Anda di halaman 1dari 6

ASIDIMETRI

PENETAPAN KADAR LARUTAN NaBO . 10HO

Jenis sample : NaBO . 10HO


Praktikan : Kimia Dasar
Nama : Fitri Amalia
Lokal : 1B
Nomer Absen : 20

A. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui normalitas sesungguhnya dari senyawa HSO dengan baku primer


Natrium Karbonat an hidrat
2. Menetapkan kadar zat dalam larutan NaBO . 10HO

B. Prinsip Pembuatan

Asidimetri adalah prinsip titrasi asam basa yaitu terjadinya reaksi penetralan
antara asam dengan basa atau sebaliknya dimana ion H dari asam akan bereaksi dengan
ion OH dari basa yang akan membentuk molekul air yang netral (pH=7). Dalam titrasi
asam basa terjadi reaksi penetralan antara zat pentiter (titran) dan zat yang dititrasi(titrat)

C. Teori

Asidimetri adalah macam kelompok dari titrasi netralisasi. Asidimetri


sering juga disebut dengan titrasi asidimetri.

Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersiofat basa (basa bebas, dan
larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan larutan
standart asam.

Larutan standart/larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya telah


diketahui dengan pasti dan teliti. Dimana, proses penambahan larutan standart ke
dalam larutan analit sampai terjadi reaksi sempurna disebut proses titrasi.

Dalam proses titrasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Indikator titrasi, yaitu zat kimia lain, analit atau titran yang sengaja ditambahkan
pada proses titrasi untuk mengetahui titik ekivalen.
2. Titik Ekivalen/titik akhir teoritis, yaitu saat dimana reaksi tepat berlangsung
sempurna.
3. Titik Akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah menunjukkan
warna dan titrasi harus dihentikan.
Dalam titrasi juga perlu diperhatikan larutan standart primernya dan larutan
standart sekundernya. Larutan standart primer yaitu suatu zat yang sudah diketahui
kemurniannya dengan pasti, konsentrasinya dapat diketahui dengan pasti dan teliti
berdasarkan berat zat yang dilarutkan. Larutan standart sekunder adalah suatu zat
yang tidak murni atau kemurniannya tidak diketahui, konsentrasi larutannya hanya
dapat diketahui dengan teliti melalui proses standarisasi, standarisasi dilakukan
dengan cara menitrasi larutan tersebut dengan larutan standart primer. Serta faktor
yang paling penting adalah ketepatan dalam pemilihan indikator agar kesalahan titrasi
yang terjadi menjadi sekecil mungkin.

Di dalam pembuatan larutan standart asam yang biasa dipakai adalah H 2SO4.
Asam nitrat (HNO3) tidak dipakai karena mempunyai sifat yang tidak stabil dan
mudah mengeluarkan gas NO, lagipula HNO 3 adalah suatu oksidator kuat, sehingga
dapat merusak indikator. Untuk titrasi yang memerlukan pemanasan, lebih baik
memakai H2SO4, sebab asam ini tidak mudah menguap pada pemanasan, tetapi dalam
beberapa hal misalnya dengan air kapur dan air barit dapat membentuk endapan,
sehingga sering menyulitkan. Dengan HCl kurang baik, karena HCl sering keluar
sebagai gas pada pemanasan. Namun demikian, titrasi yang terbanyak adalah
memakai HCl, sebab umumnya HCl membentuk garam yang mudah larut dalam air.

Larutan standart yang diinginkan biasanya dibuat dengan mengencerkan asam


yang pekat. Tetapi dalam pengenceran sering diperoleh konsentrasi yang tidak tepat,
hanya mendekati saja, oleh sebab itu perlu distandarisasikan.

D. Alat dan Bahan


a. Alat yang digunakan

Nama Alat Jumlah


Buret Makro 50 ml 1 buah
Labu ukur 250 ml 1 buah
Labu ukur 100 ml 2 buah
Erlenmeyer 6 buah
Pipet volume 1 buah
Pipet Filler 1 buah
Gelas Ukur 2 buah
Beaker Glass 1 buah
Pipet tetes 1 buah
Corong 1 buah

b. Bahan yang digunakan

Nama Bahan Jumlah


Asam Sulfat 0,1 N 250 ml
Na2CO3 0,1 N 100 ml
Lar. Na tetrat borat 100 ml
Indikator MM 3 tetes

E. Prosedur

1. Buat LBS : HSO 0,1 N 250 ml dari sediaan HSO 2 N


2. Buat LBP : NaCO 0,1 N
3. Buat sampel : NaBO 0,1 N

a. Pembuatan LBS HSO

1. Perhitungan Asam Sulfat 2N = 5,7 ml ad 100 ml


= 57 ml ad 1000 ml (as.sulfat pekat)

Cara pembuatan : Ambil 57ml HSO(p), masukkan ke dalam beaker glass


ditambah aqua dest ad 1000 ml.

Perhitungan LBS HSO 0,1 N 250 ml dari sediaan HSO 2N

V . N = V . N
250 ml . 0,1 N = V . 2 N
V = 12,5 ml ad 250ml

2. Cara Kerja Pembuatan LBS HSO 0,1 N 250 ml


Tuangkan 12,5ml larutan asam sulfat 2 N ke dalam gelas ukur
Volume Titrat Volume titran HSO
No Volume Paraf
NaCO Awal Akhir
1 25,00 ml 0,00 ml 19,20ml 19,20ml
2 25,00 ml 0,00 ml 20,30ml 20,30ml
3 25,00 ml 0,00 ml 19,50ml 19,50ml
Masukkan ke dalam labu ukur 250 ml. tambahkan aquadest dengan botol
semprot sedikit demi sedikit sampai sebelum tanda meniscus. Tambahkan
aquadest ad tanda batas dengan pipet tetes.
Larutan dikocok ad homogen.

b. Pembuatan LBP NaCO


1. Perhitungan NaCO 0,1 N 100 ml
Sediaan NaCO = 22,0960
Maka harus dicari = 22,0960
x106x1
= 0,4100 N
Jika diminta sediaan :
V . N = V . N
100 ml . 0,1 N = V . 0,4100
V = 24,39 ml = 25 ml
Normalitas sediaan yang ada di LBP :
V . N = V . N
100 ml . N = 25 ml . 0,4100
N = 0,1025 N

2. Cara Kerja Pembuatan LBP NaCO 0,1 N 100 ml


Pipet 25 ml larutan NaCO (dari sediaan 22,0026 g/v)
Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian tambahkan aqua dest
dengan botol semprot seidkit demi sedikit sampai sebelum tanda meniscus.
Tambahkan aqua dest ad tanda batas dengan pipet tetes melalui dinding labu
ukur
Larutan dikocok ad homogen.

c. Pembakuan
Pipet 25ml dari larutan NaCO 0,1 N dengan menggunakan pipet filler
Masukkan ke dalam Erlenmeyer sebanyak 3x
Tambahkan indicator metal merah 3 tetes
Titrasi dengan LBS HSO 0,1 N sedikit demi sedikit ad berubah warna (jangan
sampai berwarna pekat)
Lakukan titrasi 3x (triplo)
Volume rata-rata = 19,20+20,30+19,50 = 59 = 19,67ml

3 3

Normalitas sesunggunya dari larutan HSO 0,1 N


Mgek NaCO= Mgek HSO
V . N = V . N
25 ml . 0,1025 N = 19,67 ml . N
N = 0,13029N

d. Pembuatan Sampel NaBO . 10 HO


1. Perhitungan sampelnya NaBO . 10 HO dari sediaan 8%

N = 0,8 x 100 = 0,4195 N


x 381,37 x 1

Volume yang diminta :


V . N = V . N
100 ml . 0,1 N = V . 0,4195 N
V = 23,83 ml = 25 ml

2. Cara Kerja Pembuatan Sampel Na BO . 10 HO dari sediaan 8%


Pipet 25 ml larutan NaBO . 10 HO dari sediaan 8%
Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml. kemudian tambahkan aqua dest
dengan botol semprot sedikit demi sedikit sebelum tanda meniskus.
Tambahkan aqua dest ad tanda batas dengan pipet tetes melalui dinding
labu ukur
Larutan dikocok ad homogen.

e. Pembakuan
Pipet 25ml larutan NaBO . 10 HO dengan menggunakan pipet filler
Masukkan ke dalam Erlenmeyer sebanyak 3x
Tambahkan indicator metal merah 3tetes
Titrasi dengan LBS HSO 0,1 N sedikit demi sedikit ad berubah warna (jangan
sampai berwarna pekat)
Lakukan titrasi 3x (triplo)

Volume Titrat Volume titran HSO


No Volume Paraf
NaBO . 10 HO Awal Akhir
1 25,00 ml 0,00 ml 3,30ml 3,30ml
2 25,00 ml 0,00 ml 2,70ml 2,70ml
3 25,00 ml 0,00 ml 3,50ml 3,50ml
Volume rata-rata = 3,30+2,70+3,50 = 9,50 = 3,16ml
3 3
Perhitungan sampel :

Mgek sampel = Mgek HSO


= V x N x BE
= 3,16 x 0,13029 x
= 0,205mgek

Mg = Mgek . BM
= 0,205 . 381,37
= 78,18 mg/25ml

Dalam 100 ml = 100 ml x 7,180mg


25 ml
mg
= 312,72 100 ml l

g
= 0,31272 100 ml

Kadar % = 0,31272 x 100%


25
b
= 0,012 % v

F. Kesimpulan
- Normalitas sesungguhnya dari senyawa HSO dengan baku primer Natrium
Karbonat an hidrat adalah 0,13029
b
- Dari percobaan diatas didapat kadar NaBO . 10 HO adalah sebesar 0,012% v

G. Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/8317378/LAPORAN_PRAKTIKUM_ASIDIMETRI

Anda mungkin juga menyukai