Anda di halaman 1dari 2

Rangkuman Teori Akuntansi Keuangan Bab 6 Measurement Accounting System

Ni Ketut Alit Juli Surasmi 1406534046


Olga Devina 1406611455
Raihan Jolanda Putra 1406534216
Ryan Putra 1406612174

LO 1. Pengukuran Laba dan Modal


Terdapat tiga sistem utama dalam pengukuran pendapatan dan modal, yakni: (1) Historical Cost/biaya
historis, (2) Current Cost (entry value), (3) Current selling price (exit value).
LO 2. Akuntansi Biaya Historis
1. Tujuan Akuntansi
Pemisahan pemilik dengan manajemen, pertanggungjawaban dari kontrak pemilik dana pada manajemen.
2. Modal dan Laba
Laba merupakan selisih modal akhir dengan modal awal, laba merupakan kinerja perusahaan dalam
periode yang ditetapkan.
3. Teori pencocokan biaya
Biaya historis mengakui adanya aliran biaya yang nantinya akan dicocokan dengan pendapatan.
4. Konservatisme
Beban harus segera diakui, sedangkan pendapatan menunggu sampai tingkat kepastiannya cukup tinggi,
penurunan nilai aset segera diakui sedangkan peningkatan aset tidak diakui.
Argumen pendukung biaya histois antara lain bersifat relevan, didasarkan pada kejadian yang sesungguhnya,
biaya historis bermanfaat berdasarkan pengalaman, laba merupakan selisih pendapatan dengan biaya, mudah
dipahami, dan dapat dipercaya. Adapun kritik-kritik yang ditujukkan pada sistem biaya historis adalah
seperti, biaya historis tidak memperhatikan nilai yang akan datang, kurang memadai untuk dasar evaluasi
yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan, dan adanya asumsi kontinuitas usaha yang tidak sesuai

LO 3. Current Cost Accounting


Pengertian: sistem akuntansi dimana aset dinilai pada harga beli pasar sekarang dan profit ditentukan oleh
alokasi berdasarkan current cost.
Tujuan: untuk menjawab pertanyaan kita perlu mempertimbangkan jenis-jenis keputusan yang dihadapi
manajemen dalam menjalankan sebuah bisnis.
Keputusan manajer menyangkut profit: (1)holding decisionsdan (2) operating decisions, dievaluasi
dengan business profit concept: (1)current operating profit operating gains/losses dan (2) realizable
cost savings holding gains/losses. Holding gains/losses: merepresentasikan peningkatan current cost
suatu aset yang dimiliki perusahaan.
LO 4. Financial Capital vs. Physical Capital
Holding gains/losses dimasukkan dalam profit pada financial capital concept dan tidak dimasukkan
dalam profit pada physical capital concept.
Financial capital concept: holding gains/losses dianggap sebagai profit karena merupakan opportunity
gain dari memiliki aset pada saat harga aset tersebut naik serta merefleksikan future cash flows.
Physical capital concept: holding gains/losses tidak dianggap sebagai profit karena merupakan forgone
cash flows(bukan net cash flows) dimanabiaya perolehan suatu aset merupakan sunk cost yang tidak bisa
dihindari dengan kegiatan apapun di masa depan. Selain itu, menurut konsep ini, kenaikan current cost
suatu aset tidak selalu merefleksikan kenaikan ekspektasi future cash flows dari aset tersebut.
LO 5. Exit Price Accounting
Exit price accounting: sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk mengukur posisi
keuangan perusahaan dan kinerja keuangan. Exit value/ NRV: harga maksimum dari aset yang saat ini
ditahan apabila dijual dan dikurangi dengan biaya transaksi. Tujuan utama dari exit price accounting:
membuat keputusan yang adaptif terhadap situasi pasar (Chambers)
Beberapa argumen pendukung exit price accounting:
1. Menyediakan informasi yang berguna (MacNeal) - Prinsip-prinsip Akuntansi yang Konvensional yang
didasari Historical Cost berpotensi menghasilkan laporan keuangan yang salah
2. Informasi yang Relevan dan andal (Sterling) - Kriteria dalam menentukan metode penilaian mana
yang terbaik: memberikan informasi lebih banyak, tetapi tetap relevan dan andal.
3. Aditivitas (Chambers) - Pemberian nilai yang berbeda pada karakteristik dan skala pengukuran, tidak
memiliki arti praktis dan komersial yang dapat disimpulkan secara agregat.
4. Alokasi (Thomas) Laporan laba-rugi tidak melaporkan perubahan dalam jumlah yang dialokasikan, tapi
melaporkan arus masuk aktiva dan perubahan exit value.
5. Kenyataan - Exit price melibatkan referensi untuk contoh yang nyata (harga pasar sebenarnya)
6. Objektivitas - metode yang digunakan untuk menentukan exit price adalah objektivitas
7. Pengukuran Risiko - Exit price dan perubahan exit price juga bisa menjadi indikasi risiko keuangan
pembelian asset.
Beberapa argumen bertentangan dengan exit price accounting:
1. Konsep Laba (Bell) akuntansi harusnya mengukur peristiwa yang benar-benar terjadi, daripada yang
mungkin terjadi jika perusahaan melakukan sesuatu yang lain dari apa yang direncanakan.
2. Aditivitas - model exit price sendiri melanggar prinsip eksklusi perhitungan antisipatif.
3. Penilaian Kewajiban (Chambers) - hutang obligasi secara efektif berbentuk modal dan harus
dinyatakan sebesar nilai nominal, bukan di nilai pasar.
4. Current cost or exit price current cost dinilai metode paling normal karena exit price: (1) mengarah ke
revaluasi anomali atas perolehan, (2) menyiratkan pendekatan jangka pendek untuk operasi bisnis, (3)
mengarah pada antisipasi terhadap laba operasi sebelum titik skala.
LO 6. Value in Use vs Value in Exchange
Jika CCA>CCE > NPV, mempertahankan operasi saat ini. Jika CCE > CCA> NPV, likuidasi aset saat ini
yang digunakan. Jika CCE >CCA<NPV , maka melikuidasi dan menghentikan semua operasi.
CCE: current cash equivalent, CCA: current cost accounting, EXA: exit prices
LO 7. Perspektif Global dan International Financial Reporting Standards
Current cost accounting telah digunakan atau direkomendasikan pada tahun 1970an di Amerika Serikat,
United Kingdom, dan Australia sampai akhirnya tidak digunakan lagi pada tahun 1980an. Kebanyakan
metode ini berbasis modal fisik dan tidak mengakui holding gains sebagai pemasukan. Saat ini, tidak
ada metode current cost yang diterapkan secara keseluruhan, namun menggunakan metode yang
dicampur satu sama lain.
Perbedaan metode pengukuran digunakan untuk menilai asset dan kewajiban sesuai dengan prinsip
umum yang berlaku. Para penentu standar telah berkompromi dalam menentukan argumen pendukung
mengenai definisi fair value, dibanding merekomendasikan penggunaan satu metode yang dapat
digunakan untuk semua pengukuran.
LO 8. Isu yang Dihadapi Auditor
Auditor harus memahami berbagai model pengukuran, karena dalam satu entitas dapat mencakup
pengukuran menggunakan fair value, discounted cash flows, amortized costs, atau model lainnya. Untuk
setiap model pengukuran, terdapat risiko yang mengakibatkan adanya salah saji. Maka dari itu, auditor
harus melakukan tes atas asumsi manajemen dan menggunakan opini ahli atau external appraiser untuk
melihat nilai yang wajar atas penilaian yang ada. Hal lain yang harus diperhatikan auditor adalah,
apakah ada pihak ketiga yang terlibat dalam suatu trasaksi. Jika ada, maka auditor harus memeriksa
dokumen atau bukti yang dimiliki oleh pihak ketiga tersebut.

Anda mungkin juga menyukai