I.Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar kolesterol total pada otak
kambing.
V. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini yaitu :
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Menimbang sampel otak kambing. 25 gram
2. Otak diblender. Otak hancur
3. Ditambahkan aseton 100 mL + 10 menit Otak dan aseton
distirer + diaduk selama 5 menit.
4. Menyaring larutan. Filtrat
Residu
5. Residu ditambahkan 50 mL aseton + Campuran tercampur
distirer selama 10 menit + diaduk selama
5 menit.
6. Menyaring larutan. Filtrat
Residu
7. Memasukkan filtrat pada alat evaporasi Kolesterol cair
dan didestilasi.
8. Menambahkan alkohol panas. Menggumpal
9. Menyaring. Filtrat
Residu
10 Residu dikering anginkan Residu kering
.
11. Ditimbang 0,24 gram.
VI. Pembahasan
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah dan diproduksi oleh hati.
Kolesterol juga merupakan produk metabolisme hewan sehingga banyak terdapat pada
makanan yang berasal dari hewan seperti kuning telur, daging, hati, dan otak. Separuh dari
jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari
yang berupa karbohidrat, lemak dan protein (Murray dkk., 2003).
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar kolesterol total pada otak
kambing (Pembina Mata Kuliah, 2017).
Langkah awal yang dilakukan dalam percobaan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunkan dalam percobaan. Kemudian menimbang sebanyak 25 gram otak kambing
kemudian memblendernya sampai halus. Tujuan dari pemblenderan atau penghalusan adalah
agar mempermudah ekstraksi yang akan dilakukan pada otak. Kemudian menambahkan
aseton sebnyak 100 mL. Fungsi aseton yaitu sebagi pelarut pengekstrak yang digunakan untuk
memisahkan kolesterol dari otak. Alasan digunakannnya aseton sebagi pelarut karena aseton
lebih aman bagi kesehatan disbanding pelarut nonpolar lainnya seperti benzene, kloroform,
dan toluene. Dimana aseton memiliki toksisitas yang lebih rendah (1000 ppm) dibandingkan
pelarut benzene (8 ppm), kloroform (10 ppm), dan toluene (200 ppm). Langkah selanjutnya
yaitu mengocok campuran tersebut pada alat stirrer yang bertujuan agar ekstraksi yang
dilakukan oleh pelarut lebih maksimal. Hasil yang diperoleh campuran tidak becampur.
Kemudian menyaring campuran tersebut dan mengambil fitratya. Tujuan penyaringan adalah
untuk memisahkan antara filtrate dan residu. Kemudian residu yang diperoleh ditambahkan
aseton yang bertujuan agar kolesterol yang terdapat dalam otak kambing dapat terekstrak
seluruhnya dari otak kambing tersebut.. Hasil yang diperoleh campuran tidak becampur.
Kemudian menyaring kembali campuran tersebut untuk diambil filtratnya.
Langkah selanjutnya mendestilasi filtrat yang didapatkan di alat evaporasi hingga pelarut
terpisah dari kolesterol. Hasil yang diperoleh kolesterol cair. Tujuan dari destilasi ini adalah
untuk memisahkan nalit dari pelarutnya dan mengapa digunakan alat evapoasi dalamproses
ini karena alat evapeori melakukan pemisahan lebih cepat dan dapat memisahkan komponen
sebelum titik didihnya karena adanya tekan yang diberikan oleh pompa vakum. Hal ini seusai
dengan hukum gas mulia yang menyatkan banhwa jika tekanan diturunkan maka titik didih
juga akan menurun. Dan juga karenadengan menggunakan evaporator pelarut yang digunakan
bisa diperoleh dan digunakan kembali.
Langkah selanjutnya larutan hasil evaporasi (kolesterol cair ditambahakan dengan alkohol
panas. Fungsi penambahan alkohol panas adalah untuk melarutkan kolesterol. Karena
kolesterol hanya larut pada pelarut non polar dan tidak larut dalam pelarut polar dan alkohol
merupakan pelrut non polar jika rantai canrbonnya pendek. Hasil yang didapatkan larutan
terbentuk bercak seperti minyak-minyak. Kemudian menyaring larutan tersebut dengankertas
saring. Fungsi dari penyaringan ini untuk memisahkan alkohol panas dari kolesterolnya.
Kemudian mengeringkan residu yand diperoleh dengan cara diangin-anginkan. Setelah kering
menimbang residu yang diperoleh dengan menggunakan neraca digital, dan diperoleh
kolesteol sebsar 0,24 gram.
Fungsi kolesterol didalam tubuh untuk menghasilkan :
Tubuh menggunakan kolesterol untuk menghasilkan garam empedu, berfungsi untuk
membantu usus dalam menyerapan lemak.
Tubuh menggunakan koleterol untuk menghasilkan hormon seks yang berperan sangat
penting dalam perkembangan dan fungsi organ seksual.
Tubuh menghasilkan kolesterol untuk menghasilkan hormon korteks adrenal, mempunyai
peran yang sangat penting untuk metebolisme didalam tubuh serta keseimbangan garam
didalam tubuh.
LDL adalah jenis kolesterol yang berbahaya sehingga sering disebut dengan istilah
kolesterol jahat. LDL disebut kolesterol jahat karena memiliki kecenderungan melekat pada
dinding pembuluh darah sehingga dapat menyempitkan pembuluh darah. LDL ini bisa
melekat karena mengalami oksidasi atau dirusak oleh radikal bebas. Kolesterol LDL
mengangkut kolesterol paling banyak didalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkan
pengendapan kolesterol darah dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama
membentuk penyakit jantung koroner, sehingga saat ini, LDL menjadi utama dalam
pengobatan (Suyatma, 2007).
Kadar LDL yang tinggi akan menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada dinding
pembuluh darah yang akan membentuk suatu plak lemak di sepanjang pembuluh darah bagian
dalam. Plak ini akan menyumbat pembuluh darah sehingga membuat lumennya semakin
sempit. Keadaaan seperti ini sering disebut aterosklerosis karena darah akan sulit mengalir
melalui pembuluh darah yang sempit dan akan meningkatkan resiko penyakit jantung.
Pembuluh darah yang tidak rata akan menyebabkan pembentukan gumpalan darah di dalam
pembuluh dan akan membentuk sebuah plak yang akan menghalangi aliran darah ke jantung
atau otak yang akan menyebabkan penyakit jantung atau stroke (Suyatma, 2007).
Hiperkolesterol adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol total yang
disertai dengan peningkatan kadar Low Density Lipoprotein ( LDL) plasma dalam darah
puasa. Seorang dikatakan menderita hiperkolesterol bila kadar kolesterol total plasma 200
mg/dL. Kadar kolesterol total plasma 200 mg/dL setara dengan kadar LDL 130 mg/dL
(Grundy, 2004).
Tingginya kadar kolestrol dalam tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit.
Pola makan sehat merupakan faktor utama untuk mengghindari hal ini. Akan tetapi, tidak
semua kolestrol berdampak buruk bagi tubuh. Hanya kolestrol yang termasuk kategori LDL
saja yang berakibat buruk sedangkan jenis kolestrol HDL merupakan kolestrol yang dapat
melarutkan kolestrol jahat dalam tubuh. Batas normal kolesterol dalam tubuh adalah 160200
mg. Kadar kolesterol yang tinggi dapat diturunkan dengan simvastatin, tetapi simvastatin
memiliki efek samping mempercepat timbulnya Katarak atau memperburuk Katarak bagi
mereka yang sensitive terhadap obat ini, oleh karena itu sebaiknya gunakan Atorvastatin yang
lebih sedikit efek sampingnya dan telah ada Generiknya pula. Seorang dokter menyarankan
konsumsi bekatul akan sangat baik bagi kesehatan dan menurunkan kadar kolesterol.
Sebenarnya Serat apapun (Oats, Sayur, Buah) akan mengikat sebagian lemak dan dibuang
bersama BAB, tetapi yang lebih utama adalah pengaturan makanan (diet).
Daging kambing memiliki komposisi gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging
sapi dan daging ayam. Bahkan Daging kambing memiliki kadar kolesterol dan lemak jenuh
yang lebih rendah dibandingkan dengan daging lainnya. Tiga ons (85 gram) daging kambing
mengandung 2,6 gram lemak dibandingkan dengan 7,9 gram daging sapi, domba (8,1 gram)
dan ayam (6,3 gram). Untuk jumlah kalori daging kambing memiliki 122 kalori (kal), daging
sapi (175 kal) dan daging ayam (162 kal). Hal ini membuktikan bahwa jumlah kalori daging
kambing lebih rendah dibandingkan daging sapi dan daging ayam. Selain itu, jumlah lemak
tak jenuh dalam daging kambing jauh lebih rendah dari semua daging merah gabungan, dan
memiliki semua asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh bersama dengan tingkat tinggi zat
besi yang dapat membantu orang anemia.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yang telah dilakukan yaitu kolesterol
total dapat diketahui kadarnya dengan cara menghancurkan otak yang dimasukkan kedalam
blender dan ditambahkan aseton lalu diaduk dengan menggunakan magnetik stirrer kemudian
disaring lalu diambil residunya dan ditambahkan aseton lagi. Kemudian stirrer dan saring
kembali. Lalu mengambil filtratnya. Selanjutnya memisahkan aseton dan kolesterol
menggunakan alat evaporasi. Kemudian menambahkan alkohol panas. Lalu saring dan
timbang. Sehingga dapat ditarik kesimpulan dari percobaan ini yaitu kadar kolesterol untuk 25
gram otak kambing yaitu sebesar 0,24 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Gundry, S.M., (2004). Obecity, Metabolic Syndrome, and Cardiovaskuler Disease. J Clin
Endocrinol Metab, 89(6), 2595-2600.
Guyton, A.C dan J.E. Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Kosasih, E.N., dan A.S. Kosasih. (2008). Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik
Edisi Kedua. Tanggerang: Karisma Publishing Group.
Murray, R,K., Granner, D.K., Mayes, P.A., dan Rodwell, V.W., (2003). Biokimia Harper Edisi
25. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pembina Mata Kuliah. (2017). Penuntun Praktikum Biokimia Lanjut. Palu: Universitas
Tadulako.
Price, S.A., dan Wilson, l.m., (1994). Konsep Kilinis Proses-Proses Penyakit Edisi keempat.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suyatma, N.E., (2007). Teknologi Pengemasan Pangan: Definisi, Fungsi, Klasifikasi, dan
Trend Perkembangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
LAPORAN
PERCOBAAN II
PEMISAHAN KOLESTEROL DARI OTAK
OLEH :