Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) pada akhirnya akan terlihat atau tercermin pada perilaku
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik. Hal ini merupakan dampak
yang diharapkan dari keseluruhan rangkaian kegiatan pembinaan dan
pengembangan UKS.
UKS merupakan wadah dan sarana untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin, yang
dilakukan secara terpadu oleh 4 kementerian terkait beserta seluruh
jajarannya baik di pusat maupun di daerah. Adapun landasannya yaitu SKB 4
menteri, yakni Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri
Agama dan Menteri dalam Negeri.
Usaha membina, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilaksanakan melalui program
pendidikan di sekolah/madrasah dengan berbagai kegiatan intrakulikuler dan
ekstrakulikulernya, serta melalui usaha-usaha lain di luar sekolah/madrasah
yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan
masyarakat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Tim Pembina
UKS Pusat ternyata masih cukup banyak sekolah/madrasah yang belum
melaksanakan UKS secara baik dan benar. Pembinaan kesehatan anak usia
sekolah merupakan langkah strategis dalam rangka menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas di masa depan.
Rangkaian kegiatan UKS yang tertuang dalam PBM No. 73 tentang
pengembangan UKS dan madrasah menguraikan banyak kegiatan yang
berhubungan dengan sekolah. Akan tetapi pada pelaksanaannya kegiatan yang
dilakukan dilapangan hanya mencakup beberapa poin kegiatan. Menjadi hal
yanag perlu dibahas yaitu masalah pelaksanaan program UKS dan juga hal-
hal yang menghambat pelaksanaannya untuk maksimal sehingga pelaksanaan

1
program yang lebih baik kedepannya demi mencapai kesehatan seluruh
masyarakat sekolah.

II. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS LABUAN


Puskesmas Labuan adalah salah satu puskesmas yang terletak di
sebelah Utara Kota Palu yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi
Tengah, terletak di Desa Labuan Panimba Kecamatan Donggala.,
mempunyai luas wilayah kerja 140,49 km2, yang terdiri dari 6 desa
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sindue
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Parigi Moutong
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanantovea
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Palu
Berdasarkan data BPS Kabupaten Donggala, jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Labuan pada akhir tahun 2015 sebesar 13.896
jiwa, dengan kepadatan penduduk 96,42 per Km2. Komposisi penduduk
pada tahun 2015 menurut kelompok umur menunjukkan bahwa penduduk
kecamatan Labuan berusia muda (umur 0-14 tahun) 4616. Berusia
produktif (umur 15-64 tahun) berjumlah 8979 dan hanya 387 yang berusia
65 tahun keatas.
Untuk dapat melaksanakan tugas menuju tujuan yang dicapai oleh
Puskesmas Labuan, maka diperlukan visi yang senantiasa
memberiinspirasi dan motivasi kerja bagi masa depan Puskesmas. Sejalan
dengan visi yang telah ditentukan yaitu : Terwujudnya Sistem Pelayanan
Kesehatan Dasar Puskesmas yang Cepat, Tepat, dan Memuaskan Untuk
Tercapainya Kecamatan Labuan Sehat Tahun 2025 untuk itu diperlukan
misi yang mendukung, yaitu :
a. Melakukan pelayanan paripurna yang bermutu kepada masyarakat
b. Mendorong kemandirian keluarga dan masyarakat untuk hidup
bersih dan sehat
c. Peningkatan upaya kesehatan berbasis masyarakat menuju desa sehat
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

2
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang
sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan
memberikan pelayanan dasaryang tepat dan cepat, diharapkan sebagian
besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai
pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan kesehatan anak pra sekolah, usia sekolah
dan remaja.
Baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta
tenaga terlatih lainya, seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil.
Menurut data yang terkumpul tahun 2015, persentase yang paling
signifikan adalah cakupan pemeriksaan siswa SD yaitu sebesar 100%,
sedangkan pemeriksaan anak balita sebesar 100%, siswa SMP/SMU 100%
karena dilakukan penjaringan pada bulan Oktober 2015.
Kegiatan yang tercakup dalam program UKS di Puskesmas
ini ada 3 (tiga), yaitu :
a. Penjaringan yang dilakukan pada bulan Oktober
b. Pemeriksaan berkala yang dilakukan 6 bulan setelah
penjaringan
c. Pembinaan dokter kecil
Dari tiga kegiatan program UKS di sekolah, masih terdapat banyak
hambatan dan rintangan sehingga pembinaan ini secara umum belum
terlaksana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah
ditetapkan. Masing-masing puskesmas memiliki hambatan yang berbeda-
beda menyangkut pelaksanaan kegiatan UKS. Sehingga penting untuk
dibahas masalah dan solusi yang tepat sehingga dapat memperbaiki
pelaksanaan program ini di lapangan.

BAB II
MASALAH

3
Kegiatan UKS harus dilakukan disemua jenjang pendidikan, mulai dari
tingkat taman kanak-kanan, sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama,
sampai sekolah umum dan kejuruan, baik yang berada dibawah binaan
Departemen Pendidikan Nasional maupun Departemen Agama, termasuk pondok
pesantren dan jalur pendidikan luar sekolah.

Gambar 1. Susunan pembina dan pelaksana UKS

Program UKS merupakan upaya terpadu lintas sektor dan lintas program
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup
bersih dan sehat para siswa. Pelaksanaan program ini tidak bisa berjalan dengan
baik bila hanya dibebankan pada instansi kesehatan saja, terutama puskesmas.
Keterbatasan dana dan tenaga membuat puskesmas tidak selalu bisa melaksanakan
seluruh kegiatan di semua sekolah yang ada di wilayah kerjanya.
Sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri No. 73 tahun 2014 tentang
pengembangan UKS dan madrasah, UKS bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup

4
bersih dan sehat serta menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis peserta didik.
Kegiatan pokok program UKS dikenal dengan Trias UKS, yaitu :
1. Penyuluhan/pendidikan kesehatan di sekolah meliputi :
a. Meningkatkan pengetahuan, perilaku, sikap dan keterampilan
untuk hidup bersih dan sehat.
b. Penanaman dan pembiasaan hidup bersih dan sehat serta daya
tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar
c. Pembudayaan pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari
2. Pelayanan kesehatan di sekolah meliputi :
a. Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
b. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala
c. Pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut
d. Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
e. Petolongan pertama pada kecelakaan (P3K)/ Pertolonga pertama
pada penyakit (P3P)
f. Pemberian imunisasi
g. Tes kebugaran jasmani
h. Pemberantasan sarang nyamuk
i. Pemberian tablet tambah darah
j. Pemberian obat cacing
k. Pemanfaatan halaman sekolah sebagai tanaman obat keluarga
l. Penyuluhan keehatan dan konseling
m. Pembinaan dan pengawasan kantin sehat
n. Informasi gizi
o. Pemulihan pasca sakit
p. Rujukan kesehatan ke puskesmas/rumah sakit
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat meliputi :
a. Pelaksanaan kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,
keamanan, kerindangan, dan kekeluargaan (7K)
b. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk
bebas asap rokok, pornografi, narkotika psikotropika dan zat
adiktif lainnya (NAPZA), dan kekerasan
c. Pembinaan kerjasama antarmasyarakat sekolah

Proses pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan pada tingkat


provinsi oleh keempat lembaga Kementerian yang terkait, baik sendiri-sendiri

5
maupun secara bersamaan. Kementerian pendidikan dan kebudayaan melakukan
pembinaan dan pengembangan dengan cara :
1. Menetapkan kebijakan teknis dalam pembinaan dan pengembangan UKS
melalui kulikuler dan ekstrakulikuler
2. Mendorong pemerintah daerah melaksanakan pelatihan bagi guru pembina
UKS dan kader kesehatan
3. Menyusun pedoman pendidikan kesehatan yang dibutuhkan untuk proses
kegiatan belajar mengajar
4. Mengembangkan metodologi pendidikan dan pembudayaan perilaku hidup
bersih dan sehat
5. Membantu pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala di
semua sekolah
6. Melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi KIE tentang UKS
7. Mendorong pemerintah daerah untuk pengadaan sarana dan prasarana
UKS
8. Mengembangkan model sekolah sehat
9. Melaksanakan pengendalian faktor resiko lingkungan di sekolah

Kementerian kesehatan turut berperan serta dalam melakukan pembinaan


dan pengembangan UKS. Hal-hal yang menjadi tugas kementerian kesehatan
meliputi :
1. Menetapkan kebijakan yang mendukung kegiatan UKS
2. Memfasilitasi gerakan masyarakat, sekolah, maupun kampanye kesehatan
yang mendukung pelaksanaan UKS
3. Melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang UKS
4. Menyediakan prototype media KIE, pedoman pembinaan UKS bagi tenaga
kesehatan, dan memfasilitasi dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota
untuk pengadaan media KIE
5. Meningkatkan akses terhadap media KIE, pedoman dan buku-buku
tentang materi kesehatan
6. Memonitor, mengendalikan, mengelola agar penjaringan kesehatan oleh
tenaga kesehatan dapat terlaksana dengan baik
7. Melakukan persiapan penyelenggaraan dan pelaksanaan BIAS
8. Melaksanakan pembinaan pengendalian faktor resiko lingkungan di
sekolah

6
9. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengendalian faktor
resiko lingkungan secara terpadu.
10. Menyelesaikan tugas pelayanan kesehatan
11. Mengembangkan metode promosi kesehatan di sekolah yang mendukung
UKS

Mengingat penting dan strategisnya pelaksanaan UKS ini, sejak tahun


2003 ditetapkan penjaringan kesehatan sebagai Standar Pelayanan Minimal
(SPM) UKS yang diatur berdasarkan kepada Keputusan Menteri Kesehatan No.
1457 tahun 2003 tentang Standar Pelyanan Minimal bidang kesehatan di
Kabupaten/Kota. Mengacu pada SPM tersebut Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota berkewajiban menyediakan dana dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Provinsi, Kabupaten/Kota dan sumber lain untuk
melaksanakan UKS di wilayah kerjanya, memenuhi target yang telah ditetapkan
dalam SPM secara Nasional tersebut dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan
oleh gubernur dan Bupati/Walikota kepada rakyat melalui Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) masing-masing.
Namun kenyataannya hampir semua provinsi dan kabupaten/kota belum
menyediakan anggaran dalam jumlah yang memadai untuk pelaksanaan UKS,
bahkan di daerah tertentu anggaran untuk pelaksanaan UKS semata-mata
bergantung pada APBN melalui dana dekonsentrasi tanpa dukungan yang
memadai melalui APBD Provinsi dan kabupate/kota atau sumber lainnya.
Pemecahan masalah yang terkait dengan hambatan terlaksananya UKS
telah dicanangkan dan diusahakan oleh Tim pusat dengan menilik pada evaluasi-
evaluasi yang dilakukan. Adanya berbagai hambatan dibantu penyelesaiannya
dengan beberapa pedoman yang menguraikan bagaimana seharusnya program
UKS itu berjalan dan siapa saja yang seharusnya berperan serta dalam pembinaan
dan pengembangannya serta bagaiaman pendanaan seharusnya.

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa saja program UKS yang dilaksanakan oleh Puskesmas Labuan?

7
2. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan program
UKS?
3. Apa saja hambatan yang didapatkana dalam pelaksanaan masing-masing
poin program UKS di Puskesmas Labuan?
4. Upaya apa yang telah dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan program
UKS di Puskesmas Labuan?

BAB III
PEMBAHASAN

1. Apa saja program UKS yang dilaksanakan oleh Puskesmas Labuan?


Di Puskesmas Labuan, program UKS yang dilaksanakan ada 3 kegiatan besar,
yaitu :
a. Penjaringan yang dilakukan pada bulan Oktober
b. Pemeriksaan berkala yang dilakukan 6 bulan setelah penjaringan
c. Pembinaan dokter kecil
Itu adalah bentuk kegiatan umum yang dilakukan. Pada kegiatan penjaringan
dan pemeriksaan berkala dilakukan beberapa tugas yang terurai dari trias
UKS seperti:
a. Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
b. Pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut bekerjsa sama dengan
dokter gigi dan perawat gigi
c. Tes kebugaran jasmani
d. Rujukan kesehatan ke pusesmas/rumah sakit

8
Pembinaan dokter kecil di sekolah merujuk pada pelaksanaan trias UKS yang
memenuhi:
a. Meningkatkan pengetahuan, perilaku, sikap dan keterampilan untuk
hidup bersih dan sehat.
b. Penanaman dan pembiasaan hidup bersih dan sehat serta daya tangkal
terhadap pengaruh buruk dari luar
c. Pembudayaan pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari
d. Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
e. Petolongan pertama pada kecelakaan (P3K)/ Pertolonga pertama pada
penyakit (P3P)
f. Penyuluhan kesehatan dan konseling
g. Pembinaan dan pengawasan kantin sehat
h. Informasi gizi
i. Pelaksanaan kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,
keamanan, kerindangan, dan kekeluargaan (7K)
j. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk bebas
asap rokok, pornografi, narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya
(NAPZA), dan kekerasan
k. Pembinaan kerjasama antarmasyarakat sekolah

Terlihat banyak cakupan yang dilaksanakan pada pembinaan dan


pengembangan dokter kecil, akan tetapi pelatihan dokter kecil yang
dilaksanakan tidak maksimal sama sekali. Uraian tanggung jawab dokter
kecil dilaksanakan hanya sehari dengan materi yang banyak dalam bentuk
pemaparan slide show kepada siswa-siswi. Seharusnya pembinaan dokter
kecil dilaksanakan lebih menarik dan atraktif mengingat usia anak-anak dan
proses penerimaannya yang tidak sama seperti orang dewasa.

9
Gambar 1. Tampak anak-anak pada pelatihan dokter kecil

10
Gambar 2. Tampak guru yang ikut mendengarkan pemaparan materi dokter kecil
dan beberapa peserta pelatihan yang kurang serius mengikuti pelatihan

2. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan program


UKS?
Banyak bagian yang ikut terlibat dalam pelaksanaan program UKS
termasuk bagian Gizi, Kesehatan Lingkungan, dokter dan perawat gigi,
Bagian laboratorium, dokter umum, dan petugas UKS juga turut serta setiap
penjaringan dan pemeriksaan berkala dilaksanakan dengan melaksanakan
programnya masing-masing.
Petugas UKS disekolah termasuk guru dan dokter kecil juga turut
serta. Akan tetapi selama ini, dokter kecil tidak ikut membantu dalam
pelaksanaan penjaringan ataupun pemeriksaan berkala yang dilakukan.
Kurangnya ketertarikan anak-anak yang telah mengikuti pelatihan dokter
kecil untuk mengimplementasikan hasil pelatihan dalam membantu
pemeriksaan menjadi salah satu penyebabnya.
Dokter kecil kurang memiliki rasa tanggung jawab dalam
mewujudkan perannya sebagai pelaksana tugas membantu kesehatan sekolah.
Rasa tanggung jawab dapat dibina jika siswa-siswi menyadari perannya
sebagai dokter kecil merupakan peran yang besar sehingga perlu pemberian
award untuk meningkatkan minat anak mengetahui dan melaksanakan
tanggung jawab sebagai dokter kecil.
Kepala sekolah dan guru sebagai tim pelaksanan UKS di sekolah
juga sering tidak menghiraukan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
pelaksana. Kebanyakan petugas puskesmas yang melakukan penjaringan dan
pemeriksaan berkala tidak didampingi saat kegiatan sehingga petugas
kewalahan untuk mengatur siswa-siswi dalam pelaksanaannya.

3. Apa saja hambatan yang didapatkan dalam pelaksanaan masing-masing


poin program UKS di Puskesmas Labuan?
a. Penjaringan dan pemeriksaan berkala
Penjaringan dan pemeriksaan berkala memiliki beberapa
hambatan dalam pelaksanaannya sehingga hasilnya kurang

11
memuaskan. Salah satunya adalah pendanaan kegiatan. Pendanaan
kegiatan merupakan tanggung jawab dari pemerintah provinsi dan
pemerintah daerah. Kedua pemerintahan ini kurang memenuhi
tanggung jawabnya dalam upaya perbaikan kesehatan di ranah
pendidikan. Sesuai dengan peraturan nasional bahwa dana UKS
berasal dari APBD provinsi dan kota selain APBN. Tetapi kepedulian
pemerintah provinsi dan kota yang kurang akan program ini sehingga
dana di daerah untuk pelaksanannya sangat terbatas.
Sumber dana APBN yang dianggarkan untuk UKS tidak
hanya dana yang diperuntukkan di puskesmas tetapi juga dana yang
diperuntukkan di sekolah seperti dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS). Menurut pemegang program UKS, sekolah tidak membantu
dalam pengadaan dana kegiatan penjaringan atau pemeriksaan berkala
dan dokter kecil padahal dana BOS memiliki komponen pembiayaan
untuk UKS.
Pentingnya kesadaran masing-masing pihak terkait akan
mempermudah pelaksanaan berbagai kegiatan yang bertujuan
menghasilkasn sekolah sehat. Perlunya upaya untuk menyedarkan
pemerinah provinsi dan kota/kabupaten bahwa UKS juga merupakan
tugas dan tanggungjawab yang mereka harus danai dan pertanggung
jawabkan.
Kesulitan lainnya adalah tidak tersedianya UKS KIT di
sekolah-sekolah sehingga petugas puskesmas harus membawa alat-
alat pemeriksaan sendiri ke sekolah-sekolah. Bahkan kadang petugas
kesehatan harus meminjam beberapa alat untuk pemeriksaan
kesehatan.
Selain itu hambatan lainnya adalah tidak adanya alat
pemeriksaan laboratorium yang memadai untuk mendeteksi penyakit
terutama kecacingan. Hal ini telah diupayakan permohonan ke dinas
kesehatan kabupaten akan tetapi belum diberikan bantuan pengadaan
kelengkapan laboratoium. Adanya pemeriksaan feses akan sangat

12
membantu dalam pendataan epidemiologi dan penatalaksanaan secara
cepat jika ditemukan penyakit ini.

b. Dokter kecil
Kegiatan pelatihan dokter kecil memiliki beberapa hambatan
dalam pelaksanaannya sehingga hal ini dinilai kurang berhasil.
Pelatihan ini hanya dilaksanakan satu hari dan dipadatkan jadwal
pemberian materinya kepada siswa-siswi dalam sehari. Penerimaan
materi kepada anak-anak dengan jumlah materi yang banyak
meneyebabkan tidak maksimalnya pelatihan ini.
Tidak adanya media penyampaian yang ditinggalkan buat
anak-anak seperti buku yang berisi materi-materi yang disajikan untuk
pelatihan sehingga anak-anak harus membagi konsentrasinya belajar
dan juga mencatat hal-hal penting. Hal ini menyebabkan anak cepat
kelelahan dan cepat merasa bosan.
Kurangnya jumlah siswa yang mengikuti kegiatan dokter kecil.
Seharusnya setiap sekolah memiliki jumlah dokter kecil minimal 10
persen dari jumlah siswa sekolah tersebut. Tetapi pelatihan setiap
tahun yang dilakukan hanya mengikutsertakan 4 orang anak tiap
sekolah.
c. Hambatan lainnya
Tidak adanya pelatihan dan pembinaan yang diperuntukkan
bagi guru-guru dan kepala sekolah sebagai bagian tim pelaksana UKS
sehingga pihak-pihak tersebut juga kurang berperan dalam
pelaksanaan program UKS dari puskesmas.

4. Upaya apa yang telah dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan


program UKS di Puskesmas Labuan?
Dalam hal hambatan dana dan pengadaan perlengkapan
laboratorium, pihak puskesmas telah menyalurkan kebutuhannya ke dinas
kesehatan kabupaten akan tetapi belum ditanggapi untuk pengadaannya.
Hambatan kurangnya perhatian guru sekolah saat pelaksanaan kegiatan
program UKS puskesmas di sekolah telah dibicarakan dengan pihak sekolah,

13
tetapi karena rasa tanggung jawab bersama yang kurang disadari dan
dirasakan menyebabkan sulitnya guru ikut campur dan terlibat didalmnya.

BAB IV
PENUTUP

I. KESIMPULAN
1. UKS merupakan wadah dan sarana untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin, yang
dilakukan secara terpadu oleh 4 kementerian terkait beserta seluruh
jajarannya baik di pusat maupun di daerah
2. Program UKS merupakan upaya terpadu lintas sektor dan lintas program
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku
hidup bersih dan sehat para siswa. Pelaksanaan program ini tidak bisa
berjalan dengan baik bila hanya dibebankan pada instansi kesehatan saja,
terutama puskesmas.
3. Kegiatan pokok program UKS dikenal dengan Trias UKS, yaitu :
Penyuluhan/pendidikan kesehatan di sekolah, Pelayanan kesehatan di
sekolah, dan Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
4. Mengacu pada SPM tersebut Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota berkewajiban menyediakan dana dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, Kabupaten/Kota dan
sumber lain untuk melaksanakan UKS di wilayah kerjanya

II. SARAN

14
1. Perlunya revisi tim pembina dan pelaksana UKS dari tingkat provinsi
sampai tingkat pelaksana di sekolah
2. Perlunya kesadaran dari pihak pemerintah untuk maslaah pendanaan
kegiatan UKS
3. Perlunya kesadaran sekolah sebagai bagian yang turut serta dalam
pelaksanaan kegiatan UKS dengan ikut terlibat dan mendampingi petugas
puskesmas saat ke sekolah termasuk pendanaan dengan pengadaan UKS
KIT dari dana BOS
4. Perlunya perbaikan metode pelatihan dokter kecil yang sesuai dengan usia
anak
5. Perlunya pembinaan kepada kepala sekolah dan guru dalam pelaksanaan
UKS

15

Anda mungkin juga menyukai