Anda di halaman 1dari 8

Tekanan Darah Tinggi

Definisi Tekanan Darah Tinggi


Tekanan darah tinggi atau hipertensi berarti tekanan tinggi didalam arteri-arteri. Arteri-arteri adalah
pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah dari jantung yang memompa ke seluruh jaringan dan
organ-organ tubuh. Tekanan darah tinggi bukan berarti tegangan emosi yang berlebihan, walaupun
tegangan emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk semenatara. Tekanan darah
normal adalah dibawah 120/80; tekanan darah antara 120/80 dan 139/89 disebut "pra-hipertensi"
("pre-hypertension"), dan suatu tekanan darah dari 140/90 atau diatasnya dianggap tinggi.
Angka yang diatas, tekanan darah sistolik, berhubungan dengan tekanan didalam arteri ketika jantung
berkontraksi dan memompa darah maju kedalam arteri-arteri. Angka yang dibawah, tekanan diastolik,
mewakili tekanan didalam arteri-arteri ketika jantung istirahat (relax) setelah kontraksi. Tekanan
diastolik mencerminkan tekanan paling rendah yang dihadapkan pada arteri-arteri.
Suatu peningkatan dari tekanan darah sistolik dan/atau diastolik meningkatkan risiko
mengembangkan penyakit jantung (cardiac), penyakit ginjal (renal), pengerasan dari arteri-arteri
(atherosclerosis atau arteriosclerosis), kerusakan mata, dan stroke (kerusakan otak). Komplikasi-
komplikasi dari hipertensi ini sering dirujuk sebagai kerusakan akhir organ karena kerusakan pada
organ-organ ini adalah hasil akhir dari tekanan darah tinggi kronis. Untuk sebab itu, diagnose tekanan
darah tinggi sangat penting sehingga usaha-usaha dapat dibuat untuk membuat tekanan darah
menjadi normal dan mencegah komplikasi-komplikasi.
Pada awalnya diperkirakan bahwa kenaikan-kenaikan pada tekanan darah diastolik adalah suatu faktor
risiko yang lebih penting daripada peningkatan-peningkatan sistolik, namun sekarang diketahui bahwa
pada orang-orang yang berumur 50 tahun atau lebih hipertensi sistolik mewakili suatu risiko yang
lebih besar.
Mempengaruhi hampir satu dari empat orang dewasa di Amerika, hipertensi ternyata adalah suatu
persoalan kesehatan publik yang utama.

Mengukur Tekanan Darah


Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut sphygmomanometer. Sphygmomanometer
terdiri dari sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan, dan sebuah manset dari karet. Alat ini
mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut milimeter air raksa (mm Hg).
Manset ditaruh mengelilingi lengan atas dan dipompa dengan sebuah pompa udara sampai dengan
tekanan yang menghalangi aliran darah di arteri utama (brachial artery) yang berjalan melalui lengan.
Lengan kemudian di taruh disamping badan pada ketinggian dari jantung, dan tekanan dari manset
pada lengan dilepaskan secara berangsur-angsur. Ketika tekanan didalam manset berkurang, seorang
dokter mendengar dengan stetoskop melalui arteri pada bagian depan dari sikut. Tekanan pada mana
dokter pertama kali mendengar denyutan dari arteri adalah tekanan sistolik (angka yang diatas).
Ketika tekanan manset berkurang lebih jauh, tekanan pada mana denyutan akhirnya berhenti adalah
tekanan diastolik (angka yang dibawah).
Menentukan Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor, jadi adalah penting untuk
menstandardisasikan lingkungannya ketika mengukur tekanan darah. Untuk paling sedikit satu jam
sebelum tekanan darah diukur, hindari makan, latihan berat (yang dapat menurunkan tekanan darah),
merokok, dan minum kopi. Stres-stres yang lain dapat merubah tekanan darah dan perlu
dipertimbangkan ketika tekanan darah diukur.

Meskipun demikian kebanyakan perusahaan-perusahaan asuransi mempertimbangkan tekanan darah


tinggi adalah 140/90 dan lebih tinggi untuk populasi umum, tingkat-tingkat ini mungkin bukan
patokan yang sesuai untuk semua individu. Banyak ahli-ahli pada bidang hipertensi memandang
tingkat-tingkat tekanan darah sebagai suatu batasan, dari tingkat-tingkat rendah ke tingkat-tingkat
yang lebih tinggi. Batasan seperti ini menyiratkan tidak ada patokan yang jelas atau yang tepat untuk
memisahkan tekanan darah normal dari tekanan darah tinggi. Individu-individu dengan apa yang
disebut pra-hipertensi (didefinisikan sebagai suatu tekanan darah antara 120/80 dan 139/89)
mungkin mendapat manfaat dari penurunan tekanan darah dengan memodifikasi gaya hidup dan
mungkin obat-obatan terutama jika ada faktor-faktor risiko lainnya terhadap kerusakan akhir organ
seperti diabetes atau penyakit ginjal.

Untuk beberapa orang, pembacaan tekanan darah lebih rendah dari 140/90 mungkin adalah suatu
patokan normal yang sesuai. Sebagai contoh, pada situasi-situasi tertentu, seperti pada pasien-pasien
dengan penyakit ginjal kronis yang mengeluarkan (kehilangan) protein kedalam air seni (proteinuria),
tekanan darah idealnya dipertahankan pada 130/80, atau bahkan lebih rendah. Tujuan dari
pengurangan tekanan darah pada tingkat ini pada pasien-pasien ini adalah untuk memperlambat
kemajuan dari kerusakan ginjal. Pasien-pasien dengan diabetes (diabetes mellitus) dapat juga
mendapat manfaat dari tekanan darah yang dipertahankan pada tingkat yang lebih renah dari 130/80.
Sebagai tambahan, orang-orang Amerika keturunan Afrika, yang mempunyai suatu peningkatan risiko
untuk mengembangkan komplikasi-komplikasi dari hipertensi, dapat mengurangi risiko ini dengan
mengurangi tekanan darah sistolik mereka ke lebih rendah dari 135 dan tekanan darah diastolik ke 80
mm Hg atau lebih rendah.

Sejalan dengan pemikiran bahwa risiko kerusakan akhir organ dari tekanan darah tinggi mewakili
suatu rangkaian analisa statistik mengungkapkan bahwa mulai dari suatu tekanan darah 115/75 risiko
penyakit cardiovascular berlipat dua dengan setiap kenaikkan tekanan darah 20/10. Tipe analisa ini
telah menjurus pada suatu pemikiran ulang yang berlanjut mengenai siapa harus dirawat untuk
hipertensi, dan apa yang harus menjadi tujuan-tujuan dari perawatan.

Hipertensi Yang Terisolasi


Ingat bahwa tekanan darah sistolik adalah angka yang diatas pada pembacaan tekanan darah dan
mewakili tekanan didalam arteri-arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah kedalam
arteri-arteri. Suatu tekanan darah sistolik yang menetap lebih tinggi dari 140 mm Hg umumnya
dipertimbangkan tinggi, terutama ketika dihubungkan dengan suatu tekanan diastolik yang meningkat
(lebih dari 90).

Hipertensi sistolik terisolasi (isolated systolic hypertension), bagaimanapun, didefinisikan sebagai


suatu tekanan sistolik yang berada diatas 140 mm Hg dengan suatu tekanan diastolik yang masih
dibawah 90. Kekacauan ini terutama mempengaruhi orang-orang tua dan dikarakteristikkan oleh
suatu tekanan denyutan yang meningkat (melebar). Tekanan denyutan (pulse pressure) adalah selisih
antara tekanan darah sistolik dan diastolik. Suatu peningkatan tekanan sistolik tanpa suatu
peningkatan tekanan diastolik, seperti pada hipertensi sistolik terisolasi (isolated systolic
hypertension), oleh karena itu, meningkatkan tekanan denyutan (pulse pressure). Pengerasan dari
arteri-arteri menyumbang pada pelebaran tekanan denyutan ini.

Pernah dipertimbangkan sebagai tidak berbahaya, suatu tekanan denyutan (pulse pressure) yang
tinggi sekarang dipertimbangkan sebagai suatu pelopor yang penting atau indikator dari persoalan-
persoalan kesehatan dan kerusakan akhir organ yang berpotensi. Isolated systolic hypertension
dihubungkan dengan suatu peningkatan risiko masa depan dua sampai empat kali dari suatu
pembesaran jantung, suatu serangan jantung/heart attack (myocardial infarction), suatu stroke
(kerusakan otak), dan kematian dari suatu penyakit jantung atau stroke. Studi-studi klinis pada
pasien-pasien dengan isolated systolic hypertension telah mengindikasikan bahwa suatu pengurangan
pada tekanan darah sistolik paling sedikit 20 mm kepada suatu tingkat dibawah 160 mm Hg
mengurangi peningkatan risiko-risiko ini.

Hipertensi Mantel/Jas Putih (White Coat Hypertension)


Suatu pembacaan tekanan darah yang tinggi yang hanya satu kali pada ruang praktek dokter dapat
menyesatkan karena peningkatan ini mungkin hanya sementara saja. Ini mungkin disebabkan oleh
ketakutan pasien yang berhubungan dengan stres pemeriksaan dan takut bahwa ada sesuatu yang
salah dengan kesehatannya. Kunjunga pertama pada praktek dokter seringkali adalah penyebab dari
suatu tekanan darah tingg palsu yang dapat menghilang dengan tes-tes yang diulang setelah istirahat
dan kunjungan-kunjungan dan pemeriksaan-pemeriksaan tekanan darah berikutnya. Satu dari empat
orang yang dikira mempunyai hipertensi ringan sebenarnya mungkin mempunyai tekanan darah
normal ketika mereka berada diluar praktek dokter. Suatu peningkatan tekanan darah yang dibaca
hanya di praktek dokter disebut hipertensi mantel/jas putih (white coat hypertension). Namanya
menyarankan bahwa mantel/jas putih dokter menginduksi (mempengaruhi) ketakutan pasien dan
suatu peningkatan tekanan darah yang singkat. Suatu diagnosis dari white coat hypertension dapat
menyiratkan bahwa itu bukan suatu penemuan klinis yang penting atau berbahaya.

Bagaimanapun, kehati-hatian dijamin dalam penaksiran. Suatu peningkatan tekanan darah yang
ditimbulkan oleh stres dan ketakutan pada suatu kunjungan ke dokter tidak perlu selalu adalah suatu
penemuan yang tidak bebbahaya karena stres-stres pada kehidupan pasien dapat juga menyebabkan
peningkatan tekanan darah yang tidak diukur secara benar. Memonitor tekanan darah di rumah
dengan sphygmomanometer atau alat monitor ynag terus menerus atau pada apotik dapat membantu
mengestimasikan frekwensi dan konsistensi dari pembacaacn tekanan darah yang lebih tinggi.
Sebagai tambahan, melaksanakan tes-tes yang tepat untuk meneliti suatu komplikasi-komplikasi apa
saja dari hipertensi dapat membantu mengevaluasi pembacaan yang signifikan dari tekanan darah
yang bervariasi.

Hipertensi Perbatasan (Borderline Hypertension)


Borderline hypertension didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang ringan, pada beberapa
waktu lebih tinggi dari 140/90 mm Hg, dan lebih rendah dari itu pada waktu-waktu lainnya. Seperti
pada kasus white coat hypertension, pasien-pasien dengan borderline hypertension perlu mendapat
pengukuran tekanan darahnya pada beberapa kesempatan-kesempatan dan kerusakan akhir organ
diperiksa guna menetapkan apakah hipertensinya signifikan.

Orang-orang dengan borderline hypertension mungkin mempunyai suatu tendensi untuk


mengembangkan tekanan darah yang menetap atau tekanan darah dengan peningkatan-peningkatan
yang lebih tinggi ketika mereka bertambah tua. Mereka mempunyai suatu peningkatan risiko yang
sedang untuk mengembangkan penyakit yang berhubungan dengan jantung (cardiovascular). Oleh
karena itu, bahkan jika hipertensi tidak tampak signifikan pada awalnya, orang-orang dengan
borderline hypertension harus diikuti terus menerus tekanan darahnya dan dimonitor komplikasi-
komplkasi hipertensinya.

Jika selama penelusuran dari seorang pasien dengan borderline hypertension, tekanan darah menjadi
secara menetap lebih tinggi dari 140/90 mm Hg, umumnya suatu pengobatan anti-hipertensi dimulai.
Bahkan jika tekanan diastolik tetap pada tingkat perbatasan (umumnya dibawah 90 mm Hg namun
menetap diatas 85 mm Hg) perawatan mungkin dimulai pada keadaan-keadaan tertentu.

Penyebab Hipertensi
Ada dua bentuk hipertensi: hipertensi utama (primary hypertension) dan hipertensi sekunder
(secondary hypertension). Hipertensi utama adalah suatu kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi
95% dari hipertensi. Penyebab dari hipertensi utama adalah berbagai faktor, yaitu, ada beberapa
faktor yang efek-efek kombinasinya menyebabkan hipertensi. Pada hipertensi sekunder (secondary
hypertension), yang meliputi 5% dari hipertensi, hipertensi adalah sekunder pada (disebabkan oleh)
suatu kelainan spesifik pada salah satu organ atau sistim tubuh.

Hipertensi utama mempengaruhi hampir 75 juta penduduk Amerika, namun penyebab-penyebab


dasarnya atau kerusakan-kerusakan yang mendasarinya tidak selalu diketahui. Meskipun demikian,
hubungan-hubungan tertentu telah dikenal (diketahui) pada orang-orang dengan hipertensi utama.
Contohnya, hipertensi utama berkembang hanya pada kelompok-kelompok atau masyarakat-
masyarakat yang mempunyai masukan garam yang cukup tinggi, melampaui 5.8 grams setiap hari.
Faktanya, masukan garam mungkin adalah suatu faktor teristimewa penting dalam hubungannya
dengan hipertensi utama dalam beberapa situasi. Jadi, kelebihan garam mungkin terlibat dalam
hipertensi yang dihubungkan dengan umur yang berlanjut, orang Amerika denga latar belakang Africa,
kegemukan, kepekaan/kerentanan turun menurun (genetic), dan gagal ginjal (renal insufficiency).

Faktor-fakor genetik diperkirakan memainkan suatu peran yang menonjol dalam pengembangan
hipertensi utama. Bagaimanapun, gen-gen untuk hipertensi masih belum dapat diidentifikasikan.
Penelitian saat ini pada bidang ini difokuskan pada faktor-faktor genetik yang mempengaruhi sistim
renin-angiotensin-aldosterone. Sistim ini membantu mengatur tekanan darah dengan mengontrol
keseimbangan garam dan keluwesan dari arteri-arteri.

Hampir 30% kasus-kasus hipertensi utama diakibatkan oleh faktor-faktor genetik. Contohnya, di
Amerika, timbulnya penyakit hipertensi adalah lebih besar diantara orang-orang Amerika keturunan
Afrika dari pada diantara orang-orang Caucasians atau orang-orang Asia. Juga, pada individu-individu
yang mempunyai satu atau dua orang tua dengan hipertensi, hipertensi adalah dua kali lebih umum
dari pada populasi umum. Jarang terjadi, kelainan-kelainan genetik yang tidak umum tertentu yang
mempengaruhi hormon-hormon kelenjar adrenal dapat menjurus pada hipertensi.

Mayoritas luas dari pasien-pasien dengan hipertensi utama umumnya mempunyai suatu kelainan
istimewa dari arteri-arterinya: suatu perlawanan yang meningkat (kekakuan atau kehilangan
kelenturan) pada arteri-arteri kecilnya yang paling jauh dari jantung (peripheral arteries atau
arterioles). Arteriole-arteriole mensuplai darah yang mengandung oksigen dan nutrisi-nutrisi kepada
seluruh jaringan tubuh. Mereka dihubungkan oleh kapiler-kapiler didalam jaringan dengan vena-vena
(the venous system), yang membalikkan darah ke jantung dan paru-paru. Jadi apa yang membuat
arteri-arteri peripheral menjadi kaku belum diketahui. Namun, peningkatan kekakuan dari peripheral
arteriolar ini hadir pada individu-individu yang hipertensi utamanya dihubungkan dengan faktor-faktor
genetik, kegemukan, kurang olah raga, penggunaan garam yang berlebihan, dan umur yang menua.
Peradangan juga mungkin memainkan suatu peran pada hipertensi karena suatu peramalan dari
pengembangan hipertensi adalah kehadiran dari suatu peningkatan tingkat dari C reactive protein
(suatu tes darah untuk tanda/marker dari peradangan) pada beberapa individu-individu.

Penyebab Hipertensi Sekunder


Seperti disebutkan sebelumnya, 5% dari orang-orang dengan hipertensi mempunyai apa yang disebut
hipertensi sekunder. Ini berarti bahwa hipertensi pada individu-individu ini adalah sekunder pada
(disebabkan oleh) suatu kelainan spesifik dari suatu organ tertentu atau pembuluh darah, seperti
ginjal, kelenjar adrenal, atau arteri aorta.

Hipertensi Ginjal (Renal/kidney hypertension)

Penyakit-penyakit ginjal dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Tipe dari hipertensi sekunder ini
disebut hipertensi ginjal/renal karena disebabkan oleh suatu persoalan didalam ginjal. Satu penyebab
penting dari hipertensi ginjal adalah penyempitan (stenosis) arteri yang mensuplai darah ke ginjal-
ginjal (arteri ginjal/renal artery). Pada individu-individu yang lebih muda, terutama wanita,
penyempitan disebabkan oleh suatu penebalan otot dinding arteri-arteri yang menuju ke ginjal
(fibromuscular hyperplasia). Pada individu-individu yang lebih tua, penyempitan umumnya disebabkan
oleh plak-plak mengandung lemak (atherosclerotic) yang mengeras yang menghalangi arteri ginjal.
Bagaimana penyempitan arteri ginjal menyebabkan hipertensi ? Pertama, penyempitan arteri ginjal
merusak/mengganggu sirkulasi darah ke ginjal yang dipengaruhinya. Kehilangan darah ini kemudian
menstimulasi ginjal untuk memproduksi hormon-hormon, renin dan angiotensin. Hormon-hormon ini,
bersama-sama dengan aldosterone dari kelenjar adrenal, menyebabkan suatu penyempitan dan
meningkatkan kekakuan (resisten) pada arteri-arteri sekeliling (peripheral arteries) seluruh tubuh,
yang berakibat pada hipertensi (tekanan darah tinggi).

Hipertensi renal umumnya pertama kali dicurigai ketika hipertensi ditemukan pada seorang individu
muda atau suatu serangan hipertensi ditemukan pada seseorang yang lebih tua. Penyaringan
(sreening) penyempitan arteri ginjal kemudian dapat termasuk renal isotope (radioactive) imaging,
ultrasonographic (sound wave) imaging, atau magnetic resonance imaging (MRI) dari arteri-arteri
ginjal. Tujuan dari tes-tes ini adalah untuk menentukan apakah ada suatu aliran darah ke ginjal yang
dibatasi dan apakah angioplasty (menghilangkan pembatasan/restriction pada arteri-arteri ginjal)
kelihatannya menguntungkan. Bagaimanapun, jika penilaian ultrasonic mengindikasikan suatu indeks
resistensi yang tinggi (high resistive index) didalam ginjal (resistensi tinggi pada aliran darah),
angioplasty mungkin tidak akan memperbaiki tekanan darah karena kerusakan kronis ginjal dari
hipertensi yang sudah berlangsung lama, telah ada. Jika apa saja dari tes-tes ini adalah tidak normal
atau kecurigaan dokter pada penyempitan arteri ginjal adalah cukup tinggi, renal angiography (suatu
studi x-ray dimana suatu zat pewarna/dye disuntikkan kedalam arteri ginjal) dilaksanakan.
Angiography adalah tes yang paling akhir untuk benar-benar menvisualisasikan penyempitan arteri
ginjal.

Suatu penyempitan arteri ginjal mungkin dapat dirawat dengan balloon angioplasty. Pada prosedur ini,
dokter menyusupkan sebuah tabung kecil yang panjang (catheter) kedalam arteri ginjal. Segera
sesudah kateter (catheter) ada didalam, arteri ginjal dilebarkan dengan meniup balon pada ujung
kateter dan menempatkan suatu stent (suatu alat yang meregang penyempitan) yang menetap
didalam arteri pada tempat penyempitan. Prosedur ini umumnya berakibat pada suatu perbaikan
aliran darah ke ginjal dan menurunkan tekanan darah. Leih dari itu, prosedur ini juga memelihara
fungsi ginjal yang sebagian suplai darahnya telah dirampas. Hanya jarang sekali operasi diperlukan
diwaktu-waktu sekarang untuk membuka penyempitan arteri ginjal.

Apa saja dari tipe-tipe lain penyakit ginjal kronis yang mengurangi fungsi ginjal-ginjal dapat juga
menyebabkan hipertensi disebabkan oleh gangguan-gangguan dan/atau penahanan garam.

Penting sekali untuk mengingat bahwa penyakit ginjal tidak hanya menyebabkan hipertensi, namun
hipertensi dapat juga menyebabkan penyakit ginjal. Oleh karena itu, semua pasien-pasien dengan
hipertensi harus dievaluasi kehadiran penyakit ginjalnya sehingga mereka dapat diobati dengan tepat.

Tumor-Tumor Kelenjar Adrenal (Adrenal gland tumors)

Dua tipe jarang dari tumor-tumor kelenjar adrenal adalah penyebab-penyebab hipertensi sekunder
yang lebih tidak umum. Kelenjar-kelenjar adrenal terletak tepat diatas ginjal-ginjal. Kedua tumor-
tumor ini menghasilkan jumlah hormon-hormon adrenal yang berlebihan yang menyebabkan tekanan
darah tinggi. Tumor-tumor ini dapat didiagnose dari tes-tes darah, tes-tes air seni (urine tests), dan
studi-studi gambar (imaging studies) dari kelenjar-kelenjar adrenal. Operasi seringkali diperlukan
untuk menghilangkan tumor-tumor ini atau kelenjar adrenal (adrenalectomy), yang umumnya
membebaskan hipertensi.

Salah satu dari tipe-tipe tumor-tumor adrenal menyebabkan suatu kondisi yang disebut
hiperaldosteronisme utama (primary hyperaldosteronism) karena tumor itu menghasilkan jumlah
hormon aldesteron yang berlebihan. Sebagai tambahan pada hipertensi, kondisi ini menyebabkan
kehilangan jumlah berlebihan potassium dari tubuh kedalam air seni, yang berakibat pada suatu
tingkat potassium yang rendah didalam darah. Umumnya hiperaldosteronisme (hyperaldosteronism)
pertama kali dicurigai pada seseorang dengan hipertensi ketika potassium yang rendah juga
ditemukan didalam darah. Juga, kelainan-kelainan genetik tertentu yang jarang dan yang
mempengaruhi hormon-hormn kelenjar adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder
Tipe lain tumor adrenal yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder disebut sebagai suatu
pheochromocytoma. Tumor ini menghasilkan catecholamines yang berlebihan, yang mana termasuk
beberapa hormon-hormon yang berhubungan dengan adrenalin (adrenaline-related hormones).
Diagnose suatu pheochromocytoma dicurigai pada individu-individu yang mempunyai episode-episode
hipertensi yang mendadak dan berulang yang berhubungan dengan pengelupasan kulit (flushing of
the skin), denyut jantung yang cepat (palpitations), dan keringatan, sebagai tambahan pada gejala-
gejala yang berhubungan dengan hipertensi.

Koarktasi Aorta (Coarctation of the aorta)

Koarktasi aorta (Coarctation of the aorta) adalah suatu kelainan warisan yang jarang yang adalah satu
dari penyebab-penyebab paling umum dari hipertensi pada anak-anak. Kondisi ini dikarakteristikkan
oleh suatu penyempitan pada suatu segmen dari aorta, arteri besar utama yang keluar dari jantung.
Aorta memberikan darah kepada arteri-arteri yang mensuplai seluruh organ-organ tubuh, termasuk
ginjal-ginjal.

Segmen yang sempit (coarctation) dari aorta umumnya terjadi diatas arteri-arteri ginjal, yang
menyebabkan suatu aliran darah yang berkurang ke ginjal-ginjal. Kekurangan darah ke ginjal-ginjal ini
mendorong sistim hormon renin-angiotensin-aldosterone meningkatkan tekanan darah. Perawatan
koarktasi umumnya adalah pembetulan secara operasi terhadap segmen penyempitan aorta.
Kadangkala, balloon angioplasty dapat digunakan untuk melebarkan koarktasi aorta (coarctation of
the aorta).

Sindrom Metabolisme dan Obesitas (The metabolic syndrome and obesity)

Faktor-faktor genetik memainkan suatu peran dalam kumpulan dari penemuan-penemuan yang
membuat "sindrom metabolisme" ("metabolic syndrome"). Individu-individu dengan sindrom
metabolisme mempunyai resistensi insulin dan suatu tendensi untuk mendapat diabetes mellitus tipe
2 (diabetes-diabetes tidak tergantung insulin). Kegemukkan, terutama yang berhubungan dengan
suatu peningkatan ukuran lilitan perut (abdominal) yang nyata, menjurus pada gula darah tinggi
(hyperglycemia), lemak darah yang meningkat , peradangan vaskuler, gangguan fungsi endothelial
(kelainan kereaktifan pembuluh-pembuluh darah), dan hipertensi semuanya menjurus pada penyakit
atherosclerotic vascular prematur. Epidemi (wabah) kegemukkan (obesitas) di Amerika menyokong
(kontribusi) pada kelainan ini pada anak-anak , anak-anak remaja, dan orang-orang dewasa.

Yang Dirasakan Pasien Dengan Hipertensi


Hipertensi sederhana umumnya terjadi tanpa gejala-gejala apapun (diam-diam) dan karenanya
hipertensi ini diberi label " pembunuh diam-diam". Dia disebut begini karena penyakit dapat berlanjut
untuk pada akhirnya mengembangkan apapun dari satu atau lebih dari beberapa komplikasi-
komplikasi hipertensi yang berpotensi fatal seperti serangan-serangan jantung atau stroke-stroke.
Hipertensi sederhana mungkin hadir dan tetap tidak diketahui untuk bertahun-tahun, bahkan sampai
dekade-dekade (puluhan tahun). Ini terjadi ketika tidak ada gejala-gejala, dan yang terkena gagal
untuk menjalani penyaringan tekanan darah periodik.

Beberapa orang dengan hipertensi sederhana, bagaimanapun, dapat mengalami gejala-gejala seperti
sakit kepala, pusing-pusing, kehabisan napas, dan penglihatan kabur. Kehadiran gejala-gejala dapat
menguntungkan dimana mereka dapat mendorong orang-orang untuk berkonsultasi dengan dokter
untuk pengobatan dan membuat mereka lebih menurut dalam meminum obat-obatan mereka.
Seringkali, bagaimanapun, kontak pertama seseorang dengan dokter mungkin setelah terjadinya
kerusakan akhir organ. Pada banyak kasus-kasus, seseorang mengunjungi atau dibawa ke dokter atau
suatu ruang darurat dengan suatu serangan jantung, stroke, gagal ginjal, atau penglihatan yang
lemah (disebabkan oleh kerusakan pada bagian belakang retina). Kesadaran publik yang lebih besar
dan penyaringan tekanan darah yang seringkali mungkin membantu untuk mengidentifikasikan
pasien-pasien dengan hipertensi yang tidak terdiagnosis sebelum berkembangnya komplikasi-
komplikasi signifikan.

Kira-kira satu dari setiap 100 orang (1%) dengan hipertensi didiagnosis dengan hipertensi berat
(hipertensi yang membahayakan/malignant hypertension) pada kunjungan pertama mereka ke dokter.
Pada pasien-pasien ini, tekanan darah diastolik melampaui 140 mm Hg! Orang-orang yang terkena
seringkali mengalami sakit kepala berat, mual, gejala-gejala penglihatan, pusing-pusing, dan
kadangkala gagal ginjal. Malignant hypertension adalah suatu keadaan medis darurat (medical
emergency) dan memerlukan perawatan yang mendesak untuk mencegah suatu stroke (kerusakan
otak).

Menilai kerusakan Akhir Organ Pada Pasien Dengan Hipertensi


Seperti telah disebutkan, hipertensi kronis dapat menjurus pada pembesaran jantung, gagal ginjal,
kerusakan otak atau syaraf, dan perubahan-perubahan dalam retina pada belakang mata.
Pemeriksaan mata-mata pada pasien-pasien dengan hipertensi berat dapat mengungkapkan
kerusakan, penyempitan arteri-arteri kecil, hemorrhage-hemorrhage kecil (kebocoran darah) pada
retina, dan pembengkakkan syaraf mata. Dari jumlah kerusakan, dokter dapat mengukur keparahan
dari hipertensi.

Orang-orang dengan hipertensi mempunyai suatu kekakuan yang meningkat, atau resitensi, pada
arteri-arteri sekeliling diseluruh jaringan-jaringan tubuhnya. Peningkatan resistensi ini menyebabkan
otot jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui pembuluh-pembuluh darah ini.
Peningkatan beban kerja ini dapat menegangkan jantung, yang dapat menjurus pada kelainan-
kelanan jantung yang umumnya pertama kali terlihat sebagai pembesaran otot jantung. Pembesaran
jantung dapat dievaluasi dengan x-ray dada, elektrokardiogram (electrocardiogram), dan paling tepat
dengan echocardiography (suatu pemeriksaan jantung dengan ultrasound). Echocardiography
terutama berguna dalam menentukan ketebalan (pembesaran) dari jantung bagian kiri (sisi pompa
utama). Pembesaran jantung mungkin adalah suatu pertanda dari gagal jantung,penyakit jantung
koroner, dan suatu kelainan irama jantung/cardiac arrhythmias. Pengobatan hipertensi dan
komplikasi-komplikasinya yang tepat dapat membalikkan beberapa kelainan-kelainan jantung ini.

Tes-tes darah dan air seni mungkin berguna dalam mendeteksi kelainan-kelainan ginjal pada orang-
orang dengan hipertensi. Ingat bahwa kerusakan ginjal dapat sebagai penyebab atau akibat
hipertensi. Mengukur serum kreatinin (serum creatinine) didalam darah dapat menilai seberapa
bagusnya fungsi ginjal. Suatu kadar serum kreatinin yang meningkat mengindikasikan kerusakan pada
ginjal. Sebagai tambahan, kehadiran protein didalam air seni (proteinuria) dapat merefleksikan
kerusakan ginjal dari hipertensi, bahkan jika fungsi ginjal normal (seperti diwakili oleh tingkat
kreatinin darah). Protein sendirian didalam air seni memberi tanda-tanda risiko kemerosotan fungsi
ginjal jika tekanan darah tidak dikontrol. Bahkan jumlah kecil dari protein (microalbuminuria) mungkin
adalah suatu signal dari gagal ginjal yang akan datang dan komplikasi-komplikasi vaskuler lain dari
hipertensi yang tidak terkontrol. Orang-orang Amerika keturunan Afrika dengan pengontrolan
hipertensi yang miskin ada pada risiko yang lebih tinggi dibanding orang-orang kulit putih (caucasians)
untuk kerusakan akhir organ terutama kerusakan ginjal.

Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke, yang dapat menjurus pada kerusakkan
otak atau syaraf. Stroke-stroke umumnya disebabkan oleh suatu hemorrhage (kebocoran
darah/leaking blood) atau suatu gumpalan darah (thrombosis) dari pembuluh-penbuluh darah yang
mensupali darah ke otak. Gejala-gejala dan tanda-tanda (penemuan-penemuan pada pemeriksaan
fisik) pasien dievaluasi untuk menilai kerusakkan syaraf. Sebuah stroke dapat menyebabkan
kelemahan, kesemutan/rasa geli, atau kelumpuhan dari tangan-tangan atau kaki-kaki dan kesulitan-
kesulitan bicara dan penglihatan. Stroke-stroke kecil yang berganda dapat menjurus pada dementia
(kapasitas intelektual yang lemah/impaired intellectual capacity). Pencegahan yang paling baik untuk
komplikasi-komplikasi hipertensi ini adalah kontrol tekanan darah. Studi-studi terakhir juga telah
menyarankan bahwa obat-obat angiotensin receptor blockers dapat menawarkan suatu efek
perlindungan tambahan melawan stroke-stroke melampaui kontrol tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai