Anda di halaman 1dari 20

PRINSIP KERJA PIPA PENYALURAN DAN SUMUR RESAPAN

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Lingkungan yang diampu
oleh Dr. Rina Marina, M.P.

Oleh:
Nurul Hikmatul F. 1507127
Yanuarso A. Saputra 1504285

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul Prinsip
Kerja Pipa Penyaluran dan Sumur Resapan. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Lingkungan.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan laporan ini kami banyak


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,penulis mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Dr. Rina Marina, MP., selaku dosen pengampu mata kuliah Rekayasa
Lingkungan,

2. Rekan-rekan kelas yang saling memotivasi untuk menyelesaikan laporan


ini sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

Semoga Allah swt memberikan balasan yang berlipat ganda.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki


banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurrnaan makalah ini.

Bandung, Maret 2017


2

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari pipa?
2. Apa saja macam-macam pipa?
3. Bagaimana prinsip kerja pipa penyaluran air bersih?
4. Bagaimana prinsip kerja pipa penyaluran air kotor?
5. Bagaimana prinsip kerja pemeliharaan instalasi pipa penyaluran air?
6. Apa pengertian dari sumur resapan?
7. Bagaimana prinsip kerja sumur resapan serta pemeliharaannya?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian dari plumbing
2. Mengetahui macam-macam pipa
3. Mengetahui prinsip kerja pipa penyaluran air bersih
4. Mengetahui prinsip kerja pipa penyaluran air kotor
5. Mengetahui prinsip kerja pemeliharaan instalasi pipa penyaluran air
6. Mengetahui pengertian dari sumur resapan
7. Mengetahui prinsip kerja sumur resapan serta pemeliharaannya

1.4. Sistematika Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
metode studi pustaka dengan mengumpulkan referensi yang relevan dengan
materi prinsip kerja pipa penyaluran dan sumur resapan, yang kemudian dibahas
ke dalam 3 bab, yaitu:
2

Bab I Pendahuluan: Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan


penulisan serta sistematika penulisan makalah.

Bab II Pembahasan: Berisi pembahasan mengenai prinsip kerja


penyaluran air bersih, prinsip kerja penyaluran air
kotor, prinsip kerja pemeliharaan instalasi pipa
penyaluran air, dan prinsip kerja sumur resapan
serta pemeliharaannya.
Bab III Penutup: Berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap
bahasan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Plumbing


Perpipaan air (plumbing) adalah sistem distribusi yang diperlukan
dalam penyediaan air bersih dan buangan air bekas, air hujan, air kotor dan
kotoran. Sebagai penunjang kesehatan penghuni rumah, plumbing terdiri dari
beberapa tinjauan, yaitu air bersih (dingin maupun panas), air bekas, air hujan
dan kotoran yang mana keempatnya dialirkan pada pipa berbeda dengan
sistem kerja yang berbeda pula.
Agar hasilnya optimal, ada beberapa syarat dalam perencanaan
perpipaan air, yaitu:
1. Sistem harus efektif dan efisien
Aspek ini meliputi kualitas dan kuantitas pipa. Selain itu
penempatannya pun harus tepat agar pipa yang digunakan benar-
benar sesuai dengan kebutuhan.
2. Pipa mudah dirawat dan diperbaiki
Hal ini bertujuan agar apabila terjadi suatu kerusakan pada
perpipaan, perbaikan yang dilakukan tidak akan mengganggu
sistem struktur.
3. Mudah dilakukan pemeriksaan
Hal ini berkaitan dengan syarat sebelumnya dengan tujuan agar
maintenance dapat dengan mudah dilakukan tanpa mengganggu
sistem struktur.
3

4. Tidak mengganggu estetika


Pipa yang diletakan di luar struktur tidak boleh merusak estetika
dan membuat pandangan tidak nyaman.
5. Memperhatikan aspek kesehatan
Meskipun berhubungan dengan air kotor dan kotoran, namun
plumbing tidak boleh membuat penghuni rumah menjadi terganggu
kesehatannya.
6. Tidak mengganggu struktur rumah
7. Pilih yang murah
Yang penting dalam plumbing adalah sistem yang direncanakan
dapat berjalan dengan baik. Tidak perlu berlebihan, tapi harus
cukup kuat dan awet.
8. Minimalkan tikungan
Banyaknya tikungan akan membuat kelancaran buangan menjadi
terhambat. Selain itu, dapat membuat kotoran dan air buangan
berputar-putar di dalam rumah

2.2. Macam-Macam Pipa


Menurut letaknya, pipa dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Pipa vertikal
Ada 3 cara dalam meletakkan pipa vertikal:
a. Dibiarkan diekspos di luar dinding dan disebut sebagai talang
vertikal. Semakin curam atap maka semakin lebar talang. Berikut
korelasi ukuran talang vertikal dengan luas bidang atap:
Tabel 1. Ukuran Talang Vertikal dengan Luas Bidang Atap
Ukuran Talang (mm) Luas Bidang Atap (m2)
50 65
65 120
80 200
100 425
125 800
150 1290
b. Diletakkan dalam suatu shaft (penutup pipa). Penutup pipa
umumnya berbentuk kotak yang terbuat dari materia yang sama
dengan dinding atau kayu. Penutup pipa membentuk suatu ruang
menerus dari lantai atas ke lantai bawah dan berisi pipa utilitas.
Pipa yang dimasukan ke dalam shaft plumbing merupakan
4

kelompok pipa air bersih, air kotor, air bekas, air hujan, dan
kotoran.
c. Dimasukkan ke dalam kolom atau dinding

2. Pipa horizontal
Contoh dari pipa horizontal adalah talang horizontal yang biasa
dipasang di sekeliling atap untuk penyaluran air hujan. Syarat untuk talang
horizontal, di antaranya:
Pada titik tertentu pada talang horizontal terdapar roof drain, yaitu
lubang keluarnya air dari talang horizontal menuju talang vertikal.
Roof drain ini diberi saringan yang menonjol sekurang-kurangnya 10
cm di atas permukaan.
Jumlah luas lubang saringan tidak lebih kecil dari 1,5 kali luas
penampang talang vertikal.
Memiliki kemiringan 2%
Terdapat tangga yang menempel di salah satu dinding untuk
memudahkan perawatan.

Berdasarkan materialnya macam-macam pipa di antaranya:


1. Pipa besi cor
Pipa ini digunakan untuk pipa air bersih dingin. Tidak dianjurkan
untuk pipa air panas. Ada pipa besi cor yang boleh digunakan
untuk buangan dan vent, tetapi harus dilengkapi dengan cincin
karet pada sambungannya.
2. Pipa baja
Pipa baja bisa digunakan untuk air dingin, air panas dan buangan.
Pipa baja yang dilapisi dengan PVC dan pipa baja yang dilapisi
oleh cat pelindung, hanya dapat digunakan untuk air dingin saja.
3. Pipa PVC
Pipa PVC hanya digunakan untuk air dingin dan buangan serta
vent stock saja, tidak dianjurkan untuk air panas. Pipa PVC yang
berkualitas baik adalah pipa yang mengandung PVC hingga 92,5%
sehingga tidak mudah pecah.
4. Pipa beton
Pipa beton digunakan untuk drainase di luar rumah. Bisa juga pipa
jenis ini dilapisi dengan plat baja.

5. Pipa tanah liat


5

Di beberapa daerah masih ada pipa yang terbuat dari tanah liat.
Pipa jenis ini tidak terlalu kuat, jadi tidak dianjurkan meletakkan
beban di atasnya. Hanya digunakan sebagai pipa buangan saja.
6. Pipa bambu
Pipa jenis ini tidak tahan lama. Biasanya hanya digunakan sebagai
estetika lansekap. Digunakan untuk mengalirkan air dari mata air,
bukan dari pompa yang bertekanan.

Berdasarkan fungsinya pipa dibedakan menjadi 4, yaitu:


1. Pipa air bersih
Ada 2 sistem pipa air bersih yang dikenal, yaitu sistem pipa tunggal
dan sistem pipa ganda. Perbedaan antara kedua jenis pipa ini
disebutkan dalam tabel 2.
Tabel 2. Perbedaan pipa tunggal dan pipa ganda
Hal Pipa Tunggal Pipa Ganda
Tidak menambah tekanan
atau tidak terlalu
berpengaruh dan tekanan
Jika pompa dinyalakan Tekanan bertambah
air tergantung dari tinggi
rendahnya muka air
dalam tangki atas.
Pengairan air dari pompa
Menggunakan pipa yang Menggunakan pipa yang
ke tangki dan dari tangki
sama berbeda
ke perlengkapan saniter

2. Pipa air panas


Ukuran pipa air panas sama seperti pipa air dingin. Penentuan pipa air
panas didasarkan pada pemakaian air maksimum setiap 2 jam dan laju
aliran pada beban puncak (1,5-2 kalinya). Cara lain penentuan ukuran
pipa berdasarkan pada jumlah unit beban alat plumbing air panas.
3. Pipa air panas dan dingin
Jen is pipa campuran ini sudah beredar di pasaran. Sebuah teknologi
perpipaan yang terbuat dari PERT (Poly Ethylene Resist Temperature).
Beberapa keunggulan dari pipa campuran adalah:
lebih ringan daripada besi,
tahan terhadap karat dan abrasif,
kedap suara terhadap aliran materi,
6

mudah pemasangan, penyambung menggunakan fitting yang


terbuatdari nylon 6 tanpa membutuhkan lem atau alat pemanas,
tingkat kebocoran sangat kecil,
awet dengan usia pakai layak sampai 50 tahun,
permukaan dalam pipa yang licin membuat tidak ada
pengendapan dalam pipa,
tidak beracun sehingga memenuhi standar food grade, sesuai
standar amerika us.fda 21.cfr 17. 1520 aman untuk portable
water,
tidak menghantarkan arus listrik,
thermal resistence,
harga Rp. 7000 sampai Rp. 8000 per meter.
d. Pipa air buangan
Pipa air kotor, bekas dan kotoran keluar dari perlengkapan saniter
menggunakan pipa tegak agar air buangan dapat mudah berjalan
atau mengalir oleh adanya gravitasi bumi. Beberapa pipa dari
perlengkapan saniter tersebut tentu dihubungkan dengan pipa
horizontal. Pastikan pipa utama dilengkapi dengan ventilasi
septictank. Fungsinya agar tidak ada udara yang terjebak di dalam
pipa. Pipa ventilasi septictank adalah pipa tegak yang ujung
terbukanya berada di atas tanah, ketinggiannya bebas, aman dari
masuknya binatang atau kotoran yang dapat menyumbat. Berfungsi
memasukkan udara bersih dan juga mengeluarkan gas yang berasal
dari septictank.

Selain pipa-pipa tersebut, ada pula pipa yang berfungsi sebagai


sambungan. Jenis sambungan ini ditentukan berdasarkan jenis material pipanya
dan letak sambungannya. Aneka bentuk sambungan, yaitu:
1. Elbow untuk menyambung pipa dengan arah 900 dan ada juga yang
450.
2. Flock Shock untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang sama.
3. Reducer Shocket untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang
berbeda.
4. Tee untuk menyambung tiga batang pipa dengan diameter yang sama.
5. Valve Socket untuk menyambung pipa dengan kran atau pipa lain yang
memiliki draf dalam.
7

Adapun beberapa pengujian untuk mengetahui kualitas pipa, di antaranya:


1. Uji bentuk, sifat dan tampak
Kondisi pipa lurus, tampak kuat, permukaannya licin, halus dan rata,
tidak terdapat cacat atau gumpalan, tidak terkontaminasi kotoran.
2. Uji tekan
Pipa tidak boleh pecah jika ditekan sesuai standar kelas pipanya.
3. Uji kejatuhan
Pipa tidak boleh pecah jika dijatuhi beban sesuai standar kelas
pipanya.
4. Uji kuat tarik dan kelenturan
Sejauh mana kelenturan pipa pada masa pemasangan atau selama
digunakan.
5. Uji ketahanan terhadap asam kuat
Pipa tidak boleh mengelupas dan melepuh pada bagian luar, bagian
dalam dan penampang.
6. Uji linyak
Pipa tidak boleh retak atau pecah jika ditekan sampai deflaksi setengah
diameter luar pipa.

2.3. Sistem Pipa Penyaluran Air Bersih


Untuk mendapatkan air bersih, sudah banyak cara yang bisa
digunakan. Seperti membuat sumur untuk mengambil air langsung dari dalam
tanah, ataupun membelinya di perusahaan PDAM dengan biaya tertentu.
Komponen sistem penyaluran air bersih, yaitu:
1. Pompa
Biasanya air bersih dari dalam tanah diambil dengan menggunakan
timba tradisional atau menggunakan pompa. Pompa air (water
pump) merupakan alat pembantu penyedia air yang berfungsi
meningkatkan debit dan tekanan air. Klasifikasi pompa dibedakan
berdasarkan kapasitas, panjang pipa hisap, power, dan total head.
a. Pompa tangan atau pompa hisap tekan
Pengoperasian pompa ini yaitu dengan cara mengayun tuas
naik turun menggunakan tenaga manusia. Biasanya digunakan
untuk sumur dangkal.
b. Pompa listrik
Terlihat dari namanya, pompa ini dioperasikan menggunakan
energi listrik dengan prinsip kerja menyedot dan mengalirkan
8

air. Ada banyak ukuran dari pompa listrik yang ada di pasaran,
di antaranya:
Tabel 3. Aneka ukuran pompa listrik
Daya Hisap Kapasitas
Merk Total Daya (m) Daya (Watt)
(m) (Liter/ menit)
panasoni 57 250 27 27
30 125 9 35
c 40 125 9 20
57 250 20 60
60 250 30 75
Shimizu 40 125 9 20
33 125 9 34
40 200 9 60
30 125 9 23
Sanyo
150 9 25
30, 35 dan 40 280 1050 50 33, 30 dan 22
Grundfos
15, 20 dan 25 550 30 20, 14 dan 9

2. Tangki air
Tangki air atau elevated water tank tersedia di pasaran dalam berbagai
ukuran. Perhitungan tangki air dihitung berdasarkan kebutuhan air
perharinya. Biasanya tangki air terbuat dari alumunium atau
polyethylene.

2.4. Penyediaan Instalasi Air Panas


Sudah merupakan suatu kebutuhan menyediakan air panas pada rumah
tangga. Penyediaannya bisa menggunakan sistem instalasi lokal ataupun
terpusat. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan ketika membuat instalasi air
panas:
1. Perencanaan dan pengaturan
Pada penggunaan normal, pipa air panas diberi tekanan dan
temperatur yang cukup agar pipa dapat bekerja dengan baik. pipa
air panas yang beerja dengan baik, tidak akan menimbulkan suara
berisik.
2. Pemilihan pipa harus tepat
Pipa yang digunakan harus mampu menahan panas dengan
toleransi menurunan suhu maksimum 100C.
3. Pemanas air lokal dan terpusat
9

Pemanas air lokal bekerja dengan memanaskan air dingin di boiler


yang letaknya berdekatan dengan kran air panas. Bentuknya kotak
mungil dan ditempelkan di dinding bagian atas kran. Kapasitas dari
boiler ini adalah 15 sampai 500 liter setiap satu pemanas air.
Kelebihan instalasi lokal dibanding terpusat adalah perawatan lebih
mudah dan harganya lebih murah. Selain itu juga pendistribusian
lebih cepat karena boiler langsung berada di tempat pemakai
sehingga air panas mudah didapat.
4. Pemanas air tenaga matahari
Pemanas air tenaga matahari ini bisa dipasang satu atau dua pada
satu rumah. Kelebihan dari pemanas ini adalah efektif untuk
digunakan untuk rumah yang cukup besar. Selain itu, tenaga
matahari di Indonesia sangat berlimpah sehingga cocok digunakan.
5. Tidak memanaskan air secara berlebihan
Hal ini dikarenakan setiap peningkatan suhu 100, maka pipa akan
berkarat 2 kali lebih cepat. Selain itu, jika temperatur yang
digunakan lebih dari 600 akan mengakibatkan terjadinya pelepasan
zat asam dan membuat pipa berkarat smakin cepat.

2.5. Sistem Pipa Penyaluran Air Kotor


Secara umum air buangan (black water) dari rumah tangga dibedakan
menjadi beberapa jenis tergantung pada kemana air tersebut akan dibuang.
Biasanya untuk limbah dari kloset akan disalurkan ke septictank dan airnya
akan dialirkan ke daerah resapan. Septictank sendiri merupakan ruang kedap
air yang memiliki fungsi mengolah air limbah dengan kecepatan alir yang
lambat. Hal ini memberikan kesempatan pada benda-benda organik agar
terurai menjadi bahan larut air dan gas. Yang harus diperhatikan adalah tidak
membuang air bekas yangmengandung sabun ke dalam kloset, karena jika air
tersebut mengalir ke dalam septictank maka mikroorganisme pembusuk dalam
septictank akan mati dan menyebabkan septictank cepat penuh serta berbau.
Jika hal ini terjadi maka harus dilakukan penyedotan dan pengaktifan kembali
mikroorganisme pembusuk dengan memberikan zat tambahan.
Selain air buangan (black water), air kotor juga terdiri dari air bekas
(grey water). Air bekas adalah air buangan yang bukan berasal dari kloset, tapi
10

berasal dari dapur, wastafel dan floor drain kamar mandi. Air bekas dari dapur
biasanya mengandung lemak yang berasal dari mentega, santan dan minyak
goreng. Lemak ini kenmudian akan menempel di dinding pipa yang semakin
lama menjadi kerak yang sulit dihilangkan sehingga dapat menyumbat. Untuk
mengatasi lemak tersebut perlu dibuat bak penangkap lemak yang letaknya di
luar bangunan akan tetapi tidak jauh dari trap. Pada intinya, begitu air keluar
dari sink langsung ditangkap oleh bak penangkap lemak tersbut.
Jenis air buangan yang lain yaitu air hujan. Karena air hujan tidak
mengandung lemak, sabun ataupun limbah padat, maka air hujan bisa
langsung disalurkan menuju pembuangan akhir. Air hujan yang tertampung
harus langsung menghilang dan tidak boleh menimbulkan genangan atau
banjir. Hal ini dapat diatasi dengan memasang talang vertikal dan horizontal
secara tepat.
Dari cara penyaluran airnya, sistem pembuangan air kotor, kotoran, air
hujan, dan air bekas dibedakan dalam 2 jenis, yaitu sistem campuran dan
sistem terpisah. Sistem campuran artinya air bekas dam air kotor dikumpulkan
dan bersama-sama dibuang menggunaan satu aliran. Sedangkan sistem
terpisah air dikumpulkan sesuai dengan jenisnya dan dialirkan secara terpisah.
Air kotor menuju septictank, dan air bekas serta air hujan dialirkan menuju
riol lingkungan.

2.6. Pemeliharaan Instalasi Pipa Penyaluran Air


2.6.1. Komponen Saniter
Pada sistem plumbing atau penyaluran air, komponen saniter berkaitan
erat fengan pipa. Karena jika komponen saniter terdapat gangguan, secara
tidak langsung akan bepengaruh pada pipanya juga. Komponen saniter
tersebut, di antaranya:
1. Bak cuci tangan
Bak cuci tangan biasanya terbuat dari porselen atau logam.
Kekuatan pemasangan bak cuci tangan tidak sepenuhnya diperoleh
dari kekuatan sekrup saja, akan tetapi pemasukan air dan pipa
pembuangan juga merupakan pembantu kestabilan kedudukan bak
cuci tangan.
11

2. Bak closet
Umumnya bak closet terbuat dari pasangan batu bata atau pasangan
batu beton, namun saat ini sudah sangat banyak digunakan bak
closet yang terbuat dari porselen.
3. Bak cuci piring
Dalam pemasangannya, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Tinggi peletakan bak dari lantai
b. Pipa pembuang
c. Tinggi kran air
d. Tinggi bak
4. Pipa pembuang
Saluran pipa pembuang harus cukup besar. Biasanya berdiameter
1,25 sampai 1,5 inchi yang dibuat dari pipa galvanis. Bagian atas
pipa pembuang harus memakai saringan juga memakai konstruksi,
penahan bau bentuk leher angsa dan bentuk kantong.
5. Kran air
6. Bak mandi
Bak mandi atau bathtub ada yang terbuat dari plastik dan porselen.
Biasanya pada bathtub terdapat dua kran air yaitu iar panas dan air
dingin yang dirangkaikan menjadi satu.
7. Shower tray
Shower tray berfungsi agar lantai cabin kamar mandi tidak licin
karena memiliki permukaan yang kasar. Biasanya ukuran shower
tray adalah 80cm x 80cm dengan tinggi tidak lebih dari 15 cm. Hal
yang harus diperhatikan ketika membuat shower tray adalah
kemiringan dasar agar tidak ada air yang menggenang.
8. Floor drain

2.6.2. Pemeriksaan Instalasi Pipa


Pemeriksaan instalasi pipa bertujuan untuk memeriksa konstruksi,
fungsi serta sifat-sifat dari seluruh sistem, peralatan, instalasi, mesin-mesin
dan perlengkapan lainnya yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku dan
sesuai yang direncanakan. Pengujian umumnya dilakukan atas masing-masing
jenis alat, pengujian berbagai sistem, instalasi dan pengujian atas fungsi dan
kelekukan dari seluruh sistem setelah selesai pemasangan.
Pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya kebocoran perlu dilakukan
secara periodik untuk mencegah timbulnya hal yang tidak diinginkan.
Kebocoran yang dimaksud adalah adanya aliran air keluar dari dalam pipa
12

maupun adanya aliran udara atau zat yang lain ke dalam pipa. Pada umumnya
kebocoran terjadi pada bagian-bagian sambungan pipa dan atau
perlengkapannya atau lubang kecil akibat cacat dan pengerjaan pipa.
Kebocoran juga bisa terjadi akibat kurang baiknya pemasangan pipa, akibat
gempa atau turunnya tanah tempat pipa tertanam.

2.6.3. Pemeriksaan Pipa Buangan


Air buangan harus dapat dikeluarkan dari dalam gedung secepat
mungkin melalui sistem pembuangan, untuk menjaga hal ini maka
pemeriksaan dan pembersihan harus dilakukan setiap hari. Untuk pipa
pembungan air hujan yang harus diperhatikan adalah tidak boleh digunakan
unruk pembuangan selain air hujan, akan tetapi saat ini banyak ditemukan
pipa tegak air hujan yang disambung dengan pipa air bekas dengan alasan
tidak ada lagi ruang untuk memasang pipa tegak air buangan.

2.6.4. Pencegahan PENCEMARAN AIR


Sistem penyediaan air dingin meliputi beberapa peralatan, seperti
tangki air, pompa-pompa, perpipaan, dsb. dalam peralatan-peralatan ini air
minum harus dapat dialirkan ke tempat-tempat yang dituju tanpa mengalami
pencemaran. Pencegahan pencemaran ini lebih ditekankan pada sistem
penyediaan air dingin dan ini adalah faktor terpenting yang ditinjau dari segi
kesehatan.
Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran, antara lain masuknya
kotoran tikus, serangga ke dalam tangki, terjadinya karat dan rusaknya bahan
tangki dan pipa, terhubungnya pipa air minum dengan pipa lainnya,
tercampurnya air minum dengan air dari jenis kualitas lainnya, serta aliran
balik air dari jenis kualitas lain ke dalam pipa air minum.

2.6.5. Pengamanan Untuk Mencegah Kebakaran


Pada waktu terjadi kebakaran, lubang-lubang tempat pipa menembus
dinding dapat menjadi jalan menyebarnya api, hal ini perlu diperhatikan pula
pada waktu merencanakan tempat-tempat pipa menembus bagian konstrksi
13

gedung, terutama dinding atau konstruksi lainnya yang dibuat sebagai penahan
menjalarnya kebakaran. Bagian pipa yang menmbus dinding semacam ini
harus dibuat dari bahan yang tida dapat terbakar dalam jara sekurang-
kurangnya satu meter dari masing-masing sisi dinding yang ditembus tersebut.

2.7. Pengertian Sumur Resapan


Sumur resapan merupakan suatu upaya untuk meresapkan air
hujandalam rangka menambah cadangan air tanah. Hal ini penting mengingat
persediaan air semakin menipis, ditambah lagi dengan fenomena air berlebih
di musim hujan hingga mengakibatkan banjir, dan kekeringan air di musim
kemarau.
Sumur resapan merupakan sistem resapan buatan yang dapat
menampung air hujan akibat dari adanya penutupan tanah oleh bangunan
berupa lantai maupun halaman yang diplester. Selain itu, fungsi dari sumur
resapan di antaranya:
1. Mencegah penurunan tanah
2. Mengurangi genangan banjir dan aliran air di permukaan tanah
3. Mengurangi meluasnya penyusupan atau instrusi air laut ke arah
daratan
4. Menambah potensi air tanah
5. Mengurangi limpasan air hujan ke saluran pembuangan sehingga
mengurangi peluang timbulnya banjir

2.8. Prinsip Kerja Sumur Resapan dan Pemeliharaannya


2.8.1. Sistem Drainase Sumur Resapan
Proses pembangunan perkotaan dan merupakan adalah hal yang
kontradiksi jika dibandingkan dengan ketersediaan air tanah dan
peningkatan puncak limpasan air permukaan. Perubahan ini disebabkan
oleh terjadinya penurunan muka air tanah akibat bertambahnya
pengeluaran air dari dalam tanah sehingga keseimbangan hidrologi di
permukaan tanah terganggu.
Di negara maju, penggunaan sumur individu telah dialihkan kepada
sumur terpusat yang dikelola oleh instansi tertentu. Kondisi ini jelas
14

berbeda dengan Indonesia yang sumur individu semakin banyak seiring


dengan banyaknya perumahan yang dibangun.
Sumur resapan inilah yang dicanangkan menjadi salah satu upaya
untuk meningkatkan muka air tanah dan memperbanyak cadangan air
tanah. Karena biayanya yang tidak terlalu tinggi, maka pengadaan sumur
resapan ini dilakukan setiap pembangunan satu rumah tinggal.

2.8.2. Membuat Sumur Resapan di Pekarangan Rumah


Walaupun sumur resapan tidak bisa mengatasi semua permasalahan
air saat ini, setidaknya sumur resapan mampu meringankan masalah air
banjir dan menurunnya muka air tanah.
Konsep sumur resapan adalah air hujan dari cucuran atap dialirkan
ke bak penampung, kemudian ke sumur resapan dengan harapan 85% air
hujan yang jatuh dapat diserap ke halaman agar tidak meluapkan banjir. Di
bawah tanah, resapan ini akan masuk merembes lapisan tanah yang disebut
sebagai lapisan tidak jenuh, tempat tanah (dari berbagai jenis) masih bisa
menyerap air kemudian masuk menembus permukaan tanah tempat di
bawahnya terdapat air tanah yangterperangkap di lapisan tanah yang jenuh.
Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang tata cara
perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan, menetapkan
beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan,
yaitu:
a. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada
tanah berlereng, curam atau labil.
b. Sumur resapan harus dijauhkan dari tempat penimbunan
sampah, jauh dari septictank (minimum 5 m diukur dari tpi),
dan berjarak minimum 1 m dari fondasi bangunan.
c. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau
maksimal 2 meter di bawah permukaan tanah. Kedalaman
muka air tanah minimum 1,5 m pada musim hujan.
d. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah lebih
besar atau sama dengan 2 cm/jam (artinya air setinggi 2 cm
akan diserap dalam waktu 1 jam), dengan 3 klasifikasi yaitu:
Permeabilitas sedang, yaitu 2 3,6 cm/jam
15

Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6


36 cm/jam
Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar
dari 36 cm/jam

2.8.3. Spesifikasi Sumur Resapan


Sumur resapan dapat dibuat oleh tukang pembuat sumur gali
berpengalaman dengan memperhatikan persyaratan teknis dan spesifikasi
berikut:
a. Penutup sumur
Untuk penutup sumur dapat dipilih beragam bahan, di
antaranya:
Pelat beton bertulang tebal 10 cm dicampur dengan satu
bagian semen, dua bagian pasir dan tiga bagian kerikil
Pelat beton tidak bertulang tebal 10 cm dengan
campuran perbandingan yang sama, berbentuk cubung
dan tidak diberi beban di atasnya
Forcement setebal 10 cm
b. Dinding sumur bagian atas dan bawah
Untuk dinding sumur dapat digunakan bis beton. Dinding
sumur bagian atas dapat menggunakan batu bata merah, batako,
campuran 1 semen:4 pasir, diplester dan diaci semen.
c. Pengisi sumur
Pengisi sumur dapat berupa batu pecah ukuran 10-20 cm,
pecahan bata merah ukuran 5-10 cm, ijuk, serta arang. Pecahan
batu tersebut disusun berongga.
d. Saluran air hujan
Saluran air hujan dapat digunakan pipa PVC berdiameter 110
mm, pipa beton berdiameter 200 mm, dan pipa beton setengah
lingkaran berdiameter 200mm.
Hal yang penting setelah sumur resapan dibuat adalah jangan lupa
melakukan perawatan secara berkala minimalnya 3 tahun sekali atau setiap
menjelang musim hujan.
16

2.8.4. Pedoman Umum Pembangunan Sumur Resapan


Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air ke bumi merupakan sumber air
yang dapat dipakai untuk keperluan makhluk hidup. Dalam siklus tersebut,
secara alamiah air hujan yang jatuh ke bumi sebagian akan masuk ke perut
bumi dan sebagian lagi akan menjadi air permukaan yang sebagian
mengalir di sungai dan sebagian yang lain terbuang masuk ke laut.

Saat ini, dengan kondisi daerah tangkapan air yang semakin sedikit,
maka kesempatan air hujan masuk ke perut bumi pun semakin sedikit.
Selain itu dengan maraknya pompanisasi di berbagai sudut daerah, defisit
air tanah semakin besar. Kondisi turunnya muka air tanah akan berakibat
pada sulitnya masyarakat mendapat air baku. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka diperlukan konservasi SDA yang salah satu upayanya
adalah membuat sumur resapan tersebut. Dengan prinsip dasar mencegah
dan meminimalisasi kehilangan air dalam tanah serta mengawetkannya
agar tetap lestari.

Bangunan sumur resapan minimalnya terdiri dari:

a. Saluran air sebagai jalan air yang akan dimasukkan ke dalam


sumur
b. Bak kontrol yang berfungsi untuk menyaring air sebelum
masuk sumur resapan
c. Pipa pemasukan atau saluran air masuk. Ukutan tergantung
jumlah aliran permukaan yang akan masuk.
d. Sumur resapan
e. Pipa pembuangan yang berfungsi sebagai saluran pembuangan
jika air dalam sumur resapan sudah penuh.

2.8.5. Pemberdayaan Sumur Resapan Ramah Lingkungan


Penetapan sumur resapan ramah lingkungan, didasarkan pada
parameter (a) kriteria wilayah resapan, (b) intensitas pemanfaatan ruang
(IPR). (c) tinggi rendahnya pemanfaatan air dangkal, dan (d) tingkat
kepedulian masyarakat terhadap perlunya sumur resapan.
17

Alternatif dalam penerapan teknologi sumur resapan yang ramah


lingkungan, melalui penetapan luas permukaan sumur resapan per hektar,
dengan pertimbangan kriteria daerah resapan dan besaran suplai air ke
dalam tanah, atas dasar luasan sumur resapan per hektar, mnurut kriteria
daerah resapan. Hal ini mengingat bahwa daerah resapan dipengaruhi oleh
besaran curah hujan, kedalaman efektif tanah, porositas dan permeabilitas
tanah, kemampuan infiltrasi air ke dalam tanah, dan perbedaan muka air
tanah pada musim hujan dan musim kmarau. Sedangkan, besaran suplai
air, diperhitungkan atas dasar kemampuan tubuh tanah dalam meresapkan
air ke dalam tanah (perkolasi), intensitas pemanfaatan ruang (rasio luas
bangunan dengan ruang terbuka hijau), pemanfaatan air tanah dangkal dan
tingkat kepedulian masyarakat terhadap sumber daya air tanah dangkal.
Intensitas pemanfaatan ruang (IPR), pada dasarnya sama dengan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB). Penetapan nilai ini dengan
pertimbangan belum etrsedianya peta KDB di sutau wilayah. Untuk
memperoleh keterkaitan antara kriteria nilai wilayah resapan dengan IPR,
dilakukan penampalan (overlay) peta kondisi eksis dan IPR, selanjutnya
disebut Kriteria wilayah resapan berdasarkan IPR. Selanjutnya maka
dibuat klasifikasi dalam 2 kriteria yaitu tinggi dan rendah atas dasar nilai
tengah.
Kriteria IPR baik bila < 40% atau setara dengan KDB 40% (luas
lahan persil yang diizinkan dibangun sebesar 40%, sedangkan 60%
lainnya merupakan ruang terbuka. Kriteria IPR rendah apabila IPR > 40%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pemanfaatna ruang,
maka akan semakin menghambar air masuk ke dalam tanah.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
18

DAFTAR PUSTAKA

SNI 03-7065-2005 Tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing. Badan


Standardisasi Nasional.

Anda mungkin juga menyukai