Kompres Dingin
Pengertian Kompres Dingin
Pengertian kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat
yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin adalah
mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema.
Diperkirakan bahwa terapi dingin menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat
kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme
lain yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin menjadi dominan dan mengurangi
persepsi nyeri (Price, 2005).
2.Nyeri
1. Definisi Nyeri Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri,
2007).
2. Fisiologi Nyeri Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf
bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial
merusak. Reseptor nyeri disebut juga nociceptor , secara anatomis reseptor nyeri
(nociceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf
perifer. Berdasarkan letaknya, nociceptor dapat dikelompokkan dalam beberapa
bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada
daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga
memiliki sensasi yang berbeda. Nociceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan,
nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.
Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :
a) Reseptor A delta Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30
m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang
apabila penyebab nyeri tersebut dihilangkan.
b) bSerabut C Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5
m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat
tumpul dan sulit dilokalisasi.
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,
menyeringai, sanggup menunjukkan ruangan nyeri, sanggup mendeskripsikannya, bisa
mengikuti perintah bersama baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah namun masih respon terhadap tindakan, bisa menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang &
distraksi
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak dapat lagi
berkomunikasi, memukul.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukuran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Cahyaningsih S.Dwi. 2011. Pertumbuhan Anak dan Remaja Dini. Trans info Media, Jakarta.
Siswanto, Hadi. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini.Sawon,Bantul, Yogyakarta.
Price, S.A. & Wilson, L.M. (2005).Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005).Fundamental of Nursing Eighth Edition.Canada : Mosby
Wong, D.L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.Jakarta : EGC
Tamsuri. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.