Rumput belulang mempunyai siklus hidup yang menahun dan mampu berbungan di umur 30
hari. pematang bunga tumbuhan rumput belulang 4-6 bulan. rumput belulang biasanya
tumbuh baik di dataran yang tidak terlalu basah.
Rumput belulang atau jukut jampang mempunyai ciri-ciri pada tumbuhannya sebagai
berikut,
Akar : akar dari rumput belulang atau jukut jampang ini termasuk dalam tumbuhan yang
mempunya akar serabut.
Daun : ciri daun dari rumput belulang yaitu memanjang, mempunyai lebar 1 cm dan
mempunya pangjang rumput belulang sekitar 10-15cm. dan mempunyai tinggi tanaman
sekitar 60-80 cm.
Pengendalian rumput belulang yaitu dengan cara penggenangan secara terus menerus atau
pengendalian bisa menggunakan herbisida.
Keyword : fitokimia, herba rumput belulang, penyakit batu ginjal
Herba rumput belulang [Eleusine indica (L.) Gaertn] merupakan tanaman yang digunakan
sebagai obat tradisional yang memiliki efek mengobati penyakit batu ginjal. Penelitian
mengenai kandungan kimia rumput belulang masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kandungan kimia herba jukut carulang. Simplisia herba rumput belulang
diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol difraksinasi
dengan ekstraksi cair-cair dan kromatografi cair vakum. Pemurnian dilakukan dengan
menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif. Isolat dikarakterisasi dengan penampak
bercak spesifik, dan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak. Simplisia rumput belulang
mengandung golongan senyawa flavonoid, dan steroid/triterpenoid. Isolat R diperoleh dari
ekstrak metanol yang memiliki dua puncak yakni pada 256 nm dan 372 nm pada
spektrofotometri UV. Isolat yang dihasilkan diduga merupakan senyawa flavonoid golongan
flavonol yang memiliki gugus OH pada atom C 3,5, 7, dan 3', 4' atau kuersetin
Deskripsi
Rumput belulang atau Eleusin indica merupakan salah satu jenis dari suku
Poaceae yang sering dianggan sebagai gulma. Gulma ini terdapat pada daerah
tropis dunia, khususnya di daerah Amerika Selatan dan Afrika. Herba tahunan ini
sangat umum ditemui di seluruh daratan Indonesia dari daerah pantai sampai
daerah pegunungan, 0-1.600 meter diatas permukaan laut. Habitatnya adalah
seluruh daratan yang kosong, baik di rawa, gunung, maupun di halaman rumah.
Penyebaranya sangat cepat dengan biji-bijinya yang kecil dan ringan sehingga
mudah tertiup oleh angin dan mudah tumbuh apabila jatuh di daerah yang
terdapat cukup air. Gulma ini sangat dikenal baik oleh petani di Indonesia karena
paling banyak ditemukan pada kebun atau ladang. Apabila masih muda, gulma
ini sangat mudah untuk dicabut namun apabila sudah dewasa dan membentuk
lingkaran gulma ini sangat sulit untuk dicabut sehingga harus dicabut berikut
tanahnya.
Morfologi
Sistem perakaran tumbuhan ini berupa akar serabut yang dalam, banyak, kuat,
dan membentuk lingkaran sehingga sukar untuk dicabut. Tumbuhan ini
membentuk koloni berupa lingkaran dari tunas-tunasnya, Eleusin
indica merupakan herba berbatang gepeng dengan warna hijau muda sampai
hijau tua. Pada pangkal batang tumbuh tunas-tunas yang cukup banyak
sehingga tumbuh merumpun berbentuk lingkaran. Tinggi batang semuanya 0,2-
0,8m. Pada pangkal daun terdapat rambut-rambut kasar berwarna putih, daun
berpelepah dan duduk langsung pada batang dengan bentuk daun pita dengan
ukuran 15 x 7 mm dan daun kecil berukuran 6 x 3 mm. Bunga berupa malai
keluar sepanjang tahun, tangkai karangan bunga panjang dan karanganya
berbentuk 3-4 tangkai. Buah kecil berbiji 1-2, dengan biji berwarna coklat
kehitaman, jenis ini memperbanyak diri melalui biji dan akar tinggalnya.
Manfaat
Eleusin indica, meskipun dianggap sebagai gulma namun tumbuhan ini
berpotensi sebagai tanaman obat tradisional. Seluruh tubuh tumbuhan ini
mengandung senyawa saponin, tanin, polifenol, lemak dan protein. Karena
kandungan senyawa inilah Eleusin indica dapat digunakan sebagai obat untuk
mengobati diare, masuk angin dan perut kembung.
Petani dalam budidaya ubi kayu banyak menghadapi masalah yang dapat menurunkan produksi
dan kualitas umbi. Masalah tersebut diantaranya adalah adanya gangguan hama, penyakit, dan
gulma
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuhnya tidak dikehendaki pada tanaman ubi kayu karena
merugikan dalam mendapatkan hara, sinar matahari ataupun ruang tumbuh. Dampak negative
dari gulma yang tidak dikendalikan adalah dapat menghambat pertumbuhan dan menurunkan
produksi umbi. Gangguan gulma pada tiga bulan pertumbuhan awal dapat menurunkan hasil ubi
kayu sebesar 75%
Besar kecilnya penurunan produksi ubi kayu akibat kehadiran gulma sangat tergantung pada
jenis, sifat dan populasi gulma yang tumbuh. Sedangkan jenis gulma yang tumbuh dan tingkat
kerapatannya tergantung pada jenis tanah dan iklim terutama curah hujan. Oleh karena itu
keberadaan gulma sangat beragam diantara daerah yang satu dengan yang lain.
Gulma yang sering dijumpai pada pertanaman ubi kayu adalah gulma semusim yang
mempunyai pertumbuhan sangat cepat dan dapat menghasilkan biji dalam waktu singkat.,
sehingga cukup menyulitkan pengendaliannya karena beberapa saat setelah pengolahan tanah
dan cukup air maka biji gulma akan cepat tumbuh. Ada beberapa jenis gulma utama yang sering
mengganggu pertanaman ubi kayu diantaranya adalah gulma rumput Belulang/Eleusine indica/
Bioekologi
Gulma rumput Belulang/Eleusine indica/ disebut juga dengan nama rumput Jukut- Jambang,
Jukut-carulang, Suket-lulangan, Suket-welulang. Gulma ini masuk dalam golongan rumput yang
mempunyai perakaran serabut yang kuat, sering kali tajuk merapat ketanah seperti piring. Tinggi
dapat mencapai 80 cm, dan berbentuk pita, duduk berseling. Kelopak daun halus, lebar, rata
atau melipat dengan lebar 3-8 mm. Bunga berbentuk seperti payung, warna hijau muda atau
keputihan terdiri atas 2-12 spikes yang tegak hingga agak mendatar.
Gulma dapat berkembang biak secara cepat dengan biji. Diperkirakan setiap musim setiap
tanaman dapat menghasilkan 50.000 135.000 biji. Di Indonesia, telah tersebar luas sehingga
merupakan gulma yang cukup merugikan. Jenis gulma ini dapat di dataran rendah sampai
ketinggian 1.600 m di atas permukaan laut, di tempat terbuka tetapi tidak terlalu kering atau di
tempat yang agak terlindung, tumbuh subur pada lahan yang beririgasi, tetapi dapat juga tumbuh
pada tanah yang padat sepanjang jalan
Pengendalian
Pengendalian secara mekanik, yaitu dilakukan dengan penyiangan sebelum gulma ini
membentu biji. Cara ini agak sulit karena perakarannya kuat dan pertumbuhannya cepat.
Pengendalian secara kimiawi, yaitu dengan penyemprotan herbisida pra tanam keturunan urea
(diuron, linoron) seminggu sebelum dilakukan penanaman tumbuhan.
Sumber: Litbang Pertanian
Penulis : Marwati (Pusat Penyuluhan Pertanian-BPPSDMP-Kementan)
HOME
Nah pada kesempatan kali ini Cara Praktis akan membagikan cara mudah
membasmi dan menghilangkan rumput liar di halaman rumah Anda dengan
aman, menggunakan bahan-bahan alami yang mudah diperoleh, dan tentunya
lebih hemat biaya. Penasaran? Yuk simak ulasannya berikut ini
Baca juga: 4 Cara Mudah Membuat Desain Rumah Hemat Energi Yang Murah
Cara menghilangkan rumput liar tsb dapat dilakukan dengan menutupi rumput liar tsb dengan 10
lembar koran yang telah dibasahi sebelumnya, lalu tutupi koran tsb dengan pupuk kompos atau jerami
kering. Bila kemudian pupuk kompos atau tumpukan jerami tsb ditumbuhi rumput juga, lakukan cara
yang sama yaitu gunakan 10 lembar koran lalu tutupi kembali dengan kompos atau jerami. Begitu
selanjutnya. Cara ini selain efektif membasmi dan menghilangkan rumput liar juga sangat baik untuk
menutrisi tanah. Tapi ingat jangan sampai menutupi tanaman yang Anda inginkan ya, karena tanaman
kesayangan Anda berisiko akan mati juga.
2. Cara Mematikan Rumput Liar Menggunakan
Garam
Garam adalah bahan yang selalu tersedia di setiap dapur, ternyata dapat digunakan pula untuk
membasmi dan menghilangkan rumput liar. Cukup taburkan garam di tempat yang ditumbuhi rumput
liar. Garam tsb akan menghisap kelembaban sehingga rumput akan mengering dan mati.
sponsor
Video dari youtube berikut ini mungkin dapat meng-inspirasi Anda bagaiman cara penggunaan sabun
cuci dan cuka untuk membasmi dan menghilangkan rumput liar.
Itulah 5 cara mudah membasmi dan menghilangkan rumput liar di pekarangan rumah Anda. Namun
ingat lindungi tanaman lain dari bahan-bahan tsb agar tidak mengalami nasib yang sama. Sebetulnya
ada cara lain yang tak menggunakan bahan sama sekali yaitu dengan membuat pemisah atau
menggunakan batas antara tiap kelompok tanaman misalnya menggunakan kayu atau batu-batuan
sehingga rumput tidak dapat hidup di ruangan sebagai jarak tiap tanaman. Hukum alam akan berlaku,
bila tanaman Anda tumbuh sehat dan kuat maka rumput liar pun tak bisa tumbuh.
Rumput Belulang ( Eleusine indica (L.) Gaertn. )
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminales
Famili : Graminae
Genus : Eleusine
a. Akar
Akar Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) memiliki system perakaran
serabut. Akar rumput membentuk tali halus. Akar serabut yang kecil-kecil memiliki
percabangan yang sangat banyak, selain itu juga memiliki bulu yang halus.
b. Batang
Batang Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) membentuk rumpun yang
kokoh dengan perakaran yang lebat. Tumbuh tegak atau ada kalanya merambat. Membentuk
cabang. Sering membentuk akar pada buku terbawah. Tingginya 12-85 cm.
c. Daun
Daun Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) memiliki helai daun panjang.
Bentuk garis. Bagian pangkal tidak menyempit. Ujungnya runcing atau tegak tumpul. Pada
pangkalnya selalu terdapat beberapa rambut panjang.
d. Bunga
Bunga Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) tegak atau condong ke
samping. Dengan dua sampai tujuh bulir yang tumbuh menjari (digitatus) pada ujung batang.
Bulir lainnya (nol sampai tujuh) tumbuh di bawah atau tersebar atau rapat satu sama lain.
Sumbu bulir lurus dan rata-rata 2,5-15 cm panjangnya. Muncul di ujung batang.
e. Buah
Buah Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) berbentuk elips meruncing.
Benang sarinya berwarna kekunung-kuningan. Mempunyai rambut-rambut papus putih
menyerupai perak. Buah sangat ringan. Memiliki putik.
f. Biji
Biji Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) berwarna putih. Biji berbentuk
bulat seperti telur. Biji tidak keras. Biji ringan. Biji tua berwarna kuning kecoklatan.
1b, 2a, 3b, 5b, 6b, 9b, 10b, 12b, 13b, 15b, 16a :Eleusine (Genus)
Tjitrosoepomo, g. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cetakan 13. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminales
Famili : Graminae
Genus : Eleusine
Spesies : Eleusine indica (L.) Gaertn.
Rumput belulang (nama daerah)
a. Akar
Akar Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) memiliki system perakaran serabut.
Akar rumput membentuk tali halus. Akar serabut yang kecil-kecil memiliki percabangan yang
sangat banyak, selain itu juga memiliki bulu yang halus.
b. Batang
Batang Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) membentuk rumpun yang kokoh
dengan perakaran yang lebat. Tumbuh tegak atau ada kalanya merambat. Membentuk cabang.
Sering membentuk akar pada buku terbawah. Tingginya 12-85 cm.
c. Daun
Daun Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) memiliki helai daun panjang.
Bentuk garis. Bagian pangkal tidak menyempit. Ujungnya runcing atau tegak tumpul. Pada
pangkalnya selalu terdapat beberapa rambut panjang.
d. Bunga
Bunga Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) tegak atau condong ke samping.
Dengan dua sampai tujuh bulir yang tumbuh menjari (digitatus) pada ujung batang. Bulir lainnya
(nol sampai tujuh) tumbuh di bawah atau tersebar atau rapat satu sama lain. Sumbu bulir lurus
dan rata-rata 2,5-15 cm panjangnya. Muncul di ujung batang.
e. Buah
Buah Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) berbentuk elips meruncing. Benang
sarinya berwarna kekunung-kuningan. Mempunyai rambut-rambut papus putih menyerupai
perak. Buah sangat ringan. Memiliki putik.
f. Biji
Biji Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) berwarna putih. Biji berbentuk bulat
seperti telur. Biji tidak keras. Biji ringan. Biji tua berwarna kuning kecoklatan.
Nasution, U. 1989. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh.Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa (PATM), Tanjung Morawa.
Tjitrosoepomo, G. 1953. Ilmu Tumbuh-tumbuhan Berbiji. Susunan Luar. IV. V. Poesaka Aseli, Jakarta.
Tjitrosoepomo, g. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cetakan 13. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin rapat gulmanya, persaingan yang terjadi antara gulma dan tanaman pokok
semakin hebat, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya semakin
menurun. Hubungan antara kerapatan gulma dan pertumbuhan atau hasil tanaman pokok
merupakan suatu korelasi negatif. Suroto dkk. (1996)
Dari latar belakang tersebut maka kami telah menyusun makalah yang khusus
membahas tentang gulma dari golongan rumput (grasses) yang dominan dan dianggap
penting pada tanaman budidaya.
B. Tujuan
- Mengetahui jenis rumput yang menjadi gulma penting pada budidaya tanaman pangan
- Mengetahui seberapa besar kerugian yang diakibatkan oleh gulma dari golongan rumput
(grasses)
Khusus pada kesempatan ini pembahasan makalah focus pada gulma golongan rumput
(grasses).
- Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun
sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya
berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas
antara pelepah daun dan helaian daun.
- Dasar karangan bunga satuannya anak bulir (spikelet) yang dapat bertangkai atau tidak
(sessilis). Masing-masing anak bulir tersusun atas satu atau lebih bunga kecil (floret), di
mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung (bractea) yang
tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut palea.
Berikut adalah penjelasan beberapa jenis rumput yang kerap dijumpai dan menjadi
gulma penggangu tanaman budidaya. berdasarkan bentuk masa pertumbuhan dibedakan
rumput semusim (annual) dan tahunan (perennial). Rumput semusim bisanya tumbuh
melimpah tetapi kurang menimbulkan masalah dibandingkan dengan rumput tahunan.
1. Echinochola cruss-galli
E. crus-galli memiliki nama lain Panicum crus-galli yang merupakan tanaman annual
kelas Monocotyledon, famili Poaceae/Graminae (IRRI, 1983). Galinato et al. (1999)
menyatakan bahwa rumput E. crus-galli tersebar pada daerah tropis dan sub tropis di
seluruh negara Asia Tenggara, Asia Selatan dan Australia. Rumput ini dapat ditemui di
Indonesia dan dikenal dengan nama gagajahan, jajagoan, padi burung, jawan, jawan
parikejawan, ramon jawan, suket ngawan. Gulma ini memiliki daya adaptasi yang luas pada
kondisi lingkungan yang bervariasi.
Sebagai tanaman C4, E. crus-galli menunjukkan tingkat fotosintesis bersih yang lebih
tinggi, efisiensi penggunaan air dan nitrogen yang lebih baik dari tanaman C3 (Ampong-
Nyarko dan De Datta, 1991). Hal ini menjadikan gulma ini lebih efisien dalam fotosintesis
daripada tanaman padi, karena tanaman padi termasuk jenis tanaman C3.
a. Klasifikasi Echinochloa crus-galli (L.)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Echinochloa crus-galli memiliki perawakan tegak dengan daun tegak atau rebah di bagian
dasarnya. Rumput ini memiliki batang kuat dan lurus serta berbentuk silindris dengan pith seperti
spons putih di bagian dalamnya. Tinggi gulma ini dapat mencapai 20-200 cm. Selain itu gulma ini
juga memiliki akar yang tebal dan berserat.
Ukuran panjang dan lebar daun gulma E. crus-galli bisa mencapai hingga 40 cm dengan
lebar 5-15 mm. Setiap daun memiliki pelepah daun dengan panjang 9-13 cm. Daun gulma ini
memiliki bagian ujung yang meruncing, berambut halus pada bagian dasarnya, dan
permukaannya berwarna hijau (Galinato et al., 1999).
Buah pada gulma ini disebut caryopsis dengan bentuk lonjong dengan panjang 1.5-2 mm
(Galinato et al., 1999). Bijinya berwarna coklat hingga kehitaman. Satu tanaman E crus-
galli dapat menghasilkan sekitar 40 000 biji.
b. Syarat Tumbuh Echinochloa crus-galli
E. crus-galli merupakan gulma tahunan yang beradaptasi pada daerah berair dan tumbuh
baik pada tingkat kelembaban tanah 80% dari kapsitas menahan air (Ampong-Nyarko dan De
Datta, 1991). Pertumbuhan E. crus-galli sangat baik pada tanah berpasir dan berlempung,
terutama tanah memiliki kandungan nitrogen yang tinggi. Pertumbuhannya tidak dibatasi oleh pH
tanah. Suhu optimum untuk perkecambahan gulma ini dari 32 C hingga 37C dan akan
terhambat bila dibawah 10 C dan diatas 40 C.
E. crus-galli membutuhkan waktu 42-64 hari untuk melengkapi siklus hidupnya. Benih akan
langsung tumbuh setelah ditanam, tetapi sebagian benih akan mengalami dormansi selama 4-48
bulan. Fotoperiodisme mempengaruhi jumlah benih yang dorman dan intensitas dormansi benih
tersebut. Fotoperiodisme juga mengontrol pembungaan. Pembungaan yang lebih cepat terjadi
pada hari pendek dengan jumlah malai dan anakan yang juga lebih besar.
Rumput bebek (Echinochloa colona) adalal tumbuhan rumput yang tumbuh liar. Rumput
ini biasanya ditemukan di area sekitar pinggir jalan, rumah, atau di sekitar sekolah.
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Echinochloa
Rumput bebek atau Echinochloa colona merupakan jenis rumput yang memiliki akar
serabut. Rumput ini memiliki daun yang berwarna hijau. Rumput bebek juga
berkembangbiak menggunakan bunganya.
a. Deskripsi
Terna rumput, berumur panjang (perenial), tumbuh berumpun, tinggi 30 - 180 cm. Akar
rimpang, menjalar, berbuku-buku, keras dan liat, berwarna putih. Batang berbentuk silindris,
diameter 2 - 3 mm, beruas-ruas. Daun warna hijau, bentuk pita (ligulatus), panjang 12 - 80
cm, lebar 2 - 5 cm, helaian daun tipis tegar, ujung meruncing (acuminatus), tepi rata,
pertulangan sejajar (parallel), permukaan atas halus, permukaan bawah kasap (scaber).
Bunga majemuk, bentuk bulir (spica), bertangkai panjang, setiap bulir berekor puluhan helai
rambut putih sepanjang 8 - 14 mm, mudah diterbangkan angin. Buah bentuk biji jorong,
panjang +/- 1 mm, berwarna cokelat tua. Perbanyaan vegetatif (akar rimpang).
b. Klasifikasi
Ordo : Poales
Genus : Imperata
Imperata cylindrica sering ditemukan pada tempat-tempat yang memiliki curah hujan
lebih dari 1000 mm pertahun dengan kelembapan 75 90 %. Tercatat tumbuhan alang-
alang terdapat pada ketinggian 2700 m dari permukaan laut di Indonesia. Kondisi terbaik
untuk pertumbuhan alang-alang dengan suhu rata-rata 26 C. Diperkirakan, alang-alang
menutupi sekitar 5000 juta hektar daratan. Alang-alang dijumpai pada kisaran habitat yang
luas mencakup perbukitan pasir kering di lepas pantai dan gurun, juga rawa dan tepi sungai
di lembah. Tumbuhan alang-alang menyukai tempat yang memperoleh banyak cahaya dan
tidak dapat tumbuh bila mendapat naungan penuh. Meskipun tumbuh pada kisaran tipe
tanah dan tingkat kesuburan yang luas, alang-alang tumbuh dengan baik pada tempat
bertanah basah. pH tanah untuk menumbuhkan alang-alang berkisar antara 4,0 7,5.
Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat
bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur.
Berlawanan dengan anggapan umum, alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang miskin,
gersang atau berbatu-batu. Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak
disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembap atau kering. Di tanah-tanah yang
becek atau terendam, atau yang senantiasa ternaungi, alang-alang pun tak mau
tumbuh. Gulma ini dengan segera menguasai lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka,
bekas ladang, sawah yang mengering, tepi jalan dan lain-lain. Di tempat-tempat semacam itu
alang-alang dapat tumbuh dominan dan menutupi areal yang luas.
Alang-alang menyebar alami mulai dari India hingga ke Asia timur, Asia
Tenggara, Mikronesia dan Australia. Kini alang-alang juga ditemukan di Asia
utara, Eropa, Afrika, Amerika dan di beberapa kepulauan. Namun karena sifatnya
yang invasif tersebut, di banyak tempat alang-alang sering dianggap sebagai gulma yang sangat
merepotkan.
2. Saccharum spontaneum(Kaso)
a. Klasifikasi
Ordo : Poales
Genus : Saccharum
b. Deskripsi
Rimpang menahun dengan tinggi rumpun mencapai 14 m atau lebih. Daun kaku atau
keras, panjang 20 cm atau lebih, menyirip, biasanya warna daun keunguan, dan halus;
ligula membulat atau memiliki bangun segitiga dengan panjang sekitar 2 mm, serta
diselaputi rambut-rambut pendek; bentuk daun lurus-meruncing, panjang 5090 cm dan
lebar 515 (40) mm, permukaan daun licin, tepi daun kasar. Perbungaan malai (tandan
majemuk) dengan panjang 2060 cm; setiap tandan berukuran 315 cm.
c. Distribusi/Penyebaran
d. Habitat
Saccharum spontaneum mulai tumbuh dari daerah di atas permukaan laut hingga
ketinggian 1700 m dpl. Tumbuhan ini memerlukan lingkungan dengan curah hujan tinggi
yang biasanya dapat mencapai 1500 mm per tahun, dan tumbuhan ini juga dapat tumbuh
pada kisaran tipe tanah yang beragam, mulai dari tanah aluvial di tepi sungai hingga tanah
berpasir bekas daerah pertambangan.
e. Manfaat tumbuhan
Daun muda dan umbut dapat digunakan sebagai bahan makanan lalab dan atau ditumis.
3. Panicum repens
Rumput tahunan dengan akar rimpang sepanjang 12-40 cm, menjalar di bawah
permukaan tanah, tebal rimpang hingga 20 mm, putih, berdaging. Daun berukuran 4-30 cm
x 3-9 mm berbentuk garis dengan kaki lebar dan ujung runcing. Bunga majemuk berupa
malai agak jarang sepanjang 8-22 cm. Senang tumbuh di tempat yang lembab dan tidak
menyukai kekeringan. Menghasilkan daun yang sedikit, kebanyakan tumbuh sebagai gulma
yang mengganggu tanaman pertanian. Nilai gizi yang dikandung memuaskan dan herbivora
gemar memakannya serta rimpang di beberapa tempat.
Panicum repens adalah rumput abadi yang sering berkoloni padat dan telah lama,
rimpang merayap. Panicum repens sering berbentuk tikar mengambang padat yang
menghalangi aliran air dalam selokan dan membatasi penggunaan rekreasi wilayah pantai
danau dan kolam.
- Klasifikasi
Ordo : Poales
a. Klasifikasi
Ordo : Poales
Genus : Paspalum
- Akar
Akar serabut, dan memiliki rambut akar yang banyak. Dan akarnyasering keluar dari buku-
buku batang. Dan berbulu akar yang relatif banyak.
- Batang
Padat, agak pipih, tingginya 20-75 cm, tidak berbulu, warnanya hijau bercorak ungu,
tumbuh tegak berumpun, membentuk geragih yang bercabang-cabang. Pada tiap buku dari
geragih dapat membentuk akar dan batang baru. Geragih merupakan sarana perkembangbiakan
secara vegetatif.
- Daun
Helai daun berbentuk pita atau pita lanset ujungnya lancip, berbulusepanjang tepinya dan
permukaannya. Helai daun paling atas seringrudimenter. Upih daun berwarna hijau atau
bercorak ungu, berbentuk lunas perahu yang sangat pipih, tepinya berbulu halus.
- Bunga
Tandan (rasemosa) hampir selalu tumbuh berhadapan disatu titik (conjugate), jarang
sekali terdapat tandan ketiga dibawahnya.
- Buah
Berbentuk sumbuh sempit (1-1,25 mm), tidak berbulu, sisi belakang berwarna hijau
mengkilap, dibagian ujung menyempit dan menyaring.
- Biji
Sangat kecil (1,75-2mm), berbentuk ellips lebar dengan ujung yangtumpul, sepanjang
sisinya terdapat bulu-bulu halus yang panjang, warnanyahijau sangat pucat, bertangkai
pendek 0,3-0,75 mm
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
mengetahui jenis gulma rumputan, daun lebar dan tekian, melakukan analisis vegetasi
gulma, dan dapat melakukan aplikasi herbisida secara tepat.
tanaman pokok
Semakin rapat gulmanya, persaingan yang terjadi antara gulma dan tanaman pokok
semakin hebat
Gulma dan pertanaman adalah sama-sama tumbuhan yang mempunyai kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, G.N. 1997. Plant Pathology. Forth Edition. Academic Press, New York.
Ilmu Gulma. (Sitepu dan Asman 1989; Radhakrishan et al. 1997; Asman et al. 1998; Supriadi et
al.2000; Nasrun 2005).
Anonim, 2009. Gulma Rumput. http://tustiana.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 08 april 2013.
Tumbuhan liar (wild spesies) Tumbuh alami pada tempat yang tidak mengalami
gangguan, cepat menguasai lahan Tidak tumbuh pada lahan yang diganggu Agar
dapat bertahan dilahan pertanian, perlu domestikasi
Gulma (weed)
Beradaptasi pada habitat yang terganggu dan bertahan tanpa bantuan manusia.
Tidak dapat berkompetisi dengan tumbuhan liar pada habitat alami. Akan
tergeser oleh tumbuhan liar bila habitat tidak mengalami gangguan lagi
Tanaman Tumbuh pada habitat yang terganggu dengan bantuan manusia secara
terus-menerus Kemampuan reproduksi dan dispersal secara alami sangat rendah
Tingkat ketergantungan pada manusia sangat besar untuk bertahan di habitat
buatan
Alokasi biomassa di atur secara genetis dan akumulasi biomassa pada suatu
areal ditentukan oleh stres dan disturbance. Stres : Faktor eksternal yang
membatasi produksi seperti kekeringan defisiensi hara, tanah masam dll
Disturbance : dekstruksi total atau sebagian dari biomassa tumbuhan
Karakter gulma ada pada kompetitor dan ruderal dalam dua kombinasi strategis,
yaitu competitive ruderal dan stress tolerant competitor.
Suksesi
Model suksesi
Toleransi Jenis vegetasi yang datang belakangan mampu hidup dan toleran
terhadap keadaan sumberdaya yang minimal, vegetasi tsb mampu menginvasi
areal meski jenis yang Terdahulu masih ada
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor Klimatik
Terdiri dari cahaya, temperatur, air, angin, dan aspek-aspek musiman dari faktor-
faktor tersebut.
Faktor Biotik
Rumput belulang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daftar isi
[sembunyikan]
1Gambaran
2Habitat
3Perkembangbiakan
5Referensi
Rumput belulang
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Eleusine
Spesies: E. indica
Nama binomial
Rumput belulang adalah sejenis tumbuhan yang dapat dikendalikan secara manual maupun
menggunakan herbisida.[1] Tumbuhan ini termasuk ke dalam suku Poaceae yaitu suku rumput-
rumputan.[1] Nama ilmiah dari rumput belulang adalah Eleusine indica (L.) Gaertn.[2] Rumput ini
memiliki sebutan lain disetiap daerah.[1] Carulang atau jampang adalah sebutan rumput belulang
di daerah Sunda dan suket lulangan untuk Jawa.[1]