DISUSUN OLEH :
AGUNG PANCA PRASETYO (142401049)
MARGARETHA RINITA SIAHAAN (142401080)
AMALIA HASMIL MULIA H (1424010)
PUTRI ANNE THALIA (142401055)
PUTRI SIMATUPANG (142401053)
CHRISTY NATALIA MANIK (142401056)
DWI KURNIA LESTARI (142401094)
WIDYA FARIDAYANTI (142401051)
INTAN THERESIA SITANGGANG (142401059)
Pengertian Pencemaran
Manusia melakukan berbagai kegiatan untuk memenuhi berbagai kebutuhan
hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan makanan, mereka mengembangkan
pertanian, membuat pabrik pengolah hasil pertanian, alat-alat rumah
tangga, kendaraan, dll.
Berbagai jenis kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut, pada
akhirnya akan menghasilkan sisa berupa samapah atau limbah yang akan
dibuang ke lingkungan. Hal ini terjadi karena pada dasarnya aktifitas
manusia adalah sebuah proses pengubahan suatu zat atau energi dari suatu
bentuk ke bentuk lainnya. Setiap proses tersebut tidak dapat diproses
sepenuhnya mampu diubahmelainkan selalu ada sisa yaitu entropi yang
kemudian menjadi sampah atau limbah yang masuk ke lingkungan.
1. Pencemaran Lingkungan
Perkembangan teknologi dan industri dapat berdampak positif atau negatif
bagi kehidupan
manusia. Dampak positif (menguntungkan), yaitu dampak yang diharapkan
dalam rangka
meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup. Dampak negatif (merugikan),
yaitu dampak yang dapat menurunkan kualitas/kenyamanan hidup. Dampak
ini tidak diharapkan karena menimbulkan masalah yang harus diatasi, yaitu
masalah kerusakan atau pencemaran lingkungan.
2. Pencemaran Udara
Udara akan tercemar jika ada bahan-bahan atau zat asing di dalam udara
yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan
normalnya.
Jika ikut terkondensasi di udara dan jatuh bersama air hujan menyebabkan
hujan asam.
Bagi tumbuhan kadar SOx 0,5 ppm dapat menyebabkan timbulnya bintik-
bintik pada daun.
Jika paparan lama daun menjadi berguguran.
Penyakit asbestosis
Disebabkan oleh debu/serat asbes (campuran berbagai silikat terutama
magnesium silikat).
Dapat terjadi di daerah pabrik/industri yang menggunakan asbes, pabrik
pemintalan serat asbes, pabrik yang beratap asbes, dan lain-lain.
Penyakit Bisinosis
Disebabkan oleh debu/serat kapas. Dapat terjadi pada daerah pabrik
pemintalan kapas/tekstil,
pembuatan kasur atau jok kursi. Penyakit ini dapat diikuti bronkitis kronis.
Penyakit antrakosis
Disebabkan oleh debu batubara. Dapat terjadi pada daerah tambang
batubara, penggunaan
batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker), kapal laut bertenaga batubara,
pekerja boiler
pada PLTU bertenaga batubara.
Penyakit Beriliosis
Disebabkan oleh debu logam berilium yang dapat berupa logam murni,
oksida, sulfat, atau
halogenida. Dapat terjadi pada daerah industri logam campur berilium-
tembaga, pabrik
fluoresen, pabrik pembuat tabung radio, pengolahan bahan penunjang
industri nuklir.
3. Pencemaran Air
Manusia membutuhkan air untuk berbagai keperluan seperti minum,
mencuci, memasak, dll. Semakin bertambah manusia maka semakin besar
pula kebutuhan akan air. Pada sisi lain keberadaan kualitas air semakin lama
semakin menurun. Limbah akan masuk ke sungai atau danau. Dengan
demikian pencemaran air adalah seperti danau, sungai, air tanah yang
disebabkan oleh kegiatan manusia. Ciri-ciri air yang telah tercemar adalah
adanya perubahan suhu air, adanya perubahan warna, bau dan rasa air,
adanya endapan dan bahan pelarut, adanya mikroorganisme.
Jika terjadi penyimpangan dari keadaan normalnya dapat dikatakan air sudah
tercemar.
Pada keadaan normal:
Air hujan mengandung SO4, Cl, NH3, CO2, N2, C, O2, debu.
Air mata air mengandung mineral Na, Mg, Ca, Fe, O2.
Air mengandung bakteri/mikroorganisme lain.
Air murni tanpa mineral tidak enak/segar.
Dalam industri air digunakan untuk air proses, air pendingin, air utilitas dan
sanitasi, air
ketel uap penggerak turbin, dan lain-lain. Air yang telah digunakan untuk
industri tidak boleh
langsung dibuang ke lingkungan karena dapat mencemari lingkungan, maka
terlebih dahulu harus diolah agar sama dengan kualitas air lingkungan.
Proses daur ulang air limbah (Water Treatment Recycle Process) adalah salah
satu syarat yang harus dimiliki oleh industri yang berwawasan lingkungan.
a. Pengamatan indikator dan pencemaran air:
Indikator secara fisis: kejernihan/kekeruhan, perubahan suhu, rasa, dan
warna.
Indikator secara kimiawi: zat kimia terlarut, radioaktivitas, perubahan pH.
Indikator secara biologis: berdasar mikroorganisme yang ada (ada tidaknya
bakteri patogen)
b. Komponen Pencemar air
Komponen pencemar air dapat berupa bahan buangan padat, organik,
anorganik, olahan
bahan makanan, cairan berminyak, zat kimia, dan panas.
d) Larutan penyamak kulit. Mengandung ion logam Cr, tidak dapat untuk air
minum. Sebagai
pengganti Cr untuk bahan penyamak dipakai enzym. Bersama lemak dan
sisa kulit, enzym
akan didegradasi menghasilkan senyawa yang mudah menguap dan berbau
busuk (hasil
peruraian protein dan senyawa amin). Populasi mikroorganisme akan
bertambah dan
memungkinkan berkembangbiaknya bakteri patogen yang berbahaya.
Keracunan insektisida.
Gejalanya kepala pusing, mual, tremor, kerusakan organ seperti hati dan
ginjal. Akumulasi
sedikit demi sedikit menyebabkan penyakit tertunda (delayed effect) dalam
bentuk kangker
kulit, paru-paru, dan hati, karena insektisida bersifat cocarcinogenic.
4. Pencemaran Tanah/Daratan
Tanah/daratan dapat mengalami pencemaran jika ada bahan asing baik
bersifat organik
maupun anorganik yang berada di permukaan tanah yang menyebabkan
tanah menjadi rusak dan tidak dapat memberikan daya dukung bagi
kehidupan manusia, baik untuk pertanian, peternakan, kehutanan, maupun
untuk pemukiman.
a. Komposisi tanah
Komposisi tanah terdiri dari udara 25 %, air 25 %, bahan organik 5 %, dan
bahan
mineral 45 %. Bahan organik dalam tanah (seperti karbohidrat, protein dan
lemak) merupakan
persediaan makanan bagi mikroorganisme dan tumbuhan. Senyawa organik
yang kompleks
tak dapat secara langsung dimanfaatkan tumbuhan. Senyawa ini dipecahkan
oleh organisme
dalam tanah (antara lain serangga, cacing tanah, nematoda, sikaki seribu,
algae, dan
mikroorganisme seperti fungi dan bakteri) menjadi bentuk yang lebih
sederhana. Air akan
melarutkan bentuk-bentuk sederhana itu dan membawanya sampai ke
tumbuhan melalui akar.
Unsur/nutrisi yang diperlukan tumbuhan meliputi makronutrisi (yaitu 9 unsur
yang diperlukan
dalam jumlah besar meliputi C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikronutrisi
(unsur yang
lain). Unsur C, H, dan O digunakan untuk mensintesis karbohidrat, lemak ,
protein, lilin,
selulosa, dan senyawa kompleks lainnya. Unsur N, P, dan S untuk
membentuk molekul
protein. Unsur lain yang jumlahnya tidak begitu banyak berperan dalam
metabolisme pada
tumbuhan.
a. Secara teknis
Bila berdasar kegiatan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
dapat diduga
mungkin timbul pencemaran lingkungan, maka dipikirkan penanggulangan
yang mengutamakan
keselamatan lingkungan, teknologinya telah dikuasai dengan baik, dan
secara teknis dan
ekonomis dapat dipertanggungjawabkan. Penanggulangan secara teknis ini
misalnya:
Mengubah proses.
Mengganti sumber energi.
Mengelola limbah.
Menambah alat bantu.
Misalnya untuk menaikkan angka oktana pada bensin dengan ditambahkan
zat aditif anti ketukan (anti knocking compound) dengan tetra ethyl lead
(TEL), (CH3CH2)4Pb. Hasil pembakarannya
mengandung Pb, maka ditambahkan zat aditif lain, yaitu 25 % 1,2-
dibromoetana, BrCH2CH2Br
dan 10 % 1,2-dikloroetana, ClCH2CH2Cl dan 65 % TEL. Campuran ini disebut
ethyl fluid yang
menyebabkan Pb diubah menjadi PbBr2 yang mudah menguap sehingga
mudah keluar dari
silinder mesin bercampur gas buang. Agar tidak mengandung ion Pb yang
bersifat racun, maka
untuk menaikkan angka oktana dipakai benzena dan alkohol. Campuran 90
% bensin dan 10 %
alkohol disebut gasohol.
b. Secara nonteknis
Dengan menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan,
mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi
sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan perundangan ini hendaknya
dapat memberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang akan
dilaksanakan di suatu
tempat, yang meliputi:
Penyajian informasi lingkungan (PIL).
Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
Perencanaan kawasan kegiatan industri dan teknologi.
Pengaturan dan pengawasan kegiatan.
Penanaman perilaku disiplin.