Anda di halaman 1dari 19

DDPT (DASAR DASAR PENYAKIT TANAMAN)

JENIS JENIS SERANGAN HAMA, PENYAKIT DAN CARA


PENANGGULANGANNYA

I KADEK PANDI BERI ARTANA


(1517351025)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya Paper ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Paper ini dengan materi
Jenis Jenis Serangan Hama, Penyakit Dan Cara Penanggulangannya.
Pada kesempatan ini Kami menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya
kepada pihak pihak yang telah turut membantu secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa Penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, karena
keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan Paper ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terima kasih.

Denpasar, 10 Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

1
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1. 1 Latar Belakang...........................................................................................................1

1. 2 Rumusan Masalah......................................................................................................2

1. 3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................2

1. 4 Manfaat Penelitian.....................................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................3

2. 1 Umum........................................................................................................................3

2. 2 Hama Ulat Grayak Pada Tanaman Cabai...................................................................3

12. Cara Pengendalian Secara Non Kimia....................................................................5

2. Cara Pengendalian Secara Kimia............................................................................6

2. 3 Hama Kutu Putih Pada Tanaman Kopi......................................................................6

2.3.1 Cara Pengendalian Secara Non Kimia....................................................................8

2.3.2 Cara pengendalian secara kimia.............................................................................9

2. 4 Penyakit kerdil hampa pada tanaman padi.................................................................9

2.4.1 Cara pengendalian secara non kimia.....................................................................11

2.4.2 Cara pengendalian secara kimia............................................................................11

2. 5 Penyakit Kulapuk Hitam..........................................................................................12

2.5.1 Penanganan secara non kimia...............................................................................12

2.5.2 Penanganan secara kimia......................................................................................12

BAB III PENUTUP..................................................................................................................13

2
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Contoh gambar daun cabai yang diserang Ulat Grayak............................4

Gambar 2. 2 Contoh gambar tanaman kopi yang diserang Kutu Putih.........................7

Gambar 2. 3 Contoh gambar padi yang terserang penyakit Kerdil Hampa...................9

Gambar 2. 4 Contoh gambar mangga yang terkena penyakit Kulapuk Hitam............12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan


mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau
jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan
memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan
beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman.

Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur
disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi
mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses proses dalam tubuh
tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang
terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas
hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama
dan penyakit, sering kali manusia menggunakan oat obatan anti hama. Pestisida
yang digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida. Adapun pestisida
yang digunakan untuk membasmi jamur disebut fungsida.

Pembasmi hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara
hati hati dan tepat guna. Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat
justru dapat menimbulkan bahaya yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena
pestisida dapat menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena itu
pengguna obat obatan anti hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal
dan sebijak mungkin.

Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai musuh yang dapat


mengendalikannya. Namun, karena ulah manusia, sering kali musuh alamiah
hama hilang. Akibat hama tersebut merajalela. Salah satu contoh kasus yang
sering terjadi adalah hama tikus. Sesungguhnya, secara ilmiah, tikus mempunyai

1
musuh yang memamngsanya. Musuh alami tikus ini dapat mengendalikan jumlah
populasi tikus. Musuhnya tikus itu ialah Ular, Burung hantu, dan elang.

1. 2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:


1. Apa itu hama dan penyakit ?
2. Apa saja saja yang termasuk serangan hama dan penyakit?
3. Bagaimana penanggulangan hama dan penyakit secara non kimia ?
4. Bagaimana penanggulangan hama dan penyakit secara kimia?

1. 3 Tujuan Penelitian

Memahami dan mempelajari tentang apa itu hama dan penyakit, serta
bagaimana cara penanggulangan hama dan penyakit pada tanaman secara kimia
maupun non kimia.

1. 4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:


1. Mengetahui tentang apa itu hama dan penyakit
2. Mengetahui tentang apa saja yang termasuk serangan hama dan
penyakit
3. Mengetahui tentang penanggulangan hama dan penyakit secara non
kimia
4. Mengetahui tentang penanggulangan hama dan penyakit secara kimia

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Umum

Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan


dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua
organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Suatu hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada
ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia.
Contohnya adalah organisme yang menjadi vektor penyakit bagi manusia, seperti
tikus dan lalat yang membawa berbagai wabah, atau nyamuk yang menjadi vektor
malaria. Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang
menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua
hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian.
Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh
mikroorganisme. jasad patogen yang biasa menyebabkan tanaman menjadi sakit
adalah jenis jamur atau cendawan, bakteri, virus, protozoa, nematoda dan lain
lain. pada beberapa kajian, nematoda dikategorikan sebagai hama karena cara
merusaknya sama dengan hama. namun di beberapa literatur lain nematoda dapat
dikategorikan penyakit tanaman karena nematoda termasuk kedalam kelompok
mikroorganisme.

2. 2 Hama Ulat Grayak Pada Tanaman Cabai

Ulat Grayak Seranga ini memakan helai-helai daun dimulai dari ujung
daun dan tulang daun utama ditinggalkan sehingga tinggal tanaman cabai tanpa
helai daun pada

3
Gambar 2. 1 Contoh gambar daun cabai yang diserang Ulat Grayak

Serangga dewasa dari jenis Leucania Separata memiliki ukuran panjang


bentangan sayap depan antara 45 - 50 mm dengan warna bervariasi antara merah
bata sampai coklat. Serangga ini berumur 3 - 7 hari dan untuk seekor serangga
betina ini dapat bertelur sebanyak 80 - 230 butir. Serangga dewasa jenis
Spodoptera litura, memiliki ukuran panjang badan 20 - 25 mm, berumur 5 - 10
hari dan untuk seekor serangga betina jenis ini dapat bertelur 1.500 butir dalam
kelompok-kelompok 300 butir. Serangga ini sangat aktif pada malam hari,
sementara pada siang hari serangga dewasa ini diam ditempat yang gelap dan
bersembunyi. Serangga ini memiliki telur dengan bentuk bulat. Telur dari
serangga Leucania separata susunannya diletakkan dalam 2 barisan dalam
gulungan daun atau pada pangkal daun permukaan sebelah bawah, dengan ukuran
0,5 x 0,45 mm, berwarna putih abu-abu dan berubah menjadi kuning sebelum
menetas. Sedangkan serangga Spodoptera F susunan telurnya diletakkan dalam
kelompok tiap kelompok tersusun oleh 2 - 3 lapisan telur, dan kelompok telur
tertutup oleh bulu-bulu pendek berwarna coklat kekuningan dengan umur telur 3 -
4 hari.

Larva Leucania separata memiliki jumlah instar 6 dengan ukuran instar 1


panjang 1,8 mm dan instar 6 panjang 30 - 35 mm berwarna hijau sampai merah

4
jambu dan berumur 14 - 22 hari. Pada bagian punggungnya terdapat 4 garis
berwarna hitam yang membujur sepanjang badan. Larva Spodoptera litura
memiliki jumlah instar 5 dengan ukuran instar 1 panjang 1,0 mm dan instar 5
panjang 40 - 50 mm berwarna coklat sampai coklat kehitaman dengan bercak-
bercak kuning dan berumur 20 - 26 hari. Sepanjang badan pada kedua sisinya
masing-masing terdapat 2 garis coklat muda. Serangga ulat "Grayak" perlu
diwaspadai karena pada siang hari tidak tampak dan biasanya bersembunyi di
tempat yang gelap dan didalam tanah, namun pada malam hari melakukan
serangan yang hebat dan bahkan dapat menyebabkan kegagalan panen, mungkin
itulah sebabnya maka serangga ini disebut sebagai ulat grayak.

Pada lahan sawah yang kering sering sekali terserang oleh hama ulat grayak,
oleh karena itu untuk pengendalian ulat grayak ini kondisi tanah sawah hendaknya
diari dan perlu pengamatan lebih awal agar tidak terjadi serangan yang hebat.
Pengamatan awal dapat dilakukan dengan cara apabila ada kupu-kupu atau
ngengat serta terlihat adanya telur serangga dapat dilakukan dengan cara mekanis
yaitu menangkap kupu-kupu dengan menggunakan jaring serta membunuh telur-
telur serangga yang dijumpai. Meskipun umur larva atau ulat grayak ini berkisar
20 - 26 hari, namun perlu diwaspadai karena larva atau ulat ini dapat menyerang
hampir semua tanaman termasuk padi pada semua stadium pertumbuhan. Setelah
20 - 26 hari ulat ini hidup dan menyerang tanaman, maka ia akan berubah menjadi
kepompong dan selanjutnya berubah jadi kupu-kupu. Kupu-kupu bertelur dan
setelah 4 - 5 hari akan menetas menjadi ulat atau larva yang akan menyerang
tanaman.

2.2.1 Cara Pengendalian Secara Non Kimia

pengendalian secara biologi antara lain

a) Dengan memanfaatkan predator laba-laba antara lain Oxyopes sp,


Lycosa sp dan parasitoid Eurytoma poloni, penggunaan jamur patogen
serta menggunakan serangga lain Beauveria bassiana
b) pembersihan/sanitasi lingkungan disekitar lahan pesemaian/
pertanaman

5
c) penggenangan pesemaian/pertanaman

2.2.2 Cara Pengendalian Secara Kimia

a) pembrantasan dengan menggunakan pestisida hanya dilakukan bila


populasi ulat grayak mencapai ambang pengendalian dengan azas 6
tepat (jenis, dosis, konsentrasi, cara, waktu dan sasaran)
b) pengendalian dengan insektisida efektif yang terdaftar dan diijinkan
pada saat larva ulat grayak masih kecil dan bila telah ditemukan rata-
rata 2 ekor per rumpun; dan
c) penggenangan dilakukan agar ulat naik ke batang dan dilakukan
penyemprotan pada malam hari, dengan cara ini hasilnya lebih efektif.

2. 3 Hama Kutu Putih Pada Tanaman Kopi

Kutu putih atau paracoccus marginatus william termasuk kedalam filum


Arthopoda, Kelas Insect, Ordo Hemiptera Superfamili Coccidea dan famili
Pseodococcidae. Morfologi pada stadium imago betina, yaitu tumbuh berwarna
kuning yang ditutupi oleh lilin putih namun tidak terlalu banyak untuk menutupi
warna tunuhnya. Panjang tubuh imago betina rata-rata 2,2 mm dengan kisaran
1,5-2,7 mm dan lebar tubuh rata-rata 1,4 mm dengan kisaran 0,9-1,7
mm.Sedangkan pada imago dewasa jantan, bentuk tubuh sarangga oval
memanjang dan memiliki sepasang sayap dengan panjang tubug rata 1,0 dengan
kisaran 0,9-1,1 dan lebar pada toraks rata-rata 0,3 mm dengan kisaran 0,2-1,3 mm.
Kutu putih memiliki 4 instar dari telur hingga dewasa.

Umumnya tahapan perkembangan kutu kebul dimulai dari stadia telur


menjadi crawler atau nimfa 1 lalu menjadi nimfa instar 2, 3 dan 4 yang disebut
juga pupa. Akhirnya menjadi serangga dewasa atau imago.

6
Gambar 2. 2 Contoh gambar tanaman kopi yang diserang Kutu Putih

Siklus hidup Bemisia tabaci, dari telur menjadi imago berlangsung selama
25 hari. Lama stadium telur rata-rata 5,8 hari. Stadium nimfa rata-rata 9,2 hari.
Periode makan kutu kebul selama 30 menit dan masa inkubasi dalam serangan
antara 10-11 hari tergantung kondisi lingkungan/ekosistem hama tersebut.
Sedangkan masa inkubasi dalam tanaman 10-20 hari. Nimfa menjadi imago
selama 2-3 minggu, sedangkan imago dapat hidup selama 6 hari dan
menghasilkan 30 telur. Telur biasanya diletakkan di permukaan bawah daun, pada
daun teratas (pucuk). Serangga betina lebih menyukai daun yang telah terinfeksi
virus mosaik kuning sebagai tempat meletakkan telur dari pada daun sehat.

Rata-rata banyaknya telur yang diletakkan pada daun yang terserang virus
adalah 77 butir, sedangkan pada daun sehat 14 butir. Imago atau serangga dewasa
tubuhnya berukuran kecil antara (1-1,5 mm), tubuhnya berwarna kuning, sayap
dilapisi lapisan tepung yang mengandung lilin berwarna putih. Sebenarnya sayap
kutu kebul sendiri berwarna bening atau transparan. Kedua sayap sama panjang.

7
Telur berbentuk lonjong atau bentuknya tergantung inang. Biasanya pada tanaman
yang berduri bentuk telur lonjong agak sedikit bulat. Serangga dewasa biasanya
berkelompok pada bagian permukaan bawah daun. Jika tanaman tersentuh atau
ada getaran biasanya akan berterbangan seperti kabut atau kebul putih. Kerusakan
langsung pada tanaman karena imago dan nimfa yang menghisap cairan daun.
Gejalanya bercak nekrotik pada daun. Ini terjadi karena rusaknya sel-sel dan
jaringan daun, sehingga pertumbuhan daun terhambat.

2.3.1 Cara Pengendalian Secara Non Kimia

a) memelihara hewan-hewan (atau menyebarkan bibit hewan) yang


dapat memangsa kutu putih di taman
b) Basmi kawanan semut dari taman. Meskipun kawanan semut
seringkali muncul di sekitar tanaman yang diserang oleh kutu
putih, semut tidak memangsa kutu putih. Beberapa spesies semut
memakan embun madu (honeydew) yang dikeluarkan oleh kutu
putih muda, sehingga semut akan melindungi kutu putih dan
mengusir pemangsanya demi tetap dapat mendapatkan
makanannya.
c) Dengan menyemprotkan tegangan air yang keras agar kutu putih
terlepas dari tanaman
d) Gunakan semprotan atau penyedot debu untuk membasmi kutu
putih dari daun. Membasmi kutu putih muda yang menempel pada
bagian bawah daun dengan menyemprotnya menggunakan selang.
Untuk kutu putih dewasa bersayap, Anda dapat menggunakan
penyedot debu kecil untuk menarik mereka dari daun saat
pergerakan mereka sangat lambat, biasanya di pagi hari atau saat
cuaca sedang sejuk. Setelah Anda berhasil menghisap semua kutu
putih dewasa, masukkan kantung penghisap debu ke dalam
kantung plastik kedap udara dan bekukan selama 24 jam untuk
membunuh kutu putih. Buang bangkai kutu putih ke tempat
sampah setelah proses pembekuan.

8
2.3.2 Cara pengendalian secara kimia

a) Dengan menggunakan pestisida pestisida tertentu yang khusus


untuk mematikan kutu putih dengan dosis yang di tentukan dan
usahakan dosis tidak berlebihan.
b) Dengan menyemprotkan air yang sudah tercampur dengan sabun
cuci lalu disemprotkan kea rah tanaman yang diserang hama kutu
putih.

2. 4 Penyakit kerdil hampa pada tanaman padi

Penyakit Kerdil Hampa. Penyakit ini disebabkan oleh virus kerdil hampa
padi yang ditularkan secara persisten oleh wereng cokelat (Nilaparvata lugens
Stal.) dan spesies lain dalam genus Nilaparvata (Hibino 1989; Milne and Ling
1982). Virus ini dapat memperbanyak diri di dalam tubuh vektor, tetapi tidak
ditularkan melalui telur, air, tanah, biji maupun secara mekanik (Chetanachi et
al.,1979; Ling et al.,1978).

Gambar 2. 3 Contoh gambar padi yang terserang penyakit Kerdil Hampa

9
Tanaman padi yang diserang pertumbuhannya kerdil, daun bendera agak
pendek, dan warna daun menjadi hijau tua. Daun yang baru tumbuh sering
memutar dan tepinya robek, anakan bercabang dan terdapat bengkakan sepanjang
tulang daun, keluiarnya malai terhambat dan menyebabkan bulir menjadi hampa
(Hibino et al.,1977).Secara alamiah sumber penyakit telah terpelihara di daerah
endemis wereng cokelat, hal tersebut disebabkan karena wereng cokelat
mempunyai kemampuan terbang yang jauh dan mampu melintas lautan.
Penyakit Kerdil Rumput
Sama halnya dengan penyakit kerdil hampa, penyakit ini juga disebabkan
oleh virus kerdil rumput padi yang berbentuk benang halus sekali (filamentous
thread) melingkar dengan diameter 6-8 mm dan panjang bervariasi antara 950-
1.350 mm, menghasilkan protein noncapsid yang berlimpah, mengandung RNA
utas tunggal dan utas ganda (Hibino et al.,1985). Partikel virus ini serupa dengan
virus penyebab penyakit daun bergaris (rice stripe virus) di Jepang.
Apa Gejalanya, Bagaimana Penyebarannya, dan Epidemiologi
Tanaman padi yang diserang akan menunjukkan gejala-gejala sebagai
berikut: tanaman menjadi kerdil, jumlah anakan sangat banyak, tumbuhnya tegak,
daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau pucat atau kekuningan dengan
bercak-bercak berwarna cokelat, kadang-kadang muncul gejala belang. Tingkat
kerusakan ditentukan oleh varietas padi dan umur tanaman pada saat terinfeksi.
Pada umumnya semakin tua umur tanaman pada saat terinfeksi, semakin rendah
persentase pertanaman yang rusak bahkan gejala penyakit tidak tampak sampai
tanaman dipanen. Gejalanya baru akan tampak pada ratun sehabis panen (Ling,
1972). Penularan virus kerdil rumput terjadi secara persisten oleh wereng cokelat
Nilaparvata lugens dan dua spesies Nilaparvata lainnya. Virus ini dapat
memperbanyak diri di dalam tubuh vektor, tetapi tidak ditularkan melalu telur.
Virus ini juga mempengaruhi umur dan reproduksi vektornya. Bila terjadi ledakan
serangan wereng cokelat yang merupakan vektor dari ke dua virus tersebut maka
akan timbul endemi penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput. Penyebaran
penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput di lapangan tergantung pada beberapa
faktor, antara lain serangga vektor, sumber virus, varietas padi dan faktor
lingkungan.

10
2.4.1 Cara pengendalian secara non kimia

a) Dengan melakukan pergiliran tanaman (padi dengan palawija),


pergiliran tanaman dengan palawija dapat memutus daur hidup
wereng cokelat dan wereng hijau, karena ke dua hama tersebut
hanya berkembang dengan baik pada tanaman padi. Tanaman
palawija merupakan tempat berlindung musuh alami hama wereng
yaitu laba-laba.
b) pengaturan air irigasi, pengaturan air irigasi cukup penting karena
kondisi pengairan mempengaruhi kelembaban di bawah kanopi.
Nimfa wereng cokelat tidak dapat berkembang dengan baik pada
kelembaban di bawah kanopi kurang dari 60% (Isichaikul et
al.,1994). Pengeringan sawah dapat meningkatkan kematian nimfa
wereng cokelat.
c) pemupukan berimbang, pemberian pupuk urea yang berlebihan
menyebabkan tanaman sangat baik untuk perkembangan wereng
cokelat.

2.4.2 Cara pengendalian secara kimia

Penggunaan pestisida harus dilakukan secara hati-hati dan bijaksana


dengan berdasarkan hasil monitoring populasi. Pengambilan keputusan
pengendalian hama wereng cokelat dengan pestisida dapat didasarkan pada
ambang kendali yang mempertimbangkan populasi musuh alami, keputusan
pengendalian ditetapkan dengan formula Baehaki (Baehaki, 1999).

Insektisida yang manjur mengendalikan hama wereng cokelat dan wereng


punggung putih diantaranya adalah fipronil dan imidakloprid. Jenis insektisida
buprofezin dapat digunakan untuk pengendalian wereng cokelat populasi generasi
1 atau 2, sedangkan fipronil dan imidakloprid untuk wereng cokelat generasi 1, 2,
3 dan 4. Bahan kimia nabati yang dapat membunuh wereng cokelat adalah dari
ekstrak tanaman nimba. Penggunaan pestisida nabati tidak dapat disamakan

11
dengan insektisida an-organik. Penggunaan pestisida nabati dianjurkan mulai dari
saat populasi wereng cokelat masih di bawah ambang kendala.

2. 5 Penyakit Kulapuk Hitam

Penyakit Kulapuk hitam menyerang tanaman Rambutan dan Mangga


disebabkan oleh kulat Meliola spp. Kulat ini menyerang bahagian permukaan
kulit dan daun pokok dengan kelihatan kulapok. Serangan kulapuk hitam
kelihatan seperti tompokan hitam seperti baldu dan terdapat di dalam berbagai-
bagai betuk hingga sebesar 1 cm.

Gambar 2. 4 Contoh gambar mangga yang terkena penyakit Kulapuk


Hitam

12
Tumpukan ini selalunya banyak, meliputi seluruh permukaan daun.
Biasanya terdapat di permukaan atau daun, juga terdapat pada tangkai dan ranting.

2.5.1 Penanggulangan secara non kimia

1) dengan menghapuskan koya-koya.


2) Penyemburan racun serangga dan racun kulat dari semasa ke
semasa untuk mengawal perusak-perusak utama akan melindungi
pokok dari serangan penyakit ini.
3) Dengan memberi penyinaran matahari yang baik

2.5.2 Penanggulangan secara kimia

Dengan menggunakan fungisida yang disemprotkan pada tanaman yang


terkena penyakit kulapuk hitam dengan dosis yang sesuai dengan yang
dibutuhkan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan


dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua
organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Suatu hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada
ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia.

Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh


mikroorganisme. jasad patogen yang biasa menyebabkan tanaman menjadi sakit
adalah jenis jamur atau cendawan, bakteri, virus, protozoa, nematoda dan lain
lain.

Jadi hama dan penyakit yang merugikan petani dan berpengaruh pada
ekonomi dan jumlah produk pertanian yang dihasilkan, hal tersebut perlu
penanganan yang serius seperti pengendalian dari hama dan penyakit agar tidak
mengganggu produksi pertanian, pengendalian bisa dengan cara kimia dan non
kimia.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Hama

https://sababjalal.files.wordpress.com/2012/02/hama-dan-penyakit-pada-
tumbuhan.doc

http://www.caragampang.com/2013/10/penyakit-pada-tanaman-dan-
tumbuhan.html

http://www.tipsrumah.com/membuat-pembasmi-hama-alami-2/

http://tipspetani.blogspot.co.id/2015/04/cara-pengendalian-hama-ulat-grayak.html

14
http://pokok-pokok-mangga.blogspot.co.id/

http://animhosnan.blogspot.co.id/2012/09/penyakit-mangga.html

15

Anda mungkin juga menyukai