Anda di halaman 1dari 10

REFLEKSI KASUS

NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA

OLEH :

ULFAH RUSYDAH

N 111 16 048

PEMBIMBING KLINIK:

dr. DIANY NURDIN, Sp.KK, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA DAN UNIVERSITAS TADULAKO

2017
STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.S
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Palolo
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 20 Maret 2017
Ruangan : Poliklinik Kulit dan Kelamin Undata

II. ANAMNESIS
1) Keluhan Utama : Gatal pada punggung kaki kanan
2) Riwayat penyakit sekarang :
Seorang pria berumur 56 tahun datang ke poli kulit dan kelamin RSUD
Undata dengan keluhan gatal pada punggung kaki kanan sejak 4 minggu yang
lalu. Awalnya tampak adanya kemerahan pada kulit dibagian punggung kaki
kanan. Pada tampakan kemerahan itu pasien merasakan gatal. Gatal dirasakan
sangat mengganggu sehingga pasien seringkali tidak tahan dan akhirnya terus-
menerus menggaruk daerah yang gatal. Pasien merasakan daerah yang gatal lama-
kelamaan menjadi terasa tebal dan bersisik akibat pasien sering menggaruknya.
Sebelumnya pasien berobat di poli jantung,kemudian di konsulkan ke poli
kulit dan kelamin karena keluhannya.Awal pengobatan, pasien diberikan salep
dan pasien merasa lukanya membaik namun disisi lain pasien juga merasa
kakinya membengkak.
Pasien menyangkal keluhan gatal menjadi semakin bertambah apabila
pasien sedang berkeringat.

Riwayat penyakit dahulu:

Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, riwayat alergi
makanan (-), DM (-), riwayat merokok (-).
3) Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa dengan pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
1. Keadaan umum : Sakit ringan
2. Status Gizi : Baik
3. Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda Vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 94 kali/menit
Respirasi : 24 kali/menit
Suhu : 36,00 C

Status Dermatologis
Ujud Kelainan Kulit :
1. Kepala : tidak terdapat ujud kelainan kulit
2. Leher : tidak terdapat ujud kelainan kulit
3. Ketiak : tidak terdapat ujud kelainan kulit
4. Dada : tidak terdapat ujud kelainan kulit
5. Punggung : tidak terdapat ujud kelainan kulit
6. Perut : tidak terdapat ujud kelainan kulit
7. Selangkangan : tidak terdapat ujud kelainan kulit
8. Ekstremitas Atas : tidak terdapat ujud kelainan
kulit
9. Ekstremitas bawah : terdapat plak hiperpigmentasi
disertai skuama dan likenifikasi pada dorsum pedis dextra.

IV. GAMBAR
Gambar 1 Pada regio dorsum dextra tampak plak hiperpigmentasi

Gambar 2 Perbesaran regio dorsum dextra tampak plak hiperpigmentasi disertai dengan
likenifikasi dan skuama.

V. RESUME
Seorang pria berumur 56 tahun datang ke poli kulit dan kelamin RSUD
Undata dengan keluhan gatal pada punggung kaki kanan sejak 4 minggu yang lalu.
Awalnya tampak adanya kemerahan pada kulit dibagian punggung kaki kanan. Pada
tampakan kemerahan itu pasien merasakan gatal. Gatal dirasakan sangat
mengganggu sehingga pasien seringkali tidak tahan dan akhirnya terus-menerus
menggaruk daerah yang gatal. Pasien merasakan daerah yang gatal lama-kelamaan
menjadi terasa tebal dan bersisik akibat pasien sering menggaruknya.Sebelumnya
pasien berobat di poli jantung,kemudian di konsulkan ke poli kulit dan kelamin
karena keluhannya.Awal pengobatan, pasien diberikan salep dan pasien merasa
lukanya membaik namun disisi lain pasien juga merasa kakinya membengkak.Pasien
menyangkal keluhan gatal menjadi semakin bertambah apabila pasien sedang
berkeringat.
Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, riwayat alergi
makanan (-), DM (-), riwayat merokok (-). Tidak ada keluarga pasien yang mengalami
penyakit serupa dengan pasien.
Pasien datang dengan keadaan umum sakit ringan, status gizi baik, dan kesadaran
compos mentis. Hasil pemeriksaan dermatologis didapatkan ujud kelainan kulit berupa
plak hiperpigmentasi disertai skuama dan likenifikasi pada dorsum pedis dextra.
VI. DIAGNOSIS KERJA
Neurodermatitis Sirkumskripta
VII. DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis atopik
2. Psoriasis
3. Liken planus
4. Liken amiloidosis
VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN
Histopatologi

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

X. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa:
1. Mencegah garukan pada daerah yang gatal
2. Menghindari faktor pencetus seperti stress psikologis
3. Menjaga kebersihan kulit, dan menjaga kelembapan kulit agar kulit tidak kering.

Medikamentosa:
Topikal : Desoksimetason oint 0,25%
Sistemik : Loratadin tab 10 mg (1x1)

XI. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad fungtionam : ad bonam

Quo ad cosmetikam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam


PEMBAHASAN

Seorang pria berumur 56 tahun datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Undata
dengan keluhan gatal pada punggung kaki kanan sejak 4 minggu yang lalu. Awalnya
tampak adanya kemerahan pada kulit dibagian punggung kaki kanan. Pada tampakan
kemerahan itu pasien merasakan gatal. Gatal dirasakan sangat mengganggu sehingga
pasien seringkali tidak tahan dan akhirnya terus-menerus menggaruk daerah yang gatal.
Pasien merasakan daerah yang gatal lama-kelamaan menjadi terasa tebal dan bersisik
akibat pasien sering menggaruknya.Sebelumnya pasien berobat di poli jantung,kemudian
di konsulkan ke poli kulit dan kelamin karena keluhannya.Awal pengobatan, pasien
diberikan salep dan pasien merasa lukanya membaik namun disisi lain pasien juga merasa
kakinya membengkak.Pasien menyangkal keluhan gatal menjadi semakin bertambah
apabila pasien sedang berkeringat.

Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, riwayat alergi
makanan (-), DM (-), riwayat merokok (-). Tidak ada keluarga pasien yang mengalami
penyakit serupa dengan pasien.

Pasien datang dengan keadaan umum sakit ringan, status gizi baik, dan kesadaran
compos mentis. Hasil pemeriksaan dermatologis didapatkan ujud kelainan kulit berupa
plak hiperpigmentasi disertai skuama dan likenifikasi pada dorsum pedis dextra. Dari
hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maka pasien didiagnosis dengan Neurodermatitis.
Neurodermatitis merupakan peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai
dengan kulit tebal dan garis kulit tamoak lebih menonjol (likenifikasi) akibat garukan
atau gosokan yang berulang-ulang. Secara klinis tampakan likenifikasi berupa penebalan
dengan peningkatan garis permukaan kulit yang terkena sehingga tampak seperti kulit
batang kayu. Pruritus memainkan peran sentral timbulnya pola reaksi kulit berupa
likenifikasi dan prurigo nodularis. Pruritus dapat terjadi oleh karena adanya penyakit
yang mendasari misalnya gagal ginjal kronik, obstruksi saluran empedu, limfoma
Hodgkin, hipertiroidia, penyakit kulit berupa dermatitis atopik, DKA, gigitan serangga,
serta aspek psikologik dan tekanan emosi.1
Likenifikasi merupakan pola yang terbentuk dari respon kutaneus akibat garukan
dan gosokan yang berulang dalam waktu cukup lama.Likenifikasi timbul secara sekunder
dan secara histologi memiliki karakteristik berupa akantosis dan hiperkeratosis, dan
secara klinis tampak berupa penebalan kulit, dengan peningkatan relief kulit yang
semakin jelas. Keluhan dan gejala dapat muncul dalam hitungan minggu bahkan hingga
bertahun-tahun.1
Semua kelompok umur mulai dari anak-anak sampai dewasa dapat terkena
penyakit ini. Kelompok usia dewasa 30 50 tahun paling sering mengalami keluhan
neurodermatitis. Secara umum neurodermatitis dapat terjadi pada laki-laki dan wanita,
tetapi lebih sering dilaporkan terjadi pada wanita pada umur pertengahan Individu.
Neurodermatitis jarang terjadi pada anak-anak, karena neurodermatitis merupakan
penyakit yang bersifat kronis dan dipengaruhi oleh keadaan emosi dan penyakit yang
mendasarinya.1,2
Penyebab neurodermatitis belum diketahui secara pasti. Namun ada berbagai
faktor yang mendorong terjadinya rasa gatal pada penyakit ini, faktor penyebab dari liken
simpleks kronikus dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor Eksterna
a. Lingkungan
Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi
dalam menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang tinggi
memudahkan seseorang berkertingat sehingga dapat mencetuskan gatal, hal ini
biasanya menyebabkan liken simpleks kronikus pada anogenital.
b. Gigitan serangga
Gigitan serangga dapat menyebabkan reaksi radang dalam tubuh yang
mengakibatkan rasa gatal.
2. Faktor Interna
a. Dermatitis atopik
Asosiasi antara liken simpleks kronikus dan ganguan atopik telah banyak dilaporkan,
sekitar 26 % sampai 75 % pasien dengan dermatitis atopik terkena liken simpleks
kronikus.

b. Psikologis
Keluhan utama ialah gatal berulang. Pasien akan mengeluh gatal yang hilang timbul
terutama saat sore hari. Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu
tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila
digaruk; setelah luka, baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti
dengan rasa nyeri). Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa,
sedikit edema, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama
dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi; sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan
kulit normal tidak jelas. Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya
lesi akibat digaruk. Letak lesi dapat timbul dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan
adalah di scalp, tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva,
skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki
bagian depan, dan punggung kaki.2
Penderita mengeluh rasa gatal sekali, bila timbul malam hari dan mengganggu
tidur. Rasa gatal memang tidak terus-menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk, bila
muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk, setelah luka,
baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa nyeri). 1
Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edematosa,
lambat laun edem dan eritem menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal,
likenifikasi dan ekskoriasi, disekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak
jelas. Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi. 1
Pada neurodermatitis yang kronik, eritem tidak begitu jelas karena bercampur
dengan hiperpigmentasi, pada stadium awal kelainan kulit yang terjadi dapat berupa eritem
dan edem serta timbul sekelompok papul, selanjutnya karena adanya garukan yang
berulang, bagian lesi akan menebal, kering, berskuama, ekskoriasi dan hiperpigmentasi.
Ukirannya bisa lenticular sampai plakat, bentuk tidak beraturan. 3
DAFTAR PUSTAKA

1. Sularsito SA, Djuanda S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin .5 th.ed. Penerbit FKUI, Jakarta
2015. p. 183-185.
2. Fitzpatrick TB, Johnson RA. Wolff K, Polano MK, Suumons D. Color Atlas and Synopsis of
Clinical Dermatology: Common and Serious Disease. Section 15: Skin Signs of Immune,
Autoimmune, and Rheumatic Diseases-systemic Amyloidosis. New York: McGraw-Hill. Ed
3. Page 42-45.
3. Ramineni HB, Manogna, Vidyadhara CM. International Journal of Medical and Health
Science : A case of Neurodermatitis Circumscripta with generalized Pruritus. Chebrolu
Hanumaiah Institute of Pharmaceutical Science : India. 2015.

Anda mungkin juga menyukai