Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Denari Dhahana E. 041411333009
Fadel Kurniawan 041411333011
Bagus Prasetyo S. P. 041411333052
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
POSTULAT, KONSEP, DAN STANDARDS
A. Postulat Akuntansi
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri
(aksioma), yang sudah diterima karena kesesuiannya denga tujuan laporan keuangan, dan
menggambarkan aspek ekonomi, politik, social, dan hukum dari suatu lingkungan
dimana akuntansi berada. Terdapat empat asumsi dasar yang melandasi proses
penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan, yaitu:
1. Postulat Entitas
Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit akuntansi
yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain. Konsep entitas
diterapkan pada kemitraan, kepemilikan tunggal, korporasi (perseroan terbatas dan
bukan perseroan terbatas), dan perusahaan kecil dan besar.
Konsep dari American Accounting Assodation tahun 1964 dan komite studi
penelitian standar tentang konsep entitas bisnis mendukung pandangan ini,
menyatakan bahwa "batasan entitas ekonomi dapat diidentifikasi: Dengan
menentukan kepentingan individual atau kelompok. Dengan menentukan sifat
kepentingan individual atau kelompok. Pendekatan kedua ini menjustifikasi
kemungkinan perluasan data yang merupakan hasil dari skopa akuntansi baru
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan potensial semua pemakai.
a. Postulat entitas menurunkan bidang perhatian akuntan dan membatasi jumlah
objek, peristiwa dan atribut peristiwa yang harus dimasukkan dalam laporan
keuangan.
b. Entitas akuntansi adalah mendefinisikan sebagai unit ekonomi yang
bertanggung jawab atas aktivitas ekonomi dan pengendalian administrative atas
unit.
c. Entitas akuntansi juga dapat diartikan dalam kerangka kepentingan ekonomi
berbagai pemakai.
Implikasinya:
a. Dibedakan anatar transaksi bisnis dan induvidu
b. Mengakui tanggung jawab pelayanan manajemne pada pemegang saham.
c. Pengetrapan segmen perusahaan (seperti) divisi atau beberapa perusahaan
seperti konsolidasi perusahaan yang saling terkait)
d. Akuntansi sumber daya manusia, sosio ekonomi, kos modal akan semakin
mudah masuk dalam laporan keuangan.
Dengan kata lain, pemilik memiliki aset dan utang. Jika utang dianggap aset
negatif, maka teori proprietary dikatakan berpusat pada aset dan, secara
konsekuen, berorientasi neraca. Aset dinilai dan neraca disusun untuk mengukur
perubahan dalam kepentingan atau kesejahteraan pemilik. Revenue dan expenses
dianggap meningkat atau menurun secara berturut-turut dalam kepemilikan yang
bukan berasal dari investasi pemilik atau penarikan modal oleh pemilik. Jadi,
income bersih atas utang dan pajak penghasilan perusahaan adalah expenses;
deviden adalah penarikan modal.
2. Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda
dari pihak yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis,
bukan pemilik, merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki
sumber daya perusahaan dan bertanggungjawab terhadap pemilik maupun
kreditor. Menurut teori ini, persamaan akuntansinya adalah:
Aset = Ekuitas
Aset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham
Aset adalah pertumbuhan hak perusahaan; ekuitas menunjukkan sumber aset
dan terdiri dari utang dan ekuitas pemegang saham. Baik kreditor dan pemegang
saham adalah pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda
terkait dengan income, kontrol risiko, dan likuidasi. Jadi, income yang diperoleh
merupakan properti entitas hingga didistribusikan sebagai deviden kepada
pemegang saham. Karena unit bisnis bertanggungjawab untuk memenuhi klaim
pemilik ekuitas, teori entitas disebut sebagai berpusat pada income dan secara
konsekuen berorientasi pada laporan laba rugi.
Akuntabilitas kepada pemilik ekuitas dicapai dengan mengukur kinerja
operasi dan keuangan perusahaan. Dengan demikian, income merupakan
peningkatan dalam ekuitas pemegang saham setelah klaim pemilik ekuitas
lainnya (sebagai contoh, bunga pinjaman jangka panjang dan pajak penghasilan)
telah terpenuhi. Peningkatan dalam ekuitas pemegang saham dipertimbangkan
sebagai income bagi pemegang saham hanya jika deviden telah diumumkan.
Demikian halnya, laba yang tidak dibagi (undistribted profit) tetap menjadi
milik entitas karena mereka menunjukkan corporations proprietary equity in
itself. Sebagai catatan bahwa ketaatan yang kaku pada teori entitas mendikte
bahwa pajak penghasilan dan bunga pinjaman dianggap sebagai distribusi income
dan bukan expenses.Akan tetapi keyakinan umum dan interpretasi teori entitas,
adalah bahwa bunga dan pajak penghasilan adalah expenses.
Teori entitas merupakan teori yang paling dapat diterapkan pada perusahaan
bisnis bentuk korporat, yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya. Dampak teori
entitas ditemukan dalam beberapa terminologi teknik akuntansi yang digunakan
dalam praktik.
a) Teori entitas menyetujui pengadopsian penilaian sediaan LIFO ketimbang
FIFO, karena penilaian LFO dapat mencapai penentuan income yang lebih
baik, dibanding penerapannya dibawah teori proprietatary.
b) Definisi umum revenue sebagai produk perusahaan dan expenses sebagai
barang dan jasa yang dikonsumsi untuk mendapatkan reuenue adalah
konsisten dengan keasyikan teori entitas akan indeks kinerja dan
akuntabilitas pada pemilik ekuitas.
c) Pembuatan laporan konsolidasi dan pengakuan kepentingan kelas minoritas
sebagai pemilik ekuitas tambahan juga konsisten dengan teori entitas.
Akhirnya, baik teori entitas, yang menekankan pada penentuan income bagi
pemilik ekuitas secara memadai, dan teori proprietary, yang menekankan
pada penilaian aset yang memadai, dianggap menyetujui pengadopsian nilai
sekarang, atau penilaian berbasis selain kos historis.
3. Teori Dana
Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori
entitas, tetapi kelompok aktiva dan kewajiban dan pembatasan terkait, disebut
dana, yang mengatur penggunaan aset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis
terdiri atas sumber daya ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait
mengenai penggunaan sumber daya. Persamaan akuntansinya adalah:
Konsep teori ini hampir sama dengan residual equity theory hanya
memusatkan perhatian pada investor saham biasa saja, sedangkan dalam investor
theory memusatkan perhatian pada kreditor dan juga investor (baik investor
saham biasa maupun investor saham preferen). Pada umumnya, kreditor dan
investor membutuhkan informasi akuntansi untuk memprediksi kemampuan
perusahaan (debitur dan investee) dalam menghasilkan kas di masa yang akan
datang. Kas yang akan diterima oleh kreditor dan investor sangat tergantuang
pada:
a. Kemampuan debitur dan investee dalam melakukan pembayaran kas
b. Keinginan atau komitmen dari manajemen debitur dan investee untuk
membayar kreditor dan investor
c. Prioritas pembayaran terhadap klaim kreditor dan investor.
Dalam konsep teori ini, peranan laporan arus kas (cash flow statement)
adalah sangat penting untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditor dan investor
dalam proses pengambilan keputusan.
Mengenai pihak-pihak yang dianggap memiliki peranan yang besar dalam proses
perumusan standar akutansi, Belkaoli (1985) membaginya kedalam 3 fase sebagai
berikut:
1. Fase Peranan Manajemen (1900-1933)
Dalam periode ini, manajemen dianggap memiliki peranan yang besar dalam
perumusan standar akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat dari
bertambahnya investor dan peranannya yang besar dalam mengembangkan
perusahaan. Dengan adanya pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen
telah menimbulkan atau memberikan kekuasaaan yang besar pada manajemen
untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan. Laporan keuangan disiapkan
oleh manajemen sebagai bentuk pertanggungjawabannya kepada pemilik.
Dalam periode ini, metode yang dipakai dalam memecahkan masalah
akuntansi yang timbul adalah lebih bersifat Pragmatis, bukan berdasarkan teori
akuntansi yang ada. Yang menjadi pusat perhatian manajemen pada saat itu
adalah besarnya laba kena pajak dan upaya untuk mengurangi pajak.