Bahan Bacaan 1.2 PENGALAMAN BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR PDF
Bahan Bacaan 1.2 PENGALAMAN BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR PDF
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia
tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai
memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara
reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara
operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan
benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan,
prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5)
Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak
usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
1) Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni
yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan
pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan
akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab
peserta didik dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan
yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya
lebih dapat dipertanggungjawabkan.
2) Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai
suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin
ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke
bagian demi bagian.
3) Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap
mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan
antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.
1
Pedagogik Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Dasar
GP Moda Daring Bahan bacaan 1.2
A. Tematik Terpadu
Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu Sesuai dengan tahapan
perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran
bermaknan adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan, dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di
antaranya:
1) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran
lain dengan pengalaman pribadi peserta didik;
5) Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6) Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus
mempelajari matapelajaran lain;
2
Pedagogik Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Dasar
GP Moda Daring Bahan bacaan 1.2
melihat peserta didik dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang
dimilikinya.
Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan
terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada
peserta didik agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal
bagaimana isi/materi pembelajaran tematik terpadu tersebut disampaikan kepada
peserta didik dan bagaimana pula peserta didik harus mempelajarinya.
Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau
peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu di sekolah
dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Arti Penting Pembelajaran Tematik Terpadu lebih menekankan pada keterlibatan
peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga
peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman
langsung peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini
dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa
pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan
anak. Pembelajaran tematik terpadu lebih menekankan pada penerapan konsep belajar
sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas
atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar
peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh
beberapa manfaat yaitu: 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan
indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih
materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 2) Peserta didik mampu melihat hubungan-
hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana
atau alat, bukan tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan
3
Pedagogik Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Dasar
GP Moda Daring Bahan bacaan 1.2
mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4) Dengan
adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik
dan meningkat.
C. Pendekatan Saintifik
Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan
tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap
peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah,
keluarga dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama
semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan
yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct
instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah
pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan
keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung
dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran
langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pembelajaran
langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan
dampak pembelajaran (instructional effect).
Dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, materi pembelajaran berbasis
pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu;
bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Penjelasan guru,
respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka
yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur
berpikir logis. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,
analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Ranah
sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
4
Pedagogik Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Dasar
GP Moda Daring Bahan bacaan 1.2
mengapa. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik tahu apa. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana. Pelaksanaan pendekatan
saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan merupakan pengorganisasian
pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran melalui:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi/mencoba;
d. menalar/mengasosiasi; dan
e. mengomunikasikan
5
Pedagogik Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Dasar
GP Moda Daring Bahan bacaan 1.2
Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
1. Mengamati Mengamati dengan indra Perhatian pada waktu mengamati
(observing) (membaca, suatu
Mendengar, menyimak, melihat, Objek/membaca suatu
menonton,mencium, dan tulisan/mendengar suatu
sebagainya) dengan atau tanpa penjelasan, catatan yang dibuat
alat tentang yang diamati, kesabaran,
waktu (on task) yang digunakan
untuk mengamati
6
Pedagogik Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Dasar
GP Moda Daring Bahan bacaan 1.2
Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
5. Mengomunikasikan Menyajikan laporan dalam Menyajikan hasil kajian (dari
(communicating) bentuk bagan, diagram, mengamati sampai menalar)
atau grafik; menyusun laporan dalam bentuk tulisan, grafis, media
tertulis; dan menyajikan elektronik, multi media dan lain-
laporan meliputi proses, hasil, lain
dan kesimpulan secara lisan
b. Model-model Pembelajaran
Model pembelajaran yang mendukung penerapan pendekatan sintifik diantaranya
adalah Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning), Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), dan Model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning).
7
Pedagogik Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Dasar
GP Moda Daring Bahan bacaan 1.2
2) Pelaksanaan
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan Model Pembelajaran Discovery
Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam
kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut.
9
Pedagogik Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Dasar
GP Moda Daring Bahan bacaan 1.2
3) Sistem Penilaian
Dalam model pembelajaran discovery, penilaian dapat dilakukan dengan
menggunakan tes maupun non tes. Penilaian dapat berupa penilaian
pengetahuan, keterampilan, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik. Jika
bentuk penialainnya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam model
pembelajaran discovery dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk
penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja
peserta didik, maka pelaksanaan penilaian dapat menggunakan contoh-contoh
format penilaian sikap seperti yang ada pada uraian penilaian proses dan hasil
belajar pada materi berikutnya. Dalam Kurikulum 2013 guru boleh
mengaplikasilan model pembelajaran yang bervareasi dan relevan misalnya
sepertti Problem Base Learning dan Project Base Learning.
Daftar Pustaka
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan menteri pendidikan nasional Republik indonesia nomor 22 tahun 2006
tentang standar isi Untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar
Dan Pendidikan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun
2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun
2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun
2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar
Dan Pendidikan Menengah
10
Pedagogik Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Dasar
GP Moda Daring Bahan bacaan 1.2
11
Pedagogik Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah Dasar