Jenis Dan Macam Bahan Pencemar
Jenis Dan Macam Bahan Pencemar
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah
Manajemen Tata Lingkungan Budidaya
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS
Oleh
Uswanul Oktafa 135080500111030
Sayang Ananda Fitri 135080500111044
Kelas B03
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah manajemen tata lingkungan
budidaya tentang jenis dan bahan pencemar adalah:
1. Agar mengetahui pengertian bahan pencemar.
2. Agar mengetahui macam-macam bahan pencemar.
3. Agar mengetahui karakteristik air yang tercemar.
4. Agar mengetahui proses pencemaran terjadi.
5. Agar mengetahui cara menanggulangi pencemaran.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Polutan Toksik
Polutan toksik dapat mengakibatkan kematian
(lethal) maupun bukan kematian (sub-lethal),
misalnya terganggunya pertumbuhan, tingkah laku,
dan karakteristik morfologi berbagai organisme
akuatik. Polutan toksik ini biasanya berupa bahan-
bahan yang bukan hahan alami, misalnya pestisida.
detergen, dan bahan artifisial Iainnya. Polutan berupa
bahan yang bukan alami dikenal dengan istilah
xenobiotik (polutan artificial) , yaitu polutan yang
diproduksi oleh manusia (man-made substances).
Polutan yang berupa bahan-bahan kimia bersifat
stabil dan tidak mudah mengalami degradasi
sehingga bersifat persisten di alam dalam kurun
waktu yang lama. Polutan ini disebut rekalsitran.
Pengelompokkan pencemar toksik menurut
Mason (1993) dalam Effendi (2003), menjadi lima
sebagai berikut.
a. Logam (metals,), meliputi: lead (timbal), nikel,
kadmium, zinc, copper, dan merkuri. Logam berat
diartikan sebagai logam dengan nomor atom > 20,
tidak termasuk logam alkali, alkali tanah, lantanida,
dan aktinida.
b. Senyawa organik, meliputi pestisida organoklorin,
herbisida, PCB, hidrokarbon alifatik berklor, pelarut
(solvents), surfaktan rantai lurus, hidrokarbon
Petroleum, aromatik polinuklir, dibenzodioksin
berklor, senyawa organometalik, fenol, dan
formaldehida. Senyawa ini berasal dari kegiatan
industri, pertanian. dan domestik.
c. Gas, misalnya klorin dan amonia.
d. Anion, misalnya sianida, fluorida, sulfida, dan
sulfat.
e. Asam dan alkali.
c. Parameter Warna
Orang awam mengira air yang baik adalah air yang
jernih, transparan, segar dan tidak berbau. Tetapi
sesungguhnya air yang baik tidak selalu berwarna bening
transparan. Air yang berasal dari pegunungan alami yang
membawa bahan-bahan organik justru berwarna kekuningan.
Padahal warna ini tidak berbahaya bagi kesehatan dan warna
ini bisa disamakan dengan warna teh. Jadi tidak semua air
yang berwarna selain bening dan transparan tidak baik untuk
dikonsumsi.
d. Parameter Kekeruhan
Kekeruhan suatu air disebabkan oleh adanya material
berupa koloid atau partikel-partikel tanah liat, lanau, lempung
atau bisa jadi dasri limbah buanganrumah tangga atau limbah
industri atau bahkan oleh mikroorganisme dalam jumlah besar
sehingga membuat warna perairan tidak bening lagi.
e. Parameter Padatan
Padatan hadir dalam air berupa zat-zat tersuspensi atau
terlarut dan dapat dibedakan dalam bentuk organik atau
inorganik. Total Padatan Terlarut (Total Dissolved Solid TDS)
adalah jumlah padatan yang berasal dari material-material
terlarut, sedangkan Padatan Tersuspensi (Suspended
Solid=SS) adalah partikel tersuspensi yang dapat diukur
dengan menggunakan kertas saring halus. Padatan yang
dapat diendapkan (Settleable Solid) adalah jumlah padatan
yang dapat dipisahkan dari air dengan prosedur standard,
yaitu perbedaan antara SS dalam supernatan dan SS dalam
sampel air. Pengukuran Settleable Solid biasanya
menggunakan kerucut Imhoff berukuran satu liter.
f. Parameter Konduktivitas
Konduktivitas suatu larutan tergantung pada jumlah
garam-garam terlarut dan untuk larutan yang encer
konduktivitasnya kurang lebih akan sebanding dengan nilai
TDS. Secara matematis K =(Konduktivitas m hos/m)/(TDS
mg/l). Dengan mengetahui nilai K untuk suatu sampel air
tertentu, pengukuran konduktivitas air dapat dipakai untuk
memperkirakan jumlah TDS secara cepat dan mudah.
g. Parameter pH
Tingkat asiditas atau alkalinitas suatu sampel diukur
berdasarkan skala pH yang dapat menunjukkan konsentrasi
ion hidrogen dalam larutan tersebut. Skala pH mempunyai
rentang 0 14, dengan nilai 7 sebagai pH netral, di bawah 7
larutan disebut asam sedangkan di atas 7 larutan disebut
basa. Reaksi kimia banyak dikendalikan oleh nilai pH dan
demikian pula aktivitas biologi yang biasanya dibatasi oleh
rentang pH yang sangat sempit (pH antara 6 8). Air yang
terlalu asam atau basa tidak dikehendaki oleh karena akan
bersifat korosif atau kemungkinan akan sulit diolah.
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Beban pencemar (polutan) adalah bahan bahan yang
bersifat asing bagi alam atau bahan yang berasal dari
alam itu sendiri yang memasuki suatu tatanan
ekosistem sehingga mengganggu peruntukan
ekosistem tersebut.
Berdasarkan sifat toksiknya,
polutan/pencemardibedakan menjadi dua, yaitu polutan
tak toksik (non-toxic pollutants) dan polutan toksik
(toxic pollutants).
Air tercemar juga dapat diketahui dari matinya atau
terganggunya organisme perairan, baik ikan, tanaman
dan hewan-hewan yang berhubungan dengan air
tersebut. Dalam menentukan karakteristik limbah,
parameter-parameter yang dipakai secara umum antara
lain suhu, rasa dan bau, warna, kekeruhan, padatan,
konduktivitas, ph dan kebutuhan oksigen.
Penyebaran polutan di udara akibat emisi asap pabrik.
Selain itu cairan kimia dialirkan dari suatu proses
industri ke proses yang lain melaui pipa-pipa tersebut.
Terdapat kemungkinan pipa mengalami kebocoran, dan
mengakibatkan terjadinya polusi air tanah oleh cairan
kimia.
Alat pengolah air yang lebih mudah dan simpel yang
dapat dilakukan adalah melalui paket proses
netralisasi, aerasi, flokulasi - koagulasi, pengendapan
dan penyaringan. Alat ini dirancang untuk keperluan
masyarakat pedesaan sehingga cara pembuatan dan
cara pengoperasiannya mudah serta biayanya
murah, hanya dengan menggunakan larutan tawas
dan kapur. Alat pengolah air ini juga sangat cocok
digunakan untuk pengolahan air yang mengandung
zat besi, mangan dan zat organik, dengan biaya yang
sangat murah.
Tanaman seperti Eceng gondok dapat memfasilitasi
biodegradasi polutan organik, dapat menyerap logam
berat dan itu adalah akumulator baik bagi logam Zn ,
Cr, Cu, Pb, Ag, dan Cd. Sedangkan untuk pencemaran
udara bisa juga dengan tinggi cerobong asap yang
dibuat semakin tinggi.
3.2 Saran
Pada makalah ini menunjukkan pengertian bahan
pencemar hingga solusi yang ditawarkan untuk
menghadapinya. Berbahayanya bahan pencemar bagi
organisme hidup membuat manusia harus bisa
mengatasinya. Salah satu caranya adalah dengan filtrasi
aerasi.
Selain itu dapat menggunakan bioremediasi atau
bahkan memodifikasi cerobong asap. Terdapat polutan
yang bersifat toksik dan non toksik membuat kita mengerti
adanya bahaya yang mengintai kita selama ini. Untuk itu
dengan adanya makalah ini diharapkan kita dapat
mengerti bahayanya bahan pencemar dan cara
menanggulanginya.
DAFTAR PUSTAKA