Anda di halaman 1dari 8

l.

Varians bauran penjualan (sales mix variance) muncul karena bauran penjualan aktual
yang dicapai perusahaan berbeda dengan bauran penjualan yang dianggarkan.
m. Perusahaan akan memiliki varians bauran penjualan yang menguntungkan (favorable)
apabila perusahaan dapat menjual produk-produk yang memiliki marjin kontiibusi perunit
yang lebih tinggi dalam volume yang lebih besar dibandingkan dengan yang dianggaikan.
n. Rumus untuk menghiiung varians bauran penjualan adalah (bauran penjualan aktual
bauran penjualan yang dianggarkan) X total unit aktual barang terjual X marjin kontribusi
perunit.
o. Varians kuantitas penjualan {sales quantity variance) mengukur besarnya varians yang
timbul karena terdapatnva perbedaan antara total volume barang yang dapat dijual
perusahaan dengan total volume barang yang dianggarkan untuk dijual. dengan asumsi
perusahaan dapat menjual sesuai dengan bauran penjualan yang dianggarkan.
p. Rumus untuk menghitung varians kuantitas penjualan adalah (total volume penjualan
aktual total volume penjualan yang dianggarkan) X bauran penjualan yang dianggarkan
X marjin koniribusi perunit.
q. Arti total volume penjualan aktual dalam rumus perhitungan varians kuantitas penjualan
adalah total penjualan untuk semua produk yang dihasilkan perusahaan, bukan penjualan
per masing-masing produk.
r. Varians kuantitas penjualan muncul disebabkan karena dua hal, yaitu varians pangsa pasar
( market share variance ) dan varians besar pasar (market size variance).
s. Perhitungan varians pangsa pasar dan varians besar pasar biasanya tidak dilakukan per
jenis produk, namun dilakukan secara gabungan untuk seluruh jenis produk yang
dihasilkan perusahaan. Karena marjin kontribusi yang dianggarkan untuk masing-masing
produk berbeda, niaka terlebih dahulu harus dilakukan perhitungan rata-rata tertimbang
marjin kontribusi (weighted average contribution margin).
t. Rumus perhitungan weighted average contribution margin adalah (Z bauran penjualan
masing-masing produk dikahkan dengan marjin kontribusi per unit yang dianggarkan dari
masing-masing produk).
u. Varians pangsa pasar terjadi karena adanya selisih antara pangsa pasar yangditargetkan
untuk dicapai dengan pangsa pasar yangbenar-benar dapat tercapai. Rumus perhitungan
varians pangsa pasar adalah (pangsa pasar aktual - pangsa pasar yang ditargetkan) X total
aktual penjualan industri X weighted average contribution margin.
v. Varians besar pasar terjadi karena besarnya permintaan industri yang diperkirakan
perusahaan berbeda dengan besarnya permintaan aktual dalam industri tersebut. Rumus
untuk menghitung varians besar pasar adalah (Besar aktual permintaan dalam industri -
Besar permintaan industri yang diperkirakan perusahaan) X pangsa pasar yang
dianggarkan X weighted average contribution margin.
w. Penyebab terjadinya varians besar pasar biasanya disebabkan oleh faktor-faktor diluar
kendali perusahaan.

Contoh Soal Analisis Varians Penjualan


Misalkan, PT Berdikari Sentosa adalah perusahaan yang khusus memproduksi lemari. Ada
tiga jenis lemari yang diproduksi perusahaan, yaitu lemari tipe A, tipe B, dan tipe C.
lnformasi mengenai anggaran dan hasil aktual yang dicapai perusahaan pada tahun 20X4
adalah sebagai berikut:
Tabel 11.5 - Data Anggaran dan Aktual Penjualan PT. Berdikari Sentosa

Anggaran
Tipe Unit Terjual Harga Jual Biaya Variabel Marjin
Perunit Perunit Kontribusi
Perunit
Tipe A 5.000 10.000 6.500 3.500
Tipe B 2.000 12.000 7.700 4.300
Tipe C 3.000 15.000 8.900 6.100

Aktual
Tipe Unit Terjual Harga Jual Biaya Variabel Marjin
Perunit Perunit Kontribusi
Perunit
Tipe A 6.500 12.000 7.000 5.000
Tipe B 1.500 11.500 8.200 3.300
Tipe C 4.000 14.500 8.700 5.800

Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat dihilung besarnva varians anggaran statis, yang
merupakan selisih antara total marjin kontribusi aktual dengan total marjin kontribusi yang
dianggarkan, seperti yang terlihat pada tabel 11.3, yang memperlihatkan bahvva terdapat
selisih varians anggaran statis sebesar Rp16.250.000 yang bersifat baik atau favorable,
meskipun lemari tipe C varians anggaran statisnya bersifat tidak baik atau unfavorable.
Tabel 11.6 - Perhitungan Varians Anggaran Statis

Tipe Total Marjin Total Marjin Varians


Kontribusi Kontribusi
Aktual Anggaran
Tipe A 32.500 17.500.000 15.000.000
Tipe B 4.950.060 8.000.000 13.650.000
Tipe C 23.200.000 18.300.000 4.900.000
Total 60.650.000 44.400.000 16.250.000
Tabel 11.7 - Perhitungan Varians Anggaran Fleksibel

Varians Anggaran Fleksibel


Tipe A (Rp 5,000 - Rp3,500) X 6,500 unit = 9,750,000
Tipe B (Rp 3,300 - Rp4,300) X1,500 unit = (1.500.000)
Tipe C (Rp 5,800 - Rp 6,100) X 4,000 unit a (1.200.000)
Total 7.050.000

Penyebab timbulnya varians anggaran statis adalah karena adanya selisih antara marjin
kontribusi aktual dengan yang dianggarkan, seperti tercermin dalam varians anggaran
fleksibel, dan juga adanya selisih antara volume penjualan yang dianggarkan , seperti yang
tercermin pada varians volume penjualan. Dalam tabel 11.7. terlihat bahwa perusahaan
memiliki varians anggaran fleksibel yang bersifat baik (favorable), terutama karena
perusahaan dapat menjual produk A dengan marjin kontribusi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan yang dianggarkan. Varians marjin kontribusi tipe A tersebut dapat menutupi varians
marjin kontribusi yang tidak menguntungkan pada tipe B dan C sehingga secara keseluruhan
perusahaan mendapatkan varians anggaran fleksibel yang baik (favorable).
Tabel 11.8 - Perhitungan Varians Volume Penjualan

Varians Volume Penjualan


Tipe A (Rp 6,500 Rp 5.000) X 3,500 unit = 5,250,000
Tipe B (Rp 1,500 Rp2,000) X4,300 unit = (2.510.000)
Tipe C (Rp 4,000 - Rp 3.000) X 6,100 unit a (6.100.000)
Total 9.200.000

Varians volume penjualan peiusahaan juga bersiiat baik ( favorable ) karena perusahaan dapat
menjuai produk A dan C dengan volume yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
dianggarkan. Varians yang bersitat baik dari kedua produk tersebut dapat menutupi varians
volume penjualan produk B yang tidak baik.

Tabel 11.9 - Perhitungan Varians Harga Jual

Varians Harga Jual


Tipe A (Rp 12,000 Rp 10.000) X 6,500 unit = 13,000,000
Tipe B (Rp 11,500 Rp12,000) X1,500 unit = (750.000)
Tipe C (Rp1 4,500 - Rp 15.000) X 4,000 unit a (2.000.000)
Total 10.250.000

Kembali pada hasil perhitungan varians anggaran tleksibel, varians ini timbul dikarenakan
dua hal, yaitu varians harga jual dan variansbiaya variabel. Pada tabel 11.7dan 11.8 lerlihat
bahwa variansanggaran fleksibel sebesar Rp 7.050.000 yang bersifat/avorab/e disebabkan
adanva varians harga jual sebesar Rp10.250.000 yang bersifat baik, dan varians biaya
variabel sebesar Rp3.200.000 uang bersitat tidak baik ( unfavorable ). Varians harga jual yang
bersitat favorable, karena perusahaan dapat menjuai produk tipe A dengan harga jual yang
lebih tinggi dari yang dianggarkan. Sedangkan varians biaya variabel yang unfavorable di
karenakan adanya biaya variabel yang lebih tinggi padap produk A dan B.
Jika dilakukan analisis per produk, maka peningkatan biaya variabel pada produk A dapat
dikompensasikan dengan peningkatan harga jual pada produk A , bahkan varians harga jual
produk A jauh lebih tinggi dengan varians biaya variabel pada produk A. Untuk produk B,
peningkatan biaya variabel pada produk B dapat diimbangi dengan peningkatan harga jual
pada produk B. Sedangkan untuk produk C, penghematan pada biaya variabel per unit tidak
dapat diimbangi dei.gan tidak tercapainya target harga jual pada produk C.
Tabel 11.10 - Perhitungan Varians Biaya Variabel

Varians Biaya Variabel


Tipe A (Rp 7,000 Rp 6.500) X 6,500 unit = 3,250,000
Tipe B (Rp 8,200 Rp7,700) X1,500 unit = 750.000
Tipe C (Rp 3,570 - Rp 8.900) X 4,000 unit a (800.000)
Total 3.200.000

Untuk mengetahui terjadinya penyebab varians volume pcniualan. maka harus dilakukan
perhiyungan varians bauran penjualan dan varians kuantitas penjualan. Namun sebelum itu,
harus dilakukan perhitungan terhadap bauran penjualan aktual dengan yang dianggarkan
seperti yang terlihat pada tabel 11.11 berikut ini:

Tabel 11.11 - Perhitungan Bauran Penjualan

Bauran Bauran
Penjualan Penjualan aktual
Anggaran
Tipe A 50,00% 54,17%
Tipe B 20,00% 12,50%
Tipe C 30,00% 33,33%

Tabel 11.12 - Perhitungan Varians Bauran Penjualan

Varians Biaya Variabel


Tipe A (54.17% - 50% X 12,000 Unit X Rp 3.500 1,751,400
Tipe B (12,50% - 20% X 12,000 Unit X Rp 4.300 3,870,000
Tipe C (33,33%- 30% X 12,000 Unit X Rp 6.100 2,437,560
Total 318.960

Varians bauran penjualan nienhitung besarnya varians yang terjadi karena perusahaan tidak
dapat menjual barang sesuai dengan bauran penjualan yang dianggarkan, seperti terlihat pada
tabel 11.11. Dalam table 11.12, terlihat bahvva perusahaan dapat menjual dengan porporsi
yang lebih besar pada tipe A dan tipe C, meskipun dengan akibat tipe B hams dijual dengan
proporsi yang lebih randah dari yang dianggarkan. Suatu perusahaan akan memiliki varians
bauran penjualan yang baik , apabila perusahaan dapat menjual produk dengan kontribusi
marjin yang lebih tmggi dalam proporsi yang lebih banyakdari yang dianggarkan, meskipun
harus mengorbankan produk yang memiliki kontribusi marjin yang rendah.
Tabel 11.13 - Perhitungan Varians Kuantitas Penjualan

Varians Kuantitas Penjualan


Tipe A (12.000 Unit - 10.000 Unit) X 50% X Rp 3,500,000
3.500
Tipe B (12.000 Unit - 10.000 Unit) X 20% X Rp 1,720,000
4.300
Tipe C (12.000 Unit - 10.000 Unit) X 30% X Rp 3,660,000
6.100
Total 8,880,000

Varians kuantitas penjualan akan menguntungkan, apabila secara total unit (untuk ketiga
produk tersebut) perusahaan dapat menjual dengan kuantitas yang lebih besar dari yang
dianggarkan. Dalam contoh ini perusahaan secara total dapat menjual 12.000 unit, lebih
tinggi 2.000 unit dari total unit yang dianggarkan. Kondisi ini yang menyebabkan timbulnya
varians kuantitas penjualan yang baik sebesar Rp 8.880.000.
Dalam contoh soal ini, perusahaan memiliki varians volume penjualan yang baik, karena
perusahaan dapat menjual unit barang secara total lebih besar dari yang dianggarkan, dan
total penjualan tersebut dicapai dengan bauran penjualan yang lebih baik dari yang
dianggarkan.
Tabel 11.14- Pencntuan Weighted Average Contribution Margin

Tipe Bauran Marjin Weighted


Penjualan Kontribusi Average
Anggaran Perunit Contribution
Anggaran Margin
Tipe A 50,00% 3.500 1.750
Tipe B 20,00% 4.300 860
Tipe C 30,00% 6.100 1.830
Total 4.440

Misalkan di.isumsikan total permintaan industri yang diperkirakan pada tahun 20X4 adalah
sebanyak 100.000 unit, sedangkan total permintaan industri yangaktual adalah 150.000 unit.
Bcrdasarkan inlormasi ini, dapat dihitung besarnya pangsa pasar yang ditargetkan perusahaan
sebesar 10.000 unit/ 100.000 unit =10%. sedangkan pangsa psar aktual yangdiperoleh
perusahaan adalah 12.000 unit / 150.000 unit = 8%
Berdasarkan perhitungan diatas, maka besarnya varians pangsa pasar perusahaan adalah (8%
- 10%) X 150.000 Unit X Rp4.440 = ( Rp13.320.000) yang bersifat tidak menguntungkan
atau unfavorable, karena target pangsa pasai perusahaan tidak tercapa * . Sedangkan besarnya
varians besar pasar perusahaan adalah (150.000 Unit - 100.000 Unit) X 10% XRp4.440 =
Rp22.200.000 yang bersifat menguntungkan atau favorable.

Skema Kesimpulan Analisis Varians Penjualan


Secara keseluruhan, terlihat bahwa perusahaan ini berada dalam kondisi pasar yang sedang
booming. Hal ini tercermin dari varians besar pasar yang bersifat baik. Dalam kondisi yang
demikian ini, perusahaan memilih untuk menaikkan harga jual, dengan konsekuensi
mengorbankan pangsa pasarnya.
label 11.15 - Analisis Pertanggungjawaban Profit Center
Branch A Branch B Branch C Total
Sales 987.450 1.241.570 2.145.890 4.376.913
Variable Cost 447.800 654.429 1.470.908 2.579.028
Contribution Margin 539.650 589.250 668.982 1.797.882
Controllable Fixed Cost 121.400 223.600 124.500 469.500
Controllable Margin 418.250 365.650 544.482 1.328.382
Uncontrollable Fixed Cost 245.700 134.800 222.900 603.400
Divisional Margin 172.550 230.850 821.582 724.982
Common Cost 214.780
Net Profit 510.202

Pada dasarnya, penilaian kinerja manajer yang mengepalai sebuah profit center, akan
didasarkan pada tingkat keuntungan yang diperoleh bagian tersebut. Permasalahannya adalah,
definisi profit seperti apakah yang sebaiknya dipergunakan. Dalam tabel diatas, terlihat ada
empat tenis profit, yaitu marjin kontribusi, controllable margin, divisional margin. atau net
profit.
Marjin kontribusi berasai dari perhitungan pendapatan dikurangi biava variabel. Pendekatan
ini kurang tepat dipakai untuk menilai kinerja dari manajer profit center, karena masih
terdapat banyak biaya, diluar biaya variabel, yang masih dibawah kendali dari manajer yang
bersangkutan.
Biaya tetap yang dikeluarkan sebuah profit center, dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
biaya tetap yang dapat dikendalikan (controllablefixed costs ) dan biaya tetap yang tidak
dapat dikendalikan ( uncontrollable fixed costs ). Controllable, berarti manajer dari profit
center bersangkutan dapat mengendalikan biaya-biaya yang dikeluarkan, karena besar
kecilnya biaya yang dikeluarkan merupakan hasil keputusan dari manajer yang bersangkutan.
Sedangkan uncontrollable fixed costs merupakanbiaya tetap yang merupakan beban dari
divisi, namun tidak dibawah kendali dari manajer profit center tersebut. Jika manajer profit
center berhak untuk menentukan berapa jumlah pegawai yang akan dipekerjakan pada divisi
tersebut, maka biaya gaji merupakan hal yang dapat dikendalikan oleh manajer, sedangkan
contoh dari uncontrollable fixed costs adalah biaya penyusutan dari gedung yang dipakai
untuk beroperasi. Hal ini disebabkan keputusan untuk memilih gedung yang akan ditempati,
luas gedung tersebut, dsb, semuanya merupakan keputusan dari kantor pusat. Karena itu
biaya-biaya tersebut merupakan uncontrollable fixed cost bagi manajer profit center.
Penilaian kinerja dari seorang manajer profit center, sebaiknya dilakukan berdasarkan
controllable marjin, sedangkan divisional margin lebih dipergunakan untuk mengevaluasi
kelayakan dari cabang tersebut, apakah sebaiknya tetap dibuka ataukah ditutup.
Common costs merupakan biaya yang dipakai secara bersama-sania oleh semua divisi yang
ada dalam perusahaan. Contoh common costs adalah biaya yang dikeluarkan oleh kantor
pusat. Biasanya biaya kantor pusat ini akan dibebankan pada profit center yang dimiliki
perusahaan, karena kantor pusat tidak menghasilkan sesuatu yang dapat dijual. Permasalahan
yang sering terjadi adalah, alokasi common costs in sering dilakukan secara tidak benar,
sehingga menghasilkan angka pembebanan yang tidak akurat pada masing-masing divisi. Jika
common cost tersebut memang tidak dapat dibagi secara akurat, maka sebaiknya common
cost tersebut tidak perlu dibagi, sehingga banya akan dimunculkan secara total, sebagai
bentuk pertanggungjawaban untuk perusahaan secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai