MELASMA
1. Definisi Melasma
1. Melasma
A. Etiologi
Sinar ultraviolet
Hormon
Obat
Genetik
Ras
Kosmetika
B. Gejala klinis
C. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan histopatologik
Pada tipe epidermal : terdapat melanin terutama pada lapisan
basal dan suprabasal, kadang juga terdapat diseluruh stratum
spinosum samapai stratum korneum. Terdapat sel melanosit
padat yang mengandung melanin, sel-sel lapisan basaldan
suprabasal, dan juga terdapat pada keratinosit dan sel-sel stratum
korneum.
Pada tipe dermal: terdeapat makrofag bermelanin disekitar
pembuluh darah pada dermis bagian atas dan bagian bawah, dan
juga terdapat fokus fokus infiltrat pada dermis bagian atas.
2. Melanoma
a. Etiologi
Sering terpapar sinar ultraviolet
Adanya nevus displastik
Herediter
Banyaknya nevus melanostik di badan
b. Gejala
Berdasarkan tipe:
a. Superficial spreading melanoma (SSM)
Merupakan tipe terbanyak yang muncul pada dekade ke 4 atau 5.
Pada laki-laki sering tumbuh pada badan sedangkan pada
perempuan sering tumbuh pada daerah tungkai. Tempat lainnya
yang sering ditumbuhi adalah kepala dan leher.
Gambaran klinis berupa: lesi agak menimbul, hitam,
kecoklatan atau kemerahan, tepi irregular, garis kulit pada pada
permukaan lesi menghilang. Perubahan bentuk dapat terjadi
dengan adanya sebagian rergresi yang berwarna lebih pucat
dengan perluasan keluar sehingga berbentuk anular. Bila invasif,
lesi lebih menimbul dan terdapat nodul.
c. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan histopatologi
Pada SSM ditemukan melanosit atipik uniformis, besar dan agak
bulat tersebar secara pagetoid dalam epidermis yang sebagian tebal
dan sebagian tipis. Sel tersebut soliter atau terdapat dalam sarang
sel.
Pada NM sel atipik tumor tampak tumbuh ke dermis, infiltrat
limfosit pada dermis lebih jarang.
Pada LLM tampak proliferasi melanosit seperti spindelyang atipik
dengan sebagian tersusun tidak teratur dan makin banyak ke bagian
tengah, terletak pada bagian epidermis yang menipis. pada dermis
mengandung melanofag, infiltrate limfosit dalam dermis jarang.
Pada ALM sel tumor yang atipik umumnya soliter, terletak di
sepanjang dermo-epidermal pada epidermis yang akantotik, dan
tidak teratur. pada dermis dapat terlihat sel infiltrate limfosit dan
melanofag dalam dermis.
b. Pewarnaan khusus
pewarnaan khusus atau reaksi imunohistokimia, misalnya dengan S-
100 dan HMB-45.
3. Akantosis nigrikans
a. etiologi
belum bisa dipastikan
Resistensi insulin
keringat atau gesekan
b. gejala
Plak simetris
hiperpigmentasi
velvety plaque
sering pada daerah intertriginosa dari ketiak, selangkangan, dan leher
posterior
c. pemeriksaan
a. Tes skrining insulin
Tes untuk mendeteksi kelainan metabolik seperti resistensi insulin.
b. Histopatologik
Ditemukan hyperkeratosis, papilomatosis, dengan sedikit atau tidak
ada akantosis atau hiperpigmentasi.
4. Nevus
a. etiologi
belum diketahui
pengembangan nevus awal kehidupan adalah hasil hubungan yang
rumit antara evolusi nevus, lokasi anatomi, dan faktor lingkungan.
b. gejala
macula
warna tan sampai coklat
c. pemeriksaan
eksisi biopsy sederhana
untuk evaluasi mikroskopik
histopatologik
melanosit besar dan berputar, epithel cytomorphology tersusun
sepanjang zona junctional dari epitel acanthotic dan hiperkeratosis.
tirosin
hidroksilasi
3,4-
dihidroksifeni
lalanin
(DOPA)
Oksidasi
enzim
4. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Biasanya, tidak ada tes laboratorium yang diindikasikan untuk
melasma. Beberapa studi telah menunjukkan kelainan ringan pada fungsi
tiroid berhubungan dengan melasma, khususnya-kehamilan atau
kontrasepsi oral pil terkait melasma. Dengan demikian, adalah wajar untuk
mempertimbangkan pemeriksa tes fungsi tiroid, fungsi endokrin,dan
hepatik.
2. Pemeriksaan histopatologi
Lesi kulit melasma terlihat jelas berbeda dibanding dengan kulit
normal. Terdapat tiga gambaran histopatologis dari pigmentasi yaitu
epidermal, dermal, dan campuran. Pada melasma tipe epidermal, yang
terlihat berwarna kecoklatan, terdapat peningkatan melanin di lapisan
basal dan suprabasal. Peningkatan jumlah dan aktivitas melanosit masih
diamati seiring dengan meningkatnya transfer melanosom ke keratinosit.
Tipe epidermal lebih responsif terhadap pengobatan. Pada melasma tipe
dermal, yang terlihat berwarna abu-abu kebiruan, pigmen melanin yang
diproduksi oleh melanosit epidermal memasuki papilla dermis dan diambil
oleh makrofag (melanofag), dimana sering berkumpul disekitar pembuluh
darah kecil dan dilatasi. Pada melasma tipe campuran ditandai dengan
adanya deposisi pada lapisan dermal dan epidermal.
Gambaran kulit normal lapisan epidermis
Farmakoterapi :
A. AGEN DAN PIGMENTASI
1. Hidroquinon
Dosis : 2-5% selama 3 bulan- 1 tahun
Sediaan : krim atau salep
Indikasi : -menghambat konversi dari DOPA (Dihidroksi Phenilm Alanin)
terhadap melanin melalui inhibisi aktivitas dari enzim tyrosinase.
Kontraindikasi : menyebabkan eritema, sensasi seperti rasa panas, dermatitis
kontak alergi-iritan, transcient hypochromia
2. Retinoid acid (diberikan kombinasi dengan hidroquinon)
Dosis : 0,1 %
Sediaan : salep atau krim
Indikasi : -menekan pigmen dari sianr UVB dengan mengurangi aktivitas
enzim tyrosinase.
Kontraindikasi : menyebabkan eritema, sensasi seperti rasa panas, terbakar,
dan kering.
Referensi
Medscape
Lawrence, N., Cox S.E., Brody, H.J. 1997. Treatment of Melasma with
Jessners Solution versus Glycolic Acid: A Comparison of Clinical Efficacy
and Evaluation of the Predictive Ability of Woods Light Examination. J Am
Acad Dermatol. 36(4):589-93.