Anda di halaman 1dari 6

TUJUAN PRAKTIKUM

Memahami dan mengetahui berbagai macam cara isolasi mikroorganisme baik pada
agar tegak, agar miring maupun agar cawan.

2. PENDAHULUAN

Mikroba dapat kita jumpai pada seluruh lingkungan normal maupun ekstrim. Setiap
mikroba membutuhkan kondisi lingkungan tertentu terkait dengan karakter morfologi dan
biokimia (metabolisme) yang dimilikinya. Oleh karena itu, lingkungan hidup suatu mikroba
akan berbeda beda dan ada kalanya hanya spesifik untuk mikroba tertentu.
Mikroba memiki berbagai peran penting dalam suatu ekosistem. Peran ini bisa diemban
dalam kapasitasnya sebagai organisme tunggal (sel atau koloni) maupun dalam kaitannya
sebagai organisme yang memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan
organisme lain.
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah
memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang
akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya
menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang
tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air
sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat
(Hadioetomo, 1993).
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut
media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan
oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya (Anonim, 2011).
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada
medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber
karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk, 1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan
seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air
sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke
dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika) agar
merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological
(Hadioetomo, 1993).

3. TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakkan campuran menjadi
biakan murni. (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel individu) (Lim, 1998).
Mikroorganisme dibiakkan dilaboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium.
Banyak sekali medium yang tersedia, macamnya yang dipakai bergantung pada beberapa
faktor salah satu diantaranya ialah macam organisme yang akan ditumbuhkan (Volk, 1993)
Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri
dari satu wadah ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya biakan murni yang diharapkan
yang tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba terutama
yang berasal dari stok kultur ( bukan dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan
dapatmenyebab kankontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Dwyana
dan Asadi, 2012).
Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium baru memerlukan banyak
ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang kan digunakan
untuk mengerjakan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk
menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga
biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni ( Dwidjoseputro,
1990).

Menurut Dwiyana (2011), terdapat beberapa cara untuk mengisolasi mikroba yakni :
1. Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)
Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45 C, dituang ke dalam cawan petri
steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat.
Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran
(misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada
beberapa metode penggorean yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk
meletakkan sebagian besar organism pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran
dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian lain.
Cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan
secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu
sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri
individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat
ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni.
2. Metode Tuang (pour-plate method)
Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung
agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 45 0c. isinya diaduk untuk memencarkan
bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam cawan petri steril dan
dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses
ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi
koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel
dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringan kedua
digores kembali dengan organisme yang berasal dari koloni yang diisolasi untuk menjamin
bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni.

Sebelum diinokulasi tangan dan tempat kerja disemprot dengan alkohol dengan
menggunakan metode aseptik, jarum inokulasi disterilkan dengan membakarnya, dengan api
sampai jarum tersebut pijar
(Pradika, 2008).
4. METODE
Alat dan Bahan
Alat Bahan

1. Jarum ose 1. Air sungai

2. Bunsen 2. Alkohol

3. Tabung reaksi 3. Aquades

4. Korek 4. Media agar (NA,


PDA atau PCA)
5. Botol semprot

Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksankan Pada hari rabu, 19 Maret 2014 pukul 09.30-12.00 WIB di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Prosedur Kerja

1. Isolasi pada agar tegak


Disterilkan tangan dan meja

Dengan ose lurus diambil 1 ose sampel

Ditusukkan ose pada agar tegak sampai hampir dasar agar
(dilakukan didekan buncen)

Diinkubasi biakan pada suhu 37C selam 2 X 24jam

2. Isolasi pada agar miring


Disterilkan tangan dan meja

Dengan ose bulat diambil 1 ose sampel

Digoreskan pada lereng media agar miring
(dilakukan didekan buncen)

Diinkubasi biakan pada suhu 37C selam 2 X 24jam

3. Isolasi pada agar cawan (pour plate)


Diambil cawan petri steril

Diambil 1ml sampel

Dituang ke cawan petri

Diambil agar cair steril dalam dalam tabung reaksi

Dituang ke cawan petri yang sudah berisi sampel

Dihimogenkan
(diputar membentuk angka 8, kanan kiri atau depan belakang)

Ditunggu sampai padat

Diinkubasi pada suhu 37 C selama 2 X 24jam

3. Isolasi pada agar cawan (streak plate)


Sterilkan tangan dan meja

Diambil agar cawan yang sudah padat dan steril

Diambil 1 ose sampel

Digoreskan diatas agar secara zig zag
(dilakukan didekat buncen)

Diinkubasi pada suhu 37 C selama 2 X 24jam

E. HASIL
1. Hasil Isolasi Mikroorganisme (pada agar tegak dan miring)
N Metode Bentuk
O

1 Isolasi pada agar Spreading


miring(gores)

2 Isolasi pada agar Echinulate


tegak(tusuk)

Gambar isolasi metode gores Gambar isolasi metode tusuk


2. Hasil Isolasi Mikroorganisme (Metode Pourplate dan Streak plate)
Pour plate Streak plate

Bentuk Irregular Circular

Elevasi Flat Raised

Margin Undulate Entire

Permukaan Berkerut Halus mengkilap

Gambar isolasi metode pourplate Gambar isolasi metode streakplate

6. PEMBAHASAN
Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari
lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara,
substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat
berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi mikroba di lingkungan sangan
beranekaragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga
berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak
untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat
mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui
mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ani,2002).
Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni ialah kultur yang
sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Manfaat dilakukannya
kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan
ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, yang memerlukan suatu populasi
yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan
sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat dalam 2 jenis, yaitu NA
miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk membiakkan mikroba sedangkan NA
tegak digunakan untuk menstimulir pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen.
NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa
jenis bakteri.

Pada percobaan ini digunakan Na miring dengan menggunakan sampel air sungai.
Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24 jam, pertumbuhan bakteri
pada NA miring berbentuk spreading. Sedangkan pada NA tegak, dengan sampel yang sama
pertumbuhan bakteri pada NA tegak tersebut berbentuk echinulate.
Pertumbuhan bakteri pada Metode Pour Plate berbentuk Irreguler, elavasinya Flat,
marginsnya Undulate dan permukaannya berkerut. Dan pada Metode streak Plate dengan
menggunakan sampel air sungai. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24
jam, pertumbuhan bakteri pada Metode Streak Plate berbentuk circular, elavasinya raised,
permukaannya halus mengkilap, marginsnya Entire.
Isolasi mikroba dilakukan untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.

7. Kesimpulan

Tekhnik isolasi memiliki beberapa macam, yakni dengan metode agar tegak, metode agar
miring, metode streak plate juga metode pourplate. Pada NA miring ditemukan Spreading,
pada NA tegak ditemukan Echinulate . Pada pour plate ,bentuknya irregular, elevasi Flat,
margin Undulate, dengan permukaan berkerut. Streakplate ditemukan bentuk Circular, elevasi
Raised, margin Entire, dengan permukaan halus mengkilap.

8. DAFTAR PUSTAKA

Ani Murniati, 2002. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi.Bogor: IPB Press.


Dwidjoseputro, D. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.

Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar


Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas
Hasanuddin. Makassar
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia, Jakarta

Lim, D. 1998. Microbiology. WCB McGraw-Hill. Missouri.

Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai