Anda di halaman 1dari 5

1.

Kompres Dingin
Pengertian Kompres Dingin
Pengertian kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat
yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin adalah
mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema.
Diperkirakan bahwa terapi dingin menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat
kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme
lain yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin menjadi dominan dan mengurangi
persepsi nyeri (Price, 2005).

Pengaruh Kompres Dingin


Efek terapeutik pemberian kompres dingin :
1. Vasokonstriksi untuk menurunkan aliran darah ke daerah tubuh yang mengalami
cedera, mencegah terbentuknya edema, mengurangi inflamasi.
2. Anestesi lokal untuk mengurangi nyeri lokal.
3. Metabolisme sel menurun untuk mengurangi kebutuhan oksigen pada jaringan.
4. Viskositas darah meningkat untuk meningkatkan koagulasi darah pada tempat cedera.
5. Ketegangan otot menurun yang berguna untuk menghilangkan nyeri.

Metode Kompres Dingin


1. Kedalam sebuah kirbat es kita masukkan air es atau air dingin.
2. Kompres menggunakan air dingin dilakukan didekat lokasi nyeri, disisi tubuh yang
berlawanan tetapi berhubungan dengan lokasi nyeri, atau dilokasi yang terletak antara
otak dan lokasi nyeri.
3. Pemberian kompres menggunakan air dingin dapat dilakukan dalam waktu, <5 menit,
5-10 menit dan 20-30 menit (Potter & Perry, 2005).

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memberikan Kompres Dingin


1. Perhatikan kulit pasien, kalau kulit pasien berwarna merah jambu masih bisa dilakukan
pengompresan, tapi kalau kulit pasien berwarna merah gelap metode ini tidak dapat
dilakukan (Bouwheizen, 1996).
2. Pemberian metode ini tidak diberikan kepada pasien yang mempunyai alergi dingin
(Rohmah, 2009).

Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Nyeri


Teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit mengaktifkan transmisi serabut
saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri
melalui serabut C dan deta-A berdiameter kecil. Gerbang sinap menutup transmisi impuls
nyeri. Kompres dingin akan menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan
hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme lain yang
mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin menjadi dominan dan mengurangi persepsi
nyeri.

2.Nyeri
1. Definisi Nyeri Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri,
2007).
2. Fisiologi Nyeri Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf
bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial
merusak. Reseptor nyeri disebut juga nociceptor , secara anatomis reseptor nyeri
(nociceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf
perifer. Berdasarkan letaknya, nociceptor dapat dikelompokkan dalam beberapa
bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada
daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga
memiliki sensasi yang berbeda. Nociceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan,
nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.
Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :
a) Reseptor A delta Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30
m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang
apabila penyebab nyeri tersebut dihilangkan.
b) bSerabut C Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5
m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat
tumpul dan sulit dilokalisasi.
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,
menyeringai, sanggup menunjukkan ruangan nyeri, sanggup mendeskripsikannya, bisa
mengikuti perintah bersama baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah namun masih respon terhadap tindakan, bisa menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang &
distraksi
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak dapat lagi
berkomunikasi, memukul.

3. Anak Usia Sekolah


1. Pengertian Anak Usia Sekolah
Usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi
pengalaman inti pada anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab
pada perilakunya sendiri dalam berhubungan dengan orang tua, teman sebaya, dan orang lain.
Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu (Wong,
2009).
2. Perkembangan Anak Usia Sekolah
1) Perkembangan Biologis
Saat umur 6-12 tahun, pertumbuhan serata 5 cm pertahun untuk tinggi badan dan meningkat
2-3 kg pertahun untuk berat badan. Selama usia tersebut anak laki-laki dan perempuan
memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi, anak
perempuan cenderung gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat
perkembangannya dari pada otot (Siswanto, 2010).
2) Perubahan Proposional
Anak-anak usia sekolah lebih anggun daripada saat mereka usia pra sekolah, dan mereka
dapat berdiri tegak diatas kaki mereka sendiri. Proporsi tubuh mereka tampak lebih ramping
dengan kaki yang lebih panjang, proporsi tubuh bervariasi dan pusat gaya berat mereka lebih
rendah, Postur lebih tinggi daripada usia pra sekolah untuk menfasilitasi lokomotor dan
efisiensi dalam menggunakan lengan tubuh. Proporsi ini memudahkan anak untuk beraktifitas
seperti memanjat, mengendarai sepeda, dan aktifitas lainnya. Lemak berkurang secara
bertahap dan pola distribusi lemak berubah, menyebabkan penampakan tubuh anak yang
lebih rampping selama tahun-tahun pertengahan (Azwar, S 2010).
3) Kematangan Sistem
Sistem gastrointestinal: Direfleksikan dengan masalah lambung yang lebih sedikit,
mempertahankan kadar glukosa darah dengan lebih baik, dan peningkatan kapasitas lambung
yang memungkinkan retensi makanan lebih lama. Kapasitas kandung kemih: Umumnya lebih
besar pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Denyut jantung dan frekuensi:
pernapasan akan terus-menerus menurun dan tekanan darah menigkat selama 6-12 tahun.
Sisten Imun menjadi lebih kompeten untuk melokalisasi iinfeksi dan menghasilkan respon
antigen dan antibody. Tulang terus mengalami pengerasan selama kanak-kanak tetapi kurang
dapat menahan dan tarikan otot dibandingkan tulang yang sudah matur (Cahyaningsih S.Dwi.
2011).

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukuran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Cahyaningsih S.Dwi. 2011. Pertumbuhan Anak dan Remaja Dini. Trans info Media, Jakarta.
Siswanto, Hadi. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini.Sawon,Bantul, Yogyakarta.
Price, S.A. & Wilson, L.M. (2005).Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005).Fundamental of Nursing Eighth Edition.Canada : Mosby
Wong, D.L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.Jakarta : EGC
Tamsuri. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai