Anda di halaman 1dari 22

1

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Setiap entitas usaha, baik badan hukum maupun perseorangan, tidak dapat

terlepas dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya

berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan

merupakan pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

kepadanya kepada para pemilik perusahaan atas kinerja yang telah dicapainya

serta merupakan laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi

kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat analisa ekonomi dan

peramalan untuk masa yang akan datang. Informasi yang didapat dari laporan

keuangan biasanya digunakan oleh berbagai pihak, baik pihak intern (pemilik dan

manajemen) maupun pihak ekstern (kreditor, pemerintah, dan investor) tergantung

kepentingan masing-masing pihak. Tujuan utama perusahaan adalah

memaksimalkan laba. Bagi perusahaan, laba sangat diperlukan karena bermanfaat

untuk kelangsungan hidup perusahaan. Disamping itu juga, masyarakat luas pada

dasarnya mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan

yang dilihat dari kinerja manajemen. Salah satu parameter kinerja tersebut adalah

laba. Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam

bentuk pemasukan atau penambahan aktivitas atau penurunan kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman

modal. Untuk mengetahui keberhasilan suatu perusahaan, maka perlu diadakan

analisis terhadap laporan keuangan, dimana dalam menganalisis laporan keuangan


2

menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan untuk

memprediksi pertumbuhan laba dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas. Analisis rasio adalah berorientasi dengan

masa depan, artinya bahwa dengan analisis rasio dapat digunakan sebagai alat

untuk meramalkan keadaan keuangan serta hasil usaha di masa yang akan datang.

Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah,

dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan

suatu perusahaan. Rasio keuangan juga bermanfaat dalam memprediksi laba

perusahaan.

Perusahaan pertambangan adalah salah satu perusahaan besar dimana

dalam pengoperasiannya memerlukan biaya produksi yang cukup besar serta

mengandalkan SDA dan SDM yang unggul demi mewujudkan kesejahteraan

perusahaan dalam menghasilkan laba semaksimal mungkin. Sama seperti dengan

perusahaan-perusahaan lainnya, fokus utama dari perusahaan pertambangan

adalah memperoleh laba. Meskipun dalam kenyataannya tidak jarang kita temui,

perusahaan pertambangan sering kali mengalami penurunan tingkat laba atau

dapat dikatakan pertumbuhan laba yang tidak stabil.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, pertumbuhan laba yang tidak

stabil ini dapat terjadi akibat ketergantungan terhadap besarnya jumlah hutang

jangka pendek dalam membiayai persediaan maupun biaya opersional perusahaan,

yang tidak selaras dengan perolehan keuntungan. Berdasarkan pertentangan

pendapat dari beberapa pihak terkait serta fenomena perusahaan yang ada, maka

peneliti merasa tertarik untuk menganalisis pengaruh likuiditas (current ratio,


3

quick ratio, cash ratio) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode 2012 2014.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti merumuskan

masalah yaitu : Apakah likuiditas (current ratio, quick ratio, cash ratio)

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan pertambangan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia ?

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui pengaruh dari current ratio, quick ratio, cash ratio terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

4. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

mengambil keputusan bisnis yang berkaitan dengan keputusan likuiditas

dalam memprediksi laba perusahaannya.

2. Bagi pihak lain

Sebagai informasi maupun referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya

yang berkaitan dengan pengaruh likuiditas terhadap pertumbuhan laba suatu

perusahaan.

3. Bagi peneliti
4

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan apabila peneliti diminta

pendapat mengenai hubungan pengaruh likuiditas terhadap pertumbuhan

laba suatu perusahaan.


5

B. KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian Terdahulu

Tabel II.1

Penelitian Terdahulu

Nama
Peneliti Judul Hasil
(Tahun)
Mahaputra Pengaruh rasio rasio Current ratio, debt to equity ratio, total
(2012) keuangan terhadap assets ratio, dan profit margin terhadap
pertumbuhan laba pertumbuhan laba.
pada perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
Muthya Pengaruh rasioRasio likuiditas secara parsial
(2013) keuangan terhadap menunjukan bahwa hanya dua variabel
pertumbuhan labayang berpengaruh signifikan terhadap
dimasa yang akan pertumbuhan laba yaitu variabel quick
dating ratio dan inventory turnover.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Quick Ratio (QR), Inventory Turnover
(ITO), Total Asset Turnover (TATO),
Debt Ratio (DR), Gross Profit Margin
(GPM), Return on Equity (ROE) secara
simultan berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba
(GROWTH).
Julianti Pengaruh Current Current Ratio (CR), Debt To Equity
(2014) Ratio (CR), Debt To Ratio (DER), Total Asset Turnover
Equity Ratio (TATO), Net Profit Margin (NPM) dan
(DER), Total Asset Return On Equity (ROE) secara
Turnover (TATO), simultan berpengaruh signifikan
Net Profit Margin terhadap pertumbuhan laba perusahaan.
(NPM), dan Return
On Equity (ROE)
Terhadap
pertumbuhan laba
pada perusahaan
Property & Real
Estate yang terdaftar
di BEI Periode 2010-
2013
6

2. Kerangka Teoritis

2.1. Pengertian Laba

Laba adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari

transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang

dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu (Harahap,2004:267). Definisi lain

atas pengertian laba dikemukakan oleh Baridwan (2001:31) dimana laba

didefinisikan sebagai kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari semua

transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha pada suatu periode

kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.

2.2 Karakteristik Laba

Menurut Chariri dan Ghozali (2003:214) laba memiliki beberapa

karakteristik antara lain sebagai berikut:

1) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,


2) Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi
perusahaan pada periode tertentu,
3) Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman
khusus tentang definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan,
4) Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang
dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan
5) Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan
biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

2.3 Pertumbuhan Laba

Laba merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur

keberhasilan kinerja suatu perusahaan. Adanya pertumbuhan laba dalam suatu

perusahaan dapat menunjukkan bahwa pihak-pihak manajemen telah berhasil

dalam mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif

dan efisien. Suatu perusahaan pada tahun tertentu bisa saja mengalami
7

pertumbuhan laba yang cukup pesat dibandingkan dengan rata-rata perusahaan.

Akan tetapi untuk tahun berikutnya perusahaan tersebut bisa saja mengalami

penurunan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba

periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba

pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka, 2000).

laba bersih tahun t - Laba bersih tahun t-1


Pertumbuhan laba = Laba bersih tahun t-1 X 100 %

Laba bersih tahunt = laba bersih tahun berjalan

Laba bersih tahunt-1 = laba bersih tahun sebelumnya

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba

Menurut Angkoso (2006:31) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1) Besarnya perusahan
2) Umur perusahan
3) Tingkat utang
4) Tingkat penjualan
5) Perubahan laba masa lalu

2.5 Analisis Rasio Keuangan

a. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2004:104), rasio keuangan merupakan kegiatan


membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka yang lainnya. Perbandingan dapat dilakukan
antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar
komponen yang ada diantara laporan keuangan.

b. Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan bermanfaat baik bagi pihak internal perusahaan

maupun pihak eksternal. Bagi pihak internal, analisis rasio keuangan bermanfaat

sebagai proses perencanaan dan pengevaluasian prestasi dan kinerja perusahaan

dalam memperoleh keuntungan (laba). Sedangkan bagi pihak eksternal, rasio


8

keuangan bermanfaat untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi

dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan

pengembalian pokok pinjaman. Selain itu analisis rasio juga bermanfaat untuk

memperkirakan pertumbuhan (prospek) perusahaan di masa yang akan datang.

c. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Secara garis besar rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis

laporan keuangan suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat jenis

(Darsono dan Ashari, 2005:50) yaitu :

1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

2) Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

3) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

4) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

3. Likuiditas

Likuiditas adalah risiko yang muncul jika suatu pihak tidak dapat

membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai. Menurut Harahap

(2004:31), likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Meskipun

pihak tersebut memiliki aset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya,

tapi ketika aset tersebut tidak bisa dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka

pihak tersebut dikatakan tidak likuid, hal ini bisa terjadi jika pihak pengutang

tidak dapat menjual hartanya karena tidak adanya pihak lain di pasar yang

berminat membelinya. Namun berbeda pada kasus penurunan harga, pasar


9

berpendapat bahwa aktiva tersebut tidak bernilai. Tidak adanya pihak yang

berminat menukar (membeli) aktiva kemungkinan hanya disebabkan karena

kesulitan mempertemukan kedua belah pihak. Karenanya, risiko likuiditas

biasanya lebih besar kemungkinan terjadi pada pasar yang baru tumbuh atau

bervolume kecil. Risiko likuiditas merupakan suatu risiko keuangan karena

adanya ketidakpastian likuiditas.

Hutang adalah tuntutan yang di akui oleh Undang - Undang. Oleh sebab

itu UU memberikan para kreditor hak untuk memaksa suatu perusahaan menjual

hartanya untuk membayar hutang-hutangnya apabila ia tidak mampu untuk

membayarnya. Para kreditor mempunyai hak atas kepemilikan perusahaan

tersebut dan harus dibayar penuh sebelum pemilik menerima sesuatu, meskipun

untuk pembayaran hutang tersebut ia menggunakn seluruh harta usahanya.

Rasio likuiditas terbagi atas 3 elemen (Umar, 2003:111) yaitu :

1) Rasio Lancar (Current ratio)


Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas
dan pos lancar lain yang bersifat hampir mendekati kas yang berguna untuk
memenuhi semua kewajiban yang akan segera jatuh tempo lancarnya.
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100%

Utanga lancar

Menurut Syamsuddin (2000:44) tidak ada suatu ketentuan mutlak tentang

berapa tingkat current ratio yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan

oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat current ratio ini juga sangat

tergantung pada jenis usaha dari masing-masing perusahaan. Untuk mengetahui

apakah rasio lancar perusahaan baik, hasil perhitungan rasio lancar harus

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya atau dengan industri sejenis.


10

2) Rasio Cepat (Quick ratio)

Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.

Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya

rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika

terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.

Aktiva Lancar
Quick ratio = Utang Lancar x 100 %

3) Ratio Kas (Cash ratio)

Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi

hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang

bersangkutan.

Cash Ratio dapat dihitung dengan formula:

Kas
Cash Ratio = Utang Lancar x 100 %

3. Kerangka Konseptual
11

Likuiditas (X)

Current Ratio
(X1)
H1

Quick Ratio H2 Pertumbuhan Laba


(X2) (Y)
H3

Cash ratio
(X3)

H4

Variabel independen dalam penelitian ini adalah current ratio, quick

ratio, dan cash ratio. Sementara variabel dependennya adalah pertumbuhan laba.

Semakin tinggi current ratio, maka perusahaan semakin likuid dan akan semakin

mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk

memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba juga dapat meningkat.

Semakin tinggi quick ratio, maka akan semakin likuid perusahaan dalam

memenuhi kewajiban hutang lancarnya tanpa mempengaruhi aset-aset persedian.

Semakin tinggi cash ratio, maka akan semakin tergambar jelas kemampuan kas

yang dimiliki dalam memanajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.

4. Hipotesis

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji

secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara

dua variabel atau lebih dalam rumusan proporsi yang dapat diuji secara empiris

(Erlina, 2011:42). Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis yang

dapat ditetapkan adalah sebagai berikut :


12

H1: Current ratio berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba.

H2: Quick rasio berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba.

H3: Cash ratio berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba.

H4: Current ratio, quick ratio, cash ratio berpengaruh secara simultan

terhadap pertumbuhan laba.


13

C. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu

dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel ini akan diukur

menggunakan instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka dapat

dianalisis berdasarkan prosedur statistik (Noor, 2012:38).

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai

karakteristik tertentu, sedangkan sampel adalah bagian populasi yang digunakan

untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina dan Mulyani, 2007:75).

Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2012 2014. Jumlah

populasi tersebut yaitu 41 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah penentuan

sampel secara Purposive Sampling.

Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dan tidak didelisting pada

tahun 2012 2014.

2. Perusahaan tersebut memakai satuan mata uang rupiah dalam penerbitan

laporan tahunannya.
14

3. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan

pada tahun 2012 2014.

Tabel III.1
Daftar Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Pertambangan Minyak & Gas
Bumi , Sub Sektor Pertambangan Batubara dan Sub Sektor
Pertambangan Logam & Mineral Lainnya

Kriteria
No Penentuan
Kode Nama Perusahaan Sampel
. Sampel
1 2 3
1. ADRO Adaro Energy Tbk -
2. ARII Atlas Resources Tbk -
3. ATPK Bara Jaya Internasional Tbk Sampel 1
4. BORN Borneo lumbung Energy & metal - -
Tbk
5. BRAU Berau Coal Energy Tbk -
6. BSSR Baramulti Suksessarana Tbk -
7. BUMI Bumi Resource Tbk -
8. BYAN Bayan Resources Tbk -
9. DEWA Darwa Henwa Tbk -
10. DOID Delta Dunia Makmur Tbk -
11. GEMS Golden Energy Mines Tbk Sampel 2
12. GTBO Garda Tujuh Buana Tbk -
13. HRUM Harum Energy Tbk -
14. ITMG Indo Tambangraya Tbk -
15. KKGI Resource Alam Indonesia Tbk -
16. MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk - -
17. MYOH Samindo Resources Tbk Sampel 3
18. PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk Sampel 4
19. PTBA Tambang Bukit Asam (Persero) Sampel 5
Tbk
20. PTRO Petrosea Tbk -
21. SMMT Golden Eagle Energy Tbk Sampel 6
22. TKGA Permata Prima Sakti Tbk - -
23. TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk -
24. ARTI Ratu Prabu Energi Tbk Sampel 7
25. BIPI Benakat integra Tbk -
26. ELSA Elnusa Tbk Sampel 8
27. ENRG Energi Mega Persada Tbk -
28. ESSA Surya Esa Perkasa Tbk -
29. MEDC Medco Energi International Tbk -
30. RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk Sampel 9
31. ANTM Aneka tambang Persero Tbk Sampel 10
32. CITA Cita Mineral Investindo Tbk Sampel 11
15

33. CKRA Cakra Mineral Tbk - -


34. DKFT Central Omega Resources Tbk Sampel 12
35. INCO Vale Indonesia Tbk -
36. MDKA Merdeka Copper Gold Tbk - -
37. PSAB J Resouces Asia Pasific Tbk -
38. SMRU SMR Utama Tbk -
39. TINS Timah ( Persero) Tbk Sampel 13
40. CTTH Citatah Tbk Sampel 14
41. MITI Mitra Investindo Tbk Sampel 15
Sumber : Data diolah berdasarkan IDX statistic periode 2012 2014

Tabel III.2
Daftar Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Pertambangan Minyak & Gas
Bumi , Sub Sektor Pertambangan Batubara dan Sub Sektor
Pertambangan Logam & Mineral Lainnya
yang menjadi sampel

No Nama Perusahaan Kode


1. Bara Jaya Internasional Tbk ATPK
2. Golden Energy Mines Tbk GEMS
3. Samindo Resources Tbk MYOH
4. Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK
5. Tambang Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA
6. Golden Eagle Energy Tbk SMMT
7. Ratu Prabu Energi Tbk ARTI
8. Elnusa Tbk ELSA
9. Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS
10. Aneka tambang Persero Tbk ANTM
11. Cita Mineral Investindo Tbk CITA
12. Central Omega Resources Tbk DKFT
13. Timah ( Persero) Tbk TINS
14. Citatah Tbk CTTH
15. Mitra Investindo Tbk MITI
Sumber : Data Penelitian 2014

Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan

pertambangan sebanyak 15 perusahaan dari 41 perusahaan pertambangan sub

sektor pertambangan minyak, gas bumi, sub sektor pertambangan batubara dan

sub sektor pertambangan logam dan mineral yang terdaftar di BEI dengan tiga

tahun penelitian sehingga total sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 sampel.
16

3. Sumber data Penelitian

Penelitian menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder

merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk

tabel, grafik, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan

oleh pihak lain. Penelitian mengumpulkan data penelitian melalui website Bursa

Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dengan mengunduh laporan keuangan tahunan

tahun 2012 2014.

4. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau

memberikan variabel dengan menspesifisikan kegiatan atau tindakan yang

diperlukan peneliti untuk mengukur. Variabel yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat)

atau variabel lainnya (Sugiyono, 2006:60). Variabel independen dalam

penelitian ini terdiri dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio.

a. Current ratio

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menyediakan kas dan pos lancar lain yang bersifat hampir mendekati kas

yang berguna untuk memenuhi semua kewajiban yang akan segera jatuh

tempo. Dimana semakin tinggi current ratio, maka perusahaan semakin

likuid dan akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor


17

maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga

laba juga dapat meningkat.

b. Quick ratio

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan

quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan

persediaan. Semakin tinggi quick ratio, maka akan semakin likuid

perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang lancarnya tanpa

mempengaruhi aset-aset persedian.

c. Cash ratio

Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat

menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen

kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:62). Variabel dependen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba.

Pertumbuhan laba merupakan data yang diungkap oleh perusahaan

berkaitan dengan aktivitas laporan keuangannya, meliputi baik laba yang

meningkat maupun laba yang menurun.


18

Tabel III.3
Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Item Definisi Pengukuran Skala


Rasio antara
aktiva lancar
Aktiva lancar
Current terhadap
Ratio hutang Rasio
x 100%
(X1) lancar yang
Hutang lancar
ada di
perusahaan
Rasio antara
pengurangan
aktiva lancar
Independe dengan
Aktiva lancar
n Quick Ratio persediaan
Persediaan Rasio
(X2) terhadap
hutang
x 100%
lancar yang
Hutang lancer
ada
diperusahaan
Rasio antara
Kas
Cash Ratio kas terhadap
Rasio
(X3) hutang
x 100%
lancer
Hutang lancar
Data yang
diungkap
oleh Laba bersih tahunt
Pertumbuhan perusahaan Laba bersih tahunt-1
Dependen Laba berkaitan Rasio
(Y) dengan x 100%
aktivitas Laba bersih tahunt-1
laporan
keuangannya
Sumber : Data penelitian 2014

5. Teknis Analisis Data

Data penelitian yang telah dikumpulkan dan diolah, kemudian akan

dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam

penelitian ini. Metode dan teknik analisis yang digunakan dalam regresi linear

berganda adalah :
19

Y = + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +

Keterangan :

Y = Pertumbuhan laba perusahaan

X1 = Current ratio

X2 = Quick ratio

X3 = Cash ratio

= Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien regresi dari setiap variabel independen

= Faktor error

1. Pengujian asumsi klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menetapkan

ketetapan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang

mendasari model regresi. Penyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi:

1.1. Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel penganggu memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005:110). Uji

normalitas data dapat dilakukan melalui dua cara yaitu analisis grafik dan

analisis statistik.

1.2. Uji Multikolinearitas

Pengujian ini berguna untuk mengidentifikasi apakah model regresi

ditemukan adanya kolerasi atas variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya (Ghozali,

2005:91).
20

1.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005:105).

1.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat

ini dengan kesalahan penganggu pada periode sebelumnya. Pengujian ini

menggunakan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada atau tidak

adanya autokorelasi yaitu :

1. Jika dw < dl atau dw > 4 dl berarti ada autokorelasi positif

2. Jika dl dw du berarti tidak dapat mengambil keputusan apakah

autokorelasi positif terjadi atau tidak.

3. Jika du < dw < 4 du berarti ada autokorelasi negatif.

2. Uji Hipotesiss

Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

2.1. Uji Determinasi (R2)

Menunjukkan adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara dua

variabel berdasarkan nilai R (koefisien korelasi), digunakan penafsiran

terhadap angka dalam mengetahui persentase sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Perhitungan dilakukan

dengan R= R2 x 100% (Priyatno, 2012:134).


21

2.2. Uji Simultan (Uji F)

Uji F atau uji koefisiensi regresi secara bersama-sama digunakan

untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian

menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Kriteria pengujian yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima

2.3. Uji t (Uji Parsial)

Uji t bertujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu current

ratio, quick ratio, cash ratio, terhadap pertumbuhan laba, sebagai berikut:

H0 : bi = 0 (artinya tidak berpengaruh secara parsial atas current

ratio, quick ratio, cash ratio, terhadap pertumbuhan laba).

H0 : bi 0 (artinya adanya pengaruh secara parsial atas current

ratio, quick ratio, cash ratio, terhadap pertumbuhan laba).

Nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel. Kriteria pengambilan keputusan

adalah :

H0 diterima jika thitung < ttabel pada = 0.05

H0 ditolak (H1 diterima) jika thitung > ttabel pada = 0.05


22

DAFTAR PUSTAKA

Angkoso, Willy Ciptadi. 2006. Pengaruh Debt Ratio dan Return On Equity
Terhadap Pertumbuhan Laba di BEJ, Skripsi Departemen Ekonomi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negesri Semarang, Semarang.
Anis Chariri dan Imam Ghozali, 2003. Teori akuntansi, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.

Baridwan, Zaki, 2001. Intermediate Accounting, BPFE UGM, Yogyakarta.

Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan


Andi, Jakarta.

Erlina dan sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
manajemen, USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Edisi Ketiga, badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Harahap, Sofyan Syafri. 2004.. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Cetakan
keempat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Noor, Juliansyah, 2012. Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah, Edisi Pertama. Cetakan ke-2. Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Edisi 1,
Andi, Yogyakarta.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.

Syamsuddin, Lukman, 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi


Dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, Edisi Baru,
PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi Pertama, Ghalia S
Indonesia, Jakarta.

www.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai