunakan untuk melihat output gelombang.
8. Mengulangi langkah 4 dan 6 untuk kombinasi input lainnya.
9. Mengikuti langkah diatas untuk membuktikan tabel kebenaran.

V. Simulasi Rangkaian
MULTIPLEXER
SL1 = 0, SL 2 = 0

SL1 = 0, SL 2 = 1
SL1 = 1, SL 2 = 0

SL1 = 1, SL 2 = 1
DE-MULTIPLEXER
E = 0, S0 = 0, S1= 0

E = 0, S0 = 0, S1= 1
E = 0, S0 = 1, S1= 0

E = 0, S0 = 1, S1= 1

VI. Data Pengamatan


Multiplexer
A B E
0 0 I1
0 1 I2
1 0 I3
1 1 I4
I0 = 1Hz

I1 = 10 Hz

I2 = 100 Hz

I3 = 1000 Hz

De-Multiplexer

Input A B D0 D1 D2 D3 VD0 VD1 VD2 VD3


0 0 0 0 1 1 1 0.06 3.14 3.14 3.14
0 0 1 1 0 1 1 3.14 0.06 3.14 3.14
0 1 0 1 1 0 1 3.14 3.14 0.06 3.14
0 1 1 1 1 1 0 3.14 3.14 3.14 0.06

VII. Analisis
Pada percobaan modul 5 yaitu rangkaian multiplexer dan de-multiplexer praktikan
melakukan 2 jenis percobaan yang berbeda. Pada percobaan ini praktikan dituntut untuk
mempelajari sirkuit multiplexer dan de-multiplexer. Multiplexer sendiri adalah rangkaian
yang memiliki banyak input dan 1 output, sedangkan de-multiplexer adalah rangkaian
yang memiliki 1 input dan banyak output. Pada percobaan pertama praktikan merangkai
rangkaian multiplexer seperti yang dicontohkan, praktikan menggunakan input pada
blackbox dengan frekuensi 1 Hz, 10 Hz, 100 Hz, dan 1000 Hz. Output yang dihasilkan
dari rangkaian ini disambungkan dengan buzzer yang berada pada blackbox. Suara
buzzer akan terdengar lambat jika diberi input 1 Hz dan akan semakin cepat dengan
meningkatnya frekuensi. Jika rangkaian yang dibuat oleh praktikan benar maka suara
yang akan dihasilkan pada saat kedua input off akan terdengar lambat (frekuensi 1 Hz)
dan seterusnya. Setelah membuktikan rangkaian dan membuat tabel kebenarannya
ternyata tabel tersebut mirip dengan tabel kebenaran literatur. Pada percobaan kedua
praktikan merangkai rangkaian de-multiplexer seperti yang ada pada gambar, untuk
percobaan ini output dari rangkaian disambungkan dengan LED pada blackbox untuk
mengindikasikan nilai on/off. Setelah membuktikan rangkaian dan membuat tabel
kebenarannya, ternyata tabel ini sama dengan tabel kebenaran literatur. Voltase yang
dihasilkan ketika output bernilai 0 adalah 0.06 Volt dan ketika output bernilai 1 adalah
3.14 Volt.

VIII. Kesimpulan
1. Rangkaian Multiplexer adalah rangkaian yang memiliki banyak input dan 1 output.
2. Rangkaian de-multiplexer adalah rangkaian yang memiliki 1 input dan banyak output.

IX. Referensi
Kleitz, William. 1996. Digital Electronics A Practical Approach. Fourth
Edition. Los Angeles : Prentice-Hall International, Inc.

Anda mungkin juga menyukai