Anda di halaman 1dari 6

PROFESIONAL BEHAVIOUR

Tugas individu

Oleh :

KARTINI WINASARI
NIM. 1108152044

KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

Adanya professionalisme behaviour menjadi penting diajarkan dan


diterapkan dalam perkuliahan ilmu kedokteran secara eksplisit. Dengan
mengedepankan perilaku profesionalisme yang ditunjukkan dengan perkataan,
perbuatan dan penampilan, hal ini akan membangun kepercayaan bagi para
pasien.
Kompetensi seorang dokter tidak hanya dinilai dari keterampilan klinis
maupun pengetahuan semata tetapi juga membutuhkan perilaku yang baik. Hal ini
karena dokter akan berhubungan dengan seorang pasien. Seorang dokter juga
harus memiliki komitmen dan tanggung jawab. Selain kemampuan maupun
pengetahuan kedokteran yang baik, seorang dokter juga dituntut untuk mampu
bertutur kata maupun bersikap sesuai keinginan pasien.

Profesionalisme merupakan sesuatu yang menjadi kebiasaan yang


ditunjukkan dengan jelas berdasarkan knowledge atau pengetahuan, skill atau
kemampuan serta attitude atau perilaku. Sedangkan professionalisme behaviour
merupakan perilaku-perilaku yang biasa diamati. Dimana perilaku tersebut
mencerminkan standar-standar dan nilai-nilai yang dibuktikan melalui cara
bertutur kata, cara bersikap maupun berpenampilan. Hal itu nantinya akan
menimbulkan sikap percaya pasien kepada dokter. Ketika sikap percaya itu
tumbuh yang terjadi apapun yang terjadi pada dirinya pasien akan merasa
nyaman.

Dokter yang baik adalah seorang dokter yang memiliki kemampuan


intelektual yang baik, memahami undang-undang yang berlaku, komitmen
terhadap pelayanan masyarakat, dan harus memiliki etika sehingga akan terwujud
dokter dengan professional behaviuor.

Bagian-bagian dari professionalisme behaviour misalnya meletakkan


kepentingan pasien di atas kepentingan pribadi atau dokter. Kemudian memiliki
sikap rasa saling menghormati tidak hanya kepada pasien tetapi juga terhadap
keluarga, teman sejawat atau rekan kerja, bidan, maupun apoteker.
4
Seorang dikatakan profesional, karena ia mempunyai standar
kualitas dan ciri-ciri tertentu. Menurut Anwar Jasin, ciri mendasar dari sebuah
makna profesional tersebut antara lain :

1. Tingkat pendidikan spesialisasinya menuntut seseorang melaksanakan


jabatan/pekerjaan dengan penuh kapabilitas, kemandirian dalam mengambil
keputusan (independent judgement), mahir dan terampil dalam mengerjakan
tugasnya.

2. Motif dan tujuan utama seseorang memilih jabatan/pekerjaan itu adalah


pengabdian kepada kemanusiaan, bukan imbalan kebendaan (bayaran) yang
menjadi tujuan utama.

3. Terdapat kode etik jabatan yang secara sukarela diterima mejadi pedoman
perilaku dan tindakan kelompok profesional bersangkutan. Kode etik tersebut
menjadi standar perilaku pekerjaannya.

4. Terdapat kesetiakawanan seprofesi, yang diwujudkan dengan saling menjalin


kerja sama dan tolong-menolong antar anggota dalam suatu komunitas
tertentu.

Adapun tiga inti profesionalisme yaitu:

1. Komitmen moral untuk menjalankan etika

2. Menjalankan etika profesi publik

3. Negosiasi antara nilai profesi dan nilai masyarakat

BAB II

4
ILUSTRASI KASUS

Seorang Dokter muda yang sedang bertugas di IGD RSUD Arifin Achmad
menerima pasien anak laki-laki berusia 5 tahun dengan keluhan utama sesak nafas
sejak 2 jam SMRS. Sesak nafas disertai batuk, tidak demam. Tampak gelisah,
susah tidur dan nafas berbunyi (mengi), tampak gerakan nafas pada daerah
suprasternal dan abdominal. Riwayat asma pada keluarga ada.

Pemeriksaan fisik : Keadaan umum gelisah, tampak sesak, retraksi suprasternal


dan abdominal, suhu 370C, frekuensi napas 60x/menit, nadi 120x/menit, berat
badan : 17 kilogram.

Pemeriksaan dada :

Jantung : 120x/menit reguler, bisisng tida ada

Paru : bronkovesikuler, ronki (-), wheezing (+)

Pemeriksaan abdomen : Lien dan hepar tidak teraba

Pemeriksaan penunjang :

Labiratorium : Hb 14 gr%, leukosit 9.000/mm3, hitung jenis 0//6/65/18/3

Foto thoraks : Tampak gambaran hiperaerasi dengan corakan paru kasar, jantung
dan diafragma dalam batas normal

BAB III

4
PEMBAHASAN

1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga


tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
Contohnya : Mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa pasien,
menggunakan handscoen saat pengambilan sampel darah pasien, jarum dan
tutup spuit jangan diletakkan disembarang tempat. Setelah selesai darah
diambil,spuit ditutup dengan cara tidak memegang tutupnya dengan dua
tangan tetapi diletakkan ditempat yang rata lalu baru jarumnya di dorong
kedalam penutup.

2. Memperhatikan kenyamanan pasien dan melakukan tindakan sesuai


prioritas
Contohnya : Saat pasien datang dalam keaadaan sesak nafas tersebut dokter
muda langsung mempersilahkan pasien untuk membaringkan ditempat tidur,
meninggikan bagian atas tempat tidur pasien, menenangkan pasien dan
memasangkan oksigen. Setelah pasien stabil baru dilakukan anamnesis.

3. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien


Contohnya : Sebelum melakukan anamnesis, Dokter muda memberi salam dan
memperkenalkan diri serta meminta izin dan menjelaskan kepada pasien atau
keluarga pasien sebelum melakukan pemeriksaan fisik, pengambilan darah
ataupun pemeriksaan foto thoraks.

4. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi


bila diperlukan
Contohnya : Dokter muda mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada Dokter
Jaga untuk pemberian terapi. Dokter muda juga bisa memberikan edukasi
kepada keluarga terkait pencegahan dan hal apa saja yang bisa dilakukan jika
terjadi serangan ulangan.

4
4

Anda mungkin juga menyukai