Anda di halaman 1dari 3

JOURNAL READING

Atypical Antipsychotic Use and


Parkinsonism in Dementia: Effects of
Drug, Dose, and Sex
Connie Marras, MD, PhD; Nathan Herrmann, MD; Geoffrey M.
Anderson, MD, PhD; Hadas D. Fischer, MSc, MD; Xuesong Wang,
MSc5; and Paula A. Rochon, MD, MPH

Oleh:
Filcha Novia S.
21504101033

Pembimbing:
dr. Rahma Triliana, S.Ked, M.Kes, PhD

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


LABORATORIUM ILMU FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2016
Antipsikotik atipikal sering digunakan pada geriatri sebagai obat untuk
menekan gejala demensia. Namun pemberian antipsikotik pada geriatri juga
meningkatkan resiko terjadinya efek ekstrapiramidal seperti parkinson. Untuk itu
uji klinis dilakukan untuk mengetahui potensi munculnya efek samping
pemberian antipsikotik atipikal kepada pasien dengan dimensia berupa parkinson.
Penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif dengan subjek
penelitian adalah pasien >65th dengan demensia dan tanpa riwayat parkinson
sebelumnya. Pasien di follow up dari pertama kali menerima terapi antipsikotik
atipikal. Peneltian ini dilakukan di Ontario dengan mengambil data yang berasal
dari 5 database administrasi kesehatan setempat. Kriteria inklusi pada penelitian
ini adalah pasien usia 66 dengan demensia dan pernah mendapatkan terapi
quetiapin, risperidone, atau olanzapin, antara 1 April 2001 dan 31 Oktober 2009.
Kriteria eksklusi yang digunakan yaitu pasien yang terbukti menderita parkinson
sebelum mendapatkan antipsikotik pertama, pasien yang mendapatkan terapi
metoclopramid, metildopa atau reserpin pada tanggal indeks, pasien yang
menjalani dialisis atau perawatan paliatif dan yang terdiagnosis skizofrenia.
Hasil penelitian ini yaitu 51.878 pasien yang dijadika subjek tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada usia dan jenis kelamin dari
munculnya dimensia. 62% pasien didiagnosis parkinson pada akhir penelitian ini,
sisanya sebanyak 32 % mendapatkan pengobatan untuk parkinson, dan 6% telah
terdiagnosis dan mendapatkan pengobatan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi dosis obat yang diberikan, maka semakin tinggi pula
kejadian parkinson. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat persamaan
respon yang sesuai dosis terhadap ketiga obat yang digunakan. Sedangkan
pengaruh jenis kelamin dibuktikan bahwa laki-laki lebih berisiko terhadap
parkinson pada ketiga obat yang digunakan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan obat quetiapin tidak
terbukti lebih aman dalam menimbuklan terjadinya parkinson jika dibandingkan
dengan risperidone, dan olanzapin seperti pada penelitian yang dilakukan
sebelumnya. Namun insiden terjadinya parkinson lebih tinggi pada pasien yang
mendapatkan terapi olanzapin dibandingkan dengan risperidon.

Critical appraisal :
1. Jurnal ini merupakan original article dengan bentuk penelitian observasi
menggunakan metode cohort retrospectiv study
2. Jurnal ini merupakan first rank article
3. Jurnal ini sudah ada peer review
Penulisnya adalah Connie Marras, MD, PhD; Nathan Herrmann, MD;
Geoffrey M. Anderson, MD, PhD; Hadas D. Fischer, MSc, MD; Xuesong
Wang, MSc5; and Paula A. Rochon, MD, MPH

Or iginal language English

Journal The American Journal of Geriatric Pharmacotherapy

Volume 10

Issue number 6

Pages (from-to) 381-389

Number of pages 9

DOIs doi: 10.1016/j.amjopharm.2012.11.001.


State Published 2012

4. Sudah memenuhi format AIMRAD


5. Jurnal ini berguna karena memenuhi kriteria tugas farmasi
6. Metode yang digunakan sangat jelas yaitu dengan menggunakan kohort
retrospektif menggunakan data dari 5 database administrasi kesehatan.
7. Kesimpulan pada jurnal ini dapat menjawab dari tujuan penelitian

Berdasarkan pernyataan diatas, menurut saya jurnal ini dapat dipergunakan


sebagai literatur/citasi.

Anda mungkin juga menyukai