Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

VAKUM EKSTRAKSI
DI RUANG BERSALIN (VK)
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

Tanggal 20 Maret 25 Maret 2017

Oleh :

Sendy Aprianitami, S.Kep

NIM 1630913320035

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
VAKUM EKSTRAKSI
DI RUANG BERSALIN (VK)
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

Tanggal 20 Maret 25 Maret 2017

Oleh:

Sendy Aprianitami, S.Kep


NIM 1630913320035

Banjarmasin, 20 Maret 2017


Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Fitri Ayatul Azlina., Ns Helmina., Ns


NIK. 1990.2016.1 NIP. 19750101 199903 02
008
LAPORAN PENDAHULUAN
VAKUM EKSTRAKSI

1) Definisi
Vakum ekstraksi adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan
ekstraksi tekanan negatif dengan menggunakan ekstraktor vakum dari
Malstrom. Persalinan dengan ekstraksi vakum dilakukan apabila ada indikasi
persalinan dan syarat persalinan terpenuhi. Indikasi persalinan dengan
ekstraksi vakum (American Family Physican, 2000) :
a. Ibu yang mengalami kelelahan tetapi masih mempunyai kekuatan untuk
mengejan
b. Partus lama pada kala II
c. Gawat janin
d. Toksemia gravidarum
e. Ruptur uteri mengancam.

Persalinan dengan indikasi tersebut dapat dilakukan dengan ekstraksi vakum


dengan catatan persyaratan persalinan pervaginam memenuhi. Syarat untuk
melakukan ekstraksi vakum adalah sebagai berikut (Angsar, 2010) :
a. Pembukaan lengkap
b. Penurunan kepala janin boleh pada Hodge III
2) Pathofisiologi
Adanya beberapa faktor baik faktor ibu maupun janin menyebabkan tindakan
ekstraksi forsep/ekstraksi vakum dilakukan. Ketidakmampuan mengejan,
keletihan, penyakit jantung (eklampsia), section secarea pada persalinan
sebelumnya, kala II yang lama, fetal distress dan posisi janin oksiput
posterior atau oksiput transverse menyebabkan persalinan tidak dapat
dilakukan secara normal.
Untuk melahirkan secara per vaginam maka perlu tindakan ekstraksi vacum.
Tindakan ekstraksi vacuum menyebabkan terjadinya laserasi pada servuk
uteri dan vagina ibu. Disamping itu terjadi laserasi pada kepala janin yang
dapat mengakibatkan perdarahan intrakranial.

3) Etiologi
Etiologi atau indikasi dilakukannya vakum ekstraksi (Prawirohardjo, 2005):
a. Kelelahan pada ibu : terkurasnya tenaga ibu pada saat melahirkan karena
kelelahan fisik pada ibu.
b. Partus tak maju : His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan bahwa rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada
setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami
hambatan atau kematian.
c. Gawat janin : Denyut Jantung Janin Abnormal ditandai dengan denyut
jantung janin irreguler dalam persalinan sangat bereaksi dan dapat
kembali beberapa waktu. Bila Denyut Jantung Janin tidak kembali
normal setelah kontraksi, hal ini mengakibatkan adanya hipoksia.
d. Faktor ibu
Umur
Pada umur ibu kurang dari 20 tahun rahim , organ - organ reproduksi
belum berfungsi dengan sempurna. Akibatnya apabila ibu hamil pada
umur ini mungkin mengalami persalinan lama atau macet, karena
ukuran kepala bayi lebih besar sehingga tidak dapat melewati
panggul. Selain itu, kekuatan otot otot perinium dan otot otot
perut belum bekerja secara optimal sehingga sering terjadi
persalinan lama atau macet yang memerlukan tindakan seperti
ektraksi.
Sedangkan pada umur ibu yang lebih dari 35 tahun,kesehatan ibu
sudah mulai menurun seperti terjadinya tekanan darah tinggi,
gestasional diabetes (diabetes yang berkembang selama kehamilan),
jalan lahir kaku, sehingga rigiditas tinggi
Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu. Pada ibu dengan
primipara (wanita yang melahirkan bayi hidup pertama kali)
kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup besar baik
pada kekuatan his (power), jalan lahir (passage) dan kondisi janin
(passager) karena pengalaman melahirkan belum pernah dan
informasi yang kurang tentang persalinan dapat pula mempengaruhi
proses pesalinan.
Wanita nulipara (belum pernah melahirkan bayi hidup) mempunyai
peningkatan risiko sebesar 5,6 kali untuk persalinan dengan bantuan
ekstraksi vakum dibandingkan dengan wanita multipara dan juga
peningkatan risiko sebesar 2,2 kali untuk terjadinya robekan
perinium.
Jarak kehamilan dengan sebelumnya
Seorang wanita yang hamil dan melahirkan kembali dengan jarak
yang pendek dari kehamilan sebelumnya, akan memberikan dampak
yang yang buruk terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini
disebabkan, karena bentuk dan fungsi organ reproduksi belum kembali
dengan sempurna. Sehingga fungsinya akan terganggu apabila terjadi
kehamilan dan persalinan kembali. Sedangkan jarak kehamilan yang
terlalu jauh berhubungan dengan bertambahnya umur ibu. Sehingga
kekuatan fungsi fungsi otot uterus dan otot panggul melemah , hal
ini sangat berpengaruh pada proses persalinan apabila terjadi
kehamilan lagi. Kontraksi otot otot uterus dan panggul yang lemah
menyebabkan kekuatan his pada proses persalinan tidak adekuat,
sehinnga banyak terjadi partus lama.
Penyulit kehamilan dan persalinan
Seorang ibu yang memiliki penyakit penyakit kronik sebelum
kehamilan, seperti paru,ginjal,jantung,diabetes militus dan lainnya
akan sangat mempengaruhi proses kehamilan dan memperburuk
keadaan pada saat proses persalinan. Ibu yang hamil dengan kondisi
penyakit ini termasuk dalam kehamilan resiko tinggi
4) Keuntungan ekstraksi vakum
Keuntungan ekstraksi vakum dibandingkan ekstraksi forseps antaralain
adalah:
a. Mangkuk dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, Hodge III atau
kurang dengan demikian mengurangi frekuensi seksio sesare

b. Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, mangkuk dapat


dipasang pada belakang kepala, samping kepala ataupun dahi

c. Mangkuk dapat dipasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya


pada pembukaan 8 9 cm, untuk mempercepat pembukaan. Untuk itu
dilakukan tarikan ringan yang kontinu sehingga kepala menekan pada
serviks. Tarikan tidak boleh terlalu kuat untuk menghindari robekan
serviks. Disamping itu mangkuk tidak boleh terpasang lebih dari jam
untuk menghindari kemungkinan timbulnya perdarahan otak

5. Kerugian ekstraksi vakum


Kerugian pemakaian vakum ekstraksi :
a. Memerlukan waktu lebih lama untuk pemasangan mangkuk sampai
dapat ditarik relatif lebih lama daripada forseps (+ 10 menit) cara ini
tidak dapat dipakai apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan
cepat seperti misalnya pada fetal distres (gawat janin).
b. Kelainan janin yang tidak segera terlihat (neurologis).
c. Tidak dapat digunakan untuk melindungi kepala janin preterm.
d. Memerlukan kerjasama dengan ibu yang bersalin untuk mengejan.

6. Beberapa ketentuan mengenai ekstraksi vakum


a. Mangkuk tidak boleh dipasang pada ubun ubun besar
b. Penurunan tekanan harus berangsur angsur
c. Mangkuk dengan tekanan negatif tidak boleh terpasang lebih dari jam
d. Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu
mengedan
e. Apabila kepala masih agak tinggi (H III) sebaiknya dipasang mangkuk
yang terbesar
f. Mangkuk tidak boleh dipasang pada muka bayi
g. Vakum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi prematur.

7. Bahaya ekstraksi vakum


a. Terhadap ibu : robekan serviks atau vagina karena terjepit antara kepala
bayi dan mangkuk .
b. Terhadap anak : perdarahan dalam otak.

8. Persiapan ekstraksi vakum


Persiapan ekstraksi vakum untuk mencapai hasil yang optimal yaitu 16:
a. Persiapan untuk ibu
Duk steril untuk menutupi bagian operasi
Desinfektan ringan non iritan di bagian tempat operasi
Pengosongan vesika urinaria.
b. Persiapan untuk bayi
Alat resusitasi
Partus pak
Tempat plasenta

9. Susunan ekstraktor vakum


Susunan ekstraktor vakum terdiri dari :
a. Mangkuk (cup)
Mangkuk ini digunakan untuk membuat kaput suksedaneum buatan
sehingga mangkuk dapat mencekam kepala janin. Sekarang ini terdapat
dua macam mangkuk yaitu mangkuk yang terbuat dari bahan logam dan
plastik. Beberapa laporan menyebutkan bahwa mangkuk plastik kurang
traumatis dibanding dengan mangkuk logam. Mangkuk umumnya
berdiameter 4 cm sampai dengan 6 cm. Pada punggung mangkuk
terdapat :
Tonjolan berlubang tempat insersi rantai penarik
Tonjolan berlubang yang menghubungkan rongga mangkuk
dengan pipa penghubung
Tonjolan landai sebagai tanda untuk titik petunjuk kepala janin
(point of direction)
Pada mangkuk bagian depan terdapat logam/plastik yang berlubang
untuk menghisap cairan atau udara.
b. Rantai penghubung
Rantai penghubung tersebut dari logam dan berfungsi menghubungkan
mangkuk dengan pemegang
c. Pipa penghubung
Terbuat dari karet atau plastik yang lentur yang tidak akan berkerut oleh
tekanan negatif. Pipa penghubung berfungsi sebagai penghubung tekanan
negatif mangkuk dengan botol.
d. Botol
Merupakan tempat cadangan tekanan negatif dan tempat penampungan
cairan yang mungkin ikut tersedot ( air ketuban, lendir serviks, dan
darah) Pada botol ini terdapat tutup yang mempunyai tiga saluran yaitu :
Saluran manometer
Saluran menuju mangkuk
Saluran menuju ke pompa penghisap
e. Pompa penghisap
Dapat berupa pompa penghisap manual maupun listrik.
f. Alat pemegang
10. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya tidak berbeda dengan perawatan postpartum biasa, hanya
memerlukan perhatian dan observasi yang lebih ketat karena kemungkinan
terjadinya komplikasi lebih besar, yaitu perdarahan, robekan jalan lahir, dan
infeksi. Oleh karena itu, perawatan setelah ekstraksi vacum memerlukan
profilaksis pemberian infus sampai terjadi keadaan stabil, pemberian
uterotonika sehingga kontraksi otot rahim menjadi kuat, dan pemberian
antibiotika untuk menghindari infeksi.

11. Asuhan Keperawatan


1) Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan.
Pengkajian yang benar dan terarah akan mempermudah dalam
merencanakan tinfakan dan evaluasi dari tidakan yang dilakasanakan.
Pengkajian dilakukan secara sistematis, berisikan informasi subjektif dan
objektif dari klien yang diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan fisik.
Pengkajian terhadap klien post meliputi :
a. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record dan lain lain
b. Riwayat kesehatan :
a) Riwayat kesehatan dahulu: riwayat penyakit jantung, hipertensi,
penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma
jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat
implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
b) Riwayat kesehatan sekarang: keluhan yang dirasakan saat ini
yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi
lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih,
tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual.
c) Riwayat kesehatan keluarga: adanya riwayat keluarga yang
pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, dan
pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit
menular.
c. Riwayat obstetrik
a) Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus,
banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHT
b) Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang
keberapa, Usia mulai hamil
c) Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua,
apakah ada abortus, retensi plasenta
Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara
persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan
dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak
waktu lahir, panjang waktu lalu
Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada
pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas,
tinggi fundus uteri dan kontraksi
d. Riwayat Kehamilan sekarang
a) Hamil muda, keluhan selama hamil muda
b) Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan,
tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah,
keadaan gizi akibat mual, keluhan lain
c) Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan,
beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat
Pola aktifitas sehari-hari
d) Makan dan minum, meliputi komposisi makanan, frekuensi,
baik sebelum dirawat maupun selama dirawat. Adapun makan
dan minum pada masa nifas harus bermutu dan bergizi, cukup
kalori, makanan yang mengandung protein, banyak cairan,
sayur-sayuran dan buah buahan.
e) Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna,
konsistensi. Adanya perubahan pola miksi dan defeksi. BAB
harus ada 3-4 hari post partum sedangkan miksi hendaklah
secepatnya dilakukan sendiri (Mochtar, 1990)
f) Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena
perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.
g) Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi,
menggosok gigi, keramas, baik sebelum dan selama dirawat
serta perawatan mengganti balutan atau duk.
2) Pemeriksaan Fisik
Hal pemenuhan KDM
a. Aktivitas /istirahat
Klien melaporkan adanya kelelahan
Klien melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan atau
tehknik relaksasi
Adanya letargi
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg diantara kontraksi atau
lebih.
c. Integritas Ego
Respon emosional dimana klien mengalami kecemasan akibat
persalinan yang dialami.
Klien kelihatan gelisa.
Klien kelihatan putus asa
d. Eliminasi
Adanya keinginan berdefekasi pada saat kontraksi, dosertai
tekanan intra abdomen dan tekanan uterus.
Dapat mengalami rabas vekal saat mengedan
Distensi kandung kemih
e. Nyeri atau ketidak nyamanan
Klien kelihatan meringis dan merintih akibat nyeri yang tidak
terkontrol.
Timbul amnesia diantara kontraksi
Klien mengatakan nyerinya tidak mampu ia control.
f Pernapasan
Terjadi peningkatan pernafasan.
g Seksualitas
Cairan amnion keluar
Pembukaan belum penuh/penuh
Janin tidak maju

3) Diagnosa keperawatan
a Nyeri Persalinan
b Risiko trauma
c Risiko Infeksi
d Risiko kekurangan volume cairan
4) Rencana Tindakan Keperawatan

No
Diagnosa NOC NIC RASIONAL
.
1 Nyeri persalinan Setelah dilakukan Pain Management
tindakan keperawatan - Kaji tingkat nyeri pada pasien - Langkah awal pengkajian nyeri adalah

selama 2 x 30 menit dengan menggunakan alat self- menentukan dapat tidaknya pasien

klien dapat mengontrol report pasien yang valid dan melaporkan nyeri, minta pasien untuk

nyeri, dengan kriteria reliable, seperti skala tingkat nyeri menilai intensitas nyeri dengan

hasil: numeric 0-10. menggunakan self-report nyeri yang

Kontrol Nyeri - Kaji nyeri pasien secara rutin dengan valid dn reliabel.

1. Mampu mengenali interval waktu yang konsisten - Pengkajian nyeri adalah vital sign

nyeri (skala, bersama dengan pengukuran vital fisiologis yang penting dan nyeri

intensitas, frekuensi) sign. dimasukkan sebagai vital sign kelima.

2. Mampu mengontrol Terapi Relaksasi


nyeri (mengetahui - Dorong klien untuk mengambil - Posisi yang nyman akan membantu otot

penyebab nyeri, posisi yang nyaman relaksasi seoptimal mungkin

mampu - Menggunakan teknik - Distraksi dan relaksasi dapat membantu

menggunakan teknik nonfarmakologi dan keadaan yang mengontrol nyeri

nonfarmakologi tenang
untuk mengurangi
nyeri

2. Risiko trauma fetal Setelah dilakukan Perawatan Intrapartum : Risiko


tindakan vakum 2x15 tinggi melahirkan
- Mencek komplikasi dari penggunaan
menit tidak didapatkan
- Lihat apakah ada memar atau vakum
adanya risiko trauma
pendarahan dalam penggunaan
dengan kriteria hasil:
vakum ekstraksi
Keparahan Cedera - Dokumentasikan derajat kerusakan
Fisik kulit - Mendeteksi respon abnormal, seperti
1. Tidak ada lecet, - Kaji DJJ secara manual atau elektrik,
variabilitas yang dilebih-lebihkan,
memar atau perhatikan variabilitas, perubahan
bradikardia dan takikardia, yang
pendarahan pada periodic dan frekuensi dasar.
mungkin disebabkan oleh stress,
kepala Periksa DJJ diantara kontraksi
hipoksia, asidosis, atau sepsis
Status Janin: dengan menggunakan doptone. - Tekanan istirahat lebih besar dari 30 mm
- Perhatikan tekanan uterus selama
Antepartum Hg atau tekanan kontraksi lebih dari 50
istirahat dan fase kontraksi melalui
1. Djj 120-160x/m mm Hg menurunkan atau mengganggu
kateter tekanan intrauterus bila
oksigenasi dalam ruang intravilos.
tersedia - Penurunan yang kurang dari 1 cm/jam
- Pantau penurunan janin pada jalan
untuk primipari atau kurang dari 2
lahir dalam hubungannya dengan cm/jam untuk multipara, dapat
kolumna vertebralis iskial. menandakan CPD atau malposisi.
3. Risiko kekurangan Fluid Balance Fluid Management
volume cairan Setelah dilakukan - Hitung kebutuhan cairan harian - Mengurangi risiko kekurangan volume
dengan faktor tindakan keperawatan klien cairan semakin bertambah
- Pertahankan intake dan output
risiko kehilangan selama 3 x 60 menit - Mengetahui perkembangan rehidrasi
tercatat secara adekuat
volome cairan resiko kekurangan
- Monitor status hidrasi
selama persalinan volume cairan teratasi, - Terapi IV administrasi cairan - Mengetahui keadaan umum pasien
dengan kriteria hasil: Vital Sign Monitoring
1. Tekanan darah - Monitor TTV
- Identifikasi kemungkinan - Mengetahui keadaan umum klien
dalam batas normal
penyebab perubahan tanda vital - Mengetahui penyebab untuk menentukan
2. Nadi perifer dalam
- Monitor pemberian terapi IV intervensi penyelesaian
batas normal
- Rehidrasi secara optimal
3. Turgor kulit dalam
batas normal
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan Infection protection
tindakan keperawatan - Monitor tanda dan gejala sitemik dan
selama 3 x 24 jam lokal dari infeksi - Mengetahui penanda atau proses infeksi
- Menginspeksi kulit dan membran
masalah risiko infeksi setelah proses persalinan
mukosa terhadap adanya
pada pasien dapat
teratasi dengan kriteria kemerahan, rasa panas atau
hasil : drainase
- Gunakan tindakan aseptik setiap
Risk Control :
melakukan tindakan keperawatan
Infectious Control - Menghindari kolonisasi atau infeksi pada
- Promosikan pemasukan nutrisi yang
1. Tidak terjadi proses klien
mencukupi
infeksi - Anjurkan istirahat - Meningkatkan daya tahan tubuh

- Intruksikan meminum antibiotik


- Membantu relaksasi dan membantu
sesuai resep
- Mengajarkan pasien dan anggota proteksi infeksi
keluarga bagaimana cara - Memberikan obat pencegahan infeksi
mencegah infeksi
- Batasi jumlah pengunjung
- Mencegah terjadinya infeksi

- Mencegah penyebaran infeksi sekunder


4. Ansietas b.d Anxiety Self-control Anxiety Reduction
ancaman Setelah dilakukan - Gunakan pendekatan
kematian; tindakan keperawatan yangmenenangkan
- Jelaskan semua prosedur
ancaman pada selama 1 x 60 menit
- Temani klien untuk memberikan
status kesehatan ansietas teratasi dengan
kriteria hasil: keamanan dan mengurangi takut
- Berikan informasi aktual
- Melaporkan
mengenai diagnosis, tindakan dan
berkurangnya
prognosis
kecemasan
- Instruksikan pada klien untuk
- Menggunakan teknik
menggunakan tehnik relaksasi
relaksasi untuk
- Dengarkan dengan penuh
mengurangi
perhatian
kecemasan - Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien
untukmengungkapkan perasaan,
ketakutan,persepsi.
DAFTAR PUSTAKA

Angsar D.M. Ilmu Bedah Kebidanan: Ekstraksi Vakum dan Forsep. Jakarta: PT
Bina Pustaka, 2010.

Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.

Miftahul, F.M , 2012, Karakteristik Ibu Yang Bersalin Dengan Cara Ekstraksi
Vakum Dan Forsep Di RSUP Dr. Kariadi, Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegor.

Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP.

Anda mungkin juga menyukai