Anda di halaman 1dari 15

PENCEMARAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH :
AGUNG PANCA PRASETYO (142401049)
MARGARETHA RINITA SIAHAAN (142401080)
AMALIA HASMIL MULIA H (1424010)
PUTRI ANNE THALIA (142401055)
PUTRI SIMATUPANG (142401053)
CHRISTY NATALIA MANIK (142401056)
DWI KURNIA LESTARI (142401094)
WIDYA FARIDAYANTI (142401051)
INTAN THERESIA SITANGGANG (142401059)

PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP


Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan pokok atau primer maupun
kebutuhan sekunder. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, manusia
sumber daya alam yang tersedia. Dalam proses pengambilan, pengolahan
dan pemanfaatan sumber daya alam, terdapat sisa yang tidak digunakan.
Sisa tersebut dibuang karena tidak dibutuhkan. Pada sisa proses tersebut,
kemudian mencemari lingkungan, udara dan daratan sehingga lama-
kelamaan lingkungan menjadi rusak.
Kerusakan lingkungan akibat pencemaran terjadi dimana-mana yang
berdampak pada menurunnya kemampuan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Bahkan pencemaran dan kerusakan lingkungan
menimbulkan berbagai dampak buruk bagi manusia seperti penyakit dan
bencana alam.

Pengertian Pencemaran
Manusia melakukan berbagai kegiatan untuk memenuhi berbagai kebutuhan
hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan makanan, mereka mengembangkan
pertanian, membuat pabrik pengolah hasil pertanian, alat-alat rumah
tangga, kendaraan, dll.
Berbagai jenis kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut, pada
akhirnya akan menghasilkan sisa berupa samapah atau limbah yang akan
dibuang ke lingkungan. Hal ini terjadi karena pada dasarnya aktifitas
manusia adalah sebuah proses pengubahan suatu zat atau energi dari suatu
bentuk ke bentuk lainnya. Setiap proses tersebut tidak dapat diproses
sepenuhnya mampu diubahmelainkan selalu ada sisa yaitu entropi yang
kemudian menjadi sampah atau limbah yang masuk ke lingkungan.

1. Pencemaran Lingkungan
Perkembangan teknologi dan industri dapat berdampak positif atau negatif
bagi kehidupan
manusia. Dampak positif (menguntungkan), yaitu dampak yang diharapkan
dalam rangka
meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup. Dampak negatif (merugikan),
yaitu dampak yang dapat menurunkan kualitas/kenyamanan hidup. Dampak
ini tidak diharapkan karena menimbulkan masalah yang harus diatasi, yaitu
masalah kerusakan atau pencemaran lingkungan.

a. Pengertian Pencemaran Lingkungan


Pencemaran adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar
tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi
dalam lingkungan (keseimbangan lingkungan) baik keadaan struktur maupun
fungsinya sehingga dapat mengganggu kesejahteraan/kelangsungan hidup
manusia. Pencemaran lingkungan meliputi pencemaran udara, pencemaran
air, dan pencemaran tanah (daratan).
Lingkungan dapat tercemar karena:
1) Kecepatan hilangnya senyawa tertentu dari lingkungan lebih besar
daripada kecepatan masuknya senyawa pengganti.
2) Rusaknya atau putusnya alur siklus biokimia.
3) Kecepatan masuknya senyawa ke dalam lingkungan lebih besar daripada
kecepatan pengambilannya.
4) Masuknya senyawa yang tidak terdegredasi ke dalam lingkungan.

Pencemaran lingkungan dapat dibagi berdasarkan sumbernya;


1. Pencemaran lingkungan dari kegiatan rumah tangga
Kegiatan rumah tangga biasanya terdiri atas kegiatan memasak,
mencuci dan pembuangan air. Selain itu ada juga kegiatan konsumsi,
baik bahan organic maupun anorganik yang sisanya dibuang ke
lingkungan. Kegiatan tersebut menghasilkan limbah dalam berbagai
bentuk baik padat, atau cair serta organic maupun anorganik. Namun
pada libah anorganik biasanya berupa plastik dan kaleng yang pada
dasarnya relative sulit untuk hancur walaupun ditimbun.

2. Pencemaran lingkungan dari kegiatan industri


Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, semakin banyak industry yang
dibangun dan semakin banyak pula sumber daya alam yang diperlukan
Kondisi tersebut membawa dampak terhadap lingkungan berupa
munculnya smapah atau limbah.

3. Pencemaran lingkungan dari kegiatan pertanian


Pada saat pembukaan lahan untuk pertanian, biasanya menggunakan
peralatan berat, sehingga menimbulkan kebisingan. Lahan yang telah
dibuka menimbulkan pengikisan atau erosi yang partikel-partikelnya
mencemari sungai atau danau. Partikel-partikel hasil erosi tersebut akan
masuk kedalam sungai sehingga warna sungai menjadi kecoklatan.
Banyaknya partikel dalam sungai menyebabkan kekurangan oksigen
dalam sungai dan terbatasnya sianar matahari yang tembus ke dalam
sungai. Akibatnya makhluk hidup pada sungai berkurang
pertumbuhannya.

2. Pencemaran Udara
Udara akan tercemar jika ada bahan-bahan atau zat asing di dalam udara
yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan
normalnya.

a. Penyebab Pencemaran Udara


1) Faktor internal (secara alamiah), misalnya:
debu beterbangan oleh tiupan angin
abu atau debu dan gas-gas volkanik dari letusan gunung berapi
proses pembusukan sampah
2) Faktor eksternal (karena ulah manusia), misalnya:
pembakaran bahan bakar fosil
debu atau serbuk dari kegiatan industri
pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
b. Sumber Pencemar Udara
transportasi
industri
pembuangan sampah
pembakaran stasioner, dan lain-lain

c. Komponen Pencemar Udara


Karbon monoksida (CO)
Oksida nitrogen (NOx)
Oksida belerang (SOx)
Hidrokarbon
Partikel (particulate), dan lain-lain

d. Dampak Pencemaran Udara


1). Dampak Pencemaran oleh Karbon Monoksida (CO)
Gas CO tidak berbau dan tidak berwarna. Pada keadaan normal
konsentrasinya di udara
0,1 ppm, dan di kota dengan lalulintas padat 10 - 15 ppm. Dampak
pencemaran oleh gas CO
antara lain:
Bagi manusia dampak CO dapat menyebabkan gangguan kesehatan
sampai kematian, karena
CO bersifat racun metabolis,

Tanda-tanda keracunan gas CO adalah: pusing, sakit kepala dan mual.


Keadaan yang lebih berat lagi adalah: kemampuan gerak tubuh menurun,
gangguan pada sistem kardiovaskular,
serangan jantung, sampai dengan kematian.
Bagi tumbuhan, kadar CO 100 ppm pengaruhnya hampir tidak ada
khususnya tumbuhan
tingkat tinggi. Kadar CO 200 ppm dengan waktu kontak 24 jam dapat
mempengaruhi
kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas terutama yang terdapat
pada akar tumbuhan.

2). Dampak Pencemaran Oleh Oksida Nitrogen (NOx)


Gas NO tidak berbau dan tidak berwarna. Gas NO2 berbau menyengat,
berwarna coklat
kemerahan. Sifat racun (toksisitas) NO2 empat kalinya NO. Organ yang
paling peka paru-paru,
jika terkena NO2 akan membengkak sehingga sulit bernapas sampai
kematian. Konsentrasi NO
yang tinggi mengakibatkan kejang-kejang, bila keracunan berlanjut
mengakibatkan kelumpuhan.
NO akan lebih berbahaya jika teroksidasi menjadi NO2. Oksida nitrogen bagi
tumbuhan menyebabkan bintik-bintik pada permukaan daun, bila
konsentrasinya tinggi mengakibatkan nekrosis (kerusakan jaringan daun),
sehingga fotosintesis terganggu.
Konsentrasi NO 10 ppm dapat menurunkan kemampuan fotosintesis 60 70
%. Di udara oksida nitrogen dapat menimbulkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates)
yang dapat menyebabkan iritasi mata (pedih dan berair).
PAN bersama senyawa yang lain akan menimbulkan kabut foto kimia (Photo
Chemistry Smog).

3). Dampak Pencemaran oleh Oksida Belerang (SOx)


SOx sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama
batubara. Gas
buang lebih banyak mengandung SO2 dibanding SO3. Dengan oksigen dari
udara SO2
menghasilkan SO3:
SO2 + O2 SO3
Gas SO2 berbau tajam dan tak mudah terbakar. Gas SO3 sangat reaktif.
Dengan uap air dari udara:
SO2 + H2O H2SO3
SO3 + H2O H2SO4

Jika ikut terkondensasi di udara dan jatuh bersama air hujan menyebabkan
hujan asam.
Bagi tumbuhan kadar SOx 0,5 ppm dapat menyebabkan timbulnya bintik-
bintik pada daun.
Jika paparan lama daun menjadi berguguran.

Bagi manusia SOx menimbulkan gangguan pernapasan. Jika SOx berubah


menjadi asam akan
menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran napas yang
lain sampai ke
paru-paru. SO2 dapat menimbulkan iritasi tenggorokan tergantung daya
tahan masing-masing
(ada yang 1 - 2 ppm, atau 6 ppm). SO2 berbahaya bagi anak-anak, orang
tua, dan orang yang
menderita kardiovaskuler. Otot saluran pernapasan akan mengalami kejang
(spasma). Akan
lebih berat lagi jika konsentrasi SO2 tinggi dan suhu udara rendah. Pada
paparan lama akan
terjadi peradangan yang hebat pada selaput lendir yang diikuti paralysis cilia
(kelumpuhan
sistem pernapasan), kerusakan lapisan ephitelium, akhirnya kematian. Pada
konsentrasi 6 - 12
ppm dengan paparan pendek yang berulang-ulang dapat menyebabkan
hiperplasia dan
metaplasia sel-sel epitel yang akhirnya menjadi kangker.

Pada benda-benda, SO2 bersifat korosif. Cat dan bangunan gedung


warnanya menjadi kusam
kehitaman karena PbO pada cat bereaksi dengan SOx menghasilkan PbS.
Jembatan menjadi
rapuh karena mempercepat pengkaratan.

4). Dampak Pencemaran oleh Hidrokarbon


Pembakaran hidrokarbon menghasilkan panas. Panas yang tinggi
menimbulkan peristiwa
pemecahan (Cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel
karbon. Gas
hidrokarbon dapat bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan
hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet). Padatan hidrokarbon akan
membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel.
Hidrokarbon bereaksi dengan NO2 dan O2 mengahsilkan PAN (Peroxy Acetyl
Nitrates). Campuran PAN dengan gas CO dan O3 disebut kabut foto kimia
(Photo Chemistry Smog) yang dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat
karena selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan
meningkat.

5). Dampak Pencemaran oleh Partikel


Partikel (debu) yang masuk/mengendap dalam paru-paru dapat
menimbulkan berbagai
macam penyakit saluran pernapasan (pnevmokoniosis) antara lain:
Penyakit silikosis
Disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas (SiO2). Dapat terjadi pada
daerah pabrik besi
dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi
(mengikir/
menggerinda), penambangan bijih besi, timah putih dan batubara. Bila
sudah parah penyakit
ini dapat diikuti hipertropi jantung sebelah kanan yang mengakibatkan
kegagalan kerja
jantung.

Penyakit asbestosis
Disebabkan oleh debu/serat asbes (campuran berbagai silikat terutama
magnesium silikat).
Dapat terjadi di daerah pabrik/industri yang menggunakan asbes, pabrik
pemintalan serat asbes, pabrik yang beratap asbes, dan lain-lain.

Penyakit Bisinosis
Disebabkan oleh debu/serat kapas. Dapat terjadi pada daerah pabrik
pemintalan kapas/tekstil,
pembuatan kasur atau jok kursi. Penyakit ini dapat diikuti bronkitis kronis.

Penyakit antrakosis
Disebabkan oleh debu batubara. Dapat terjadi pada daerah tambang
batubara, penggunaan
batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker), kapal laut bertenaga batubara,
pekerja boiler
pada PLTU bertenaga batubara.

Penyakit Beriliosis
Disebabkan oleh debu logam berilium yang dapat berupa logam murni,
oksida, sulfat, atau
halogenida. Dapat terjadi pada daerah industri logam campur berilium-
tembaga, pabrik
fluoresen, pabrik pembuat tabung radio, pengolahan bahan penunjang
industri nuklir.

6). Dampak Pencemaran yang Lain


Pemakaian insektisida dapat menyebabkan cocarcinogenik.
Efek rumah kaca dapat merusakkan lapisan ozon, sehingga sinar ultra
violet tidak tersaring.
Dapat menyebabkan kanker kulit, suhu bumi naik sehingga tidak nyaman, es
kutub mencair
sehingga permukaan laut naik.

3. Pencemaran Air
Manusia membutuhkan air untuk berbagai keperluan seperti minum,
mencuci, memasak, dll. Semakin bertambah manusia maka semakin besar
pula kebutuhan akan air. Pada sisi lain keberadaan kualitas air semakin lama
semakin menurun. Limbah akan masuk ke sungai atau danau. Dengan
demikian pencemaran air adalah seperti danau, sungai, air tanah yang
disebabkan oleh kegiatan manusia. Ciri-ciri air yang telah tercemar adalah
adanya perubahan suhu air, adanya perubahan warna, bau dan rasa air,
adanya endapan dan bahan pelarut, adanya mikroorganisme.

Jika terjadi penyimpangan dari keadaan normalnya dapat dikatakan air sudah
tercemar.
Pada keadaan normal:
Air hujan mengandung SO4, Cl, NH3, CO2, N2, C, O2, debu.
Air mata air mengandung mineral Na, Mg, Ca, Fe, O2.
Air mengandung bakteri/mikroorganisme lain.
Air murni tanpa mineral tidak enak/segar.

Dalam industri air digunakan untuk air proses, air pendingin, air utilitas dan
sanitasi, air
ketel uap penggerak turbin, dan lain-lain. Air yang telah digunakan untuk
industri tidak boleh
langsung dibuang ke lingkungan karena dapat mencemari lingkungan, maka
terlebih dahulu harus diolah agar sama dengan kualitas air lingkungan.
Proses daur ulang air limbah (Water Treatment Recycle Process) adalah salah
satu syarat yang harus dimiliki oleh industri yang berwawasan lingkungan.
a. Pengamatan indikator dan pencemaran air:
Indikator secara fisis: kejernihan/kekeruhan, perubahan suhu, rasa, dan
warna.
Indikator secara kimiawi: zat kimia terlarut, radioaktivitas, perubahan pH.
Indikator secara biologis: berdasar mikroorganisme yang ada (ada tidaknya
bakteri patogen)
b. Komponen Pencemar air
Komponen pencemar air dapat berupa bahan buangan padat, organik,
anorganik, olahan
bahan makanan, cairan berminyak, zat kimia, dan panas.

1) Bahan buangan padat/butiran.


Pelarutan bahan buangan padat menyebabkan perubahan warna. Larutan
pekat dan berwarna
gelap mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, fotosintesis dalam
air terganggu
sehingga jumlah oksigen terlarut berkurang dan akan berpengaruh terhadap
kehidupan
organisme dalam air.
Pengendapan bahan buangan padat akan menutupi permukaan dasar air,
menghalangi
fotosintesis, menutupi sumber makanan dan telur ikan di dasar air, sehingga
jumlah ikan
berkurang.
Pembentukan koloidal yang melayang dalam air menyebabkan keruh dan
menghalangi sinar
matahari, fotosintesis terganggu dan jumlah oksigen terlarut berkurang
sehingga
mempengaruhi kehidupan dalam air.

2) Bahan buangan organik.


Berupa limbah yang dapat membusuk/terdegradasi oleh mikroorganisme.
Menyebabkan
jumlah mikroorganisme bertambah dan tumbuh bakteri patogen yang
merugikan. Limbah ini
dapat diproses menjadi pupuk/kompos.

3) Bahan buangan anorganik.


Berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh
mikroorganisme
sehingga dapat meningkatkan jumlah ion logam dalam air. Limbah ini
berasal dari industri
yang melibatkan unsur logam Pb, As, Cd, Hg, Cr, Ni, Ca, Mg, Co, misalnya
pada industri
kimia, elektronika, elektroplating.
Ion logam Ca dan Mg menyebabkan air sadah yang mengakibatkan korosi
pada alat besi,
menimbulkan kerak/endapan pada peralatan proses seperti tangki/bejana
air, ketel uap, dan
pipa penyalur. Ion logam Pb, As, Hg bersifat racun sehingga air tidak dapat
untuk minum.

4) Bahan buangan olahan bahan makanan (termasuk bahan organik).


Jika bahan mengandung protein dan gugus amin akan terdegradasi menjadi
senyawa yang
mudah menguap dan berbau busuk sehingga air mengandung
mikroorganisme dan bakteri
patogen.

5) Bahan buangan cairan berminyak.


Tidak larut dalam air, mengapung dan menutupi permukaan air. Jika
mengandung senyawa
volatil akan menguap. Terdegradasi oleh mikroorganisme dalam waktu lama.
Bahan ini
mengganggu karena:
Menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air.
Menghalangi sinar matahari sehingga fotosintesis terganggu.
Ikan di permukaan dan burung air terganggu, bulu burung lengket dan tak
bisa mengembang.
Air tak dapat dikonsumsi karena mengandung zat beracun seperti benzena,
dan senyawa
toluena.
6) Bahan buangan zat kimia, misalnya:
a) Sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini
mengganggu lingkungan
karena:
Menaikkan pH air. Jika memakai bahan non-pospat menaikkan pH menjadi
10,5 - 11.
Bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat membunuh/mengganggu
mikroorganisme.
Sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.

b) Bahan pemberantas hama/insektisida. Bersifat racun dan tak dapat/sulit


terdegradasi (beberapa
minggu sampai beberapa tahun). Insektisida sering dicampur dengan
senyawa minyak bumi
sehingga permukaan air akan tertutupi minyak.

c) Zat pewarna. Bersifat racun dan cocarcinogenik (merangsang/penyebab


tumbuhnya kangker)
dan dapat mempengaruhi kandungan oksigen dan pH dalam air. Zat warna
mengandung
senyawa kimia berbahaya chromogen dan auxsochrome.

d) Larutan penyamak kulit. Mengandung ion logam Cr, tidak dapat untuk air
minum. Sebagai
pengganti Cr untuk bahan penyamak dipakai enzym. Bersama lemak dan
sisa kulit, enzym
akan didegradasi menghasilkan senyawa yang mudah menguap dan berbau
busuk (hasil
peruraian protein dan senyawa amin). Populasi mikroorganisme akan
bertambah dan
memungkinkan berkembangbiaknya bakteri patogen yang berbahaya.

e) Zat radioaktif. Penggunaan radiasi zat radioaktif di berbagai bidang


(pertanian, peternakan,
kedokteran, hidrologi, farmasi, pertambangan, industri) akan terbawa air ke
lingkungan.
Akibat radiasi dapat merusak sel tubuh dan genetik.

c. Dampak/kerugian pencemaran air:


1) Air tidak bermanfaat lagi untuk keperluan rumah tangga, industri maupun
pertanian.
2) Air menjadi penyebab timbulnya penyakit. Air tercemar oleh limbah
organik terutama dari
bahan makanan merupakan tempat subur berkembangbiaknya
mikroorganisme.
Mikroorganisme merugikan yang dapat menyebabkan penyakit menular
melalui air antara lain
virus diare, hepatitis A, bakteri, metazoa dan protozoa. Penyakit tidak
menular/keracunan
ditimbulkan oleh air yang tercemar oleh senyawa anorganik/ion logam.
Keracunan ion logam Cd.
Ion Cd dapat berasal dari industri yang memakai logam Cd dalam proses
produksinya
misalnya industri elektroplating, pipa plastik PVC (Cd sebagai stabilisator),
hasil samping
penambangan logam (timah hitam, seng), industri obat-obatan (sudah tak
banyak dipakai).
Keracunan ion Cd dapat mempengaruhi otot polos, pembuluh darah
(mengakibatkan tekanan
darah tinggi dan gagal jantung), dan merusak ginjal. Kasus keracunan ion Cd
pernah menimpa
penduduk Toyama, Jepang. Penduduk banyak yang sakit pinggang bertahun-
tahun semakin
parah, pelunakan tulang punggung dan menjadi rapuh, dan kematian karena
gagal ginjal.
Penyebabnya beras yang dimakan mengandung Cd 1,6 ppm, karena
tanaman padi diairi
dengan air tercemar ion Cd dari limbah industri seng dan timah hitam.
Keracunan ion logam Co.
Pada industri Co dipakai sebagai stabilisator, pada pabrik bir dulu dipakai
untuk
menstabilkan busa bir agar bagus. Untuk proses pembentukan butir darah
merah, tubuh
memerlukan Co dalam jumlah sedikit melalui vitamin B12 yang dimakan. Bila
memakan
makanan yang mengandung Co 150 ppm akan merusak kelenjar gondok
(kekurangan
kelenjar gondok). Jika keracunan Co sel darah merah akan berubah, tekanan
darah tinggi,
pergelangan kaki membengkak (oedema), gagal jantung terutama pada
anak yang baru
tumbuh. Kasus keracunan Co pernah terjadi di Nebraska dan Ohama.
Penduduk
mengalami kelainan pada otot jantung primer karena gemar minum bir yang
proses
pembuatannya menggunakan Co. Di Kanada penduduk menderita gagal
jantung disertai
gejala sesak napas, batuk-batuk, sakit disekitar jantung dan lambung, dan
kondisi badan
lemah.

Keracunan ion logam Hg.


Industri yang menggunakan Hg misalnya untuk proses produksi pada pabrik
plastik,
campuran bahan antiseptik pada sabun dan kosmetik, amalgam pada
penambal gigi, dan
fungisida. Gejala keracunan ion Hg adalah: sakit kepala, sukar menelan,
penglihatan jadi
kabur, daya dengar menurun, bagian kaki dan tangan terasa tebal, mulut
terasa tersumbat
logam, gusi membengkak disertai diare, kondisi tubuh melemah dan
kematian, ibu
mengandung melahirkan bayi cacat. Kasus keracunan Hg pernah terjadi di
Minamata,
penduduk banyak yang menjadi cacat, meninggal, dan bayi lahir cacat.
Penyebabnya ikan
laut yang dimakan mengandung Hg sekitar 27 - 102 ppm, karena tercemari
limbah pabrik
plastik. Kasus lain di Niigata, banyak yang cacat dan meninggal karena
mengkonsumsi
ikan yang mengandung Hg sekitar 5 - 20 ppm.

Keracunan insektisida.
Gejalanya kepala pusing, mual, tremor, kerusakan organ seperti hati dan
ginjal. Akumulasi
sedikit demi sedikit menyebabkan penyakit tertunda (delayed effect) dalam
bentuk kangker
kulit, paru-paru, dan hati, karena insektisida bersifat cocarcinogenic.

4. Pencemaran Tanah/Daratan
Tanah/daratan dapat mengalami pencemaran jika ada bahan asing baik
bersifat organik
maupun anorganik yang berada di permukaan tanah yang menyebabkan
tanah menjadi rusak dan tidak dapat memberikan daya dukung bagi
kehidupan manusia, baik untuk pertanian, peternakan, kehutanan, maupun
untuk pemukiman.

a. Komposisi tanah
Komposisi tanah terdiri dari udara 25 %, air 25 %, bahan organik 5 %, dan
bahan
mineral 45 %. Bahan organik dalam tanah (seperti karbohidrat, protein dan
lemak) merupakan
persediaan makanan bagi mikroorganisme dan tumbuhan. Senyawa organik
yang kompleks
tak dapat secara langsung dimanfaatkan tumbuhan. Senyawa ini dipecahkan
oleh organisme
dalam tanah (antara lain serangga, cacing tanah, nematoda, sikaki seribu,
algae, dan
mikroorganisme seperti fungi dan bakteri) menjadi bentuk yang lebih
sederhana. Air akan
melarutkan bentuk-bentuk sederhana itu dan membawanya sampai ke
tumbuhan melalui akar.
Unsur/nutrisi yang diperlukan tumbuhan meliputi makronutrisi (yaitu 9 unsur
yang diperlukan
dalam jumlah besar meliputi C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikronutrisi
(unsur yang
lain). Unsur C, H, dan O digunakan untuk mensintesis karbohidrat, lemak ,
protein, lilin,
selulosa, dan senyawa kompleks lainnya. Unsur N, P, dan S untuk
membentuk molekul
protein. Unsur lain yang jumlahnya tidak begitu banyak berperan dalam
metabolisme pada
tumbuhan.

b. Penyebab Pencemaran Tanah


Faktor internal, yaitu peristiwa alam seperti: letusan gunung berapi yang
memuntahkan debu,
pasir, batu, dan bahan volkanik lain yang menutupi dan merusak
daratan/permukaan tanah.
Faktor eksternal, yaitu karena ulah dan aktivitas manusia. Limbah yang
dihasilkan oleh
berbagai aktivitas manusia disebut anthropogenic pollutans.

c. Komponen Pencemar Tanah


Meliputi kertas 4 %, limbah bahan makanan 21 %, gelas 12 %, besi 10 %,
plastik 5 %,
kayu 5 %, karet dan kulit 3 %, kain/serat tekstil 2 %, aluminium dan logam
lain 1 %.
Perbandingan bahan organik dan anorganik 70 % : 30 %. Bahan organik akan
terdegradasi oleh
mikroorganisme, bahan anorganik tidak/susah terdegradasi. Bahan
anorganik berbahaya misalnya bahan kimia beracun yang dibuang bersama
limbah industri, limbah pertambangan seperti logam berat dan logam
radioaktif. Bila air membawa limbah mengalir ke sungai, danau atau sawah
maka tanah akan teraliri, sehingga akan terkontaminasi bahan-bahan kimia.
Tanah menjadi jelek dan tumbuhan atau binatang air akan menderita. Bahan-
bahan itu akan terkontaminasi dalam tumbuhan dan hewan, dan akhirnya
akan sampai pada manusia.
d. Dampak Pencemaran Tanah
Dampak langsung, seperti bau, merusak pandangan, kotor dan kumuh.
Dampak tak langsung, seperti menjadi tempat berkembangnya nyamuk,
lalat, tikus, bakteri,
dan lain-lain, sehingga menjadi perantara atau penyebab penyakit pest, kaki
gajah (filiariasis),
malaria, demam berdarah, dan lain-lain.

5. Usaha Penanggulangan Dampak


Pencemaran Lingkungan
Usaha untuk menanggulangi dampak pencemaran lingkungan dapat
dilakukan secara
teknis maupun secara nonteknis.

a. Secara teknis
Bila berdasar kegiatan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
dapat diduga
mungkin timbul pencemaran lingkungan, maka dipikirkan penanggulangan
yang mengutamakan
keselamatan lingkungan, teknologinya telah dikuasai dengan baik, dan
secara teknis dan
ekonomis dapat dipertanggungjawabkan. Penanggulangan secara teknis ini
misalnya:
Mengubah proses.
Mengganti sumber energi.
Mengelola limbah.
Menambah alat bantu.
Misalnya untuk menaikkan angka oktana pada bensin dengan ditambahkan
zat aditif anti ketukan (anti knocking compound) dengan tetra ethyl lead
(TEL), (CH3CH2)4Pb. Hasil pembakarannya
mengandung Pb, maka ditambahkan zat aditif lain, yaitu 25 % 1,2-
dibromoetana, BrCH2CH2Br
dan 10 % 1,2-dikloroetana, ClCH2CH2Cl dan 65 % TEL. Campuran ini disebut
ethyl fluid yang
menyebabkan Pb diubah menjadi PbBr2 yang mudah menguap sehingga
mudah keluar dari
silinder mesin bercampur gas buang. Agar tidak mengandung ion Pb yang
bersifat racun, maka
untuk menaikkan angka oktana dipakai benzena dan alkohol. Campuran 90
% bensin dan 10 %
alkohol disebut gasohol.

b. Secara nonteknis
Dengan menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan,
mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi
sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan perundangan ini hendaknya
dapat memberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang akan
dilaksanakan di suatu
tempat, yang meliputi:
Penyajian informasi lingkungan (PIL).
Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
Perencanaan kawasan kegiatan industri dan teknologi.
Pengaturan dan pengawasan kegiatan.
Penanaman perilaku disiplin.

Anda mungkin juga menyukai