Anda di halaman 1dari 17

Hormon pertumbuhan - Apakah hormon

pertumbuhan?

Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon berbasis protein peptida. Merangsang pertumbuhan,
reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya. Hormon pertumbuhan adalah
asam 191 amino, tunggal-rantai polipeptida yang disintesis, disimpan, dan dikeluarkan oleh sel
somatotroph dalam sayap lateral kelenjar pituitari anterior.

Somatotropin merujuk pada hormon pertumbuhan 1 yang diproduksi secara alami dalam hewan,
sedangkan istilah somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh DNA
rekombinan teknologi, dan adalah disingkat "HGH" pada manusia.

Hormon pertumbuhan digunakan dalam pengobatan untuk mengobati anak-anak pertumbuhan


gangguan dan defisiensi hormon pertumbuhan dewasa. Dalam beberapa tahun terakhir, terapi
penggantian hormon pertumbuhan telah menjadi populer di pertempuran melawan penuaan dan
obesitas.

Efek yang dilaporkan pada pasien GH-kekurangan (tetapi tidak pada orang sehat) termasuk
lemak tubuh penurunan, peningkatan otot massa, peningkatan kepadatan tulang, meningkatkan
tingkat energi, meningkatkan kulit nada dan tekstur, peningkatan fungsi seksual, dan
meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Saat ini, hGH masih dianggap sebagai hormon
yang sangat kompleks, dan banyak dari fungsinya masih belum diketahui.

Dalam perannya sebagai agen anabolik, HGH telah digunakan oleh pesaing dalam olahraga sejak
tahun 1970-an, dan telah dilarang oleh IOC dan NCAA.

Urin tradisional analisis tidak bisa mendeteksi doping dengan HGH, sehingga larangan itu tidak
dapat dilaksanakan sampai awal 2000-an ketika tes darah yang bisa membedakan antara alam
dan buatan hGH mulai dikembangkan.

Tes darah yang dilakukan oleh WADA di Olimpiade 2004 di Athena terutama ditargetkan HGH.
Sementara baru-baru ini varian tambahan ~ 23-24 kDa juga telah dilaporkan di post-exercise
Serikat pada proporsi yang lebih tinggi.

Varian ini belum diidentifikasi, tetapi telah diusulkan bertepatan dengan 22 kDa glycosilated
varian kDa 23 diidentifikasi dalam kelenjar pituitari.
Selain itu, varian ini beredar sebagian terikat pada suatu protein (protein mengikat hormon
pertumbuhan, GHBP), yang merupakan bagian terpotong reseptor hormon pertumbuhan, dan
asam labil subunit (ALS).

Peraturan
Peptida dirilis oleh inti neurosecretory hipotalamus (melepaskan hormon pertumbuhan hormon /''
somatocrinin'' dan menghambat pertumbuhan hormon hormon /'' somatostatin'') ke dalam darah
vena portal hypophyseal sekitar hipofisis yang kontroler utama GH sekresi oleh somatotropes.

Namun, meskipun keseimbangan ini merangsang dan menghambat peptida menentukan GH rilis,
keseimbangan ini dipengaruhi oleh banyak fisiologis Analyzer, Nerve (misalnya, latihan, nutrisi,
tidur) dan inhibitor GH sekresi (misalnya, asam lemak bebas)

'' Analyzer, Nerve '' dari HGH sekresi meliputi:

peptida hormon

o Melepaskan hormon pertumbuhan hormon (GHRH) melalui mengikat


untuk melepaskan hormon pertumbuhan hormon reseptor (GHRHR)

o Ghrelin melalui mengikat hormon pertumbuhan secretagogue reseptor


(GHSR)

o hormon seks

peningkatan androgen sekresi pada masa pubertas (pada laki-


laki dari testis dan betina dari korteks adrenal)

estrogen

clonidine dan L-DOPA oleh merangsang GHRH rilis

hipoglikemia, arginin dan propranolol oleh menghambat


somatostatin rilis

Puasa

latihan kuat

'' Inhibitor '' GH sekresi meliputi:

somatostatin dari inti periventricular

beredar konsentrasi GH dan IGF-1 (negatif umpan balik pada pituitari dan
hipotalamus)
dihidrotestosteron

Selain untuk kontrol oleh endogen dan stimulus proses, beberapa senyawa asing (xenobiotics
seperti obat-obatan dan endokrin pengganggu) diketahui untuk mempengaruhi GH sekresi dan
fungsi.

Sekresi pola
HGH disintesis dan dikeluarkan dari kelenjar pituitari anterior cara pulsatile sepanjang hari;
lonjakan sekresi terjadi interval waktu 3-5 jam. Terbesar dan paling dapat diprediksi puncak GH
ini terjadi sekitar satu jam setelah onset tidur. Jika tidak ada variasi yang luas antara hari dan
individu.

Hampir lima puluh persen HGH sekresi terjadi selama tahap ketiga dan keempat REM tidur.
Antara puncak, basal GH tingkat rendah, biasanya kurang dari 5 ng/mL sepanjang hari dan
malam.

Sejumlah faktor diketahui mempengaruhi HGH sekresi, seperti umur, jenis kelamin, diet, latihan,
stres, dan hormon lainnya.

1. A. DEFINISI DAN SUMBER HORMON

Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran
darah untuk mempengaruhi jaringan target secara spesifik. Jaringan yang dipengaruhi umumnya
terletak jauh dari empat hormon tersebut dihasilkan, misalnya hormon pemacu folikel (FSH,
follicle stimimulati ormone ) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior hanya merangsang
jaringan tertentu di ovarium. Dalam hal hormon pertumbuahn lebih dari satu organ menjadi
terget sebab hormon pertumbuahan mempengaruhi sebagai jenis jaringan dalam badan. Jaringan
target suatu hormon sangat spesifik karena sel-selnya mempunyai reseptor untuk hormon
tersebut.

Sumber hormon alami adalah ternak sapi, babi dan biri-biri. Tetapi beberapa hormon demikian
khas sifatnya sehingga yang berasal dari binatang tidak efektif pada manusia misalnya hormon
pertumbuahan, FSH dan LH9 (luteinizing hormone). Hormon yang berasal dari hewan dapat
menimbulkan reaksi imunologis.

Saat ini uintuk menghasilkan hormon alami dipakai cara rekayasa genetika. Melalui rekayasa
genetika, DNA mikroba dapat di arahkan untuk memproduksi rangkayan asam amino yang
urutnya sesui hormon manusia yang diinginkan. Dengan cara ini dapat dibuat hormon alami
dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat. Hormon hasil rekayasa genetika tidak
menimbulkan reaksi imunologi karena sama dengan hormon manusia asli. cara ini sangat
membantu pengadaan hormon yang dialam ini jumlahnya sangat sedikit misalnya hormon
pertumbuhan.
1. B. PENGERTIAN GONAD

Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya adalah memproduksi
sel-sel kelamin, namun kelenjar kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar kelamin laki-laki
terdapat pada testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada pada ovarium.

Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin
hormon (GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari .Hipofisis mengsilkan 2 jenis gonadotropin
yang mengatur fungsi alat reproduksi yaitu hormon pemacu folikel (FSH=folicle stimulating
hormone dan LH= lutenizing hormone). Pada setiap spesies tertentu hipofisis penting selama
kehamilan, sedangkan umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa hipofisis.

Gonadotropin hipofisis adalah hormon glikoprotein (peptida) dan hanya efektif bila diberikan
dalam bentuk suntikan. Kadar gonadotropin dalam urin dapat diukur radioimmunoasay,
berdasarkan antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan dengan masing-masing
hormon hipofisis.

Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormone testosteron atau androgen.
Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses pembentukan
sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada anak laki-laki
ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan tumbuh rambut pada
bagian tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan sekitar kemaluan.

Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium. Estrogen
dihasilkan oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen berfungsi
saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara,
pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu,
hormon enstrogen juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.

Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium, menghambat


produksi hormon FSH, dan memperlan-car produksi laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan oleh
korpus luteum dan dirangsang oleh LH.

FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel graaf. Di bawah
pengaruh LH, folikel yang telah berkembang mensekresi estrogen dan progesteron. LH
menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga mempengaruhi korpus luteum untuk mensekresi
estrogen dan progesteron. Proses terakhir dikenal sebagai aktivitas laktogenik, yang pada
beberapa spesies berada dibawah pengaruh proklatin. Sedangkan FSH pada pria berfungsi
menjamin terjadinya spermatogenesis, antara lain dengan mempertahankan fungsi tubulus
seminiferus, LH merangsang sel leydig mensekresi testoteron.

1. C. MEKANISME KERJA HORMON GONADOTROPIN

Mekanisme kerja hormon tropik adenohipofisis misalnya hormon Gonadotropin (hormon


kelamin) merupakan mekanisme kerja hormon pada taraf selular tergantung jenis hormonnya,
mengikuti salah satu mekanisme berikut:
Hormon berinteraksi dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan atau penghambatan
mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP ,selanjutnya siklik AMP berfungsi sebagai
mediator intrasel untuk hormon tersebut dan seluruh sistem ini berfungsi sebagai suatu
mekanisme spesifik sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.

Siklik AMP mempengaruhi berbagai proses dalam sel,dan efek akhirnya bergantung dari
kapasitas serta fungsi dari sel tersebut.siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-enzim protein
kinase yang terlibat dalam proses fosforilasi pada sintesis protein dalam sel.siklik AMP
mempengaruhi kecepatan proses ini.metabolisme siklik AMP menjadi 5,AMP dikatalisis oleh
enzim fosfodiesterase yang spesifik.dengan demikian zat-zat yang menghambat enzim
fosfodiesterase dapat menyebabkan timbulnya efek mirip hormon.

1. D. HORMON HORMON GONAD

1. 1. OVARIUM (Estrogen, Progestin, Hormon-hormon Ovarium lainnya,


Kontrasepsi Oral)

Ovarium mempunyai fungsi gametogenik penting yang di integrasikan dengan aktivitas


hormionalnya. Pada wanita, gonad relatif tenang selama masa pertumbuhan dan maturasi yang
cepat. Pada masa puberitas, ovarium memulai suatu periode 30-40 tahun fungsi siklus yang
disebut siklus haid karena masa pendarahan teratur yang merupakan manifestasinya yang paling
jelas. Ovarium ini kemudian memberikan respon terhadap gonadotropin yang disektresikan oleh
kelenjar hipofise, dan berhentinya perdarahan siklik yang terjadi ini di sebut menopause.

Mekanisme yang bertanggung jawab bagi mula kerja fungsi ovarium pada masa puberitas
dianggap berasal dari saraf, karena gonad yang tidak matang dapat dirangsang oleh gonadotropi
yang sudah ada di dalam hipotalamus dan karena hipofise berespon terhadap hormon penglepas
gonadotropin hipotalamus.

ESTROGEN

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk
reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan
seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer,
dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon
androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.

Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Fungsi lainnya sebagai
berikut :

- Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.


- Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.

- Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.

- Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.


Juga mengatur distribusi lemak tubuh.

- Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan /


regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos /
osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.

PROGESTERONE

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan


endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.

Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di


kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.

Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada


endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang
optimal jika terjadi implantasi.

GONADOTROPIN RELEASING HORMONE

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka
estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi
rendah, begitupun sebaliknya.

FSH (FOLIKEL STIMULATING HORMONE) DAN LH (LUTEINIZING


HORMONE)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang
matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya
makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml),
kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai
akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-
hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi
imunologik.

Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya
kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

1. 2. TESTIS (ANDROGEN DAN TESTOTERON)

ANDROGEN DAN TESTOTERON

Pada manusia, androgen terpenting yang disekresikan oleh testis adalah testoteron. Jalur sintesis
testoteron didalam testis mirip dengan yang telah digambarkan didalam ovarium dan adrenal.

Pada laki-laki, setiap hari dihasilkan sekitar 8 mg testoteron. Kira-kira 95 persen diproduksi oleh
sel leydig dan hanya 5 persen olh adrenal. Testis juga mensekresikan dalam jumlah sedikit
androgen kuat lainnya, dihidrotestoteron. Juga androstenedion dan dehidropiandrosteron, yang
merupakan androgen lemah. Pregnenolon dan progesteron serta turunanya 17-hidrisilasi juga
dilepaskan dalam jumlah kecil. Kadar testoteron dalam plasma pada laki-laki kira-kira 0,6 /dl
setelah puberitas dan tidak tampak bervariasi secara bermakna sesuai umur.

1. E. JENIS-JENIS PENGHAMBAT GONAD

Penghambat gonad merupakan suatu senyawa atau jenis obat yang digunakan untuk menghambat
hormon kelamin.meliputi:

1. 1. ANTI ESTROGEN

Antiestrogen adalah senyawa yang mampu meniadakan sebagian atau seluruh


kerja dari estrogen. Adapun jenis antiestrogen meliputi:

KLONIFEN

Klonifen suatu antiestrogen bersifat antagonis murni pada semua jaringan. Pada jaringan
klonifen terikat pada ligand/ dinding tockhet akan menghambat aktifitas glikoprotein dari
beberapa penelitian telah terbukti bahwa klonifen dapat meningkatkan amplitido sekresi LH dan
FSH tanpa mempengaruhi sekresinya yang umumnya bersifat pulsatif. Ini menandakan bahwa
klonifen bekerja pada hipofisis anterior untuk menghambat umpan balik terhadap sekresi
gonadotropin. Karena preparat ini di indikasikan untuk infertilitas wanita. Pada pria pernah di
gunakan juga tetapi, penggunaan klinik untuk infertilitas pria masih membutuhkan banyak uji
klinik.

Pemberian klonifen sitrat oral akan segera di absorbsi pada saluran cerna, metabolismenya di
hepar masa paruhnya panjang serkitar 5-7 hari.
Dosis untuk infertilitas wanita adalah 1-2 kali 50 mg di mulai pada hari ke 5 perdarahan haid
selama 7 hari.

Efek samping yang sering timbul pada pemakaian jangka panjang kista ovarium, rasa kembung,
mual, muntah, gangguan penglihatan, dan sakit kepala.

Efek samping akan menghilang bila pemakaian di hentikan. Efek samping yang timbul pada pria
yaitu mual, sakit kepala, gangguan penglihatan, dan gangguan tubulus seminiferus.

Mekanisme kerja Klomifen yaitu menyebabkan bertambahnya pembebasan hormon GnRH


dengan mempengaruhi umpan balik estrogen pada hipotalamus dan hipofisis akibat blokade
reseptor sehingga LH/FSH yang dibutuhkan untuk menstimulasi pematangan ovarium tinggi
terus. Nama dagang: Profertil, Provula, Ofertil,dll.

TAMOKSIFEN

Preparat ini merupakan golongan trifeniletilen yang berasal dari inti stilden seperti dietil
stilbestrol. Tamoksifen berefek anti estogenik di kelenjar mamae dan agonis estrogen ditulan
dan endometrium. Tamoksifen mengantagonis estrogen di reseptor jaringan. Pada wanita
premenopause yang sehat dapat menurunkan kadar prolaktin mungkin karena meniadakan efek
hambatan estrogen terhadap prolaktin di hipofisis.

Di klinik di gunakan sebagai terapi ajupan kanker mamae stadiuym awal atau lanjut.

Efek samping antara lain mual, trombosis, dan dapat meningkatkan resiko kanker endometrium.

Tamoksifen berpengaruh pada Pertumbuhan payudara normal dirangsang oleh estrogen,sehingga


pada kanker payudara. Peningkatan/penurunan estrogen dapat memicu terjadinya kanker
payudara. Mekanisme kerja Tamoksifen (Obat Antiestrogen) adalah bersaing untuk mengikat
reseptor estrogen dan digunakan untuk pengobatan kanker payudara yang telah lanjut pada
wanita pasca menopause, Indikasi : pengobatan kanker payudara.

RALOKSIFEN

Raloksifen merupakan hormon nonsteroid yang bekerja sebagai agonis dan antagonis. Variasi
efek ini di duga karena adanya variasi reseptor estrogen dan jumlahnya di jaringan yang berbeda
bersifat antagonis estrogen di jaringan uterus dan kelenjar mamae karena adanya rantai samping.

Efek samping penggunaan obat ini, gangguan saluran cerna, hipersensifitas, dan
gangguan reaksi kulit.

1. 2. ANTIPROGESTIN

Fungsi progestin adalah dalam perkembangan sekresi endometrium, sehingga dapat menampung
implantasi embrio yang baru terbentuk. Dan fungsi untuk mengurangi kontraksi. Macam-macam
antiprogestin;
MIFERISTON

Miferiston adalah salah satu obat antiprogesti (antagonis progestin) dengan aktivitas agonis
parsial. Kegunaan miferiston untuk kontrasepsi sebulan sekali selama fase pertengahan luteal
siklus haid jika progesteron normal tinggi. Dan digunakan pada abortus tidak lengkap sehingga
jika diberikan pada awal kehamilan menyebabkan abortus.

Selain itu efek samping miferiston adalah perdarahan uterus dan abortus tak lengkap sehingga
diberikan misoprostol oral setelah pemberian dosis tunggal oral
mifepriston, efektif mengakhiri kehamilan.

Mekanisme kerja Miferiston adalah memblokir reseptor progestin sehingga progestin tidak dapat
melaksanakan fungsinya dalam perkembangan endometrium dan mengurangi kontraksi uterus.
(lihat 6.5) Jadi Miferiston dapat menghambat perkambangan endometrium dan meningkatkan
kontraksi uterus.

1. 3. ANTIANDROGEN

Antiandrogen menghambat kerja hormonal laki-Laki dengan mempengaruhi sintesa androgen


atau menghambat reseptornya.misalnya, pada dosis tinggi, antifungal, ketokonazol menghambat
beberapa enzim sitokrom P-450 yang terlibat dalam sintesa steroid. Finasterid sepeti steroid yang
baru2 ini disetujui untuk pengobatan hipertrofi prostat jinak (BPH) menghambat 5--reduktase
mengakibatkan pegurangan ukuran prostat. Selain itu siproteron untuk pengobatan hirsutisme
pada perempuan dan flutamid untuk karsinoma prostat pada pria.

CONTOH OBAT :

A. GROWTH HORMON
Berupa polipeptida dg bm 22.000,merupakan 10% dr berat kelenjar hipofisis kering.
Fungsi fisiologi: adalah tehadap pertumbuhan.
Defisiensi: menyebabkan kekerdilan (dwarfisme),
Kelebihan hormon ini menyebabkan:
1. gigantisme pada anak, dan
2. akromegali pada orang dewasa.
Hormon lain yang juga berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan normal yaitu:
1. hormon tiroid, insulin, androgen dan estrogen.
Pemberian hormon pertumbuhan pada penderita hipopituitarisme menyebabkan pertumbuhan
normal apabila pengobatan dimulai cukup dini.
Pematangan alat kelamin tidak terjadi tanpa pemberian hormon kelamin atau gonadotropin.
Gigantisme dan akromegali tidak pernah dilaporkan terjadi akibat terapi dg hormon ini.

B. OBAT GROWTH HORMON

Somatomedin (sulfation factor).


Somatomedin ialah sekelompok mediator faktor pertumbuhan. In vitro, somatomedin
meningkatkan inkorporasi sulfat ke dalam jaringan tulang rawan, karena itu zat ini dulu disebut
sulfation factor. Kmd ternyata bahwa masih banyak efek lain yg dpt ditimbulkan shg zat ini
disebut somatomedin.
Zat dg aktivitas seperti somatomedin juga terdpt dalam serum manusia; zat ini bertambah pada
akromegali dan menghilang pada hipopituitarisme. In vitro, juga merangsang sintesis DNA,
RNA dan protein oleh kondrosit.
Ternyata efek somatomedin sangat luas, mencakup berbagai efek hormon pertumbuhan.
Somatomedin dibuat terutama di hepar, selain itu juga di ginjal dan otot.
Zat-zat ini disintesis sebagai respons terhadap hormon pertumbuhan dan tidak disimpan.
Somatomedin menghambat sekresi hormon pertumbuhan melalui mekanisme umpan balik. Sejml
kecil pasien dg gangguan pertumbuhan familial tak memiliki cukup somatomedin meskipun
kadar hormon pertumbuhannya normal, dan pemberian hormon pertumbuhan pada penderita ini
tidak memperbaiki gangguan pertumbuhan.
PENGATURAN GROWTH HORMON
Sekresi hormon pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus
menghasilkan faktor penglepas hormon pertumbuhan (GHRF - growth hormone releasing
factor) yg merangsang sekresi hormon pertumbuhan. Selain itu dalam hipotalamus juga dijumpai
somatostatin (GH-RIH -growth hormone releasing inhibitory hormone) yg menghambat sekresi
beberapa hormon antara lain hormon pertumbuhan. Dg demikian hipotalamus memegang peran
dwifungsi dalam pengaturan hormon ini.
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormon pertumbuhan 1-2 ng/mt, sedangkan pada
keadaan puasa sampai 60 jam, meningkat perlahan mencapal 8 ng/ml. Kadar Ini selalu
meningkat segera setelah seseorang tertidur. Pada orang dewasa kadar hormon pertumbuhan
meningkat terutama hanya waktu tidur; sedangkan pada remaja juga meningkat waktu bangun.
Kadar pada anak dan remaja lebih tinggi dibanding kadar pada dewasa. Pada anak, hipoglikemia
merupakan perangsang yg kuat shg menyebabkan kadar hormon pertumbuhan meningkat. Pada
hipoglikemia karena insulin misalnya, kadar hormon pertumbuhan dpt mencapai 50 ng/ml.
Kerja fislk, stress dan rangsangan emosi merupakan perangsangan (stimulus) fisiologis utk
meningkatkan sekresi hormon ini.
Beberapa obat dpt mempengaruhi sekresi hormon pertumbuhan, mungkin dg jalan mempengaruhi
sekresi/aktivitas zat-zat pengatur hormon Ini. Pada orang normal, glukokortikoid dosis besar
menghambat sekresi hormon pertumbuhan. Kemungkinan besar inilah salah satu sebab mengapa
pemberian glukokortikoid pada anak menghambat pertumbuhan.
Sekresi hormon pertumbuhan yg berlebihan dpt ditekan dg pemberian agonis dopamin.
Dopamin diketahui merangsang sekresi hormon pertumbuhan pada orang normal, tetapi pada
akromegali dopamin justru menghambat sekresi hormon tsb. Bromokriptin, suatu agonis
dopamin derivat ergot, dipakai utk menekan sekresi hormon pertumbuhan pada penderita tumor
hipofisis. Efek bromokriptin tidak segera terlihat, penurunan kadar hormon dalam darah terjadi
setelah pengobatan dalam jangka panjang. Sekresj hormon pertumbuhan kembali berlebihan
setelah pemberian bromokriptin dihentikan. Bromokriptin juga menekan sekresi prolaktin yg
berlebihan yg terjadi pada tumor hipofisis.
Antagonis serotonin (5-HT) misalnya siproheptadin dan metergolin, antagonis adrenergik
misalnya fentolamin, juga dpt menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tetapi efeknya lemah
dan tidak konsisten. Somatostatin meskipun dpt menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tidak
digunakan utk pengobatan akromegali terutama karena menghambat sekresi hormon-hormon
lain.
INDIKASI
Selama ini indikasi hormon pertumbuhan hanya dibatasi utk mengatasi kekerdilan akibat
hipopituitarisme. Dg ditemukannya cara rekayasa genetika utk memproduksi hormon ini secara
mudah dalam jml besar, ada kemungkinan penggunaannya utk mengatasi gangguan pertumbuhan
akan lebih luas. Efektifitas hormon ini pada delisiensi partial dan anak pendek yg normal hanya
tampak di awal terapi. Utk indikasi ini sulit ditentukan siapa yg perlu diobati, kapan pengobatan
dimulai dan kapan berakhir. Juga perlu disertai penanganan psikologis, yg akan sangat penting
artinya bila terapi gagal.
Berbagai usulan bermunculan dalam 10 tahun terakhir ini, antara lain anjuran penggunaan pada
anak pendek yg tingginya dibawah 10% populasi dan berespons thd terapi hormon pertumbuhan
yg dicobakan dulu selama 6 bulan. Bagaimanapun penggunaan hormon ini pada kasus tanpa
defisiensi hormon berhadapan dg pertimbangan etis. Perlu pertimbangan manfaat-resiko yg lebih
luas yi bukan hanya mempertimbangkan resiko etek samping serius misalnya akromegali,
gangguan kardiovaskular, gangguan metabolisme glukosa yg terjadi pada kelebihan hormon
endogen; tetapi juga resiko kejiwaan pada kegagalan terapi (perubahan persepsi pendek normal
menjadi abnormal).
Dengan dibuatnya hormon ini secara rekayasa genetik keterbatasan pengadaan tidak akan
menjadi masalah lagi. Kalau faktor biaya juga tidak menjadi masalah, perlu dipikirkan adanya
batasan yg jelas mengenai indikasinya. Saat ini telah ada laporan penggunaan diluar indikasi yg
telah jelas, misalnya penyalahgunaan oleh atlet utk mencapal tinggi dan bentuk badan tertentu
dan pada orang lanjut usia utk menghambat proses penuaan. Meskipun penelitian menunjukkan
bahwa hormon pertumbuhan menyebabkan hal-hal yg menguntungkan utk atlet dan orang lanjut
usia yi penurunan jml jaringan lemak, peningkatan jaringan otot, peningkatan BMR, penurunan
total kolesterol, peningkatan kekuatan isometrik dan kemampuan kerja fisik; namun dampak
pemakaian jangka lama belum diketahui, jadi indikasi tsb statusnya masih taraf penelitian.
Hormon pertumbuhan perlu diberikan 3 kali seminggu selama masa pertumbuhan. Pada saat
pubertas perlu ditambahkan pemberian hormon kelamin agar terjadi pematangan organ kelamin
yg sejalan dg pertumbuhan tubuh. Evaluasi terapi dilakukan 6 bulan setelah pengobatan. Terapi
dikatakan berhasil bila terlihat pertambahan tinggi minimal 5 cm. Tampaknya pengobatan lebih
berhasil pada mereka yg gemuk. Pertumbuhan sangat kecil atau hampir tidak ada pada usia 20-
24 tahun. Resistensi, yg sangat jarang terjadi, biasanya disebabkan oleh timbulnya antibodi thd
hormon pertumbuhan; hal ini dpt diatasi dg menaikkan dosis.
SEDIAAN
Sediaan hormon pertumbuhan yg mula-mula digunakan dalam terapi ialah ekstrak hipefisis
manusia hasil autopsi (somatropin), sebab hormon hasil ekstraksi hipofisis hewan tidak efektif
pada manusia. Hormon pertumbuhan hasil rekayasa genetik kini telah digunakan dalam klinik.
Penggunaan hormon hasil rekayasa genetik memperkecil kemungkinan efek samping yg
ditimbulkan oleh bahan protein manusia yg belum tentu bebas penyakit. Hal ini menjadi masatah
setelah ditemukannya kasus penyakit Creutzfeldt-Jacob, yi degenerasi susunan saraf yg
disebabkan oleh virus Creutzfeldt-Jacob yg sulit dideteksi, shg kontaminasinya dalam sari
hipofisis manusia tidak dpt dihindr. Kasus penyakit yg sangat jarang ini ditemukan pada
penderita yg mendpt sediaan hormon pertumbuhan ekstraksi hipofisis manusia. Karena hal di
atas, pada pertengahan 1985 beberapa negara, antara lain USA, telah melarang penggunaan
sediaan sari hipofisis manusia.
SOMATREM.
Hormon pertumbuhan yg dihasilkan dg cara rekayasa genetik ini memiliki 1gugus metionin
tambahan pada terminal-N. Hal ini mungkin menjadi penyebab timbulnya antibodi dalam kadar
rendah thd sediaan ini pada + 30% pasien, adanya antibodi ini tak mempengaruhi perangsangan
pertumbuhan oleh hormon. Efek biologisnya sama dg somatropin. Satu miligram somatrem
setara dg 2,6 IU hormon pertumbuhan.
KEGUNAAN KLINIK
Diindikasikan untuk defisiensi hormon pertumbuhan pada anak. Penggunaan pada defisiensi
parsial dan anak pendek normal masih dalam taraf penelitian. Pemberiannya intramuskular tetapi
pemberian subkutan ternyata sama efektif dan kurang sakit shg lebih disukai. Bila terapi tak
berhasil setelah 6 bulan obat harus dihentikan.
DOSIS
dosisnya harus disesuaikan kebutuhan perorangan, maksimum 0,1 mg/kg tiga kali seminggu.
Dosis total seminggu dpt juga dibagi dalam 6-7 kali pemberian, beberapa penelitian menunjukkan
bahwa respons lebih baik bila obat diberikan tiap hari. Pengobatan diteruskan sampai terjadinya
penutupan epifisis atau bila tak ada lagi respons.
EFEK SAMPING.
Hiperglikemia dan ketosis (diabetogenik) bisa terjadi pada pasien dg riwayat diabetes melitus.
SOMATROPIN.
Secara kimia identik dg hormon pertumbuhan manusia, tetapi dibuat dg rekayasa genetik. Efek
biologik sama tetapi tidak ada resiko kontaminasi virus penyebab penyakit Creutzfeldt-Jacob.
Satu miligram obat ini setara 2,6 IU hormon pertumbuhan.
Kegunaan klinik, Sama dg somatrem.
EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT.
Pembentukan antibodi hanya pada 2% pasien, antibodi ini juga tidak menghambat efek
perangsangan pertumbuhan. Glukokortikoid diduga dpt menghambat perangsangan pertumbuhan
oleh hormon ini.
CARA PEMBERIAN.
IM dan SC seperti somatrem, begitu pula lama pengobatan. Dosis maksimum 0,06 mg/kg dibagi
tiga kali pemberian dalam seminggu, atau 6-7 kali pemberian dalam seminggu. Ada juga yg
menggunakan dosis sama dg somatrem. Telah diketahui bahwa umumnya pengobatan dg hormon
pertumbuhan menunjukkan respons yg makin lama makin menurun. Suatu penelitian
menunjukkan bahwa menaikkan dosis pada saat respons menurun dpt kembali meningkatkan
respons, tanpa etek samping pada metabolisme karbohidrat maupun lipid, Saat penyuntikan
mungkin mempengaruhi hasil. Penyuntikan pada malam hari kurang mempengaruhi pola
metabolisme (lipid intermediate, serum alanin, laktat) dibandingkan pada pagi hari.
C. HORMON PROLAKTIN
Prolaktin (hormon yang menghasilkan ASI)
Prolaktin manusia berperan dalam fungsi fisiologik dan keadaan patologik tertentu.
Rumus kimia prolaktin sangat mirip hormon pertumbuhan, sebagian rantai polipeptidanya identik
dg hormon tsb.
Satu-satunya fungsi prolaktin adalah dalam laktasi.
Prolaktin mempengaruhi fungsi kelenjar susu dlm mempersiapkan, memulai dan
mempertahankan laktasi.
Fungsi laktasi dipengaruhi oleh kortikosteroid, tiroid dan hormon kelamin yg semuanya
tergantung pada hormon tropik hipofisis.
In vitro prolaktin melancarkan proliferasi dan diferensiasi saluran dan epitel alveolar kelenjar
susu, juga terjadi peningkatan sintesis RNA dan perangsangan sintesis protein susu serta enzim
utk sintesis laktosa.
Pada manusia prolaktin menghambat sekresi gonadotropin dan kerjanya pada gonad.
Hisapan bayi sewaktu menyusu merupakan perang-sang sekresi prolaktin selama masa
menyusui
Meningginya kadar prolaktin mengakibatkan hambatan thd gonadotropin yg selanjutnya
mempengaruhi fungsi ovarium.
Hal tersebut menjelaskan infertilitas sementara pd ibu yg menyusui.
Laktogen uri insani (human placental lactogen).
Zat ini tdp dlm urin serta memiliki efek laktogenik dan aktivitas hormon pertumbuhan.
Secara imunologik zat ini mirip hormon pertumbuhan.
Nama lainnya ialah somatomamotropin korion. Fungsinya diduga berhubungan dg nutrisi fetus,
serta pertumbuhan dan perkembangannya.
PENGATURAN
Pengaturan sekresi prolaktin berada di bawah pengaruh hipotalamus, uniknya faktor
penghambat (Prolactin Release Inhibitoring Hormon - PRIH) leblh berperan dp faktor
perangsang (Prolacting Releasing Factor - PRF).
Obat yg dpt mempengaruhi kadar prolaktin dalam darah ialah reserpin, haloperidol, imipramin,
klorpromazin dan amitriptilin, yg sebagian merupakan antagonis dopamin.
Peningkatan kadar prolaktin oleh obat ini dpt disertai galaktore, sedangkan derivat ergot dan I-
dopa menghambat sekresi prolaktin.
Kadar normal prolaktin dalam darah 5-10 ng/ml, pada pria sedikit lebih rendah.
Kadarnya meningkat pada masa hamil dan mencapai puncak pada saat partus (200 ng/ml), juga
pada stres fisik dan mental, hipoglikemia dan fluktuasi kadar estrogen.
Prolaktin diduga merupakan salah satu faktor yg berperan dalam terjadinya tumor mama.
Pada tikus pemberian prolaktin meningkatkan insidens tumor mama, tetapi kadar prolaktin tidak
meningkat pada penderita tumor mama.
Agaknya hormon Ini hanya berperan sebagai faktor pembantu yg memudahkan terjadinya tumor.
Pemberian prolaktin terbukti memudahkan terjadinya tumor mama pada tikus yg diberi zat
karsinogenik.
IMPLIKASI KLINIK
Berdasarkan terdptnya peningkatan prolaktin pada keadaan patologik tertentu, maka diharapkan
penurunan kadar prolaktin pada keadaan tsb dpt memperbaiki keadaan.
Pengendalian kadar prolaktin dpt dilakukan dg pemberian L-dopa atau bromokriptin.
Bromokriptin lebih efektif utk tujuan ini dan dpt mengatasi galaktore, amenore sekunder dan
hambatan ovulasi pada penderita tumor hipofisis anterior.
Galaktore dan amenore hilang dalam beberapa minggu dan kehamilan dpt terjadi. Beberapa
tumor penghasil prolaktin mengecil pada pengobatan dg bromokriptin. Bila pengobatan
dihentikan, tumor akan tumbuh kembali.
Menghentikan laktasi post-partum.
Setelah melahirkan, kadar prolaktin tetap tinggi selama 2-3 minggu.
Bila oleh suatu sebab laktasi harus dihentikan, bromokriptin diberikan selama 14 hari post
partum.
Penghentian bromokriptin setelahnya tidak akan disertai peninggian sekresi prolaktin dan laktasi.
Dalam hal ini, begitu sekresi prolaktin dihambat dan rangsang hisapan bayi tidak ada maka
kondisi hormonal yg diperlukan utk memulai kembali laktasi hilang.
Tanpa pemberian bromokriptin, laktasi juga akan menghilang dg sendirinya bila tidak ada
rangsang hisapan, tetapi biasanya disertai pembengkakan payudara yg menimbulkan nyeri.
Hormon Prolaktin dihasilkan oleh kelenjar hipofisa bagian depan yang ada di dasar otak.
Prolaktin merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI, sedangkan rangsangan pegeluaran
prolaktin ini adalah pengosongan ASI dari gudang ASI (Sinus Lactiferus). Semakin banyak ASI
yang dikeluarkan dari payudara maka semakin banyak ASI yang diproduksi, sebaliknya apabila
bayi berhenti menghisap atau sama sekali tidak memulainya, maka payudara akan berhenti
memproduksi ASI.
Setiap isapan bayi pada payudara ibunya akan merangsang ujung saraf di sekitar
payudara. Rangsangan ini diantar ke bagian depan kelenjar hipofisa untuk memproduksi
prolaktin. Prolaktin dialirkan oleh darah ke kelenjar payudara dan akan merangsang pembuatan
ASI. Jadi, pengosongan gudang ASI merupakan rangsangan diproduksinya ASI.
Kejadian dari perangsangan payudara sampai pembuatan ASI disebut refleks Produksi
ASI atau Refleks Prolaktin, dan semakin sering ibu menyusui bayinya, akan semakin banyak
pula produksi ASI-nya. Semakin jarang ibu menyusui, maka semakin berkurang jumlah produksi
ASI-nya.
Pada efek lain prolaktin, prolaktin mempunyai fungsi penting lain, yaitu menekan fungsi
indung telur (Ovarium), dan akibatnya dapat memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan
haid, dengan kata lain ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan. (Roesli, 2001).
Oksitosin (hormon yang menghasilkan ASI)
Hormon oksitosin berasal dari bagian belakang kelenjar hipofisa yang terdapat di dasar otak.
Sama halnya dengan hormon proaktin, hormon oksitosin diproduksi bila ujung saraf sekitar
payudara dirangsang oleh isapan bayi. Oksitosin masuk ke dalam darah menuju payudara,
membuat otot-otot payudara mengerut disebut hormon oksitosin. Kejadian ini disebut refleks
pengeluaran ASI, refleks oksitosin atau let down refleks.
Reaksi bekerjanya hormon oksitosin dapat dirasakan pada saat bayi menyusu pada payudara
ibu. Kelenjar payudara akan mengerut sehingga memeras ASI untuk keluar. Banyak wanita dapat
merasakan payudaranya terperas saat menyusui, itu menunjukkan bahwa ASI mulai mengalir
dari pabrik susu (alveoli) ke gudang susu (Ductus Lactiferous).

Anda mungkin juga menyukai