Anda di halaman 1dari 43

1. Apa hubungannya pekerjaan suami dan istri dengan keluhan di scenario ?

2. Apa hubungan pemakaian kontrasepsi suntik dengan keluhan pasien ?


3. Apa hubungan umur dengan keadaan pasien ? (infertile )

Ketika seorang wanita semakin berumur, maka semakin kecil pula


kemungkinan wanita tersebut untuk hamil. Kejadian infertilitas
berbanding lurus dengan pertambahan usia wanita. Wanita yang
sudah berumur akan memiliki kualitas oosit yang tidak baik akibat
adanya kelainan kromosom pada oosit tersebut. Disamping itu
wanita yang sudah berumur juga cenderung memiliki gangguan
fungsi kesehatan sehingga menurunkan pula fungsi kesuburannya.
Kejadian abortus juga meningkat ketika kehamilan terjadi pada ibu yang
sudah berumur. Wanita dengan rentang usia 19-26 tahun memiliki
kemungkinan hamil 2 kali lebih besar dari pada wanita dengan rentang usia
antara 35-39 tahun.
Pada tabel dibawah ini akan terlihat besarnya kesempatan bagi seorang
wanita untuk hamil dikaitkan dengan faktor usia.Tabel 1. Kesempatan hamil
wanita terhadap faktor usia.

Usia wanita Kesuburan (%)

Sampai dengan usia 34 tahun 90 %

35 40 tahun Menurun menjadi 67 %

41 45 tahun Menurun menjadi 15 %


Ginekologi, FK UNPAD

4. Sebut dan jelaskan jenis-jenis dari kontrasepsi ?

METODE KB ALAMIAH
PANTANG BERKALA
Efektifitas
Bagi wanita yang siklus haidnya teratur efektivitasnya lebih
tinggi dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur.
Angka kegagalan pada system kalender berkisar antara 6-42,
sedangkan pada system pengukuran suhu basal angka
kegagalannya berkisar 0-7.
Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
Cara kerja

Pada system kalender dihitung dengan memakai rumus


sebagai berikut:
- Hari pertama mulai subur siklus haid terpendek 18

- Hari subur terakhir siklus haid terpanjang 11

Sebelum memulai cara


ini hendaknya wanita
mencatat pola siklus
haidnya paling sedikit
selama 6 bulan dan
sebaiknya selama 12
bulan.

Pada system pengukuran suhu basal:


Suhu badan diukur memakai thermometer, sewaktu bangun pagi
hari (dalam keadaan istitahat penuh), setiap hari. Hasil
pengukuran ini dicatat pada kartu pencatatan suhu badan.
Menjelang ovulasi suhu badan akan turun (pada hari ke 12 dan
13 siklus haid), pada hari ke 14 terjadi ovulasi, lalu suhu akan
naik lagi sampai lebih tinggi dari suhu sebelum ovulasi pada hari
ke 15 dan 16 siklus haid. Dengan cara ini masa berpantang lebih
pendeK namun lebih meninggikan efektivitas metoda pantang
berkala
Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

METODE LENDIR SERVIKS(BILLINGS)


Dasar : perubahan siklus dari lender serviks yang terjadi karena perubahan kadar
estrogen
Ada 2 macam lender servik :
1. Lendir Tipe E(estrogenic)
a) Diproduksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi
b) Sifat-sifat :
- Banyak, tipis seperti air (jernih) dan visksitas rendah.
- Spinnbarrkeit(elastisitas ) besar. Spinnbarkeit : sampai
seberapa jauh lendir dapatdiregangkan sebelum putus.
- Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis(fernlike
patters, ferning,arborization)
c) Spermatozoa dapat menembus lendir ini

2. Lendir tipe G (gestogenik)


a) Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan setelah ovulasi.
b) Sifat-sifat :
- Kental
- Viskositas tinggi
- Keruh.
c) Dibuat karena peninggian kadar progesterone
d) Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini

KB ALAMIAH
Indikasi

1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur


maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun
premenopause

2. Semua perempuan dengan paritas berapapun termasuk nulipara


3. Perempuan kurus ataupun gemuk

4. Perempuan yang merokok

5. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu hipertensi


sedang, varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat,
mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia def, Fe, hepatitis
virus, malaria, thrombosis vena dalam, atau emboli paru

6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak


mengguanakan metode lain

7. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu


pada setiap siklus haid

8. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi,


mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2003


Keuntungan dan kerugian
Keuntungan:
1. Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan

2. Tidak ada risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi

3. Tidak ada efek samping sistemik

4. Murah atau tanpa biaya

5. Menigkatkan keterlibatan kaum laki2 dalam KB

6. Menambah pengetahuan entang system reproduksi laki2 dan


perempuan

7. Memungkinkan mengeratkan relasi/ hubungan melalui


peningkatan komunikasi antar suami istri atau pasangan

Kerugian:
1. Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk
mengikuti intruksi

2. Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk mengguanakan


jenis KBA yang paling efektif secara benar

3. Dibtuhkan pelatih/ guru KBA

4. Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan

5. Perlu pencatatan setiap hari

6. Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2003

Kekurangan pada sisten pengukuran suhu basal:


1. Merepotkan untuk mengukur suhu badan setiap hari

2. Pencatatan tidak lagi akurat, bila terjadi infeksi, ketegangan, atau


tidur tidak teratur

3. Tidak cocok untuk wanita yang kurang pendidikannya

4. Hanya dapat digunakan bila siklus haid teratur sekitar 28-30 hari

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC


Efek samping

Terlalu lama berpantang kadang kala tidak tertahankan,


terutama bila masa berpantang terlalu lebar (lama)
Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

Coitus interuptus
- Efektifitas

Angka kegagalan (kehamilan) tinggi yaitu antara 18-38. Sebab kegagalan


antara lain:
1. Adanya pengeluaran cairan sebelum ejakulasi yang mengandung sel mani
sebelum penis ditarik keluar, apalagi pada koitus yang berulang

2. Terlambat mengeluarkan penis dari liang senggama

3. Bila semen tumpah di vulva dan terdapat penumpukan semen, sel mani
dapat masuk kedalam dan menyebabkan kehamilan

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC


- Cara kerja

Penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, dengan demikian semen
sengaja ditumpahkan di luar ruang senggama untuk mencegah sel mani masuk
area fertilisasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa reflex ejakulasi datangnya
dapat disadari oleh sebagian besar pria
Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
- Indikasi

1. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB

2. Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak
memakai metode2 lain

3. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segara

4. Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode


yang lain

5. Pasanga yang membutuhkan metode pendukung

6. Pasangan yang melakuakan hub seks tidak teratur

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003


- Kontraindikasi

1. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini

2. Pria yang sulit melakukan senggama terputus

3. Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis

4. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit dalam bekerja sama

5. Pasanga yang kurang dapat saling komunikasi

6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003


- Keuntungan dan kerugian

Keuntungan:
1. Efektif bila digunakan dengan benar

2. Tidak mengganggu produksi ASI

3. Dapat digunakan sebagai pendukung metode lainnya

4. Tidak ada efek samping

5. Dapat digunakan setiap waktu

6. Tidak mebutuhkan biaya

Kerugian:
1. Memutuskan kenikmatan dalam hubungan seks

2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi
masih melekat pada penis

3. Efektifitas tergantung pada kesediaan pasangan untuk melakuakan


senggama terputus setiap melaksanakannya
Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003
- Efek samping

Dapat menyebabkan penyakit ginekologik, neurologis, kejiwaan


Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

KONDOM

- Efektifitas

Secara teoritis kegagalan kondom hanya terjadi bila (a)kondom bocor atau
robek, atau (b) pemakai kurang disiplin dan kurang teliti mematuhi petunjuk
cara pemakaiannya
Angka kegagalan adalah berkisar antara 15-36 %. Efektifitas dapat dipertinggi
dengan jalan:
Memakai kondom berminyak, karenanya jarang koyak
Penis segera ditarik keluar dari vagina setelah ejakulasi

Waktu menarik penis, pangkal kondom dipegang supaya jangan tertinggal


dan tertumpah

Mengoleskan spermisida pada kondom atau pakai kondom yang sudah


ada spermisidanya

Pakailah satu kondom untuk satu kali koitus

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC


- Cara kerja

Kondom menyarungi penis sewaktu koitus sehingga dapat mencegah masuknya


sel mani ke dalam liang senggama kerena seluruh semen tertampung di dalam
kondom
Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HIV/AIDS) dari satu
pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks
dan vinil)
Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003
- Indikasi

Sesuai untuk pria yang:


Ingin berpartisipasi dalam program KB

Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi

Ingin kontrasepsi sementara

Ingin kontrasepsi tambahan

Hanya ingin menggunakan alat ontrasepsi jika akan berhubungan

Berisiko tinggi tertular/ menularkan IMS

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003


- Kontraindikasi

Tidak sesuai untuk pria yang:


Mempunyai pasangan yang berisiko tinggi apabila terjadi kehamilan

Alergi terhadap bahan dasar kondom

Tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk melakukan


hubungan seksual

Tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003


- Keuntungan dan kerugian

Keuntungan:
Efektif bila digunakan dengan benar

Tidak mengganggu produksi ASI

Tidak mengganggu kesahatan klien

Tidak mempunyai pengaruh sistemik

Murah dan dapat dibeli secara umum

Tidak perlu resep dokter atau pe eriksaan kesehatan khusus

Membantu mencegah terjadinya Ca serviks

Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus


ditunda

Kerugian:
Efektifitas tidak terlalu tinggi

Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi

Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentihan langsung)

Pada beberapa klien bias menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan


ereksi

Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003


- Efek samping

1. Kondom ruskak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan)

2. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan

3. Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida)

4. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

DIAFRAGMA
Diagfragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks
a. JENIS
flat spring (flat metal band)
coil spring (coiled wire)
arching spring (kombinasi metal spring)
b. CARA KERJA
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat
spermisida.
c. MANFAAT

Kontrasepsi
efektif bila digunakan dengan benar
tidak menggangu produksi ASI
tidak menggangu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam
sebelumnya.
Tidak menggangu kesehatan klien.
Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

Nonkontrasepsi
Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya bila digunakan
dengan spermisida.
Bila digunakan saat haid bisa menampung darah menstruasi.

Keterbatasan
o Efektifitas sedang
o Keberhasilan kontrasepsi tergantung pada kepatuhan mengikuti cara
penggunaan
o Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya setiap
berhubungan seksual.
o Pemeriksaan pelviks oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk
memastikan ketepatan pemasngan.
o Pada beberapa pemasangan menjadi penyebab infeksi saluran uretra.
o Pada 6 jam pascahubungan seksual alat masih harus berada di posisinya.

d. SELEKSI KLIEN PENGGUNA DIAGFRAGMA


DIGFRAGMA
SESUAI UNTUK KLIEN YANG TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN YANG
Tidak meyukai metode kontrasepsi Berdasarkan umur dan paritas serta
hormonal seperti perokok atau di masalah kesehatan menyebabkan
atas usia 35 tahun. kehamilan menjadi berisiko tinggi
Tidak menyukai pemakaian Terinfeksi saluran uretra.
kontrasepsi AKDR
Menyusui dan perlu kontrasepsi Tidak stabil secara psikis atau tidak
suka menyebtuh alat kelaminnya
(vulva dan vagina)
Memerlukan proteksi terhadap IMS Mempunyai riwayat sindrom syok
karena keracunan.
Memerlukan metode sederhana Ingin metode KB efektif
sambil menunggu metode lain.

e. EFEK SAMPING

EFEK SAMPING PENANGANAN


Infeksi saluran Pengobatan dengan antibiotik
uretra
Dugaan adanya Jika ada gejala iritasi vagina khususnya pasca
alergi diagfragma bersenggama dan tidak mengidap IMS, berikan
atau dugaan reaksi spermisida yang lain atau pilih metode yang lain.
alergi spermisida
Rasa nyeri pada Cobalah dengan alat yang lebih kecil.
tekanan terhadap
kandung kemih
Timbul cairan Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina
vagina dan berbau (tampon dll), jika tidak ada sarankan klien untuk
jia dibiarkan lebih melepaskan diagfragma setelah melakukan hubungan
dari 24 jam seksual. Setelah diangkat, cuci diagfragma dengan hati-
hati menggunakan sabun cair dan air, jangan
menggunkan bedak atau talk jika akan disimpan.

f.efektivitas
kurang disukai karena factor-faktor psikis dan hygiene, serta untuk
pemakaian nya memerlukan motivasi dan pengajaran yang memerlukan
pendidikan akseptor.angka kegagalan 9-34.

SPERMASIDA
- Efektifitas

Angka kegagalan berkisar antara 3-30. Efek samping yang teradi biasanya
adalah timbulnya perasaan kurang enak pada kedua pihak yang karena
becek dan kadang kala timbul reaksi alergi
Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
- Cara kerja

1. Melumpuhkan dan mematikan sperma


2. Menutup mulut cerviks

3. Merubah keadaan lendir/ cairan vagina, sehingga menjadi tidak begitu


baik untuk mobilitas dan aktivitas sperma

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC


- Indikasi

Sesuai untuk perempuan yang:


1. Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok, atau
diatas usia 35 tahun

2. Tidak menyukai penggunaan AKDR

3. Meyusui dan perlu kontrasepsi

4. Memerlukan proteksi terhadap IMS

5. Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain


Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003
- Kontraindikasi

Tidak sesuai untuk perempuan yang:


1. Berdasarkan umur dan paritas dan masalah kesehatan menyeabkan
kehamilan dan risiko tinggi

2. Terinfeksi saluran uretra

3. Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminya
(vulva dan vagina)

4. Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan

5. Ingin metode KB efektif

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003


- Keuntungan dan kerugian

Keuntungan :
Kontrasepsi
Efektif seketika (busa dan krim)
Tidak menggangu prosuksi ASI
Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain.
Tidak menggangu kesehatan klien.
Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
Mudah digunakan.
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
Tidak perlu resep dokter.

Nonkontrasepsi
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan
HIV/AIDS.
Kerugian :
Efektifitas kurang
Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara
penggunaan.
Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai
setiap melakukan hubungan seksual.
Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum
melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria dan film)
Efektivitas aplikasii hanya 1-2 jam.

- Efek samping

Iritasi vagina, iritasi penis da tidak nyaman, gangguan rasa panas di vagina,
kegagalan tablet tidak larut.

Efektivitas
Angka kegagalan berkisar kurang 3-30.

KONTRASEPSI HORMONAL
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat
estrogen dan progesterone.

Jenis

Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi


hormonal yaitu:
a) Kontrasepsi Suntikan

b) Kontrasepsi Oral (Pil)

Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet,


mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk
mencegah hamil.
Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu :
1. Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone
sintetik yang diminum 3 kali seminggu.

2. Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan
urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama
14 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen
selama 5 7 hari terakhir.

3. Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone


dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari
termasuk pada saat haid.
4. Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang Long
acting yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang
mempunyai Biological Half Life panjang

5. Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen


dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti
kasus pemerkosaan dan kondom bocor.

c) Kontrasepsi Implant

1) kontrasepsi suntikan progestin


a. jenis :
- Depo mendroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA
yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di
daerah bokong).
- Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg
noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuscular.
b. cara kerja :
- Mencegah ovulasi
- Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
- Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
c. keuntungan :
- Sangat efektif
- Pencegahan kehamilan jangka panjang
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
- Tidka mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
- Sedikit efek samping
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
- Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
- Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
- Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
- Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
- Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
d. keterbatasan :
Sering ditemukan gangguan haid, seperti :

o Siklus haid yang memendek atau memanjang,


o Perdarahan yang banyak atau sedikit,
o Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting),
o Tidak haid sama sekali.
Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikan).
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus/infeksi virus HIV.
Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan/kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas).
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat.
e. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Perempuan usia reproduksi.
Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki anak.
Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang
memiliki efektivitas tinggi.
Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui.
Perempuan setelah abortus atau keguguran.
Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum menghendaki
tubektomi.
Perempuan perokok.
Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah
gangguan pembekuan darah atau perempuan dengan anemia bulan sabit.
Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan
barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).
Perempuan yang tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
Perempuan dengan anemia defisiensi besi.
Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran).
Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas
penyebabnya.
Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid,
terutama amenorea.
Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.
Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi.
g. cara penggunaan :
Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu
dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat clan tidak bekerja
segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian
kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap
8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
oleh etil
Asopropil alkohol 60 - 90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah
kulit kering baru disuntik.
Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan
putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan
menghangatkannya.

Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari


Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
2) Kontrasepsi pil progestin
a. jenis :
Kemasan dengan isi 35 pil: 300 g levonorgestrel atau 350 g
noretindron.
Kemasan dengan isi 28 pil: 75 g norgestrel.
b. cara kerja :
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak
begitu kuat).
Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi
lebih sulit.
Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
c. keuntungan :
Keuntungan Kontrasepsi

Sangat efektif bila digunakan secara benar.


Tidak mengganggu hulungan seksual.
Tidak mempengaruhi ASI.
Kesuburan cepat kembali.
Nyaman dan mudah digunakan.
Sedikit efek samping.
Dapat dihentikan setiap scat.
Tidak mengandung estrogen.
Keuntungan Nonkontrasepsi

Mengurangi nyeri haid.


Mengurangi jumlah darah haid.
Menurunkan tingkat anemia.
Mencegah kanker endometrium.
Melindungi dari penyakit radang panggul.
Tidak meningkatkan pembekuan darah.
Dapat diberikan pada penderita endometriosis.
Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan
depresi.
Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut
kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah).
Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif
aman diberikan pada perempuan pengidap kencing manis yang belum
mengalami komplikasi.
d. waktu mulai menggunakan :
Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan
pencegahan dengan kontrasepsi lain.
Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila
menggunakannya setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan
hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi
lain untuk 2 hari saja.
Bila klien tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal
saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2
hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan clan tidak
haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak
memerlukan metode kontrasepsi tambahan.
Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dan klien telah mendapat haid,
minipil dapat dimulai pada hari 1 - 5 siklus haid.
Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran.
Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja
kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau perempuan
tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya
haid berikutnya.
Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil
diberikan pada jadwal suntikan yang berikutnya. Tidak diperlukan
penggunaan metode kontrasepsi yang lain.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan
perempuan tersebut ingin menggantinya dengan minipil, minipil diberikan
pada hari 1 5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain.
Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk
AKDR yang mengandung hormon), minipil dapat diberikan pada hari 1 - 5
siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR.
e. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Perempuan usia reproduksi.
Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki anak.
Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang
memiliki efektivitas tinggi.
Perempuan menyusui clan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui.
Perempuan setelah abortus atau keguguran.
Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum menghendaki
tubektomi.
Perempuan perokok.
Pempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah
gangguan pembekuan darah atau perempuan dengan anemia bulan sabit.
Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan
barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).
Perempuan yang tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
Perempuan dengan anemia defisiensi besi.
Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran).
Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya.
Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid,
terutama amenorea.
Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.
Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi.
g. cara penggunaan :
Setiap saat selama siklus haid, asal perempuan tersebut tidak hamil.
Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat, asalkan saja perempuan tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila perempuan telah
menggunakan kontrasepsi dengan hormonal sebelumnya secara benar,
dan perempuan tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera
diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.

Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari


Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
3) Kontrasepsi implant/susuk
a. jenis :
Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi derigaii 36 mg levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun.
Implanon. Terdiri dari satu batang atang putili lentur dengan panjang kira-
kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi deiigan 68 mg 3-keto-
desogestrel dari lama kerjanya 3 tahun.
b. cara kerja :
Lendir serviks meniadi kental.
Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Mengurangi transportasi sperma.
Menekan ovulasi.
c. keuntungan :
Keuntungan Kontrasepsi
Daya guna tinggi.
Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
Bebas dari pengaruh estrogen.
Tidak mengganggu kegiatan sanggama.
Tidak mengganggu ASI.
Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Keuntungan Nonkontrasepsi
Mengurangi nyeri haid.
Mengurangi jumlah darah haid
Mengurangi/memperbaiki anemia.
Melindungi terjadinya kanker endometrium.
Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
Menurunkan angka kejadian endometriosis.
d. keterbatasan :

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa


perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah
darah haid, serta amenorea.
e. Yang Boleh Menggunakan Implan
Perempuan pada usia reproduksi.
Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas
tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang
Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
Perempuan pascapersalinan dan tidak menyusui.
Perempuan pascakeguguran.
Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik.
Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah
pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell).
Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
Hamil atau diduga hamil
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
Mioma uterus dan kanker payudara.
Gangguan toleransi glukosa.

g. cara penggunaan :
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi tambahan.
Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan
melakukan hubungan seksual, atau menaLunakan metode kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja.
Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau
gunakan metode 9 kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu
memakai metode kontrasepsi lain.
Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari Mau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari
saja.
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan z,implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu
dengan benar. Z~
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, imlpan dapat
diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi lain.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali
AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan Norplant, insersi Norplant
dapat dilakukan C, menggantinya saat, asal saja diyakini klien tidak hamil.
Tidak perlu menunggu sampaidatangny
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya
dengan implan, Norplant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan
klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
Pascakeguguran implan dapat segera diinsersikan.

Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari


Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Efek samping kontrasepsi suntikan:
1) Gangguan Haid :
Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan
kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.

Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama


menggunakan kontrasepsi suntikan.

metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya


2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)
3) Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan
4) Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah
kulit.
Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ):
1). Nousea
2). Nyeri payudara
3). Gangguan Haid
4). Hipertensi
5). Acne
6). Penambahan berat badan.
efek samping yang ditimbulkan implant
Pada umumnya tidak berbahaya. Yang paling sering ditemukan adalah
gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti
pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak
haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 6 bulan pertama sesudah
beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi
jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang,
perubahan selera makan dan perubahan berat badan.
BKKBN, 1996, Apa Yang Anda Harus Ketahui Tentang Alat Kontrasepsi,
Hartono hanifa, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi

AKDR DENGAN PROGESTIN


a. jenis :
AKDR CuT-380A

Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi


oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)
AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (schering)
b. cara kerja :
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilitas.
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
c. keuntungan :
sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi.
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
Tidak ada efek samping hormonal.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Daat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
Tidak ada interaksi dengan obat
Mencegah kehamilan ektopik
d. keterbatasan :
Efek samping yang umum terjadi :
Komplikasi lain :
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik bagi pasangan perempuan dengan IMS
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai AKDR.
Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui.
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan AKDR.
e. waktu mulai menggunakan :
Setiap waktu dalam siklus haid, klien tidak hamil
Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
Segera setelah melahirkan, 48 jan pertama atau 4 minggu
pascapersalinan. Setelah 6 bulan apabila menggunakan MAL.
Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak
ada gejala infeksi.
Selama 1 sampai hari setelah sanggama yang tidak dilindungi
f. Yang Dapat Menggunakan
Usia produktif
Keadaan nulipara
Risiko rendah dari IMS
Menginginkan memakai kontrasepsi jangka panjang
Menyusui yang menginginkan memakai kontrasepsi
Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
Setelah abortus dan tidak ada infeksi
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama
g. Yang Tidak Dapat Menggunakan
Sedang hamil
Perdarahan vagina yang tidak diketahui
Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
Menderita TBC pelvik
Kanker alat genital
Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri.
h. Efek samping AKDR:
Perdarahan
Rasa nyeri dan kejang di perut
Gangguan pada suami akibat ada benang yg timbul saat bersenggama
Ekspulsi (pengeluaran sendiri)
i. Komplikasi AKDR:
Infeksi pada traktus genitalis
Perforasi AKDR yang sampai menuju ke rongga perut
Kehamilan
j. Teknik pemasangan AKDR
Setelah kandung kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan di atas meja
ginekologik dalam posisi litotomi. Kemudian dilakukan pemeriksaan
bimanual untuk mengetahui letak, bentuk dan besar uterus. Spekulum
dimasukkan ke dalam vagina, dan serviks uteri dibersihkan dengan
larutan antiseptik. Sekarang dengan cunam serviks dijepit bibir depan
porsio uteri, dan dimasukkan sonde ke dalam uterus untuk menentukan
arah poros dan panjangnya kanalis servikalis serta kavum uteri. AKDR
dimasukka ke dalam uterus melalui ostium uteri eksternum sambil
mengadakan tarikan ringan pada cunam serviks.
Tabung penyalur digerakkan di dalam uterus, sesuai dengan arah poros
kavum uteri sampai tercapai ujung atas kavum uteri yg ditentukan lebih
dahulu dnegan sonde uterus. Selanjutnya, sambil mengeluarkan tabung
pentalur perlahan-lahan, pendorong (plunger) menahan AKDR dalam
posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, pendoromg juga
dikeluarkan, cunam dilepaskan, benang AKDR digunting hingga 2 - 3 cm
keluar dari ostium uteri, dan akhirnya spekulum diangkat.

Metode kontrasepsi mantap


TUBEKTOMI

Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas


(kesuburan)seorang perempuan secara permanen.
a. Jenis :
o minilaparotomi,
o laparoskopi
b. Manfaat

Kontrasepsi
Sangat efektif
Permanen
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Tidak bergantung pada faktor sanggama
Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang
serius
Pembedahan sederhan, dapat dilakukan dengan anstesi lokal
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi
hormon ovarium)

Nonkontrasepsi
Berkurangnya risiko kanker ovarium
c. Keterbatasan :
Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini
Kliien dapt menyesal dikemudian hari
Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum)
Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
Dilakukan oleh dokter yang terlatih
Tidak melindungi diri dari IMS
d. Yang dapat menjalani tubektomi :
Usia >26 tahun
Paritas>2
Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius
Pascapersalinan
Pascakeguguran
Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
e. Yang sebaiknya tidak melakukan tubektomi :
Hamil
Perdarahan vaginal yang belum terjelas (hingga harus di evaluasi)
Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
Tidak boleh menjalani proses pembedahan
Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas masa datang
Belum memberikan persetujuan tertulis
f. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
Masalah-masalah medis yang signifikan (misalnya penyakit jantung atau
pembekuan darah, PRP sebelumnya/sekarang, obesitas, diabetes)
Anak tunggal dan atau dengan tanpa anak sama sekali.
g. Kapan dilakukan :
Setiap waktu selama siklus mestrusi apabila diyakinkan secara rasional
tersebut tidak hamil.
Hari ke 6 hingga 13 dari siklus menstruasi (fase poliferasi)
Pasaca persalinan :tidak tepat untuk klien pascapersalinan.
Minilap : di dalam 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu

Laparoskopi :
Pascakeguguran :

Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi
pelvik (minilap atau laparoskopi)
Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak da bukti infeksi
perviks (minilap saja)
h. Komplikasi :
Infeksi luka
Demam pascaoperasi (>38 derajat C)
Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi)
Hematoma (subkutan)
Emboli gas yang diakibatkan oleh laparoskopi (sangat jarang)
Rasa sakit pada lokasi pembedahan
Perdarahan superfisial (tepi-tepi kulit atau subkutan

VASEKTOMI

a. Batasan
Adalah prosedur klinikuntuk meghentikan kapasitas reprosuksi pria
dengan jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan proses fertilitas (penyatuan dengan ovum) tidak
terjadi.
b. Indikasi
Vasektomi merupakan upaya menhentikan fertilitas di mana fungsi
reproduksi merupakan ancaman atau gangguan kesehatn pria dan
pasangan serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga
c. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus :
Infeksi kulit pada daerah opersi
Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
Hidrokel atau varikokel yang besar
Hernia inguinalis
Undesensus tertikularis
Massa intraskrotalis
Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antinoagulansia
d. Konseling, informasi dan persetujuan medis
Klien dijelaskan tentang prosedur vasektomi tidak mengganggu hormon
pria tau menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan seksual

Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah satu kontrasepsi pilihan hingga


spermatozoa yang tersisa dalam vesika seminalis telah dikeluarkan
seluruhnya.

5. Jelaskan syarat kontrasepsi yang baik ?

Syarat-syarat yg harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yg baik


adalah:
Aman/ tidak berbahaya
Dapat diandalkan
Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang
dokter
Murah
Dapat diterima oleh orang banyak
Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi)
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. dr Hanafi Hartanto.
2002
6. Bagaimana mekanisme timbal balik dari pemakaian kontrasepsi ?

7. Apa saja informasi yang digali oleh dokter meliputi life style dan riwayat
medis ?

- Faktor stress : kortisol pengaruhi reproduksi


Laki-laki
Bisa dibilang lebih perhatian adalah gaya hidup dan faktor pekerjaan yang
menyebabkan orang untuk menghabiskan waktu yang lama dalam posisi
menetap, sesuatu yang telah menjadi umum bagi banyak orang yang
bekerja di negara-negara Barat hari ini (gambar 2). Ketika duduk, udara
tidak beredar begitu mudah di sekitar skrotum dan oleh karena itu ada
pendinginan kurang efisien, efek mungkin diperburuk jika memakai
celana ketat atau celana.
(Http://rstb.royalsocietypublishing.org/content/365/1546/1697.full.pdf)

Perempuan
Stres menyebabkan sekresi meningkat dari hipotalamus faktor
corticotropin-releasing, peningkatan hipofisis pelepasan hormon
adrenokortikotropik, dan sekresi ditambah hormon korteks adrenal,
termasuk kortisol. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa stres
memiliki efek langsung pada tingkat produksi kortisol dan oleh karena itu,
efek negatif pada kesuburan.
Hormon stres yang beredar tinggi dapat mengganggu waktu ovulasi dan
memperpendek fase luteal. Ketersediaan progesteron berkurang fase
luteal pasca-konsepsi mengurangi kemungkinan terjadinya implantasi
sukses; 12-hari phaseand luteal 8 mm ketebalan endometrium telah
diajukan sebagai minimum untuk kesuburan. Oleh karena itu, peredaran
peningkatan kadar hormon stres selama periode antara pra-konsepsi dan
awal kehamilan dapat mencegah implantasi dan pemeliharaan kehamilan
dini dengan mekanisme cacat fase luteal.

8. Sebut dan jelaskan dari klasifikasi infertilitas ?

Infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan setelah menikah 1 tahun atau


lebih dengan catatan pasangan tersebut melakukan hubungan seksual
secara teratur tanpa adanya pemakaian kontrasepsi. Mengingat faktor usia
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pengobatan,
maka bagi perempuan berusia 35 tahun atau lebih tentu tidak perlu
harus menunggu selama 1 tahun.Minimal enam bulan sudah cukup
bagi pasien dengan masalah infertilitas untuk datang ke dokter untuk
melakukan pemeriksaan dasar.
WHO memberi batasan
1. Infertilitas primer adalah belum pernah hamil pada wanita yang telah
berkeluarga meskipun hubungan seksual dilakukan secara teratur tanpa
perlindungan kontrasepsi untuk selang waktu paling kurang 12 bulan.
2. Infertilitas sekunder adalah tidak terdapat kehamilan setelah
berusaha dalam waktu 1 tahun atau lebih pada seorang wanita yang
telah berkeluarga dengan hubungan seksual secara teratur tanpa
perlindungan kontrasepsi, tetapi sebelumnya pernah hamil.

Berdasarkan hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan


bahwa pasangan suami istri dianggap infertile apabila memenuhi
syarat-syarat berikut:
a. Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak.
b. Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual, istri sebelum
mendapatkan kehamilan.
c. Frekuensi hubungan seksual minimal 2 3 kali dalam setiap
minggunya.
d. Istri maupun suami tidak pernak menggunakan alat ataupun metode
kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk
mencegah kehamilan.
(Djuwantono,2008, hal: 3).
9. Factor resiko apa saja, yang mengenai infertilitas ?

Factor-faktor yang mempengaruhi infertilitas pasangan sangat tergantung pada


keadaan local, populasi dan diinvestigasi dan prosedur rujukan.
a. Faktor koitus pria
Riwayat dari pasangan pria harus mencakup setiap kehamilan yang sebenarnya,
setiap riwayat infeksi saluran genital, misalnya prostates, pembedahan atau cidera
pada genital pria atau daerah inguinal, dan setiap paparan terhadap timbel,
cadmium,radiasi atau obat kematerapeutik. Kelebihan konsumsi alcohol atau rokok
atau paparan yang luar biasa terhadap panas lingkungan harus dicari.
b. Faktor ovulasi
Sebagian besar wanita dengan haid teratur (setiap 22 35hari) mengalami
ovulasi, terutama kalau mereka mengalami miolimina prahaid (misalnya
perubahan payudara, kembung, dan perubahan suasana hati).
c. Faktor serviks
Selama beberapa hari sebelum ovulasi, serviks menghasilkan lender encer yang
banyak yang bereksudasi keluar dari serviks untuk berkontak dengan ejakulat
semen. Untuk menilai kualitasnya, pasien harus diperiksa selama fase menjelang
pra ovulasi (hari ke-12 sampai 14 dari siklus 28 hari).
d. Faktor tuba-rahim
Penyumbatan tuba dapat terjadi pada tiga lokasi: akhir fimbriae, pertengahan
segmen, atau pada istmus kornu. Penyumbatan fimbriae sajauh ini adalah yang
banyak ditemukan. Salpingitis yang sebelumnya dan penggunaan spiral adalah
penyebab yang lazim, meskipun sekitar separohnya tidak berkaitan dengan
riwayat semacam itu. Penyumbatan pertengahan segmen hamper selalu
diakibatkan oleh sterilisasi tuba. Penyumbatan semacam itu, bila tak ada riwayat
ini, menunjukan tuberculosis. Penyumbatan istmus kornu dapat bersifat bawaan
atau akibat endometriosis, adenomiosis tuba atau infeksi sebelumnya. Pada 90%
kasus, penyumbatan terletak pada istmus dekat tanduk (kornu) atau dapat
melibatkan bagian dangkal dari lumen tuba didalam dinding organ.
e. Faktor peritoneum
Laparoskopi dapat menengali patologi yang tak disangka-sangka sebelumnya pada
30 sampai 50% wanita dengan infertilitas yang tak dapat diterangkan.
Endometriosis adalah penemuan yang paling lazim. Perlekatan perianeksa dapat
ditemukan, yang dapat menjauhkan fimbriae dari permukaan ovarium atau
menjebak oosit yang dilepaskan.
(Cristina, 600-607)

faktor-faktor yg mempengaruhi dlm infertilitas pada pria dan wanita


FAKTOR DAMPAK
Usia wanita Semakin tua usia (diatas 40 tahun), semakin lama
waktu untuk konsepsi
Usia laki-laki Frekuensi koitus berkurang dengan meningkatnya
usia
Frekuensi koitus Ada korelasi positif antara frekuensi koitus dengan
angka kehamilan
Masa koitus Koitus pada masa ovulasi (hari 10-15
memaksimalkan kemungkinan ovulasi, karena ovum
hanya hidup kira-kira 12-24 jam
Lubrikan Lubrikan seperti K-Y jelly mengandung spermisidal
dan bila digunakan untuk lubrikasi dapat
menghambat konsepsi
Merokok/ alcohol Jika berlebihan dapat meperburuk kualitas sperma.
Penggunaan marijuana dapat mengurangi jumlah
dan motilitas sperma
Pembedahan Pembedahan organ reproduksi atau pada panggul
wanita atau laki2 dapat menimbulkan masalah
fertilitas karena terjadinya perbahan anatomi atau
kerusakan pada syaraf terutama pada laki2.
Infeksi saluran genitalia Gonorea dan klamidia adalah PMS utama yang
yang ditularkan secara mengakibatkan penyekit radang panggul dan
seksual (infeksi traktus gangguan fertilitas
genitalia)
Penyekit yang ditularkan Penyakit seperti tuberculosis genitalia
tidak melalui hubungan (yangdisebabkan oleh virus), infeksi postpartum dan
seksual posabortus juga dapat menurunkan fertilitas
Obat-obatan (missal, anti Obat-obatan tertentu dpat mengakibatkan
hipertensi dan impotensi. Ada pula obat-obatan ynag mengganggu
transquilizers) fungsi spermatogenesis dan ovarium (misalnya,
obat anti kanker)
Radiasi Gangguan fungsi gonad dapat terjadi karena radiasi
Sumber : Buku Acuan Nasional Pelayanan KB, 2007

Faktor internal
Kondisi patologis atau kelainan anatomi
Salah satu contoh kelainan anatomi pada organ reproduksi laki-laki
adalah varikokel. Varikokel merupakan pelebaran pembuluh darah balik yang
dapat memicu peningkatan tekanan aliran darah dan perubahan suhu dalam
kantong kemaluan. Hal ini dapat menyebabkan gangguan kesuburan karena
kualitas spermatozoa yang rendah (Triyono, 2009).
Stres
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres dapat mempengaruhi
sistem reproduksi sebagai faktor penyebab gangguan kesuburan, memicu
disfungsi ereksi, mempengaruhi hormon tertentu yang berperan dalam
pembentukan spermatozoa (Irawan dkk, 2008).
Berat badan
Kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas dapat menyebabkan
penurunan kualitas sperma (Dwianti, 2011). Selain itu, menurut Irawan dkk
kekurangan berat badan juga akan mempengaruhi hormon reproduksi
sehingga dapat menurunkan kualitas spermatozoa (Irawan dkk, 2008).
Faktor eksternal:
Rokok
Asap rokok dapat menyebabkan stres oksidatif diakibatkan
peningkatan ROS (Reactive Oxygen Species) yang akan
mengakibatkan kerusakan DNA yang pada akhirnya terjadi apotosis
spermatozoa (Claudia, 2013). Sehingga pada perokok memiliki kualitas
spermatozoa lebih rendah dibanding pria yang tidak merokok (Triyono,
2009).
Alkohol
Alkohol pada sistem reproduksi pria dapat menyebabkan
kegagalan sintesis hormon testosteron dan kerusakan pada jaringan
testikuler (Katzung, 2002). Alkohol dapat mempengaruhi fungsi hati
yang menyebabkan meningkatnya hormon estrogen, jumlah hormon
estrogen yang terlalu tinggi mempengaruhi kuantitas dan kualitas
spermatozoa (Irawan dkk, 2008).
Obat-obatan terlarang
Pemakaian obat-obatan terlarang seperti ganja dapat menurunan
kualitas spermatozoa dan disfungsi ereksi. Pembentukan spermatozoa
oleh Luteinizing Hormone (LH) dilakukan pada hipofisis di otak, jika
jalur normal otak ke testis terganggu maka dapat mempengaruhi
kualitas spermatozoa (Triyono, 2009).
Peningkatan suhu
Peningkatan suhu pada sistem reproduksi pria contohnya testis,
dapat mencegah proses spermatogenesis yang mengakibatkan
degenerasi pada sebagian besar sel-sel tubulus selain spermatozoa
(Guyton & Hall, 2007). Berendam lebih dari 30 menit di air bersuhu 40
C atau lebih dapat menurunkan kuantitas dan kualitasspermatozoa
(Irawan dkk, 2008).
Makanan
Makanan yang mengandung tinggi lemak menyebabkan
penurunan kualitas spermatozoa. Lemak mempunyai peranan dalam
pembentukan hormon estradiol, semakin tinggi hormon estradiol maka
akan semakin rendah pula produksi hormon testosteron. Hormon
testosteron yang rendah dalam tubuh pria, menyebabkan penurunan
pada kuantitas dan kualitas spermatozoa (Irawan dkk, 2008). Menurut
para ahli kekurangan vitamin C diyakini menyebabkan aglutinasi
(penggumpalan) sperma, sehingga akan berpengaruh terhadap
pergerakan sperma. Vitamin C juga membantu dalam penyerapan zinc,
tembaga, magnesium, natrium dan kalium yang berfungsi
meningkatkan vitalitas dan usia sperma (Triyono, 2009).
Rokok
Kematian spermatozoa
Semakin lama waktu pemaparan asap rokok yang diberikan pada mencit
jantan maka semakin menurunkan rata-rata jumlah spermatozoa hidup. Hal
ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan spermatozoa mati akibat
paparan asap rokok. Kematian spermatozoa diduga disebabkan oleh
senyawa radikal bebas yang dapat mengakibatkan kematian sel. Kematian
sel disebabkan oleh kerusakan DNA yang diakibatkan pengaruh dari radikal
bebas atau reactive oxygent species (ROS). Kerusakan DNA terjadi akibat
tekanan oksidatif yang meningkatkan pembentukan ROS sehingga merusak
fragmentasi DNA sehingga mengakibatkan apoptosis. Hal ini yang
menyebabkan banyak ditemukannya spermatozoa yang mati setelah
dipaparkan asap rokok. Radikal bebas menyebabkan mutasi DNA dan
sitotoksitas. Sitotoksitas dapat menyebabkan kematian dan penurunan
jumlah sel dalam jaringan. Mekanisme sitotoksitas pada sel salah satunya
dapat disebabkan oleh tekanan oksidatif. Tekanan oksidatif timbul akibat dari
produksi ROS yang berlebihan dan rusaknya mekanisme pertahanan
antioksidan. Jika terjadi ketidakseimbangan antara pro-oksidan (toksin asap
rokok) dengan anti-oksidan atau kegagalan sel untuk memperbaiki diri dari
kerusakan akibat pro-oksidan, maka akan terjadi tekanan oksidatif.
Penurunan motilitas spermatozoa
Penurunan motilitas spermatozoa diduga disebabkan oleh senyawa radikal
bebas pada asap rokok yang dapat mengganggu motilitas spermatozoa.
Radikal bebas yang terkandung pada asap rokok dapat menurunkan
frekuensi gerakan ekor spermatozoa karena menyebabkan berkurangnya
energi pergerakan ekor spermatozoa. Radikal bebas menyebabkan
produksi ATP mitokondria rendah. Mitokondria merupakan tempat proses
perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi bagi pergerakan
ekor spermatozoa. Alat gerak spermatozoa terletak pada bagian ekor
spermatozoa yang disusun oleh aksonema. Aksonema terdiri dari sepasang
mikrotubulus sentral dan dikelilingi 9 pasang mikrotubulus di sebelah
luarnya. Mikrotubulus luar terdiri atas subfibril A dan subfibril B yang disusun
oleh protein dinein. Protein dinein sangat berguna dalam motilitas
spermatozoa karena mempunyai aktifitas ATP-ase yang dapat menghidrolisis
ATP yang dipergunakan sebagai energi motilitas spermatozoa. Penurunan
motilitas spermatozoa akibat paparan asap rokok sejalan dengan
peningkatan abnormalitas spermatozoa mencit perlakuan. Abnormalitas
spermatozoa dapat mempengaruhi motilitas spermatozoa. Spermatozoa
dengan morfologi abnormal akan menghambat pergerakan spermatozoa.
Morfologi spermatozoa yang abnormal menyebabkan kelemahan pergerakan
(motilitas) spermatozoa dan merupakan salah satu faktor infertilitas.
Rendahnya motilitas spermatozoa yang abnormal menyebabkan
spermatozoa kurang mampu melakukan penetrasi ke dalam getah serviks
dan menembus saluran reproduksi secara normal serta tidak dapat
menembus sel telur.
Abnormalitas spermatozoa
Hasil pengamatan mikroskopis ditemukan kelainan pada morfologi
spermatozoa mencit perlakuan seperti kepala pecah, kepala pipih, ekor
putus dan kepala kecil. Abnormalitas pada spermatozoa dibagi menjadi
abnormalitas primer dan abnormalitas sekunder. Abnormalitas primer
yaitu spermatozoa yang mengalami kelainan pada saat spermatogenesis,
meliputi kepala yang terlampau besar, kepala yang terlampau kecil, kepala
pendek, kepala pipih memanjang, kepala rangkap dan ekor ganda.
Abnormalitas sekunder yaitu spermatozoa yang mengalami kelainan
setelah meninggalkan tubulus seminiferus, ditandai dengan ekor putus,
kepala pecah, dan kepala tanpa ekor. Paparan asap rokok dapat
mempengaruhi proses spermatogenesis, kualitas semen dan perubahan
kadar hormon testosteron. Pengaruh asap rokok dapat mempengaruhi
sintesis hormon testoteron melalui dua mekanisme. Mekanisme pertama
melibatkan komponen logam (kadmium dan nikel) dalam asap rokok yang
dapat mengganggu aktifitas enzim adenil siklase pada membran sel leydig
sehingga mengakibatkan terhambatnya sintesis hormon testosteron.
Mekanisme kedua melibatkan nikotin dalam asap rokok yang dapat
menstimulasi medula adrenal untuk melepaskan katekolamin. Katekolamin
dapat mempengaruhi sistem saraf pusat sehingga dapat mengganggu
proses spermatogenesis dan sintesis hormon testosteron melalui mekanisme
umpan balik antara hipotalamus-hipofisis anterior testis. Hasil penelitian
menunjukkan bahan-bahan racun dan radikal bebas menimbulkan
perubahan DNA pada spermatozoa yang menyebabkan mutasi secara
permanen yang dapat diwariskan pada keturunan.
http://fmipa.unsyiah.ac.id/jurnalnatural/images/pdf/hal_12_17_2_2010.pdf

1. Faktor wanita
a. Faktor vagina & serviks dinilai dengan Post Coital Test (PCT) pra ovulasi
a. Vaginitis/infeksi
1. Trichomonas vaginalis
2. Candida albicans
b. Stenosis serviks/sinekia
c. Hipoplasi serviks
d. Polip serviks
e. Konisasi/kauterisasi/krioterapi
b. Faktor endometrium diperiksa dengan biopsi endometrium & HSG
a. Polip endometrium
b. Adenomiosis
c. Mioma uteri
d. Endometritis (infeksi Chlamydia & Mycoplasma)
e. Sindrom Ashermann
c. Faktor tuba
a. Oklusi tuba
b. Hidrosalping
c. Adenomyosis
d. Infeksi (Actinomyces israelli, Chlamydia trachomatis)
d. Faktor ovarium
a. Hiperandrogenisme/virilisasi
b. Galaktorrhea
e. Faktor peritoneal
a. Endometriosis
b. Adhesi pelvis
f. Faktor imunologis
a. Antibodi anti sperma
g. Faktor psikologis
a. Vaginismus
2. Faktor pria
a. Abnormalitas sperma
b. Varikokel
c. Kegagalan testis, jika dalam pemeriksaan:
a. Testosteron menurun
b. FSH meningkat
c. LH meningkat
d. Hipogonadisme-hipogonadotropik, jika dalam pemeriksaan:
a. Testosteron menurun
b. FSH menurun
c. LH menurun
e. Insensitivitas androgen, jika dalam pemeriksaan:
a. FSH normal
b. Testosteron meningkat
c. LH meningkat
Obstetri-Ginekologi II, FK Undip

10. Apa saja etiologi dari infertilitas ?

11. Bagaimana cara mengetahui seseorang dikatakan steril dan infertil ?

DEFINISI:
INFERTILITAS adalah masalah yang dihadapi pasutri yang telah menikah
selama minimal 1 tahun, melakukan hubungan senggama teratur, tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum berhasil memperoleh
kehamilan.
SUMBER : BUKU AJAR ILMU KANDUNGAN

Beda infertilitas dengan sterilitas


Sterilitas ketidakmampuan yg lengkap dan permanen untuk menjadi
hamil dan menghamili, meskipun telah diberikan terapi.
SUMBER: Keluarga Berencana dan kontrasepsi, dr. Hanafi Hartanto,
Pustaka Sina Harapan, 2002

MACAM:

- Infertilitas primer jika sebelumnya pasangan suami istri belum pernah


mengalami kehamilan.
- Infertilitas sekunder jika pasangan suami istri gagal untuk memperoleh
kehamilan setelah satu tahun pascapersalinan atau pasca abortus, tanpa
menggunakan kontrasepsi apapun. Perempuan berusia 35 tahun atau lebih
tidak perlu menunggu 1 tahun untuk dikatakan infertil, minimal 6 bulan
sudah cukup untuk melakukan pemeriksaan dasar mengenai masalah
infertilitas.
Sumber: Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka

12. Apa pemeriksaan penunjang pada kasus di scenario ? dan


pemeriksaan fisiknya ?

LangkahPemeriksaan

Pertama kali yang dilakukan dalam pemeriksaan adalah dengan mencari


penyebabnya. Adapun langkahpemeriksaaninfertilitas adalah sebagai berikut :

Pemeriksaan Umum

Anamnesa, terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara
umum dan khusus.
Anamnesa umum

Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi hubungan seksual, tingkat
kepuasan seks, penyakit yang pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat
perkawinan yang dulu, apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak, umur
anak terkecil dari perkawinan tersebut.

Anamnesa khusus

Istri : Usia saat menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi
perdarahan/ haid, apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan rasa
nyeri, adakah keputihan abnormal, apakah pernah terjadi kontak bleeding,
riwayat alat reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).

Suami : Bagaimanakah tingkat ereksi, apakah pernah mengalami


penyakithubungan seksual, apakah pernah sakit mump (parotitis epidemika)
sewaktu kecil.

Pemeriksaanfisik umum, pemeriksaanfisik umum meliputi tanda vital


(tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan).
Pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan laboratorium dasar
secara rutin meliputi darah lengkap, urin lengkap, fungsi hepar dan ginjal serta
gula darah.
Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan penunjang disini bisa pemeriksaan
roentgen ataupun USG.

Pemeriksaan Khusus

PemeriksaanOvulasi

Pemeriksaanovulasi dapat diketahui dengan berbagai pemeriksaan diantaranya :

a) Penatalaksanaan suhu basal; Kenaikan suhu basal setelah selesai ovulasi


dipengaruhi oleh hormonprogesteron.

b) Pemeriksaan vaginal smear; Pengaruh progesteron menimbulkan sitologi pada


sel-sel superfisial.

c) Pemeriksaanlendir serviks; Hormonprogesteron menyebabkan perubahanlendir


serviks menjadi kental.

d) Pemeriksaanendometrium.

e) Pemeriksaanendometrium; Hormonestrogen, ICSH dan pregnandiol.

Gangguan ovulasidisebabkan :
a) Faktor susunan saraf pusat ; misal tumor, disfungsi, hypothalamus, psikogen.

b) Faktorintermediate ; misal gizi, penyakit kronis, penyakit metabolis.

c) Faktorovarial ; misal tumor, disfungsi, turner syndrome.

Terapi : Sesuai dengan etiologi, bila terdapat disfungsi kelenjar hipofise ddengan
memberikan pil oral yang mengandung estrogen dan progesteron, substitusi terapi
(pemberian FSH dan LH) serta pemberian clomiphen untuk merangsang hipofise
membuat FSH dan LH. Selain clomiphen dapat diberikan bromokriptin yang
diberikan pada wanitaanovulatoir dengan hiperprolaktinemia.Atau dengan
pemberian Human Menopausal Gonadotropin/ Human Chorionic Gonadotropin
untuk wanita yang tidak mampu menghasilkan hormon gonadotropin endogen
yang adekuat.

PemeriksaanSperma

Pemeriksaansperma dinilai atas jumlah spermatozoa, bentuk dan


pergerakannya.Sperma yang ditampung/ diperiksa adalah sperma yang keluar dari
pasangan suami istri yang tidak melakukan coitus selama 3
hari.Pemeriksaansperma dilakukan 1 jam setelah sperma keluar.

Ejakulat normal : volume 2-5 cc, jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc,
pergerakan 60 % masih bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan, bentuk
abnormal 25 %.
Spermatozoapria fertil : 60 juta per cc atau lebih, subfertil : 20-60 juta per cc,
steril : 20 juta per cc atau kurang.

Sebab-sebab kemandulan pada pria adalah masalah gizi, kelainan metabolis,


keracunan, disfungsi hipofise, kelainantraktus genetalis (vas deferens).

PemeriksaanLendir Serviks

Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan spermatozoaadalah : a)


Kentalnya lendir serviks; Lendir serviks yang mudah dilalui spermatozoa adalah
lendir yang cair. b) pHlendir serviks; pH lendir serviks 9 dan bersifat alkalis. c)
Enzim proteolitik. d) Kuman-kuman dalam lendir serviks dapat membunuh
spermatozoa.

Baik tidaknya lendir serviks dapat diperiksa dengan :

Sims Huhner Test (post coital tes), dilakukan sekitar ovulasi. Pemeriksaan ini
menandakan bahwa : teknik coitus baik, lendir cerviks normal, estrogen
ovarial cukup ataupun sperma cukup baik.
Kurzrork Miller Test, dilakukan bila hasil dari pemeriksaan Sims Huhner Test
kurang baik dan dilakukan pada pertengahan siklus.
Terapi yang diberikan adalah pemberian hormone estrogen ataupun antibiotika bila
terdapat infeksi.

PemeriksaanTuba

Untuk mengetahui keadaan tuba dapat dilakukan : a) Pertubasi (insuflasi = rubin


test); pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan CO2 ke dalam cavum uteri.
b) Hysterosalpingografi; pemeriksaan ini dapat mengetahui bentuk cavum uteri,
bentuk liangtuba bila terdapat sumbatan. c) Koldoskopi; cara ini dapat digunakan
untuk melihat keadaan tuba dan ovarium. e) Laparoskopi; cara ini dapat melihat
keadaan genetalia interna dan sekitarnya.

PemeriksaanEndometrium

Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan
mikrokuretase.
Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka :endometrium tidak bereaksi
terhadap progesteron, produksi progesterone kurang.

Terapi yang diberikan adalah pemberian hormonprogesteron dan antibiotika bila


terjadi infeksi.

A Pemeriksaan sperma
Untuk menilai sperma maka dilakukan pemeriksaan atas jumlah spermatozoa,
bentuk dan pergerakannya. Sebaiknya sperma yang diperiksa, ditampung setelah
pasangan tidak melakukan coitus sekurang2nya selama 3 hari dan sperma
tersebut hendaknya diperiksa pada 1 jam setelah keluar.
Ejakulat yang normal sifatnya sbb:
Volume 2-5 cc
Jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc
Pergerakan 60% dari spermatozoa masih bergerak selama 4 jam setelah
dikeluarkan
Bentuk abnormal 25%
Pria yang infertile spermatozoanya 60 juta per cc atau lebih
Subfertil 20-60 juta per cc
Steril 20 juta per cc atau kurang
Untuk pennilaian lebih lanjut perlu diperiksa 17 ketosteroid, gonadotrofin dalam
urin, dan biopsy dari testis.
B Pemeriksaan ovulasi
Terjadinya ovulasi dapat kita ketahui dengan berbagai pemeriksaan:
1 Pencatatan suhu basal kalau siklus ovulatoar, maka suhu basal bersifat bifasis.
Sesudah ovulasi terjadi kenaikan suhu basal disebabkan pengaruh progesterone
2 Dengan pemeriksaan vaginal smear; pembentukan progesterone menimbulkan
perubahan2 sitologi pada sel2 superfisial
3 Pemeriksaan lendir serviks adanya progesterone menimbulkan perubahan sifat
lender serviks ialah lendir tersebut menjadi kental, juga gambaran fern (daun
pakis) yang terlihat pada lendir yang telah dikeringkan hilang
4 Pemeriksaan endometrium kuretase pada hari pertama haid haid atau pada
fase premenstrual menghasilkan endometrium dalam stadium sekresi dengan
gambaran histoogi yang khas
5 Pemeriksaan hormone seperti estrogen, ICSH, pregnadiol
Peneraan hormon: menentukan kadar hormon dalam darah, urin mau-pun liur
(saliva). Kadar normal dalam satu siklus :
Jen Sa Fase siklus haid
is tuan Praovu Ovulas Pasca
hormon lasi i ovulasi
FSH mUI/ml 5-20 15-45 5-12
LH mUI/ml 5-15 30-40 5-15
PRL ng/ml - 5-25 -
E2 pg/ml 25-75 200-600 100-300
P ng <5 5-8 10-30
/ml

C Pemeriksaan lendir serviks


Keadaan dan sifat lendir serviks sangat mempengaruhi keadaan spermatozoa:
1 Kentalnya lendir serviks
Lendir serviks yang cair lebih mudah dilalui spermatozoa
Pada stadium proliferasi lendir serviks agak cair karena pengaruh estrogen,
sebaliknya pada stadium sekresi lendir serviks lebih kentak karena pengaruh
progesteron
2 pH lendir serviks
lendir serviks bersifat alkalis dengan pH 9
pada suasana yang alkalis spermatozoa dapat hidup lebih lama.
Suasana menjadi asam pada cervisitis
3 enzim proteolitik
tripsin, kemotripsin mempengaruhi viskositas lendir serviks
4 dalam lendir serviks juga ditemukan Ig yang dapat menimbulkan
aglutinasi dari spermatozoa
5 berbagai kuman2 dalam lendir serviks dapat membunuh
spermatozoa
biasanya baik tidaknya lendir serviks diperiksa dengan:
SIMS HUHNER TEST
Pemeriksaan lendir serviks dilakukan post coitum sekitar waktu ovulasi
Dianggap baik jika terdapat 5 spermatozoa yang motil per high powerfield
Sims huhner test yang baik menandakan:
- teknik koitus baik
- lendir serviks normal
- estrogen ovarial cukup
- sperma cukup baik
KURZROCK MILLER TEST
Dilakukan pada pertengahan siklus kalau hasil sims huhner test kurang baik
Satu tetes lendir serviks diletakkan berdampingan dengan tetes sperma pada
obyek glass; dilihat apakah ada penetrasi spermatozoa. Kalau tidak ada invasi
spermatozoa, lendir serviks kurang baik.
D Pemeriksaan tuba
Untuk mengetahui keadaan tuba dapat dilakuakan:
- Pesturbasi (insuflasi) rubin test (utuh tidaknya tuba)
- Histerosalpingografi bentuk cavum uteri, bentuk liang tuba,
sumbatan nampak jelas
- Kuldoskopi keadaan tuba dan ovarium
- Laparoskopi dapat diketahui genitalia interna dan sekitarnya
E Pemeriksaan endometrium
Pada stadium premenstrual atau pada hari pertama haid dilakukan mikrokuretase.
Endometrium yang normal harus memperlihatkan hambaran histologik yang khas
untuk stadium sekresi. Kalau tidak ditemukan stadium sekresi maka:
- Endometrium tidak bereaksi dengan progesterone
- Produksi progesterone kurang
Ginekologi, FK UNPAD
Table 19-3 Infertility Testing
Etiology Evaluation
Ovulatory dysfunction Serum midluteal progesterone
Ovulation predictor kit
Early follicular FSH estradiol level
(ovarian reserve)
Serum measurements (TSH, prolactin,
androgens)
Ovarian sonography (antral follicle
count)
Basal body temperature chart
Endometrial biopsy (luteal phase
defect)
Tubal/pelvic disease Hysterosalpingography
Laparoscopy with chromotubation
Uterine factors Hysterosalpingography
Transvaginal sonography
Saline-infusion sonography
Magnetic resonance imaging
Hysteroscopy
Laparoscopy
Cervical factor Postcoital test
Male factor Semen analysis

A Pemeriksaan infertilitas
Masalah air mani
Penanmpungan air mani
Karakteristik air mani
Px mikroskopik :
Motilitas spermatozoa :
Konsentrasi spermatozoa :
Morfologi spermatozoa : dilakukan dgn pulasan sediaan-
usap air mani, kemudian menghitung jenis spermatozoanya
Uji ketidakcocokan imunologik : uji kontak mani dgn lendir
serviks dpt menunjukkan adanya antibodi lokal pd pria atau wanita
Masalah vagina
Sumbatan psikogen : vaginismus, dispareunia
Sumbatan anatomik : bawaan atau didapat
Peradangan : vaginitis
Masalah serviks
Sumbatan kanalis servikalis
Lendir serviks yg abnormal
Malposisi dr serviks
Kelainan anatomi serviks : cacat bawaan (atresia), polip serviks,
stenosis akibat trauma, peradangan (servisitis menahun), inseminasi
yg tdk adekuat
Uji pascasenggama spermatozoa sdh dpt sampai pd lendir
serviks segera stlh senggama, & dpt hidup di dlmnya sampai 8 hr.
Cara : stlh abstinensi selama 2 hr, pasangan dianjurkan melakukan senggama 2
jam sblm saat yg ditentukan utk datang ke dokter. Dgn spekulum vagina kering,
serviks ditampilkan, kemudian lendir serviks yg tampak dibersihkan dgn kapas
kering. Lendir serviks diambil dgn isapan semprit tuberkulin, kemudian
disemprotkan keluar pd gelas obyek, lalu ditutup dgn gelas penutup. Px
mikroskopik dilakukan dgn LPB.
Uji in vitro
Uji gelas objek : utk mengukur kemampuan spermatozoa masuk ke dlm
lendir serviks
Cara : menempatkan setetes air mani & lendir serviks pd gelas obyek,
kemudian kedua bahan itu disinggungkan satu sama lain dgn meletakkan
sebuah gelas penutup diatasnya. Spermatozoa akan tampak menyerbu ke
dlm lendir serviks, didahului oleh pembentukan phalanges air mani ke dlm
lendir serviks.
Uji kontak air mani dgn lendir serviks
Cara pertama : setetes lendir serviks praovulasi dgn tanda2 pengaruh
estrogen yg baik & pH > 7 diletakkan pd sebuah gelas obyek di samping
setetes air mani. Kedua tetesan itu dicampur & diaduk dgn sebuah gelas
penutup, yg kemudian dipakai utk menutup campuran itu. Setetes mani yg
sama diletakkan pd gelas obyek itu jg, kemudian ditutup dgn gelas
penutup. Penilaian dilakukan dgn membandingkan motilitas spermatozoa dr
kedua sediaan itu. Sediaan itu kemudian disimpan dlm tatakan petri yg
lembab, pd suhu kamar, selama 30 menit, kemudian diamati lg.
Cara kedua : setetes besar lendir serviks diletakkan pd sebuah gelas obyek,
kemudian dilebarkan smp diameternya 1 cm. Setetes air mani diletakkan di
tengah lendir serviks itu, kemudian lendir serviks & air mani ditutup dgn
sebuah gelas penutup, sambil ditekan sedikit supaya air maninya dpt
menyebar tipis di atas lendir serviks. Setetes air mani yg sama diletakkan
pula pd gelas obyek itu, kemudian ditutup dgn sebuah gelas penutup.
Penilaian dilakukan spt cara pertama.
(Hanifa Wiknjosastro.2007.Ilmu Kandungan.Jakarta:YBPSP)

13. Bagaimana management terapi untuk kasus di atas ?

Anda mungkin juga menyukai