Anda di halaman 1dari 71

1.

Apa hubungan keluhan penderita dengan riwayat


penggunaan KB metode suntik selama 3tahun?
- Apakah ada dampak pada ovulasinya?
2014 - Principles of Anatomy and Physiology 14th Edition - Gerard J.
Tortora - Wiley

Kenapa sudah menggunakan KB masih bisa hamil?

2. Adakah hubungan antara pekerjaan suami dengan


kejadian infertilitas? Jelaskan!
Robbins Basic Pathology (9th Edition)

3. Bagaimana hubungan lifestyle dan riwayat medis


pada suami istri yang memengaruhi keadaan
tersebut?
Gaya hidup
Konsumsi Alkohol
Alkohol dikatakan dapat berdampak pada fungsi sel Leydig dengan
mengurangi sintesis testosteron dan menyebabkan kerusakan pada
membran basalis. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat
menyebabkan gangguan pada fungsi hipotalamus dan hipofisis.
Konsumsi satu atau dua gelas alkohol, satu sampai dua kali per
minggu tidak meningkatkan risiko pertumbuhan janin . (Rekomendasi
D)
Konsumsi alkohol tiga atau empat gelas sehari pada laki-laki tidak
mempunyai efek terhadap fertilitas.
Konsumsi alkohol yang berlebihan pada laki-laki dapat menyebabkan
penurunan kualitas semen. (Rekomendasi B)
Merokok
Rokok mengandung zat berbahaya bagi oosit (menyebabkan kerusakan
oksidatif terhadap mitokondria), sperma (menyebabkan tingginya
kerusakan morfologi), dan embrio (menyebabkan keguguran).
Kebiasaan merokok pada perempuan dapat menurunkan tingkat
fertilitas. (Rekomendasi B)
Kebiasaan merokok pada laki-laki dapat mempengaruhi kualitas
semen, namun dampaknya terhadap fertilitas belum jelas. Berhenti
merokok pada laki-laki dapat meningkatkan kesehatan pada umumnya
Konsumsi Kafein
Konsumsi kafein (teh, kopi, minuman bersoda) tidak mempengaruhi
masalah infertilitas (Rekomendasi B)
Berat badan
Perempuan yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 29,
cenderung memerlukan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan
kehamilan. (Rekomendasi B)
Tindakan menurunkan berat badan pada perempuan yang memiliki
IMT > 29 dan mengalami anovulasi akan meningkatkan peluang
untuk hamil. (Rekomendasi B)
Laki-laki yang memiliki IMT > 29 (Rekomendasi C)1 akan mengalami
gangguan fertilitas
Upaya meningkatkan berat badan pada perempuan yang memiliki
IMT < 19 serta mengalami gangguan haid akan meningkatkan
kesempatan terjadinya pembuahan. (Rekomendasi B) 1

Olahraga
Olahraga ringan-sedang dapat meningkatkan fertilitas karena akan meningkatkan
aliran darah dan status anti oksidan
Olahraga berat dapat menurunkan fertilitas
Olahraga > 5 jam/minggu, contoh: bersepeda untuk laki-laki
Olahraga > 3-5 jam/minggu, contoh: aerobik untuk perempuan

Stress
Perasaan cemas, rasa bersalah, dan depresi yang berlebihan dapat berhubungan
dengan infertilitas, namun belum didapatkan hasil penelitian yang adekuat
Teknik relaksasi dapat mengurangi stress dan potensi terjadinya infertilitas
Berdasarkan studi yang dilakukan, perempuan yang gagal hamil akan mengalami
kenaikan tekanan darah dan denyut nadi, karena stress dapat menyebabkan
penyempitan aliran darah ke organ-organ panggul.
Suplementasi Vitamin
Konsumsi vitamin A berlebihan pada laki-laki dapat menyebabkan kelainan
kongenital termasuk kraniofasial, jantung, timus, dan susunan saraf pusat.
Asam lemak seperti EPA dan DHA (minyak ikan) dianjurkan pada pasien infertilitas
karena akan menekan aktifasi nuclear faktor kappa B
Beberapa antioksidan yang diketahui dapat meningkatkan kualitas dari sperma,
diantaranya:
o Vit.C dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas semen
o Ubiquinone Q10 dapat meningkatkan kualitas sperma
o Selenium dan glutation dapat meningkatkan motilitas sperma
Asam folat, zink, dan vitamin B12
Kombinasi asam folat dan zink dapat meningkatkan konsentrasi dan
morfologi sperma
Kobalamin (Vit B12) penting dalam spermatogenesis
Obat-Obatan
Spironolakton akan merusak produksi testosteron dan sperma
Sulfasalazin mempengaruhi perkembangan sperma normal (dapat
digantikan dengan mesalamin)
Kolkisin dan allopurinol dapat mengakibatkan penurunan sperma untuk
membuahi oosit
Antibiotik tetrasiklin, gentamisin, neomisin, eritromisin dan nitrofurantoin
pada dosis yang tinggi berdampak negatif pada pergerakan dan jumlah
sperma.
Simetidin terkadang menyebabkan impotensi dan sperma yang abnormal
Siklosporin juga dapat menurunkan fertilitas pria
Obat-obat Herbal
o Penelitian yang dilakukan di California menemukan bahwa konsumsi obat-
obatan herbal dalam jumlah minimal seperti ginko biloba, dicurigai
menghambat fertilisasi, mengubah materi genetik sperma, dan mengurangi
viabilitas sperma.
Pekerjaan
Terdapat beberapa pekerjaan yang melibatkan paparan bahan berbahaya
bagi kesuburan seorang perempuan maupun laki-laki. Setidaknya terdapat
104.000 bahan fisik dan kimia yang berhubungan dengan pekerjaan yang telah
teridentifikasi, namun efeknya terhadap kesuburan, 95% belum dapat
diidentifikasi. Bahan yang telah teridentifikasi dapat mempengaruhi kesuburan
diantaranya panas, radiasi sinar-X, logam dan pestisida.

Penyebab infertilitas secara umum dapat dibagi sebagai berikut:


3.1 Faktor perempuan
Penyebab infertilitas pada wanita dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu: 9
Gangguan ovulasi: seperti SOPK, gangguan pada siklus haid, insufiensi ovarium primer

Infertilitas yang disebabkan oleh gangguan ovulasi dapat diklasifikasikan


berdasarkan siklus haid, yaitu amenore primer atau sekunder. Namun tidak
semua pasien infertilitas dengan gangguan ovulasi memiliki gejala klinis
amenorea, beberapa diantaranya menunjukkan gejala oligomenorea. Amenorea
primer dapat disebabkan oleh kondisi di bawah ini:

WHO membagi kelainan ovulasi ini dalam 3 kelas, yaitu: 1


Kelas 1 :
Kegagalan pada hipotalamus hipofisis (hipogonadotropin hipogonadism) Karakteristik dari
kelas ini adalah gonadotropin yang rendah, prolaktin normal, dan rendahnya estradiol.
Kelainan ini terjadi sekitar 10% dari seluruh kelainan ovulasi.
Kelas 2 :
Gangguan fungsi ovarium (normogonadotropin-normogonadism) Karakteristik dari kelas
ini adalah kelainan pada gonadotropin namun estradiol normal. Anovulasi kelas 2 terjadi
sekitar 85% dari seluruh kasus kelainan ovulasi. Manifestasi klinik kelainan kelompok ini
adalah oligomenorea atau amenorea yang banyak terjadi pada kasus sindrom ovarium
polikistik (SOPK). Delapan puluh sampai sembilan puluh persen pasien SOPK akan
mengalami oligomenorea dan 30% akan mengalami amenorea.
Kelas 3 :
Kegagalan ovarium (hipergonadotropin-hipogonadism) Karakteristik kelainan ini adalah
kadar gonadotropin yang tinggi dengan kadar estradiol yang rendah. Terjadi sekitar 4-5%
dari seluruh gangguan ovulasi.
Kelas 4 : Hiperprolaktinemia

Gangguan tuba dan pelvis


Kerusakan tuba dapat disebabkan oleh infeksi (Chlamidia, Gonorrhoea, TBC) maupun
endometriosis. Endometriosis merupakan penyakit kronik yang umum dijumpai. Gejala yang sering
ditemukan pada pasien dengan endometriosis adalah nyeri panggul, infertilitas dan ditemukan
pembesaran pada adneksa. Dari studi yang telah dilakukan, endometriosis terdapat pada 25%-50%
perempuan, dan 30% sampai 50% mengalami infertilitas. Hipotesis yang menjelaskan endometriosis
dapat menyebabkan infertilitas atau penurunan fekunditas masih belum jelas, namun ada beberapa
mekanisme pada endometriosis seperti terjadinya perlekatan dan distrorsi anatomi panggul yang
dapat mengakibatkan penurunan tingkat kesuburan. Perlekatan pelvis pada endometriosis dapat
mengganggu pelepasan oosit dari ovarium serta menghambat penangkapan maupun transportasi oosit
Klasifikasi kerusakan tuba yaitu:
a. Ringan/ Grade 1
Oklusi tuba proksimal tanpa adanya fibrosis atau oklusi tuba distal tanpa ada distensi.
Mukosa tampak baik.
Perlekatan ringan (perituba-ovarium)
b. Sedang/Grade 2
Kerusakan tuba berat unilateral
c. Berat/Grade 3
Kerusakan tuba berat bilateral
Fibrosis tuba luas
Distensi tuba > 1,5 cm
Mukosa tampak abnormal
Oklusi tuba bilateral
Perlekatan berat dan luas
d. Gangguan uterus, termasuk mioma submukosum, polip endometrium, leiomyomas, sindrom
asherman
Distribusi penyebab infertilitas pada perempuan ditunjukkan pada gambar berikut:

3.2 Faktor laki-laki


Infertilitas dapat juga disebabkan oleh faktor laki-laki, dan setidaknya sebesar 30-40% dari
infertilitas disebabkan oleh faktor laki-laki, sehingga pemeriksaan pada laki-laki penting dilakukan
sebagai bagian dari pemeriksaan infertilitas. Fertilitas laki-laki dapat menurun akibat dari:
Kelainan urogenital kongenital atau didapat
Infeksi saluran urogenital
Suhu skrotum yang meningkat (contohnya akibat dari varikokel)
Kelainan endokrin
Kelainan genetik
Faktor imunologi
Di Inggris, jumlah sperma yang rendah atau kualitas sperma yang jelek merupakan penyebab
utama infertilitas pada 20% pasangan. Kualitas semen yang terganggu, azoospermia dan cara
senggama yang salah, merupakan faktor yang berkontribusi pada 50% pasangan infertilitas. 1
Infertilitas laki-laki idiopatik dapat dijelaskan karena beberapa faktor, termasuk disrupsi
endokrin yang diakibatkan karena polusi lingkungan, radikal bebas, atau kelainan genetik
4. Sebut dan jelaskan jenis jenis kontrasepsi! Meliputi
indikasi, kontraindikasi, cara pemakaian, +/- , ESO
1.
METODE KB ALAMIAH

PANTANG BERKALA

Efektifitas

Bagi wanita yang siklus haidnya teratur efektivitasnya lebih


tinggi dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur.
Angka kegagalan pada system kalender berkisar antara 6-42,
sedangkan pada system pengukuran suhu basal angka
kegagalannya berkisar 0-7.

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

Cara kerja

Pada system kalender dihitung dengan memakai rumus


sebagai berikut:

- Hari pertama mulai subur siklus haid terpendek 18

- Hari subur terakhir siklus haid terpanjang 11

Sebelum memulai
cara ini hendaknya
wanita mencatat pola
siklus haidnya paling
sedikit selama 6 bulan
dan sebaiknya selama
12 bulan.
Pada system pengukuran suhu basal:

Suhu badan diukur memakai thermometer, sewaktu bangun


pagi hari (dalam keadaan istitahat penuh), setiap hari. Hasil
pengukuran ini dicatat pada kartu pencatatan suhu badan.

Menjelang ovulasi suhu badan akan turun (pada hari ke 12 dan


13 siklus haid), pada hari ke 14 terjadi ovulasi, lalu suhu akan
naik lagi sampai lebih tinggi dari suhu sebelum ovulasi pada hari
ke 15 dan 16 siklus haid. Dengan cara ini masa berpantang lebih
pendeK namun lebih meninggikan efektivitas metoda pantang
berkala

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

METODE LENDIR SERVIKS(BILLINGS)

Dasar : perubahan siklus dari lender serviks yang terjadi karena perubahan kadar
estrogen

Ada 2 macam lender servik :

1. Lendir Tipe E(estrogenic)


a) Diproduksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi
b) Sifat-sifat :
- Banyak, tipis seperti air (jernih) dan visksitas rendah.
- Spinnbarrkeit(elastisitas ) besar. Spinnbarkeit : sampai
seberapa jauh lendir dapatdiregangkan sebelum putus.
- Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis(fernlike
patters, ferning,arborization)
c) Spermatozoa dapat menembus lendir ini

2. Lendir tipe G (gestogenik)


a) Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan setelah ovulasi.
b) Sifat-sifat :
- Kental
- Viskositas tinggi
- Keruh.
c) Dibuat karena peninggian kadar progesterone
d) Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini
KB ALAMIAH

Indikasi

1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur


maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun
premenopause

2. Semua perempuan dengan paritas berapapun termasuk nulipara

3. Perempuan kurus ataupun gemuk

4. Perempuan yang merokok

5. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu hipertensi


sedang, varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat,
mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia def, Fe, hepatitis
virus, malaria, thrombosis vena dalam, atau emboli paru

6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak


mengguanakan metode lain

7. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu


pada setiap siklus haid

8. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi,


mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2003

Keuntungan dan kerugian

Keuntungan:

1. Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan

2. Tidak ada risiko kesehatan yang berhubungan dengan


kontrasepsi

3. Tidak ada efek samping sistemik

4. Murah atau tanpa biaya

5. Menigkatkan keterlibatan kaum laki2 dalam KB

6. Menambah pengetahuan entang system reproduksi laki2 dan


perempuan

7. Memungkinkan mengeratkan relasi/ hubungan melalui


peningkatan komunikasi antar suami istri atau pasangan
Kerugian:

1. Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan


untuk mengikuti intruksi

2. Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk mengguanakan


jenis KBA yang paling efektif secara benar

3. Dibtuhkan pelatih/ guru KBA

4. Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan

5. Perlu pencatatan setiap hari

6. Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2003

Kekurangan pada sisten pengukuran suhu basal:

1. Merepotkan untuk mengukur suhu badan setiap hari

2. Pencatatan tidak lagi akurat, bila terjadi infeksi, ketegangan, atau


tidur tidak teratur

3. Tidak cocok untuk wanita yang kurang pendidikannya

4. Hanya dapat digunakan bila siklus haid teratur sekitar 28-30 hari

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

Efek samping

Terlalu lama berpantang kadang kala tidak tertahankan,


terutama bila masa berpantang terlalu lebar (lama)

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

Coitus interuptus

- Efektifitas

Angka kegagalan (kehamilan) tinggi yaitu antara 18-38. Sebab kegagalan antara
lain:

1. Adanya pengeluaran cairan sebelum ejakulasi yang mengandung sel mani


sebelum penis ditarik keluar, apalagi pada koitus yang berulang

2. Terlambat mengeluarkan penis dari liang senggama


3. Bila semen tumpah di vulva dan terdapat penumpukan semen, sel mani
dapat masuk kedalam dan menyebabkan kehamilan

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

- Cara kerja

Penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, dengan demikian semen
sengaja ditumpahkan di luar ruang senggama untuk mencegah sel mani masuk
area fertilisasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa reflex ejakulasi datangnya
dapat disadari oleh sebagian besar pria

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

- Indikasi

1. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB

2. Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak
memakai metode2 lain

3. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segara

4. Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode


yang lain

5. Pasanga yang membutuhkan metode pendukung

6. Pasangan yang melakuakan hub seks tidak teratur

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Kontraindikasi

1. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini

2. Pria yang sulit melakukan senggama terputus

3. Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis

4. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit dalam bekerja sama

5. Pasanga yang kurang dapat saling komunikasi

6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Keuntungan dan kerugian

Keuntungan:

1. Efektif bila digunakan dengan benar


2. Tidak mengganggu produksi ASI

3. Dapat digunakan sebagai pendukung metode lainnya

4. Tidak ada efek samping

5. Dapat digunakan setiap waktu

6. Tidak mebutuhkan biaya

Kerugian:

1. Memutuskan kenikmatan dalam hubungan seks

2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi
masih melekat pada penis

3. Efektifitas tergantung pada kesediaan pasangan untuk melakuakan


senggama terputus setiap melaksanakannya

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Efek samping

Dapat menyebabkan penyakit ginekologik, neurologis, kejiwaan

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

KONDOM

- Efektifitas
Secara teoritis kegagalan kondom hanya terjadi bila (a)kondom bocor atau
robek, atau (b) pemakai kurang disiplin dan kurang teliti mematuhi petunjuk
cara pemakaiannya

Angka kegagalan adalah berkisar antara 15-36 %. Efektifitas dapat dipertinggi


dengan jalan:

Memakai kondom berminyak, karenanya jarang koyak

Penis segera ditarik keluar dari vagina setelah ejakulasi

Waktu menarik penis, pangkal kondom dipegang supaya jangan tertinggal


dan tertumpah

Mengoleskan spermisida pada kondom atau pakai kondom yang sudah


ada spermisidanya

Pakailah satu kondom untuk satu kali koitus

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

- Cara kerja

Kondom menyarungi penis sewaktu koitus sehingga dapat mencegah masuknya


sel mani ke dalam liang senggama kerena seluruh semen tertampung di dalam
kondom

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HIV/AIDS) dari satu


pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks
dan vinil)

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Indikasi

Sesuai untuk pria yang:

Ingin berpartisipasi dalam program KB

Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi

Ingin kontrasepsi sementara

Ingin kontrasepsi tambahan

Hanya ingin menggunakan alat ontrasepsi jika akan berhubungan

Berisiko tinggi tertular/ menularkan IMS

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003


- Kontraindikasi

Tidak sesuai untuk pria yang:

Mempunyai pasangan yang berisiko tinggi apabila terjadi kehamilan

Alergi terhadap bahan dasar kondom

Tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk melakukan


hubungan seksual

Tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Keuntungan dan kerugian

Keuntungan:

Efektif bila digunakan dengan benar

Tidak mengganggu produksi ASI

Tidak mengganggu kesahatan klien

Tidak mempunyai pengaruh sistemik

Murah dan dapat dibeli secara umum

Tidak perlu resep dokter atau pe eriksaan kesehatan khusus

Membantu mencegah terjadinya Ca serviks

Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus


ditunda

Kerugian:

Efektifitas tidak terlalu tinggi

Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi

Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentihan langsung)

Pada beberapa klien bias menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan


ereksi

Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Efek samping

1. Kondom ruskak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan)


2. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan

3. Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida)

4. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

DIAFRAGMA

Diagfragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks

a. JENIS
flat spring (flat metal band)
coil spring (coiled wire)
arching spring (kombinasi metal spring)
b. CARA KERJA
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat
spermisida.
c. MANFAAT

Kontrasepsi

efektif bila digunakan dengan benar


tidak menggangu produksi ASI
tidak menggangu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam
sebelumnya.
Tidak menggangu kesehatan klien.
Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

Nonkontrasepsi

Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya bila digunakan


dengan spermisida.
Bila digunakan saat haid bisa menampung darah menstruasi.

Keterbatasan

o Efektifitas sedang
o Keberhasilan kontrasepsi tergantung pada kepatuhan mengikuti cara
penggunaan
o Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya setiap
berhubungan seksual.
o Pemeriksaan pelviks oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk
memastikan ketepatan pemasngan.
o Pada beberapa pemasangan menjadi penyebab infeksi saluran uretra.
o Pada 6 jam pascahubungan seksual alat masih harus berada di posisinya.

d. SELEKSI KLIEN PENGGUNA DIAGFRAGMA

DIGFRAGMA

SESUAI UNTUK KLIEN YANG TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN YANG

Tidak meyukai metode kontrasepsi Berdasarkan umur dan paritas serta


hormonal seperti perokok atau di masalah kesehatan menyebabkan
atas usia 35 tahun. kehamilan menjadi berisiko tinggi

Tidak menyukai pemakaian Terinfeksi saluran uretra.


kontrasepsi AKDR

Menyusui dan perlu kontrasepsi Tidak stabil secara psikis atau tidak
suka menyebtuh alat kelaminnya (vulva
dan vagina)

Memerlukan proteksi terhadap IMS Mempunyai riwayat sindrom syok


karena keracunan.

Memerlukan metode sederhana Ingin metode KB efektif


sambil menunggu metode lain.
e. EFEK SAMPING

EFEK SAMPING PENANGANAN

Infeksi saluran Pengobatan dengan antibiotik


uretra

Dugaan adanya Jika ada gejala iritasi vagina khususnya pasca


alergi diagfragma bersenggama dan tidak mengidap IMS, berikan
atau dugaan reaksi spermisida yang lain atau pilih metode yang lain.
alergi spermisida

Rasa nyeri pada Cobalah dengan alat yang lebih kecil.


tekanan terhadap
kandung kemih

Timbul cairan Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina
vagina dan berbau (tampon dll), jika tidak ada sarankan klien untuk
jia dibiarkan lebih melepaskan diagfragma setelah melakukan hubungan
dari 24 jam seksual. Setelah diangkat, cuci diagfragma dengan hati-
hati menggunakan sabun cair dan air, jangan
menggunkan bedak atau talk jika akan disimpan.

f.efektivitas

kurang disukai karena factor-faktor psikis dan hygiene, serta untuk


pemakaian nya memerlukan motivasi dan pengajaran yang memerlukan
pendidikan akseptor.angka kegagalan 9-34.

SPERMASIDA

- Efektifitas

Angka kegagalan berkisar antara 3-30. Efek samping yang teradi biasanya
adalah timbulnya perasaan kurang enak pada kedua pihak yang karena
becek dan kadang kala timbul reaksi alergi

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

- Cara kerja

1. Melumpuhkan dan mematikan sperma

2. Menutup mulut cerviks


3. Merubah keadaan lendir/ cairan vagina, sehingga menjadi tidak begitu
baik untuk mobilitas dan aktivitas sperma

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

- Indikasi

Sesuai untuk perempuan yang:

1. Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok, atau


diatas usia 35 tahun

2. Tidak menyukai penggunaan AKDR

3. Meyusui dan perlu kontrasepsi

4. Memerlukan proteksi terhadap IMS

5. Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Kontraindikasi

Tidak sesuai untuk perempuan yang:

1. Berdasarkan umur dan paritas dan masalah kesehatan menyeabkan


kehamilan dan risiko tinggi

2. Terinfeksi saluran uretra

3. Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminya
(vulva dan vagina)

4. Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan

5. Ingin metode KB efektif

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Keuntungan dan kerugian

Keuntungan :

Kontrasepsi

Efektif seketika (busa dan krim)


Tidak menggangu prosuksi ASI
Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain.
Tidak menggangu kesehatan klien.
Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
Mudah digunakan.
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
Tidak perlu resep dokter.

Nonkontrasepsi

Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan


HIV/AIDS.

Kerugian :

Efektifitas kurang
Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara
penggunaan.
Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai
setiap melakukan hubungan seksual.
Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum
melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria dan film)
Efektivitas aplikasii hanya 1-2 jam.

- Efek samping

Iritasi vagina, iritasi penis da tidak nyaman, gangguan rasa panas di vagina,
kegagalan tablet tidak larut.

Efektivitas
Angka kegagalan berkisar kurang 3-30.

KONTRASEPSI HORMONAL

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat
estrogen dan progesterone.

Jenis

Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi


hormonal yaitu:

a) Kontrasepsi Suntikan

b) Kontrasepsi Oral (Pil)


Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet,
mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk
mencegah hamil.

Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu :

1. Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone


sintetik yang diminum 3 kali seminggu.

2. Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan
urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama
14 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen
selama 5 7 hari terakhir.

3. Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone


dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari
termasuk pada saat haid.

4. Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang Long
acting yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang
mempunyai Biological Half Life panjang

5. Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen


dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti
kasus pemerkosaan dan kondom bocor.

c) Kontrasepsi Implant

1) kontrasepsi suntikan progestin


a. jenis :
- Depo mendroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA
yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di
daerah bokong).
- Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg
noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuscular.
b. cara kerja :
- Mencegah ovulasi
- Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
- Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
c. keuntungan :
- Sangat efektif
- Pencegahan kehamilan jangka panjang
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
- Tidka mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
- Sedikit efek samping
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
- Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
- Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
- Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
- Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
- Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
d. keterbatasan :
Sering ditemukan gangguan haid, seperti :

o Siklus haid yang memendek atau memanjang,


o Perdarahan yang banyak atau sedikit,
o Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting),
o Tidak haid sama sekali.
Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikan).
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus/infeksi virus HIV.
Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan/kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas).
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat.
e. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Perempuan usia reproduksi.
Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki anak.
Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang
memiliki efektivitas tinggi.
Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui.
Perempuan setelah abortus atau keguguran.
Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum menghendaki
tubektomi.
Perempuan perokok.
Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah
gangguan pembekuan darah atau perempuan dengan anemia bulan sabit.
Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan
barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).
Perempuan yang tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
Perempuan dengan anemia defisiensi besi.
Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran).
Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas
penyebabnya.
Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid,
terutama amenorea.
Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.
Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi.
g. cara penggunaan :
Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu
dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat clan tidak bekerja
segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian
kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap
8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
oleh etil
Asopropil alkohol 60 - 90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah
kulit kering baru disuntik.
Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan
putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan
menghangatkannya.

Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari


Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

2) Kontrasepsi pil progestin


a. jenis :
Kemasan dengan isi 35 pil: 300 g levonorgestrel atau 350 g
noretindron.
Kemasan dengan isi 28 pil: 75 g norgestrel.
b. cara kerja :
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak
begitu kuat).
Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi
lebih sulit.
Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
c. keuntungan :
Keuntungan Kontrasepsi
Sangat efektif bila digunakan secara benar.
Tidak mengganggu hulungan seksual.
Tidak mempengaruhi ASI.
Kesuburan cepat kembali.
Nyaman dan mudah digunakan.
Sedikit efek samping.
Dapat dihentikan setiap scat.
Tidak mengandung estrogen.
Keuntungan Nonkontrasepsi

Mengurangi nyeri haid.


Mengurangi jumlah darah haid.
Menurunkan tingkat anemia.
Mencegah kanker endometrium.
Melindungi dari penyakit radang panggul.
Tidak meningkatkan pembekuan darah.
Dapat diberikan pada penderita endometriosis.
Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan
depresi.
Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut
kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah).
Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif
aman diberikan pada perempuan pengidap kencing manis yang belum
mengalami komplikasi.
d. waktu mulai menggunakan :
Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan
pencegahan dengan kontrasepsi lain.
Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila
menggunakannya setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan
hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi
lain untuk 2 hari saja.
Bila klien tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal
saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2
hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan clan tidak
haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak
memerlukan metode kontrasepsi tambahan.
Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dan klien telah mendapat haid,
minipil dapat dimulai pada hari 1 - 5 siklus haid.
Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran.
Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja
kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau perempuan
tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya
haid berikutnya.
Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil
diberikan pada jadwal suntikan yang berikutnya. Tidak diperlukan
penggunaan metode kontrasepsi yang lain.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan
perempuan tersebut ingin menggantinya dengan minipil, minipil diberikan
pada hari 1 5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain.
Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk
AKDR yang mengandung hormon), minipil dapat diberikan pada hari 1 - 5
siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR.
e. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Perempuan usia reproduksi.
Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki anak.
Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang
memiliki efektivitas tinggi.
Perempuan menyusui clan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui.
Perempuan setelah abortus atau keguguran.
Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum menghendaki
tubektomi.
Perempuan perokok.
Pempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah
gangguan pembekuan darah atau perempuan dengan anemia bulan sabit.
Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan
barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).
Perempuan yang tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
Perempuan dengan anemia defisiensi besi.
Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran).
Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya.
Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid,
terutama amenorea.
Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.
Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi.
g. cara penggunaan :
Setiap saat selama siklus haid, asal perempuan tersebut tidak hamil.
Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat, asalkan saja perempuan tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila perempuan telah
menggunakan kontrasepsi dengan hormonal sebelumnya secara benar,
dan perempuan tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera
diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari
Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

3) Kontrasepsi implant/susuk
a. jenis :
Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi derigaii 36 mg levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun.
Implanon. Terdiri dari satu batang atang putili lentur dengan panjang kira-
kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi deiigan 68 mg 3-keto-
desogestrel dari lama kerjanya 3 tahun.
b. cara kerja :
Lendir serviks meniadi kental.
Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Mengurangi transportasi sperma.
Menekan ovulasi.
c. keuntungan :
Keuntungan Kontrasepsi
Daya guna tinggi.
Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
Bebas dari pengaruh estrogen.
Tidak mengganggu kegiatan sanggama.
Tidak mengganggu ASI.
Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Keuntungan Nonkontrasepsi

Mengurangi nyeri haid.


Mengurangi jumlah darah haid
Mengurangi/memperbaiki anemia.
Melindungi terjadinya kanker endometrium.
Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
Menurunkan angka kejadian endometriosis.
d. keterbatasan :

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa


perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah
darah haid, serta amenorea.

e. Yang Boleh Menggunakan Implan


Perempuan pada usia reproduksi.
Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi
dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang
Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
Perempuan pascapersalinan dan tidak menyusui.
Perempuan pascakeguguran.
Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik.
Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah
pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell).
Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
Hamil atau diduga hamil
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
Mioma uterus dan kanker payudara.
Gangguan toleransi glukosa.

g. cara penggunaan :
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi tambahan.
Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan
melakukan hubungan seksual, atau menaLunakan metode kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja.
Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau
gunakan metode 9 kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu
memakai metode kontrasepsi lain.
Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari Mau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari
saja.
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan z,implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu
dengan benar. Z~
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, imlpan dapat
diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi lain.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali
AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan Norplant, insersi Norplant
dapat dilakukan C, menggantinya saat, asal saja diyakini klien tidak hamil.
Tidak perlu menunggu sampaidatangny
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya
dengan implan, Norplant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan
klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
Pascakeguguran implan dapat segera diinsersikan.

Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari


Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Efek samping kontrasepsi suntikan:

1) Gangguan Haid :

Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan


kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.

Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama


menggunakan kontrasepsi suntikan.

metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

2) Keputihan

Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)

3) Perubahan berat badan

Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah


menggunakan kontrasepsi suntikan

4) Pusing dan sakit kepala

Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.

5) Hematoma

Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah
kulit.

Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ):

1). Nousea

2). Nyeri payudara

3). Gangguan Haid


4). Hipertensi

5). Acne

6). Penambahan berat badan.

efek samping yang ditimbulkan implant

Pada umumnya tidak berbahaya. Yang paling sering ditemukan adalah gangguan
haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti pendarahan
haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama
sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan
kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit
kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan
dan perubahan berat badan.

BKKBN, 1996, Apa Yang Anda Harus Ketahui Tentang Alat Kontrasepsi,

Hartono hanifa, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi

AKDR DENGAN PROGESTIN


a. jenis :
AKDR CuT-380A

Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi


oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)

AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (schering)


b. cara kerja :
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilitas.
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
c. keuntungan :
sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi.
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
Tidak ada efek samping hormonal.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Daat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
Tidak ada interaksi dengan obat
Mencegah kehamilan ektopik
d. keterbatasan :
Efek samping yang umum terjadi :
Komplikasi lain :
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik bagi pasangan perempuan dengan IMS
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR.
Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui.
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan
AKDR.
e. waktu mulai menggunakan :
Setiap waktu dalam siklus haid, klien tidak hamil
Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
Segera setelah melahirkan, 48 jan pertama atau 4 minggu
pascapersalinan. Setelah 6 bulan apabila menggunakan MAL.
Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak
ada gejala infeksi.
Selama 1 sampai hari setelah sanggama yang tidak dilindungi
f. Yang Dapat Menggunakan
Usia produktif
Keadaan nulipara
Risiko rendah dari IMS
Menginginkan memakai kontrasepsi jangka panjang
Menyusui yang menginginkan memakai kontrasepsi
Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
Setelah abortus dan tidak ada infeksi
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama
g. Yang Tidak Dapat Menggunakan
Sedang hamil
Perdarahan vagina yang tidak diketahui
Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
Menderita TBC pelvik
Kanker alat genital
Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri.
h. Efek samping AKDR:
Perdarahan
Rasa nyeri dan kejang di perut
Gangguan pada suami akibat ada benang yg timbul saat bersenggama
Ekspulsi (pengeluaran sendiri)
i. Komplikasi AKDR:
Infeksi pada traktus genitalis
Perforasi AKDR yang sampai menuju ke rongga perut
Kehamilan
j. Teknik pemasangan AKDR
Setelah kandung kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan di atas meja
ginekologik dalam posisi litotomi. Kemudian dilakukan pemeriksaan
bimanual untuk mengetahui letak, bentuk dan besar uterus. Spekulum
dimasukkan ke dalam vagina, dan serviks uteri dibersihkan dengan larutan
antiseptik. Sekarang dengan cunam serviks dijepit bibir depan porsio uteri,
dan dimasukkan sonde ke dalam uterus untuk menentukan arah poros dan
panjangnya kanalis servikalis serta kavum uteri. AKDR dimasukka ke
dalam uterus melalui ostium uteri eksternum sambil mengadakan tarikan
ringan pada cunam serviks.
Tabung penyalur digerakkan di dalam uterus, sesuai dengan arah poros
kavum uteri sampai tercapai ujung atas kavum uteri yg ditentukan lebih
dahulu dnegan sonde uterus. Selanjutnya, sambil mengeluarkan tabung
pentalur perlahan-lahan, pendorong (plunger) menahan AKDR dalam
posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, pendoromg juga
dikeluarkan, cunam dilepaskan, benang AKDR digunting hingga 2 - 3 cm
keluar dari ostium uteri, dan akhirnya spekulum diangkat.

Metode kontrasepsi mantap

TUBEKTOMI
Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas
(kesuburan)seorang perempuan secara permanen.

a. Jenis :
o minilaparotomi,
o laparoskopi
b. Manfaat

Kontrasepsi

Sangat efektif
Permanen
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Tidak bergantung pada faktor sanggama
Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang
serius
Pembedahan sederhan, dapat dilakukan dengan anstesi lokal
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi
hormon ovarium)

Nonkontrasepsi

Berkurangnya risiko kanker ovarium


c. Keterbatasan :
Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini
Kliien dapt menyesal dikemudian hari
Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum)
Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
Dilakukan oleh dokter yang terlatih
Tidak melindungi diri dari IMS
d. Yang dapat menjalani tubektomi :
Usia >26 tahun
Paritas>2
Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius
Pascapersalinan
Pascakeguguran
Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
e. Yang sebaiknya tidak melakukan tubektomi :
Hamil
Perdarahan vaginal yang belum terjelas (hingga harus di evaluasi)
Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
Tidak boleh menjalani proses pembedahan
Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas masa datang
Belum memberikan persetujuan tertulis
f. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
Masalah-masalah medis yang signifikan (misalnya penyakit jantung atau
pembekuan darah, PRP sebelumnya/sekarang, obesitas, diabetes)
Anak tunggal dan atau dengan tanpa anak sama sekali.
g. Kapan dilakukan :
Setiap waktu selama siklus mestrusi apabila diyakinkan secara rasional
tersebut tidak hamil.
Hari ke 6 hingga 13 dari siklus menstruasi (fase poliferasi)
Pasaca persalinan :tidak tepat untuk klien pascapersalinan.
Minilap : di dalam 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu

Laparoskopi :

Pascakeguguran :

Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi
pelvik (minilap atau laparoskopi)

Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak da bukti infeksi


perviks (minilap saja)

h. Komplikasi :
Infeksi luka
Demam pascaoperasi (>38 derajat C)
Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi)
Hematoma (subkutan)
Emboli gas yang diakibatkan oleh laparoskopi (sangat jarang)
Rasa sakit pada lokasi pembedahan
Perdarahan superfisial (tepi-tepi kulit atau subkutan

VASEKTOMI
a. Batasan
Adalah prosedur klinikuntuk meghentikan kapasitas reprosuksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilitas (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.
b. Indikasi
Vasektomi merupakan upaya menhentikan fertilitas di mana fungsi
reproduksi merupakan ancaman atau gangguan kesehatn pria dan
pasangan serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga
c. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus :
Infeksi kulit pada daerah opersi
Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
Hidrokel atau varikokel yang besar
Hernia inguinalis
Undesensus tertikularis
Massa intraskrotalis
Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antinoagulansia
d. Konseling, informasi dan persetujuan medis
Klien dijelaskan tentang prosedur vasektomi tidak mengganggu hormon
pria tau menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan seksual

Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah satu kontrasepsi pilihan hingga


spermatozoa yang tersisa dalam vesika seminalis telah dikeluarkan
seluruhnya.
5. Jelaskan tujuan dan syarat penggunaan kontrasepsi?
Syarat-syarat yg harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yg baik
adalah:
Aman/ tidak berbahaya
Dapat diandalkan
Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang
dokter
Murah
Dapat diterima oleh orang banyak
Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi)
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. dr Hanafi Hartanto.
2002

6. Bagaimana kriteria fertile dan infertile pada laki laki


dan perempuan? Jelaskan!
7.Bagaimana proses terjadinya infertilitas?
8. Apa saja penjelasan yang diberikan oleh dokter
mengenai masalah steril?
9. Apa pemeriksaan fisik dan PP yang dilakukan untuk
menentukan apakah pasien steril atau infertile?
4.1 Pemeriksaan pada perempuan
Gangguan ovulasi terjadi pada sekitar 15% pasangan
infertilitas dan menyumbang sekitar 40% infertilitas
pada perempuan. Pemeriksaan infertilitas yang dapat
dilakukan diantaranya: 1
Pemeriksaan ovulasi
- Frekuensi dan keteraturan menstuasi harus
ditanyakan kepada seorang perempuan. Perempuan
yang mempunyai siklus dan frekuensi haid yang
teratur setiap bulannya, kemungkinan mengalami
ovulasi (Rekomendasi B)
- Perempuan yang memiliki siklus haid teratur dan
telah mengalami infertilitas selama 1 tahun,
dianjurkan untuk mengkonfirmasi terjadinya ovulasi
dengan cara mengukur kadar progesteron serum
fase luteal madya (hari ke 21-28) (Rekomendasi B)
- Pemeriksaan kadar progesteron serum perlu
dilakukan pada perempuan yang memiliki siklus haid
panjang (oligomenorea). Pemeriksaan dilakukan pada
akhir siklus (hari ke 28-35) dan dapat diulang tiap
minggu sampai siklus haid berikutnya terjadi
- Pengukuran temperatur basal tubuh tidak
direkomendasikan untuk mengkonfirmasi terjadinya
ovulasi (Rekomendasi B)
- Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur
disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah
untuk mengukur kadar hormon gonadotropin (FSH
dan LH).
- Pemeriksaan kadar hormon prolaktin dapat
dilakukan untuk melihat apakah ada gangguan
ovulasi, galaktorea, atau tumor hipofisis
(Rekomendasi C)
- Penilaian cadangan ovarium menggunakan inhibin
B tidak direkomendasikan (Rekomendasi C)
- Pemeriksaan fungsi tiroid pada pasien dengan
infertilitas hanya dilakukan jika pasien memiliki
gejala (Rekomendasi C)
- Biopsi endometrium untuk mengevaluasi fase luteal
sebagai bagian dari pemeriksaan infertilitas tidak
direkomendasikan karena tidak terdapat bukti bahwa
pemeriksaan ini akan meningkatkan kehamilan.
(Rekomendasi B)
10. Apa saja terapi atau penatalaksanaan yang
diberikan pada pasien dengan keluhan di scenario?

Anda mungkin juga menyukai