Anda di halaman 1dari 91

III.

Program Upaya Perbaikan Gizi

III.1.A Latar Belakang

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun


penanggulangannya tidak dapat dilakukan hanya dengan pendekatan media dan
pelayanan kesehatan. Masalah gizi adalah upaya merubah perilaku ketahanan pangan
menjadi kebiasaan pembangunan pangan dalam rumah tangga. Pembangunan pangan
dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi produksi, pengolahan,
distribusi hingga konsumsi dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang serta terjamin
keamanannya (UU No 17 Tahun 2007 tentang RPJP 2005-2025).

Program upaya perbaikan gizi masyarakat adalah mempersiapkan, memelihara dan


mempertahankan agar setiap orang mempunyai status gizi baik, hidup sehat, produktif
dan investasi masa depan. Investasi gizi dapat membantu memutus lingkaran kemiskinan
dan peningkatan PDB Negara 2 hingga 3% per tahun. Investasi $1 pada gizi dapat
menghasilkan kembalinya $48 dalam peningkatan kesehatan, pendidikan dan
produktivitas ekonomi (SUN Movement Secretariate, 2013). The Copenhagen Consensus
2012 menyatakan para ekonom terkenal dunia juga mengidentifikasi cara paling cerdas
mengalokasikan uang untuk menghadapi 10 tantangan utama dunia adalah: Investasi
untuk perbaikan status gizi penduduk.

Bukti epidemiologis berdasarkan Global Nutrition Report: Indonesia termasuk salah


satu 17 negara dari 117 negara mempunyai beban ganda pada masalah balita yaitu
37,2% Stunting, 12,1 % wasting dan 11.9% overweight. Berdasarkan data IPKM Tahun
2013, kabupaten Berau mengalami penurunan peringkat dari Tahun 2007 ke 2013 yaitu
peringkat 91 menjadi 131. Salah satu wilayah kabupaten Berau adalah Kecamatan
Maratua. Oleh sebab itu, untuk menaikkan derajat kesehatan masyarakat maka dilakukan
identifikasikan masalah gizi yang ada di Kecamatan Maratua sebagai berikut:

1. Tidak adanya pelayanan gizi di Puskesmas


2. Rendahnya balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
3. Rendahnya keluarga sadar gizi (KADARZI)
4. Rendahnya pemberian makanan tambahan tepat usia, jumlah, frekuensi dan jenis
5. Perbaikan status gizi kurang pada balita 0-59 bulan
6. Rendahnya pemantauan status gizi anak sekolah
7. Rendahnya pentingnya menjadi remaja aktif dan berproduktif
8. Tingginya Penyakit Tidak Menular (PTM)
Berdasarkan masalah di atas, maka perlu dilakukaan intervensi program kegiatan
perbaikan gizi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
penanggulangan masalah gizi untuk kesehatan.
III.1.B Tujuan
Tujuan dari program ini adalah mengatasi masalah gizi dengan melakukan
intervensi kegiatan seperti berikut ini:
Masalah Gizi Kegiatan di Dalam dan Luar Gedung
Tidak adanya Kegiatan di Dalam Gedung:
fasilitas pelayanan D.1. Terselenggaranya fasilitas pelayanan konseling gizi di
gizi di Puskesmas Puskesmas
D.2. Adanya penyediaan informasi susunan menu diet, bahan
makanan penukar, dan resep pmt pemulihan berupa media leaflet.
D.3 Adanya informasi makanan tidak dianjurkan untuk diet
pasien rawat inap.
D.4. Adanya asuhan gizi untuk pasien rawat inap.
Kegiatan di Luar Gedung:
D.5. Kunjungan rumah menginformasikan bahwa tersedianya
konseling gizi di puskesmas dan fungsinya.
Rendahnya Kegiatan di Luar Gedung:
penimbangan anak D.6. Sweeping rumah anak usia 0-59 bulan.
usia 0-59 bulan D.7. Evaluasi cakupan D/S
(D/S) D.8. Pembuatan undangan posyandu mengatas namakan kepala
kampung untuk kampung cakupan terendah.
D.9. Dongeng pesan kesehatan loly papet bersambung
D.10. Membuat menu PMT Penyuluhan Berbahan Lokal bervariasi
setiap bulan
D.11. Pembinaan kader
D.12. Lomba posyandu (sedang diusulkan)
Rendahnya Kegiatan di Luar Gedung:
keluarga sadar gizi D.13. Penyuluhan makan beraneka ragam
(KADARZI) D.14. Sosialisasi dan pemeriksaan garam beryodium
D.15. Kunjungan rumah konseling ASI eksklusif pada kunjungan nifas
Rendahnya Kegiatan di Luar Gedung:
Pemberian D.16. Evaluasi anak 0-60 bulan yang mempunyai berat badan kurang.
Makanan Tambahan D.17. Kunjungan rumah
(PMT) tepat usia, D.18. Penyuluhan PMT pada ibu balita
jumlah, frekuensi
dan jenis
Perbaikan status Kegiatan di Luar Gedung:
gizi kurang sampai D.19. Pelacakan status gizi kurang sampai buruk dan pendataan
buruk pada balita 0- penyebabnya.
59 bulan D.20. Pos Gizi
D.21. Distribusi biskuit MPASI, konseling contoh susunan menu sehari
dan pembuatan PMT pemulihan
Rendahnya Kegiatan di Luar Gedung:
pemantauan status D.22. Pemantauan status gizi anak sekolah
gizi anak sekolah D.23. Penyuluhan dan penyelenggaraan PMT anak sekolah
Kurangnya Kegiatan di Luar Gedung:
pengetahuan D.24. Penyuluhan, pembagian Fe dan pemantauan distribusi secara
menjadi remaja aktif berkelanjutan
dan berproduktif D.25.Pentingnya gizi seimbang untuk remaja (terdapat di kegiatan
saka bhakti husada)
Tingginya Penyakit Kegiatan di Luar Gedung:
Tidak Menular D.26. Pengajuan percontohan Kebun Gizi di Kampung Teluk Harapan
(PTM) (sedang diusulkan dengan anggaran ADK)

III.1.C. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yang dilakukan dalam kegiatan-kegiatan ini adalah


penjaringan komitmen, ceramah, diskusi, konseling dan demontrasi

III.1.D Uraian Kegiatan


D.1. Terselenggaranya Pelayanan Konseling Gizi di Puskesmas
D.1.1 Latar Belakang
Konseling gizi adalah kegiatan pemberian informasi atau nasehat tentang gizi dan
dietetik yang erat kaitannya dengan gizi dan kesehatan seseorang yang diawali dengan
pengkajian gizi yang selanjutnya diselenggarakan pengaturan menu makan
Di Puskesmas Maratua belum adanya pelayanan konseling gizi karena tidak
adanya tenaga ahli gizi. Konseling gizi dilakukan setelah pengkajian klinis, laboratorium
dan berdasarkan status gizi.
D.1.2. Tujuan
1. Mempercepat penyembuhan pasien
2. Membimbing dan mengarahkan klien dalam memahami masalah gizi yang dihadapi
dan bagaimana mengatasinya

D.1.3 Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1 Ahli Gizi Konseling dengan pasien
2 Dokter Menyarankan pasien untuk konsultasi
pengaturan makan dengan ahli gizi.

D.1.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah pengunjung puskesmas

D.1.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Menyediakan waktu untuk memberikan konseling yang dibutuhkan pengunjung


puskesmas
Memberikan jadwal kembali untuk mengetahui peningkatan kesembuhan pasien
D.1.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu konseling, wawancara dan diskusi

D.1.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indicator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:
No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut
1 Memberikan informasi dengan Mengevaluasi pelaksanaan klinik
menggunakan media yang ada gizi
(liflet, poster, lembar balik
(flashcatd) dll)
Pengunjung setelah
mendapatkan konseling dapat
menceritakan kembali

D.1.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Tidak adanya ruangan, kursi, meja Mengusulkan pengadaan kursi, meja
di PKM Maratua konseling gizi pada tahun anggaran
berikutnya.

D.1.9 Dokumentasi
D.2. Penyediaan Informasi Susunan Menu Diet, Bahan Makanan Penukar, dan
Resep PMT Pemulihan Berupa Media Leaflet.
D.2.1 Latar Belakang
Makanan memegang peranan penting dalam upaya pencegahan dan
penyembuhan penyakit. Pemberian gizi yang tepat berperan penting bagi proses
kesembuhan pasien. Gizi adalah hasil akhir dari semua interaksi antara tubuh dengan
makanan yang dikonsumsinya.
Peningkatan gizi yang optimal merupakan kolaborasi dengan dokter, ahli gizi, juru
masak yang menginformasikan tentang diet khusus, diet regular, diet seimbang yang
menyuplai kebutuhan metabolisme. Diet yang diterima orang berbeda-beda, sangat
tergantung pada usia, berat badan, kondisi kesehatan dan banyaknya kegiatan yang
dilakukan dalam sehari.
D.2.2 Tujuan
Media pengingat dirumah untuk pasien berkaitan penjelasan penyakit dan pengaturan
makan untuk mempercepat penyembuhan pasien.
Pasien secara berkelanjutan dapat menjaga pola makan seimbang dan mencegah sakit
kembali.
D.2.3 Pihak Yang Dilibatkan dan Peranan
No Pihak Yang Dilibatkan iPeranan
1 Ahli Gizi Menjelaskan leaflet berdasarkan penyakit saat
melakukan konseling.

D.2.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah pengunjung puskesmas

D.2.5 Rincian Kegiatan

Membuat leaflet
Melakukan konseling di Puskesmas
i
D.2.6 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu konseling dan diskusi

D.2.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Terlaksananya konseling Adanya evaluasi mengenai jalannya
dengan menggunakan media konseling
leaflet
Adanya diskusi mengenai
materi yang diberikan.

D.2.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Tidak adanya ruangan, kursi, meja Mengusulkan pengadaan kursi, meja
konseling di PKM Maratua konseling gizi pada tahun anggaran
berikutnya.

D.2.9 Dokumentasi
D.3. Adanya Informasi Makanan Tidak Dianjurkan untuk Diet Pasien Rawat Inap.
D.3.1 Latar Belakang
Makanan memegang peranan penting dalam upaya pencegahan dan
penyembuhan penyakit. Pemberian gizi yang tepat berperan penting bagi proses
kesembuhan pasien. Peningkatan gizi yang optimal merupakan kolaborasi dengan dokter,
ahli gizi, juru masak yang menginformasikan tentang diet khusus. Gizi adalah hasil akhir
dari semua interaksi antara tubuh dengan makanan yang dikonsumsinya.
Pengaturan diet adalah berstandar dari pemberian makan dianjurkan dan tidak
dianjurkan. Manfaatnya, untuk memudahkan juru masak mengatur makan apabila ahli gizi
tidak ada di tempat, sehingga juru masak bisa melihat informasi makanan yang tidak
dianjurkan agar tidak memberatkan kesembuhan pasien.

D.3.2 Tujuan
Memudahkan juru masak membuat makanan dengan standar diet.
D.3.3 Pihak Yang Dilibatkan dan Peranan
No Pihak Yang Dilibatkan Peranan
1 Ahli Gizi Memberikan informasi bahan makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan, bentuk olahan dan
standar porsiyang ditempelkan di dapur
2 Juru Masak Membuat makanan pasien rawat inap dan
mempercepat penyembuhan

D.3.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah pasien rawat inap Puskesmas Maratua.

D.3.5 Rincian Kegiatan

Membuat daftar makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, pemilihan


pengolahan makan dan standar porsi
Menyelenggarakan makanan pasien rawat inap

D.3.6 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu penyelenggaraan makan pasien

D.3.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Pasien menghabiskan makanan Adanya evaluasi jumlah makanan
2 mempercepat penyembuhan
yang dihabiskan pasien

D.3.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Tidak adanya piring khusus pasien Mengusulkan pengadaan piring dan alat
makan khusus pasien pada tahun
anggaran berikutnya.

D.3.8 Dokumentasi

D.4. Adanya Asuhan Gizi untuk Pasien Rawat Inap.


D.4.1 Latar Belakang
Asuhan gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir yang memungkinkan
untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Asuhan disini adalah menetapkan intervensi pengaturan makan berdasarkan
dari diagnosa dokter, tanda klinis, hasil laboratorium, interaksi obat dan daya terima
makan pasien. Pemberian gizi yang tepat berperan penting bagi proses kesembuhan
pasien. Gizi adalah hasil akhir dari semua interaksi antara tubuh dengan makanan yang
dikonsumsinya.
Peningkatan gizi yang optimal merupakan kolaborasi dengan dokter, ahli gizi, juru
masak yang menyelenggarakan makan selama di rawat inap di puskesmas.
D.4.2 Tujuan
Mempercepat kesembuhan pasien
Memudahkan juru masak membuat makanan berdasarkan pengaturan menu
D.4.3 Pihak Yang Dilibatkan dan Peranan
No Pihak Yang Dilibatkan Peranan
1 Dokter Memberikan diagnosa penyakit
2 Ahli Gizi Memberikan informasi bahan makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan, bentuk olahan dan
standar porsiyang ditempelkan di dapur
3 Juru Masak Membuat makanan pasien rawat inap dan
mempercepat penyembuhan

D.4.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah pasien rawat inap Puskesmas Maratua.

D.4.5 Rincian Kegiatan

Membuat daftar makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, pengolahan makan
dan standar porsi
Menyelenggarakan makanan pasien rawat inap
Menjelaskan ke pasien hubungan makan dengan penyakit
Mendiskusikan hambatan dan solusi
Mendapatkan kesepakatan untuk perubahan periaku makan sekarang ataupun
penerapan dirumah.

D.4.6 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu konseling, diskusi dan penyelenggaraan makan pasien rawat
inap.

D.4.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut
1. Pasien menghabiskan makan Adanya evaluasi jumlah makanan yang
2. Mempecepat proses penyembuhan dihabiskan pasien

D.3.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1. Kurang adanya variatif bahan Memanfaatkan kebun gizi
makanan terutama sayur.
2. Tidak adanya piring khusus pasien Mengusulkan pengadaan piring dan alat
makan khusus pasien pada tahun
anggaran berikutnya.

D.4.8 Dokumentasi
D.5. Kunjungan Rumah Menginformasikan Bahwa Tersedianya Konseling Gizi di
Puskesmas Dan Fungsinya.

D.5.1 Latar Belakang


Konseling gizi adalah kegiatan pemberian informasi atau nasehat tentang gizi dan
dietetik yang erat kaitannya dengan gizi dan kesehatan seseorang yang diawali dengan
pengkajian gizi yang selanjutnya diselenggarakan pengaturan menu makan
Di Puskesmas Maratua belum adanya pelayanan konseling gizi karena tidak adanya
tenaga ahli gizi. Konseling gizi dilakukan setelah pengkajian klinis, laboratorium dan
berdasarkan status gizi.
Awal kedatangan kami di Maratua kami melakukan survey cepat masalah
kesehatan di Kecamatan Maratua. Survey ini sekaligus juga perkenalan ke warga dengan
kedatangan kami selama 2 tahun. Secara langsung juga ahli gizi memperkenalkan
tugasnya di Puskesmas, mengajak masyarakat untuk datang ke puskesmas bukan hanya
mengobati, tapi juga check up untuk mencegah penyakit termasuk bagaimana menjaga
pola makan seimbang agar tubuh tetap prima. Mengajak masyarakat untuk berkonsultasi
tentang makanan berkaitan dengan kesehatan.
D.5.2. Tujuan
1. Mengajak masyarakat untuk aktif mandiri menjaga kesehatan berkaitan pola makan
seimbang.
2. Mempercepat penyembuhan pasien
3. Membimbing dan mengarahkan klien dalam memahami masalah gizi yang dihadapi
dan bagaimana mengatasinya

D.5.3 Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1 Ahli Gizi Konseling dengan pasien
2 Tokoh Masyarakat Memperkenalkan tim nusantara sehat ke
masyarakat dan menjelaskan peranan dari
masing-masing profesi.

D.5.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat

D.5.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Kunjungan rumah
Sweeping jenis kesakitan yang paling banyak dialami masyarakat
Menjelaskan peranan ahli gizi untuk kesehatan
Mengajak masyarakat yang sudah sakit untuk memantau makan secara mandiri
berdasarkan saran ahli gizi
Mengajak masyarakat untuk aktif ke puskesmas untuk menjaga atau mencegah sakit.
D.5.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu konseling, wawancara dan diskusi

D.5.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indicator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Masyarakat mengenal peranan gizi Konseling gizi efektif membantu
dalam makanan yang berperan untuk permasalahan kesehatan masyarakat
kesehatan
Pengunjung puskesmas berminat untuk
2.
berkonsultasi gizi Mengevaluasi pelaksanaan klinik gizi

D.5.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Kunjungan rumah tidak dapat Aktif di kegiatan masyarakat untuk
dilakukan seluruh rumah di setiap mengupayakan penyebaran informasi
kampung lebih maksimal

D.5.9 Dokumentasi
D.6. Sweeping Rumah Anak Usia 0-59 Bulan.

D.6.1. Latar Belakang


Sweeping adalah kunjungan setiap rumah untuk mengajak masyarakat tetap
menjaga kesehatan. Sweeping merupakan dasar dan acuan untuk penentuan intervensi
dan kebijakan program gizi. Kegiatan sweeping anak usia 0-59 bulan adalah menelusuri
setiap rumah masyarakat untuk mengetahui keberadaan bayi dan balita. Kegiatan
sweeping anak usia 0-59 bulan bersamaan dengan sweeping ibu hamil dan pendataan
penduduk lainnya. Kegiatan sweeping ini merupakan kegiatan dari anggaran BOK.

D.6.2. Tujuan
1. Menandakan setiap rumah yang mempunyai anak usia 0-59
2. Memudahkan pendataan
3. Mengetahui jumlah sasaran untuk program kegiatan berkaitan anak usia 0-59 bulan.
4. Memotivasi keluarga melalui kunjungan rumah
5. Memudahkan penjemputan ke rumah, apabila penimbangan atau kegiatan lainnya
anak tidak datang.

D.6.3 Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1 Pegawai Puskesmas Melakukan Sweeping

D.6.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah bayi dan balita anak usia 0-59 bulan.

D.6.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Kunjungan rumah
Menempelkan stiker bergambar hati yang menandakan terdapat balita.
D.6.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan observasi

D.6.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Kegiatan untuk anak usia 0-59 bulan Sweeping dievaluasi setiap sebulan sekali
selalu dihadirkan 100%, apabila ada untuk mengetahui siapa aja yang baru
yang tidak datang, memudahkan untuk masuk, masih atau keluar dari kategori
kunjungan rumah. anak usia 0-59 bulan.

D.6.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Setiap orang tua yang diketahui Pengecekan stiker yang tertempel setiap
memiliki anak usia 0-59 bulan bulan.
memahami fungsi penempelan
stiker agar apabila stiker lepas
bisa melapor dan dipasang ulang.

D.6.9 Dokumentasi
D.7. Evaluasi Cakupan D/S

D.7.1 Latar Belakang

Masih rendahnya cakupan penimbangan dapat disebabkan berbagai hal


diantaranya belum optimalnya dukungan para pemangku kepentingan di berbagai tingkat,
rendahnya partisipasi keluarga, partisipasi kader, belum optimalnya kualitas pelayanan
posyandu, serta belum tersedianya dana operasional posyandu. Pemantauan
pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut,
penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan. Penimbangan balita dapat dilakukan
di berbagai tempat seperti Posyandu, Polindes, Puskesmas atau sarana pelayanan
kesehatan lainnya (Riskesdas,2013)

Pada Riskesdas 2013, informasi tentang pemantauan pertumbuhan anak diperoleh


dari frekuensi penimbangan anak umur 0-59 bulan selama enam bulan anak balita
ditimbang minimal enam kali. Di Maratua kegiatan penimbangan dilakukan di lima
posyandu pada tanggal 15-18 setiap bulan. Evaluasi banyaknya yang ditimbang dihitung
dengan cara jumlah yang ditimbang dibagi jumlah seluruh anak di posyandu (D/S). Hasil
persentasi tersebut dibandingkan setiap bulannya.

D.7.2. Tujuan
1. Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak usia 0-59 agar tambah usia tambah
berat badan tambah pandai yang sesuai.
2. Mencegah gizi buruk, kecacatan dan keterbelakangan mental
D.7.3 Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1. Ahli Gizi Memantau cakupan D/S setiap bulannya.
2. Kader Pencatatan dan pelaporan hasil penimbangan
3. Tokoh Masyarakat Mengajak masyarakat aktif dan wajib datang
penimbangan

D.7.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah anak usia 0-59 bulan di setiap wilayah posyandu.

D.7.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Pencatatan hasil pelaporan D/S dari kader


Pembuatan peta cakupan D/S setiap bulan
Pembuatan peta cakupan D/S tahun 2015 dan membandingkan peningkatan di
setiap bulan pada tahun 2016.
Berdasarkan gambar peta D/S tahun 2015 di atas dibandingkan dengan
standar RISKESDAS sebesar 90%. Hasil ini menunjukkan keseluruhan cakupan dari
setiap kampung tidak berbeda secara signifikan mempunyai kategori rendah yaitu
Kampung payung-payung 39,8%, Teluk Harapan 41,4%, Teluk Alulu 48,4% dan
Bohesilian 51,2%.
Pelaporan
Perencenaan kegiatan untuk peningkatan D/S sesuai target.
D.7.6 Metode pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu pencatatan dan pembuatan peta cakupan


D.7.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 D/S maksimal sesuai target Upaya kegiatan lebih efektif untuk
peningkatan kunjungan penimbangan
dengan melibatkan masyarakat agar bisa
mandiri memberdayakan kegiatan
peningkatan upaya kesehatan

D.7.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Pencatatan penimbangan dari Perbaikan manajemen posyandu
setiap posyandu belum sesuai
standar untuk memudahkan
merekap gabungan seluruh
posyandu

D.7.9 Dokumentasi
D.8. Pembuatan Undangan Posyandu Mengatas Namakan Kepala Kampung untuk
Kampung D/S Terendah.

D.8.1. Latar Belakang


Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan pertumbuhan secara dini. Sasaran penimbangan adalah anak usia 0-
59 bulan yang merupakan masa keemasan pada pertumbuhan dan perkembangan
keseluruhan. Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan
sangat diperlukan agar setiap anak tambah usia, tambah berat badan dan tambah pandai.
Penimbangan juga upaya pencegahan gizi buruk, keterbelakangan mental dan kecatatan.
Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti posyandu, polindes,
puskesmas, sarana pelayanan kesehatan yang lain.
Salah satu penyebab rendahnya cakupan D/S adalah belum optimalnya dukungan
para pemangku kepentingan di kampung terutama kepala kampung, Tokoh masyarakat
diupayakan:
1. Menggerakkan warga untuk datang ke posyandu, pertemuan rutin antar Desa dan
Kecamatan, rapat rutin pokja Posyandu dengan kegiatan lainnya.
2. Memberdayakan masyarakat dan memotivasi kader menjadi aktif
3. Menjadikan masyarakat turut serta berperan aktif dengan melaporkan bila ada
kasus gizi buruk
4. Membantu menggalang dana untuk keperluan operasional posyandu.

D.8.2. Tujuan
1. Meningkatnya kunjungan penimbangan (D/S)
2. Mengoptimalkan pemantauan tumbuh kembang anak yang sangat mempengaruhi
kualitasnya di masa depan
3. Menekan angka kesakitan, resiko PTM di usia dewasa, keterbelakangan mental dan
kecacatan.
4. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Maratua

D.8.3. Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1 Ahli Gizi Membuat undangan bekerjasama dengan
kader
2 Kepala Kampung Mendukung materi dan non materi untuk setiap
inovasi posyandu yang diajukan.
3 Kader Pemegang peran utama panutan dan promosi
ke masyarakat.

D.8.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah orang anak usia 0-59 bulan dan ibu hamil

D.8.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Kesepakatan kepala kampung dan kader.


Pembuatan dan penyebaran undangan
Mengajak masyarakat untuk aktif ke posyandu menjaga kesehatan, mengetahui
informasi kesehatan dan pemantauan tumbuh kembang anak dan ibu hamil
D.8.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan kunjungan rumah

D.8.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Peningkatan cakupan D/S. Melakukan pendekatan dengan masyarakat dengan
sering home visit dan aktif di kegiatan kampung.

D.8.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Mengingatkan orang tua secara Jika anak tidak datang, kader, tenaga
berkala setiap 3 bulan untuk kesehatan atau tokoh masyarakat
tanggal penimbangan menjemput, jika sering tidak datang
dilakukan konseling kunjungan rumah.

D.8.9 Dokumentasi
D.9. Dongeng Pesan Kesehatan Loly Papet Bersambung .

D.9.1. Latar Belakang


Indikator keberhasilan strategi peningkatan penimbangan balita di Posyandu dapat
dilihat dari indikator proses dan indicator akhir. Indikator akhir yaitu meningkatkann
cakupan D/S, sedangkan indikator proses diantaranya meningkatnya partisipasi
masyarakat. Peningkatan partisipasi masyarakat diantaranya membuat panggung boneka
untuk menarik anak-anak datang ke Posyandu. Panggung boneka ini dinamakan Loly
Pappet. Cerita yang digunakan untuk panggung boneka adalah cerita sehari-hari dengan
pesan kesehatan. Cerita yang digunakan cerita bersambung sehingga anak-anak
penasaran dan semangat mendengar cerita di penimbangan bulan selanjutnya.
D..9.2. Tujuan
1. Meningkatnya cakupan D/S
2. Meningkatkan partisipasi anak-anak
3. Meningkatnya kesadaran orang tua pentingnya penimbangan karena setiap hasil
penimbangan diberikan sedikit penjelasan tentang berat badan sesuai usianya
D.9.3. Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1. Kader Melakukan dongeng cerita ke anak-anak

D.9.4. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah anak usia 1-5 tahun

D.9.5. Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Informasi melalui undangan


Mengkoordinir anak-anak
Melakukan cerita panggung boneka
Mengingatkan anak-anak untuk mengikuti cerita bersambung yang selanjutnya.
D.9.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu demonstrasi

D.9.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Peningkatan cakupan D/S Kegiatan Loly papet menjadi kegiatan
permainan edukatif di setiap posyandu
D.9.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1. Media Loly papet yang sederhana Perlu inovasi lebih lanjut bahan
dan tidak bertahan lama karena pembuatan loly papet yang tahan lama
terbuat dari kerdus. dan menarik.

D.9.9. Dokumentasi
D.10. Membuat Menu Pmt Penyuluhan Berbahan Lokal Bervariasi Setiap Bulan

D.6.1 Latar Belakang


PMT (Pemberian Makanan Tambahan) merupakan upaya lain untuk meningkatkan
pelayanan di Posyandu. Ibu atau keluarga balita akan lebih tertarik untuk membawa balita
ke posyandu apabila ada PMT. Kegiatan PMT juga dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan keluarga tentang pemberian makanan balita yang berkualitas untuk
mempertahankan dan meningkatkan status gizi balita.
PMT terdiri dari 2 jenis, yaitu PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan. PMT
Penyuluhan diberikan setiap hari buka Posyandu yang tujuannya selain menambah
asupan gizi balita, juga menjadi contoh menu yang dipraktekkan orang tua di rumah. PMT
Pemulihan diberikan khusus kepada balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk
tanpa komplikasi. PMT ini diharapkan dilakukan sampai status gizi balita menjadi baik.
Pembuatan PMT menggunakan bahan makanan local dan penyelenggaranya dilakukan
oleh kader bekerja sama dengan tenaga pelaksana gizi Puskesmas. Kegiatan ini
direncanakan akan berjalan di Bulan Agustus diawali di Posyandu Nuri-Teluk Harapan.
D.6.2. Tujuan
1. Meningkatkan cakupan D/S Posyandu
2. Ibu atau keluarga balita akan lebih tertarik untuk membawa balita ke posyandu.
3. Contoh menu yang dipraktekkan ibu atau pengasuh di rumah

D.6.3 Pihak dan Peranan


N Pihak Yang Dilibatkan Peranan
o
1 Ahli Gizi Penyelenggara penyusunan menu setiap bulan
2 Kader Penyelenggara pembuatan PMT

D.6.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah anak usia 0-59 bulan

D.6.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

1. Membuat standar gizi berdasarkan golongan umur, jadi bisa diambil kebutuhan gizi
PMT dari kebutuhan makan sehari diantara usia 1-5 tahun.
Golongan Umur
Standar Gizi 1-3 Tahun 4-5 Tahun
Energi (kkal) 1000 1550
Protein (g) 25 39
Lemak (g) 28 51
Karbohidrat
(g) 163 228
PUFA (10%) 2,8 5,1
Vitamin A
(g) 450 450
Besi (mg) 0,6 0,6
B12 (mg) 0,9 1,2
Kalsium (mg) 8,2 9,7
Asam folat
(g) 150 200
Cairan (L) 1,3 2,3
Serat (g) 25 25

2. Membuat susunan menu PMT setiap bulan dalam 1 tahun


SUSUNAN MAKANAN TAMBAHAN POSYANDU DALAM 1
TAHUN

Energi Protein Lemak KH Vit. A Vit. D Fe Ca


Makanan (kkal) (gr) (gr) (gr) Serat (g) (g) (mg) (mg)
Soun isi telur 240 8 15,5 17,5 0,6 399,2 0,7 0,9 41
puyuh
Bubur sumsum es
buah 213 4,1 4,1 40,7 2 136,5 0,7 1,2 100,5
Sup Ikan 203,6 5,9 10,9 13,2 1,5 510,4 1 0,4 20
Bubur pisang 253,7 3,5 3,2 53,1 1,8 46 0,7 1,2 82
Bubur campur 254,7 9,4 17,4 18,1 1 810,3 3,3 2,2 73,9
Bubur Saring
Kacang Hijau
Kuning Telur 267,5 7,7 9,5 37,4 1,6 412,4 1,6 1,9 27,1
Bubur kacang hijau 158,5 2,3 1,3 37,2 1,6 3,3 0 1,1 18,5
2765,
bubur hati ayam 250,8 8,6 11,5 29,8 1,7 4 0 2,4 19,6
Bubur Jagung 195,4 8,2 11,5 16,2 2 554 0,9 1,8 38,3
dadar isi 256,7 10,5 11,1 31,1 2,5 298,4 2,4 1,1 41,3
Rolade tempe 257 22,6 6,6 19,7 4,4 81,3 3,4 3,3 114,7
perkedel ikan 233 11,8 14,3 15,5 1,1 581,5 4,7 8,9 42,7
burger tempe 214,2 16,8 11,9 3,8 3 424,3 3 3,2 124,5
Loaf tahu 214,2 12,4 7,1 28,4 3,1 73,8 0,3 3,6 100,9
Mashed potato 149,1 3,1 5,3 23,9 1,6 46,9 0,1 0,4 44,5
Puding Roti 255,1 9,4 15 21,6 1,2 129,5 0,3 0,8 134,4
Puding Busa 1457,
Mozaik 3260,2 81,7 78,5 573 0,1 9 6 6,5 1535,7
Puding Busa 72,89
Mozaik 1 porsi 163,01 4,085 3,925 28,65 0,005 5 0,3 0,325 76,785

3. Pembuatan resep
4. Pembuatan rencana anggaran setiap bahan makanan setiap porsi
5. Penyebarluaskan ke setiap posyandu dan diskusi dengan kader
6. Penyelenggaraan masak di Posyandu.
7. Mengevaluasi tingkat kesukaan terhadap anak yang diberikan.

D.6.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu Diskusi

D.6.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indicator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Peningkatan cakupan D/S Penyelenggaraan PMT berbahan lokal
dapat berlangsung setiap bulan
D.6.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Bahan makanan untuk PMT sulit Pemesanan bahan makanan terutama
didapatkan. sayuran 2 hari ke penjual sayur sebelum
kegiatan

D.6.9 Dokumentasi

Kegiatan dimulai di Bulan Agustus, perencanaan sudah disetujui Kader Posyandu


Teluk Harapan

D.11. Pembinaan Kader

Pembinaan kader dimasukkan ke dalam program promosi kesehatan di


Puskesmas.

D.12. Lomba Posyandu (sedang diusulkan)

Lomba posyandu diselenggarakan oleh kegiatan PKK Kecamatan khususnya di Pokja


Empat. Proposal kegiatan lomba sudah disetujui oleh Ketua Pokja Empat dan menunggu
pencairan dana. Kegiatan lomba ini bermanfaat untuk mempersiapkan setiap posyandu apabila
ada lomba tingkat kecamatan baik lomba kader ataupun posyandunya sendiri. Proposal
diharapkan dapat disetujui dari semua pihak tokoh masyarakat terkait selanjutnya kami mencari
sponsorship apabila terjadi kekurangan dana.

D.13. Penyuluhan Makan Beraneka Ragam

D.13.1. Latar Belakang

Menyeimbangkan gizi adalah upaya menjaga dan merawat kesehatan. Pola makanan
tanpa mengindahkan gizi meskipun makanan tersebut bergengsi tidak akan memberikan manfaat
kesehatan. Taka da satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang mampu
membuat seseoranguntuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu,
mengkonsumsi makanan beragam haruslah dilakukan. Makanan beraneka ragam mengandung
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya. Makanan bergizi sering disebut
sebagai Triguna Makanan yaitu makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.

Idealnya, setiap kali makan menu mengandung 4 kelompok makanan (makanan pokok,
lauk pauk, sayur dan buah). Dengan makanan yang seimbang dan serat cukup dapat mencegah
penyakit degenerative. Mengkonsumsi hanya satu jenis makanan atau memantang makanan
dalam waktu yang lama menyebabkan berbagai penyakit kekurangan gizi

D.13.2. Tujuan :

a) Tujuan Umum
Mengetahui pentingnya makanan beraneka ragam
b) Tujuan Khusus
Makanan beraneka ragam untuk berbagai kelompok usia dan kebutuhan
khusus (bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dll)

D.13.3. Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Promkes Mengatur jalannya kegiatan
2. Ahli Gizi Menyelenggarakan penyuluhan-penyuluhan
dikelompok masyarakat berdasarkan
kebutuhan
3. Bidan Menyelenggarakan kelas ibu hamil, penyuluhan
makanan ibu hamil

D.13.4. Sasaran : Masyarakat

D.13.5. Rincian Kegiatan :

a) Persiapan
Menyiapkan dan menyebarkan undangan
Menyiapkan materi penyuluhan dengan media lembar balik dan power point.
b) Pelaksanaan
Pembukaan
Perkenalan
Ceramah singkat dan diskusi (tanya jawab)

D.13.6. Metode dan Media Pelaksanaan :


Metode pelaksanaan adalah Ceramah dan Tanya Jawab

D.13.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indicator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Kegiatan penyuluhan makan Terselenggara secara tersendiri
beranekaragam diselipkan disetiap pentingnya makan beraneka ragam,
penyuluhan yaitu penyuluhan KIA, khususnya setelah ada kebun gizi di
kelas ibu hamil dan makanan bayi
setiap kampung di Maratua, sehingga
balita. Peserta mampu menjawab
. tidak ada alasan lagi tidak tersedia
pertanyaan yang sudah dijelaskan
sayur.

D.13.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Perlu adanya penyuluhan Penyuluhan sayur dan buah ada disetiap
pentingnya makan sayur dan kelompok umur khusunya bayi, balita
buah, karena kurangnya makan dan anak pra sekolah yang sasarannya
beraneka ragam secara ibu-ibu yang biasa menyelenggarakan
keseluruhan karena kurangnya makan di rumah.
bahan makanan tersebut

D.13.9. Dokumentasi :

Penyuluhan bersamaan dengan penyluhan


KIA dan PMT bayi anak
D.14. Sosialisasi dan Pemeriksaan
Garam Beryodium

D.14.1. Latar Belakang :

GAKY merupakan suatu


masalah gizi yang disebabkan
karena kekurangan Yodium,
akibat kekurangan Yodium ini
dapat menimbulkan penyakit
salah satu yang sering kita
kenal dan ditemui
dimasyarakat adalah Gondok.
Selain itu, gangguan kesehatan lainnya adalah Kretenisme, Reterdasi mental,
gangguan pendengaran dan bicara.

D.14.2. Tujuan :

c) Tujuan Umum
Mengetahui penggunaan garam mengandung yodium di setiap rumah
tangga
d) Tujuan Khusus
Masyarakat mengganti menggunakan garam mengandung yodium
Ibu rumah tangga mampu menyimpan garam agar tetap terjaga kandungan
yodiumnya.

D.14.3. Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Promkes Mengatur jalannya kegiatan
2. Ahli Gizi Pentingnya garam beryodium
3. Guru Membantu mengkordinir siswa-siswi selama
berlangsungnya kegiatan

D.14.4. Sasaran : Siswa Sekolah Dasar Kelas 3, 4,dan 5

D.14.5. Rincian Kegiatan :


c) Persiapan
d) Menyiapkan dan menyebarkan undangan ke sekolah
e) Menyiapkan tetes iodida, wadah garam untuk dites, dan flyer pesan untuk
ibu yang diberikan murid
f) Mengajak siswa agar tetap tertib
g) Pelaksanaan
Pembukaan
Perkenalan
Pengecekan garam beryodium
Ceramah singkat dan diskusi (tanya jawab)

D.14.6. Metode dan Media Pelaksanaan :

Metode pelaksanaan adalah Demonstrasi Pengecekan, Ceramah dan Diskusi dan Media
Pelaksanaan adalah Flyer dan demontrasi garam yang diuji

D.14.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indicator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 100% garam mengandung yodium (dari Setiap rumah tangga mengerti cara
sampel), Rinciannya: penyimpanan garam yang tepat agar tidak
1. Kampung Teluk Alulu 28 sampel mengurangi kandungan yodium
berwarna pekat
2. Kampung Teluk Harapan 54 sampel Kegiatan ini dilaksanakan oleh semua siswa
.
berwarna pekat dan 5 warna yang tidak di Sekolah dengan frekuensi 2 kali dalam
pekat artinya mengandung sedikit setahun
yodium
3. Kampung Bohe Silian 65 sampel
berwarna pekat.
4. Kampung Payung-payung 25 sampel
berwarna pekat
Siswa memahami apa itu yodium dan
2. manfaatnya

D.15.8. Evaluasi dan Rekomendasi


No Evaluasi Rekomendasi
1 Kegiatan hanya berlangsung di Kegiatan pengecekan bukan hanya
tiga kelas karena keterbatasan dilakukan di sekolah tapi juga di rumah
waktu tangga dan warung

D.14.9. Dokumentasi :
D.15. Kunjungan Rumah Konseling ASI Eksklusif pada Kunjungan Nifas

D.15.1. Latar Belakang :

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman


tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak
diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
Pada tahun 2001 World Health Organization/Organisasi Kesehatan
Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi
adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI
eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi. Ketentuan harus sudah
diterapkan di dunia khususnya Indonesia.
D.15.2. Tujuan :

e) Tujuan Umum
Memberikan konseling mengenai pentingnya ASI Eksklusif
f) Tujuan Khusus
Mengedukasi pengertian, pentingnya, waktu pemberian serta mitos, fakta
dari ASI Eksklusif
Menanggulangi dan mencegah masalah pemberian ASI
Mempraktekkan cara menyusui yang baik
Gizi untuk ibu menyusui

D.15.3. Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Bidan Bersamaan dengan kunjungan KN
2. Ahli Gizi Konseling ASI Eksklusif
3. Keluarga konseli Memotivasi mensukseskan ASI Eksklusif

D. 15.4. Rincian Kegiatan :

a) Persiapan
h) Menyiapkan materi konseling
b) Pelaksanaan
Pembukaan
Perkenalan
Penyampaian materi
Diskusi (tanya jawab)
Praktek menyusui

D.15.5. Sasaran : Ibu Menyusui (Pasca Melahirkan)

D.15.6. Metode dan Media Pelaksanaan :

Metode pelaksanaan adalah Ceramah dan Diskusi

D.15.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Dari 7 responden, 4 yang menyatakan Kunjungan rumah tentang konseling
dan diobervasi masih ASI eksklusif pentingnya ASI Eksklusif disetiap kampung
bisa dibantu bidan dari masing-masing
pustu.
Ibu mampu menjawab pertanyaan dan
2.
menyimpulkan konseling yang
diberikan.

D.15.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Karena keterbatasan waktu yang Konseling Asi eksklusif dilaksanakan
bersamaan dengan kegiatan selama masih kehamilan.
lainnya. Dari 7 responden hanya 4
yang dikonseling langsung setelah
melahirkan dan belum sempat
diberikan makanan selain ASI
sehingga mampu dimotivasi untuk
mempertahankan pemberian ASI.
2. Ibu disibukkan dengan menggendong Ibu harus selalu dimotivasi agar percaya diri
atau menidurkan bayi sehingga harus menyusui, jadi sebaiknya suami atau
memilih waktu-waktu yang tepat untuk pendukung keberhasilan pemberian ASI ikut
konseling. aktif mendengarkan konseling.

D.15.9. Dokumentasi :
Kendala: Home visit ASI Eksklusif berjalan optimal di wilayah puskesmas induk, untuk ke
3 desa lainnya.

D.16. Evaluasi Anak Usia 0-60 Bulan yang Mempunyai Berat Badan Kurang

D.16.1. Latar Belakang :

Investasi terbesar adalah mempunyai anak yang cerdas. Kecerdasan anak


ini bisa ditunjang dari mengoptimalkan makanannya sejak kehamilan sampai usia 2
tahun (1000 hari kehidupan). Pada melewati usia ini, otak disebabkan kurang gizi
tidak dapat diperbaiki. Hal ini menyebabkan kurang optimalnya kualitas manusia,
baik diukur dari kemampuan mencapai pendidikan tinggi, rendahnya daya saing,
rentan penyakit tidak menular (PTM) sehingga mengurangi pendapatan dan
ekonomi rendah. Berat badan harus sesuai garis pertumbuhan, mengikuti pita hijau
di KMS, bertambah tinggi dan kemampuan sesuai umur.

D.16.2. Tujuan :

Tujuan Umum
Mengetahui jumlah gizi buruk dan kurang di Maratua

Tujuan Khusus

Mengetahui sasaran intervensi penatalaksanaan perbaikan gizi buruk dan


kurang menjadi status gizi baik.

D.16.3. Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Kader Pencatatan dan pelaporan penimbangan setiap
bulan
2. Ahli Gizi Membuat rekapan data sasaran yang
mengalami gizi buruk dan gizi kurus
3. Tokoh Masyarakat Memotivasi sasaran anak gizi buruk dan kurang
untuk mendapatkan asuhan gizi

D.16.4. Rincian Kegiatan :

Pendataan diambil dari data posyandu


Perincian nama-nama sasaran
Perencanaan intervensi
D.16.5. Sasaran : Bayi dan Balita Usia 0-60 Bulan

D.16.6. Metode dan Media Pelaksanaan :

Metode pelaksanaan adalah Pendataan

D.16.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Data penimbang sesuai dengan di Kunjungan rumah melakukan pengecekan
lapangan data.

D.16.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Peserta penimbangan belum Melakukan kunjungan rumah untuk anak
seluruhnya hadir sehingga tidak yang tidak datang ke penimbangan.
bisa diketahui status gizi dari
keseluruhannya.

D.16.9. Dokumentasi :

D.17. Kunjungan Rumah untuk Balita Gizi Kurang


D.17.1. Latar Belakang :

Investasi terbesar adalah mempunyai anak yang cerdas. Kecerdasan anak


ini bisa ditunjang dari mengoptimalkan makanannya sejak kehamilan sampai usia 2
tahun (1000 hari kehidupan). Pada melewati usia ini, otak disebabkan kurang gizi
tidak dapat diperbaiki. Hal ini menyebabkan kurang optimalnya kualitas manusia,
baik diukur dari kemampuan mencapai pendidikan tinggi, rendahnya daya saing,
rentan penyakit tidak menular (PTM) sehingga mengurangi pendapatan dan
ekonomi rendah. Berat badan harus sesuai garis pertumbuhan, mengikuti pita hijau
di KMS, bertambah tinggi dan kemampuan sesuai umur.

D.17.2. Tujuan :

g) Tujuan Umum
Cakupan Gizi Kurang berkurang menjadi Gizi Baik.
h) Tujuan Khusus
Mengetahui sasaran intervensi penatalaksanaan perbaikan gizi menjadi
status gizi baik.

D.17.3. Rincian Kegiatan :

Pendataan diambil dari data posyandu


Kunjungan Rumah
Konseling Gizi
Intervensi
Kunjungan Ulang dilanjutkan praktek masak
D.17.4. Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Kader Pencatatan dan pelaporan penimbangan setiap
bulan
2. Ahli Gizi Membuat rekapan data sasaran yang
mengalami gizi buruk dan gizi kurus
3. Tokoh Masyarakat Memotivasi sasaran anak gizi buruk dan kurang
untuk mendapatkan asuhan gizi

D.17.5. Sasaran : Bayi dan Balita Usia 0-60 Bulan


D.17.5. Metode dan Media Pelaksanaan :

Metode pelaksanaan adalah Ceramah, kunjungan selanjutnya demonstarsi

D.17.6. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Berkurangnya status gizi kurang Observasi kunjungan rumah saat
pemberian makan dan intervensi perubahan
perilaku.

D.17.7. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Karena keterbatasan waktu, Melakukan kunjungan rumah untuk anak
kunjungan rumah baru dilakukan di usia 1-5 tahun
satu rumah.

D.18.8. Dokumentasi
D.18 Penyuluhan PMT pada Ibu Balita

D.18.1. Latar Belakang


Pengenalan makanan tambahan bayi dilakukan ketika usia bayi telah mencapai 6
bulan. Makanan ini sering disebut makanan pendamping ASI. Pemberian ini diberikan
saat usia 6 bulan karena usia yang mampu mencerna makanan dengan tekstur sama
seperti ASI dan memerlukan makanan tambahan untuk kebutuhan energi yang lebih
tinggi. Informasi membantu para orang tua dan pengasuh agar dapat memberikan
makanan secara optimal
Investasi terbesar adalah mempunyai anak yang cerdas. Kecerdasan anak ini bisa
ditunjang dari mengoptimalkan makanannya sejak kehamilan sampai usia 2 tahun (1000 hari
kehidupan). Pada melewati usia ini, otak disebabkan kurang gizi tidak dapat diperbaiki. Hal ini
menyebabkan kurang optimalnya kualitas manusia, baik diukur dari kemampuan mencapai
pendidikan tinggi, rendahnya daya saing, rentan penyakit tidak menular (PTM) sehingga
mengurangi pendapatan dan ekonomi rendah. Berat badan harus sesuai garis pertumbuhan,
mengikuti pita hijau di KMS, bertambah tinggi dan kemampuan sesuai umur.

D.18.2. Tujuan :

Tujuan Umum : Cakupan Gizi Kurang berkurang menjadi Gizi Baik.

Tujuan Khusus :

Perubahan perilaku pemberian makanan anak sesuai usia


Pemanfaatkan sumber bahan makanan lokal untuk makanan bayi dan anak.
D.18.3. Rincian Kegiatan :

Persiapan

Pemberitahuan ke pustu dan kader


Persiapan materi
Undangan ke ibu anak usia 0-60 bulan
Pelaksanaan

Pembukaan
Pre Test
Perkenalan
Penyampaian materi
Diskusi (tanya jawab)
Post Test

D.18.4. Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Kader Pencatatan dan pelaporan penimbangan setiap
bulan
2. Ahli Gizi Membuat rekapan data sasaran yang
mengalami gizi buruk dan gizi kurus
3. Kader Membantu mengumpulkan ibu bayi dan balita di
Posyandu

D.18.5. Sasaran : Ibu Bayi dan Balita Usia 0-60 Bulan

D.18.6. Metode dan Media Pelaksanaan :

Metode pelaksanaan adalah Ceramah


Media pelaksanaan adalah power point
D.18.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Berkurangnya status gizi kurang Observasi kunjungan rumah saat pemberian
Hasil Pre-post test: makan dan intervensi perubahan perilaku.
2.
Kampung Bohe Silian :
43/120x100%=35%
Kampung Payung-payung : Penyuluhan dilakukan berkala setiap 3 bulan
80/136x100%= 58% pada saat penimbangan, penyuluhan bisa
Kampung Teluk Alulu: 23/80x100%=
diikuti dengan demo masak.
28%
Kampung Teluk Harapan tidak
melaksakan test karena suasana
sudah gaduh

D.18.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Penyuluhan tidak kondusif karena Penyuluhan diadakan diluar kegiatan
suara tangisan anak-anak. posyandu dengan membuat
perkumpulan ibu-ibu tanpa membawa
anak-anak agar lebih kondusif.

D.18.9. Dokumentasi

D.19. Pelacakan Status Gizi Kurang Sampai Buruk dan Pendataan Penyebabnya.

D.19.1. Latar Belakang :


Investasi terbesar adalah mempunyai anak yang cerdas. Kecerdasan anak ini bisa
ditunjang dari mengoptimalkan makanannya sejak kehamilan sampai usia 2 tahun (1000 hari
kehidupan). Pada melewati usia ini, otak disebabkan kurang gizi tidak dapat diperbaiki. Hal ini
menyebabkan kurang optimalnya kualitas manusia, baik diukur dari kemampuan mencapai
pendidikan tinggi, rendahnya daya saing, rentan penyakit tidak menular (PTM) sehingga
mengurangi pendapatan dan ekonomi rendah. Berat badan harus sesuai garis pertumbuhan,
mengikuti pita hijau di KMS, bertambah tinggi dan kemampuan sesuai umur.

Penentuan gizi buruk berdasarkan perhitungan z-score standar WHO dari data
penimbangan, selanjutnya dilakukan wawancara dari ibu atau pengasuh dari identitas keluarga,
tanda klinis, penyakit penyerta, pola asuh, riwayat gizi dan kelahiran, riwayat imunisasi, riwayat
konsumsi obat,riwayat pemberian ASI. Terjadinya gizi buruk disebabkan banyak faktor dari
pengetahuan pengasuh, ekonomi dan status kesehatan yang terus menerus tidak dapat perhatian

D.19.2. Tujuan :

Tujuan Umum

Meningkatkan berat badan anak sesuai usia


Tujuan Khusus

Menanamkan kebiasaan makan yang baik dan benar


Anak mendapatkan makanan tepat usia, jumlah dan tekstur
Memberikan gizi yang seimbang sesuai kebutuhan untuk tumbuh kembang
anak yang optimal
Memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit.

D.19.3. Rincian Kegiatan :

Persiapan

c) Menyiapkan media konseling yaitu lembar balik


d) Menyiapkan formulir pelacakan gizi buruk dan kurus

Pelaksanaan

Pembukaan
Perkenalan
Recall
Pengisian formulir
Penyampaian materi
Diskusi (tanya jawab)

D.19.4. Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Kader Pencatatan dan pelaporan penimbangan setiap
bulan
2. Ahli Gizi Membuat rekapan data sasaran yang
mengalami gizi buruk dan gizi kurus
3. Kader Membantu pendataan hasil penimbangan

D.19.5.Sasaran : Ibu atau pengasuh bayi dan balita usia 0-60 bulan

D.19.6. Metode dan Media Pelaksanaan :

Metode Pelaksanaan : Ceramah dan Diskusi


Media Konseling : Lembar balik MPASI tepat usia, jumlah dan tekstur.

D.19.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Berkurangnya status gizi kurang Observasi kunjungan rumah saat
Mengetahui faktor penyebab terbanyak pemberian makan dan merencanakan

2. anak gizi kurang sampai buruk intervensi.


Saat konseling, Menanyakan kembali
ke Ibu/Pengasuh.
3.

D.19.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Konseling membutuhkan waktu yang Perlu dilakukan monitoring evaluasi
lama karena menggali kebiasaan pola berkelanjutan sampai berat badan yang
asuh ibu. Dibutuhkan pula tempat diharapakan.
yang kondusif. Oleh sebab itu, apabila
konseling di posyandu hanya bisa
menjangkau 1 sasaran.

D.19.9. Dokumentasi

D.20. Pos Gizi

D.20.1. Latar Belakang :

Investasi terbesar adalah mempunyai anak yang


cerdas. Kecerdasan anak ini bisa ditunjang dari
mengoptimalkan makanannya sejak kehamilan sampai
usia 2 tahun (1000 hari kehidupan). Pada melewati usia
ini, otak disebabkan kurang gizi tidak dapat diperbaiki.
Hal ini menyebabkan kurang optimalnya kualitas
manusia, baik diukur dari kemampuan mencapai
pendidikan tinggi, rendahnya daya saing, rentan penyakit
tidak menular (PTM) sehingga mengurangi pendapatan
dan ekonomi rendah. Berat badan harus sesuai garis
pertumbuhan, mengikuti pita hijau di KMS, bertambah
tinggi dan kemampuan sesuai umur.

Pos Gizi adalah kegiatan berkumpulnya balita


kurang gizi dan pengasuh untuk belajar
memperaktekkan perilaku positif untuk menjadikan
status gizi baik. Syarat peserta diantaranya: Diatas 1
tahun, berat badan lebih dari 7 kg, dikategorikan BGM, tidak mempunyai penyakit kronis. Kegiatan
Pos Gizi ini diharapkan dapat memperbaiki status gizi anak-anak di Maratua yang dapat
meningkatkan derajat kesehatan di masyarakatnya.

D.20.2. Tujuan :
Tujuan Umum :

Tidak adanya anak mengalami gizi kurang di Maratua


Tujuan Khusus :

Kader dan tenaga kesehatan mampu memfasilitasi perbaikan gizi anak


kurus
Pos gizi dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria: meningkatnya berat
badan minimal 200-400 gr atau normal di KMS, perubahan perilaku menjadi
perilaku kebiasaan positif dalam hal pemberian makan
D.20.3. Rincian Kegiatan :

Persiapan

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Kabupaten untuk melatih tenaga


kesehatan dan kader posyandu.

Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan selama 6 hari yang terdiri dari:

Hari pertama : Pembukaan

Hari kedua : Latihan menghitung umur, pembagian status gizi setiap anak dan
mengkategorikan berdasarkan grafik KMS

Hari ketiga : Menentukan positif defisian dari keluarga yang memiliki anak gizi kurang
dengan ekonomi baik dibandingkan dengan anak gizi baik ekonomi biasa.

Hari keempat : Musyawarah Masyarakat Kampung

Hari kelima : Praktek pembuatan MPASI, Latihan penyelenggaraan Pos Gizi

Hari keenam : Penutupan

D.20.4. Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Dinas Kabupaten Fasilitator
2. Ahli Gizi, Bidan dan Kader Peserta
D.20.5. Sasaran : Ibu atau pengasuh bayi dan balita usia 0-60 bulan

D.20.6. Metode dan Media Pelaksanaan :

Metode Pelaksanaan : Ceramah, Demonstrasi dan Diskusi


Media Konseling : Power point

D.20.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1. Penerapan langkah-langkah pos gizi di Pos Gizi dilaksanakan sampai tidak ada
setiap kampung berjalan sesuai anak yang menderita gizi kurang.
pelatihan

D.20.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Pos gizi membutuhkan dukungan Perlu dilakukan monitoring evaluasi
materi dari kampung, oleh sebab berkelanjutan untuk anak yang sudah
itu dibutuhkan kesepakatan dari berhasil naik berat badan, agar tetap
dipertahankan dan naik berdasarkan standar
pemangku kepentingan di setiap
yang diharapkan.
kampung agar pelaksanaan pos
gizi berjalan sesuai yang
diharapkan

D.20.9. Dokumentasi
D.21. Distribusi Biskuit MPASI, Konseling Pentingnya PMT Pemulihan Buatan Lokal dan
Cara Pembuatannya
D.21.1. Latar Belakang :

Salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan terjadinya gangguan tumbuh kembang
pada bayi dan anak yang dilakukan oleh pemerintah adalah MP-ASI kepada bayi dan anak usia 6-
24 bulan yang berasal dari keluarga miskin. Usia ini dipilih karena pada periode ini merupakan
masa emas tumbuh kembang anak ditandai dengan pessatnya perkembangan otak sampai 85%..
Apabila penanggulangan ini tidak dilakukan dampaknya akan terjadi gangguan tumbuh kembang
anak yang selanjutnya akan berpengaruh pada kualitas hidup dimasa depan.

Pemberian biskuit MP-ASI diharapkan dijelaskan dengan kebutuhan dan bukan sebagai
makanan utama. Makanan utama MP-ASI lebih bernilai gizi sempurna jika berasala dari buatan
rumahan dari bahan lokal. Pemberian MP-ASI bisa hanya untuk selingan dan kebutuhan khusus
yang harus meningkatkan berat badan secara cepat.

D.21.2. Tujuan :

Tujuan Umum

Meningkatkan berat badan anak sesuai usia


Tujuan Khusus

Penjelasan Biskuit MP-ASI


Meningkatnya pengetahuan MP-ASI pemulihan berbahan lokal
Memberikan gizi yang seimbang sesuai kebutuhan untuk tumbuh kembang
anak yang optimal
Memotivasi ibu untuk selalu memantau tumbuh kembang anak

D.21.3. Rincian Kegiatan :

Persiapan

Media lembar balik MP-ASI dan biskuit MP-ASI dari Pemerintah.


Meminta izin dengan kepala kampung
Pelaksanaan

Pembukaan
Perkenalan
Recall
Penyampaian materi
Diskusi (tanya jawab)
Pemberian biskuit MP-ASI
Menentukan tanggal kunjungan rumah

D.21.4. . Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Kader Pelaporan hasil penimbangan dan distribusi
MPASI pemulihan
2. Ahli Gizi dan Tenaga Konseling MP-ASI
Kesehatan lain

D. 21.5. Sasaran : Ibu atau pengasuh bayi dan balita usia 0-60 bulan

D.21.6. Metode dan Media Pelaksanaan :

Metode Pelaksanaan : Ceramah dan Diskusi


Media Konseling : Lembar balik MPASI tepat usia, jumlah dan tekstur.

D.21.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Berkurangnya status gizi kurang Observasi kunjungan rumah saat
Saat konseling, Menanyakan kembali pemberian makan dan merencanakan

2. ke Ibu/Pengasuh. intervensi.

D.21.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Konseling membutuhkan waktu yang Perlu dilakukan monitoring evaluasi
lama karena menggali kebiasaan pola berkelanjutan sampai berat badan yang
asuh ibu. Dibutuhkan pula tempat diharapakan.
yang kondusif. Apabila di Posyandu
hanya bisa 1 konseli.
D.21.9. Dokumentasi

D.21. Pemantauan Status Gizi Anak Sekolah

D.21.1. Latar Belakang :

Upaya preventif untuk mendeteksi tumbuh kembang anak sekolah adalah


dengan dengan pemantauan status gizi. Pemantauan status gizi disesuaikan
dengan KMS anak sekolah yang mempunyai grafik pertumbuhan berdasarkan
berat badan dan tinggi badan. Pemantauan status gizi ini dilakukan setahun dua
kali yaitu untuk pemilihan dokter kecil dan penjaringan siswa baru.

D.21.2. Tujuan :
a) Tujuan Umum
Upaya preventif mendeteksi kesesuaian tumbuh kembang anak di sekolah.
b) Tujuan Khusus
Meningkatkan prestasi belajar anak di sekolah.
Meningkatkan kesehatan anak di sekolah
Deteksi dini kesehatan dan pertumbuhan yang tidak sesuai

D.21.3. Rincian Kegiatan :

a) Persiapan
Menyiapkan dan menyebarkan undangan ke sekolah
Menyiapkan timbangan dan microtoa harus berfungsi baik, tempat
pengukuran dan penimbangan rata dan anak-anak melepaskan alas kaki,
pernak-pernik (kunciran, jam tangan, dll) yang mempengaruhi pengukuran
b) Pelaksanaan
Pada Tanggal 9-12 Mei 2016 di empat kampung.
Pembukaan
Perkenalan
Menuliskan nama di setiap KMS berdasarkan jenis kelamin
Memanggil siswa satu per satu untuk penimbangan dan pengukuran
Pada saat penimbangan berat badan, memastikan tegak lurus pandangan
kedepan
Pada saat pengukuran tinggi badan, memastikan 4 titik menempel dinding :
tumit, pantat, pundak dan kepala serta pandangan ke depan
Pencatatan hasil.
Membuat titik berdasarkan grafik sesuai berat badan dengan tinggi badan
Mensosialisasikan ke siswa pentingnya memantau berat badan dan tinggi
badan.

D.21.4. Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Ahli Gizi Penyuluhan dan Pengukuran Antropometri
2. Tenaga Kesehatan lainnya Pengukuran Antropometri

D.21.5. Sasaran : Sekolah Dasar Kelas 3, 4 dan 5

D.21.6. Metode dan Media Pelaksanaan :


Metode Pelaksanaan : Pengukuran antropometri berat badan dan tinggi
badan
Media Konseling : KMS anak sekolah.

D.21.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Siswa tercatat hadir 100% dalam PSG dilaksanakan setiap enam bulan sekali
pengukuran berat badan dan tinggi
badan

D.21.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Sebelum dilakukan pemantauan Penjelasan ke guru dan siswa pentingnya
status gizi (PSG), sebaiknya siswa pemantauan pertumbuhan anak pada masa
diberitahukan terlebih dahulu manfaat sekolah agar tetap aktif beraktifitas
PSG, manfaat mempunyai berat
badan normal dan bagaimana
menanggulangi jika berat badan tidak
sesuai dengan tinggi badan serta
usia.

D.21.9. Dokumentasi
D.23. Penyuluhan dan penyelenggaraan PMT Anak Sekolah

D.23.1. Latar Belakang :

Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu factor pertama
yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dalam mencapai
SDM yang berkualitas, factor gizi memegang peranan penting. Gizi yang baik akan
menghasilkan SDM yang berkualitas yaitu sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang
tangguh serta produktif. Perbaikan gizi diperlukan pada siklus kehidupan mulai
sejak masa kehamilan , anak bayi, balita, prasekolah, SD, remaja dan dewasa
sampai usia lanjut (Depkes RI, 2005)
Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan gizi pada ibu hamil, bayi
dan balita relatif cukup memadai. Sementara program perbaikan gizi anak SD/MI,
remaja, dewasa dan usia lanjut masih belum banyak dilakukan. Perbaikan gizi anak
SD/MI khususnya merupakan langkah strategis karena dampaknya secara
langsung berkaitan dengan pencapaian SDM yang berkualitas (Depkes RI,
2005:3).
Perbaikan gizi anak SD/MI sangat penting mengingat, pertama jumlah anak
SD/MI cukup besar yaitu sekitar 15% dari total penduduk di Indonesia, kedua anak
SD/MI sedang mengalami tumbuh kembang yang pesat sehingga memerlukan
pemenuhan kebutihan gizi yang tepat agar menjadi remaja dan dewasa yang
produktif, dan ketiga anak SD/MI dapat dijadikan sebagai media pembawa
perubahan (agent of change) bagi perilaku gizi bagi diri sendiri dan keluarganya.
(Depkes RI, 2005:3)

D.23.2. Tujuan :

a) Tujuan Umum
Meningkatkan status gizi dan prestasi belajar anak sekolah
b) Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan anak sekolah pentingnya gizi seimbang.
Meningkatkan pengetahuan anak pentingnya sarapan dan manfaatnya.
Meningkatkan pengetahuan anak bentuk sarapan yang sesuai kelengkapan
gizi
Meningkatkan pengetahuan anak jajanan yang bergizi dan manfaatnya.
Meningkatkan pengetahuan anak manfaat PMT buatan lokal
Merencanakan snack PMT dengan jadwal 2x/mingguD.20.3.

D.23.3. Rincian Kegiatan :

a) Persiapan
Tidak ada persiapan, karena kegiatan berlangsung bersamaan dengan
kegiatan Dinkes yang datang untuk penilaian sekolah
b) Pelaksanaan
Pembukaan
Perkenalan
Penyampaian materi
Diskusi (tanya jawab)

D.23.4. Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Dinas Kabupaten Penyuluhan dan Penyelenggaraan PMT-AS
2. Guru dan PKK kampung Penyelenggaraan PMT-AS
3. Ahli Gizi Saran untuk standar gizi PMT-AS
D.23.5. Sasaran : Sekolah Dasar Kelas 3, 4, 5 dan 6

D.23.6. Metode dan Media Pelaksanaan :

Metode Pelaksanaan : Ceramah dan Diskusi


Media Konseling : Papan Tulis

D.23.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Anak mampu mengulang ceramah dan Perlu ada pemantauan siklus menu PMTAS
menjawab pertanyaan sesuai kebutuhan gizi anak sekolah

2. Berjalannya penyelenggaran PMT-AS


di Sekolah Dasar Negeri 003 Maratua

D.23.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Kegiatan hanya dilakukan di satu Kegiatan penyuluhan dan penyelenggaraan
sekolah yaitu Sekolah Dasar Negeri PMT-AS ada di empat sekolah dasar di
003 Maratua di Kampung Teluk Maratua
Harapan

D.23.9. Dokumentasi

D.24. Penyuluhan, Pembagian Fe dan


Pemantauan Distribusi Secara
Berkelanjutan.

D.24.1. Latar Belakang :


Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (hb) dalam darah kurang dari
normal. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi yang dipengaruhi oleh pola
makanan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan dan status kesehatan (Khumaidi, 1989). Meskipun
anemia disebabkan oleh berbagai faktor, namun lebih dari 50% kasus anemia yang terbanyak
diseluruh dunia secara langsung disebabkan oleh kurangnya zat gizi besi. Kekurangan zat besi
dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun otak.
Karena fungsi Hb itu sendiri adalah membawa oksigen ke sel dan otak. Kekurangan kadar Hb
pada remaja dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lelah dan sepat lupa. Akibatnya dapat
menurunkan prestasi belajar, kebugaran dan daya tahan tubuh rendah.

Oleh sebab itu untuk menanggulangi anemia, harus banyak mengkonsumsi makanan yang
kaya zat besi. Namun karena remaja banyak berhadapan dengan pola makan yang tidak
seimbang juga kehilangan darah sewaktu menstruasi, maka diberikan tablet fe yang dapat
meningkatkan Hb secara singkat diikuti kesesuaian makanan untuk mencegah anemia. Kegiatan
ini diselenggarakan di SMAN 9 dan SMPN 5 Maratua

D.24.2. Tujuan :

a) Tujuan Umum
Memberikan penyuluhan berkaitan anemia dan tablet Fe
b) Tujuan Khusus
Mudah dimengerti remaja
Meningkatkan pengetahuan remaja tentang pengertian anemia, penyebab
anemia, akibat anemia dan mengatasi anemia
Meyakinkan remaja pentingnya konsumsi tablet Fe dan kontra indikasi
terhadap makanan lainnya.
Mengedukasi guru pentingnya tablet Fe sehingga bias terus memantau
siswinya secara teratur.
Siswi secara terus menerus mengkonsumsi tablet Fe satu tablet setiap satu
minggu dan setiap hari pada saat menstruasi.

D.24.3. Rincian Kegiatan :

a) Persiapan
Menyiapkan dan menyebarkan undangan ke sekolah
Menyiapkan media, materi dan metode penyuluhan
Menyiapkan konsumsi
Menyiapkan alat dan bahan
b) Pelaksanaan
27 Februari dan 3 Maret 2016
Pembukaan
Perkenalan
Penyampaian materi
Diskusi (tanya jawab)
Pembagian tablet Fe
Konsumsi tablet Fe secara bersamaan

D.24.4. Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Ahli Gizi Penyuluhan pentingnya tablet tambah darah
2. Guru Koordinator pendistribusian tablet tambah
darah

D.24.5. Sasaran : Remaja usia 13-18 tahun (siswi SMP dan SMA)

D.24.6. Metode dan Media Pelaksanaan :

Metode Pelaksanaan : Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi


Media Konseling : Power Point
D.24.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Siswi tetap memperhatikan materi dan Pemberian materi pentingnya tablet tambah
mampu mendiskusikan secara aktif darah diinformasikan juga kepada guru-
guru di sekolah tersebut

D.24.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Siswi sebelumnya tidak mengetahui Guru yang terpilih menjadi kordinator
pentingnya tablet Fe. pemantauan konsumsi tablet Fe bisa
Ada beberapa siswi yang tidak suka memantau setiap siswi saat mengkonsumsi
mengkonsumsi tablet Fe karena tablet Fe.
2
aromanya.
Tidak efektifnya penyuluhan di tempat
yang bersaaman dengan adanya
siswa, sehigga tidak kondusif karena
3.
gaduh di luar kelas.

D.24.9. Dokumentasi

D.25. Pentingnya gizi seimbang untuk remaja (terdapat di kegiatan saka bhakti husada)
Kegiatan ini dimasukkan laporan kegiatan Saka Bhakti Husada Krida Bina Gizi di bagian Promosi
Kesehatan.

D.25.1 Dokumentasi

D.26. Pengajuan percontohan Kebun Gizi di Kampung Teluk Harapan (sedang diusulkan
dengan anggaran ADK)

D.26.1. Latar Belakang :

Kebun gizi merupakan program pemanfaatan lahan sebagai akses pemenuhan kebutuhan gizi
keluarga yang terjangkau. Kebutuhan sayur dan buah dalam memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral sangatlah penting. Sayur dan buah adalah sumber serat yang dapat mencegah dan
mengobati resiko penyakit tidak menular diantaranya Diabetes Melitus, Hipertensi, dan Kolesterol.
Ketiga penyakit tersebut merupakan PTM yang paling banyak diderita di masyarakat Maratua.
Padahal, ketersediaan sayur dan buah di Maratua sangatlah jarang karena menunggu pasokan
dari Kota Tanjung Redeb. Oleh sebab itu, untuk memenuhi ketersediaan kebutuhan sayur dan
buah diupayakan kampung bisa memberdayakan kebun gizi untuk kebutuhan makan sehari-hari.

D.26.2. Tujuan :

c) Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan penyakit tidak menular
d) Tujuan Khusus
Mencukupi kebutuhan makan sayur dan buah
Meningkatkan taraf kesehatan masyarakat di Maratua

D.26.3. Rincian Kegiatan :

Mengajukan rincian kebutuhan kebun gizi ke kepala kampung


Melakukan penyuluhan pentingnya sayur dan buah
Mengaplikasikan ke menu makan di posyandu usia lanjut.
D.26.4. Pihak dan Peranan

No Pihak Yang Dilibatkan Peranan


1. Tenaga kesehatan Pengajuan anggaran
2. Kepala Kampung Mensetujui adanya kebun gizi percontohan

D.26.5. Sasaran : Lahan Kampung Teluk Harapan

D.26.6. Metode dan Media Pelaksanaan :

Metode Pelaksanaan : Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi


Media Konseling : Papan tulis dan alat berkebun
D.22.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indikator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Pembangunan kebun gizi dan Kebun gizi dapat dirawat dan hasilnya
menghasilkan sumber bahan makanan dapat dijual kembali untuk sumber
sayur, buah dan tanaman obat. penghasilan kampung

D.1. Pemantauan Status Gizi Kurus dan Kurus Sekali


D.1.1 Latar Belakang
Kegiatan ini dilakukan setiap bulan berdasarkan hasil data penimbangan dan
sweeping. Hasil data dilakukan pengecekan perhitungan z-score. Kegiatan yang
dilakukan antara lain konseling & pemberian biskuit MPASI dan monitoring evaluasi.
Kegiatan ini adalah tambahan dari kegiatan di meja empat pada posyandu. Penyuluhan di
meja 4 dilakukan oleh kader setelah pengisian KMS.
Hambatannya, sulitnya mengaktifkan meja 4 di kegiatan penimbangan karena banyaknya
bayi, balita yang sulit dikondisikan.

D.1.2. Tujuan
1. Menaikkan berat badan
2. Membimbing dan mengarahkan klien dalam memahami masalah gizi yang dihadapi
dan bagaimana mengatasinya

D.1.3 Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1 Ahli Gizi Konseling dengan pasien
2 Kader Konseling dengan pasien

D.1.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah balita kurus, kurus sekali, BGM, Garis Kuning.

D.1.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Menyediakan waktu untuk memberikan konseling yang dibutuhkan.


Merincikan target pasien dan jadwal kunjungan ulang
D.1.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu konseling, wawancara dan diskusi

D.1.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indicator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Memberikan informasi dengan Memantau berat badan
menggunakan media yang ada
(liflet, poster, lembar balik
(flashcatd) dll)
Ibu setelah mendapatkan
konseling dapat menceritakan
kembali

D.1.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Perlu adanya motivasi kader agar Penyegaran kader setiap bulan.
keaktifan meja posyandu berjalan
baik

D.1.9 Dokumentasi
D.2 Penatalaksanaan Status Gizi Kurus dan Kurus Sekali

D.1.1 Latar Belakang


Kegiatan ini dilakukan setiap bulan berdasarkan hasil penemuan Status Gizi Kurus dan Kurus
Sekali berdasarkan perhitungan z-score yang masuk kategori >-2 sampai -3. Kegiatan yang
dilakukan antara lain pengisian formulir, tanda klinis, riwayat kesehatan dan diagnosa masalah,
konseling dan pemberian formula makanan dan monitoring evaluasi. Hambatannya, dibutuhkan
komitmen dari orang tua untuk mematuhi terapi diet yang dianjurkan.

D.1.2. Tujuan
1. Menaikkan berat badan
2. Membimbing dan mengarahkan klien dalam memahami masalah gizi yang dihadapi
dan bagaimana mengatasinya

D.1.3 Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1 Ahli Gizi Konseling dengan pasien
2 Dokter Memeriksa penyakit penyebab&menyebabkan
kurus
2 Kader Memantau perkembangan pasien

D.1.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah balita kurus, kurus sekali, BGM, Garis Kuning.

D.1.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Pendataan
Pemeriksaan
Pemberian terapi diet
D.1.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu wawancara dan diskusi

D.1.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indicator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Memberikan informasi dengan Memantau berat badan
menggunakan media yang ada
(liflet, poster, lembar balik
(flashcatd) dll)
Ibu pasien setelah
mendapatkan konseling dapat
menceritakan kembali

D.1.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Perubahan perilaku makan Monitoring makan secara random

D.1.9 Dokumentasi
D.2 Peningkatan D/S Bulan Juni-September

D.1.1 Latar Belakang


Kegiatan penimbangan bertujuan memantau tumbuh kembang anak, penatalaksanaan
anak sakit ringan, pelacakan dan perbaikan status gizi. Jumlah anak yang datang menimbang
setiap bulan sangat rendah, oleh sebab itu dilakukan berbagai cara promotif diantaranya:

1 Mengumumkan ke pengeras suara masjid


2 Menyebarkan undangan mengatas namakan kepala kampung
3 Menyelenggarakan loly pappet
4 Memberikan sertifikat kepada anak yang datang menimbang 6 bulan berturut
5 Menyelenggarakan PMT dengan menarik

D.1.2. Tujuan

1. Menaikkan D/S
2. Bayi balita tambah usia, tambah berat badan dan tambah pandai
D.1.3 Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1 Ahli Gizi Konseling dengan pasien
2 Kepala Kampung Memotivasi masyarakat
2 Kader Memantau perkembangan pasien

D.1.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah anak usia 0-59 bulan

D.1.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Pendataan
Kegiatan Posyandu
D.1.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu demonstrasi dan kunjungan rumah

D.1.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indicator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Peningkatan D/S Memantau berat badan
D.1.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Kunjungan bayi balita yang Masyarakat mengerti pentingnya
ditimbang memantau pertumbuhan anak untuk
masa depannya

Cakupan D/S Kecamatan Maratua

Kampung Juni (%) Juli (%) Agustus (%) September (%)


Teluk Harapan 23 24 27 49
Bohe Silian 61 57.5 50 61
Payung-payung 21 24 27 31
Teluk Alulu 46 29 32 45
Data tersebut dapat disimpulkan cakupan D/S tertinggi hanya 61%, sedangkan
berdasarkan acuan Riskesdas adalah 90%. Hal ini dikarenakan beberapa alasadsfan diantaranya,
terlaksana saat hari posyandu bersamaan dengan hari besar, seperti bulan ramadhan (Juni),
kegiatan PKK & Idul Fitri (Juli), kegiatan lomba 17 Agustus (Agustus).

D.3.9 Dokumentasi

D.2 Penjaringan Status Gizi Siswa Baru SD, SMP dan SMA

D.1.1 Latar Belakang


Dalam upaya kegiatan preventif untuk mendeteksi kesehatan anak sekolah

pada bulan September ini sedang dilakukan kegiatan Penjaringan Kesehatan bagi

peserta didik baru ajaran 2015 2016 dari tingkat SD, SMP, & SMA se-Kecamatan

Maratua dari 4 kampung/desa. Penjaringan kesehatan ini dilakukan setiap satu tahun

sekali untuk tahun ajaran baru peserta didik.

Pelaksanaan penjaringan kesehatan peserta didik dilakukan bersama dengan rekan-rekan


Puskesmas Maratua. Untuk tingkat SD dari 4 sekolah, SMP 1 sekolah & SMA 1 sekolah
D.1.2. Tujuan
1. Mendeteksi dini status gizi anak sebagai cerminan kesehatan anak sekolah
2. Meningkatkan prestasi belajar anak
D.1.3 Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1 Ahli Gizi Konseling dengan pasien
2 Tenaga kesehatan Pemeriksaan kesehatan klinis dan fisik
3 Guru Membantu kelancaran proses kegiatan

D.1.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah siswa baru.

D.1.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Pendataan
Pengukuran berat badan dan tinggi badan
Perhitungan dan pengkategorian
D.1.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu pemeriksaan antropometri

D.1.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indicator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:
Hasil Kesimpulan Status Gizi Siswa (BB/U) Baru SD, SMP, & SMA Se-Kecamatan
Maratua

22.5 Teluk Harapan (%) Payung Bohe Teluk SMP (%) SMA
60 -payung Silian Alulu (%)
IA IB VII A VII B VII C
(%) (%) (%)
17.5 7.4 12 11.1 7.4 30 22 10 7.6 22.5
0 55 56 38.8 40.7 10 32 66.6 38.5 60
0 29.6 32 33.3 44.4 50 42 20 46.15 17.5
Gemuk 7.4 0 16.6 0 10 3.2 3.3 7.6 0
Sangat 0 0 0 7.4 0 0 0 0 0
Gemuk
Berdasarkan pengukuran antropometri dapat disimpulkan hasil terbanyak ada pada status
gizi (BB/U) Kurus pada kegiatan penjaringan siswa baru.

Hasil Kesimpulan Status Gizi Siswa (TB/U) Baru SD, SMP, & SMA Se-Kecamatan
Maratua

Status Teluk Harapan Payung Bohe Teluk SMP (%) SMA


Gizi (%) -payung Silian Alulu (%)
IA IB VII A VII B VII C
(%) (%) (%)
Stuntin 29.6 8 5.5 22.2 30 64.5 36.6 65 22.5
g
Tidak 70.3 92 95 78 70 36 63 35 77.5
Stuntin
g
Berdasarkan pengukuran antropometri dapat disimpulkan hasil terbanyak ada pada status
gizi (TB/U) Tidak Stunting sebesar 95% pada kegiatan penjaringan siswa baru.

D.1.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Kegiatan ini membutuhkan banyak Ada kegiatan tindak lanjut untuk
tenaga puskesmas, sehingga merubah status gizi kurus menjadi
harus dipersiapkan sebaik normal.
mungkin
D.1.9 Dokumentasi

D.1. Percontohan Kebun Gizi


D.1.1 Latar Belakang
Kegiatan ini dilakukan Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk membuat percontohan kebun
gizi dan TOGA adalah untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan gizi masyrakat dan juga untuk
menurunkan angka PTM. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan di sekitar lingkungan
Posyandu sekaligus untuk memenuhi salah satu syarat untuk menjadikan penghijauan.
Hambatannya, sulit mendapatkan tanah untuk menanam.
D.1.2. Tujuan

1. Meningkatkan kebutuhan gizi

2. Lingkungan menjadi asri, mengurangi polutan

D.1.3 Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1 Masyarakat Gotong royong merawat tanaman

D.1.4 Sasaran

Masyarakat

D.1.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Berkebun
Pemberian pupuk berasall dari kotoran binatang ternak sendiri

D.1.6 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indicator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Gizi masyarakat terpenuhi Diaplikasikan di setiap lahan
dengan pembiayaan yang posyandu untuk pemenuhan pmt
minimal bayi balita

D.1.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Tanaman berkelanjutnya Pembuatan jadwal perawatan tanaman
dibudidaya

D.1.8 Dokumentasi
D.2 Pemberian Sertifikat ASI Eksklusif

D.1.1 Latar Belakang


Kegiatan ini dilakukan setiap 6 bulan diharapkan untuk memotivasi ibu memberikan ASI SAJA
selama 6 bulan untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak sampai dewasa. Asi merupakan
makanan zat gizi sempurna yang cukup pada usia tersebut. Hambatan, sulitnya memonitoring
langsung kerumah secara berkelanjutan untuk memastikan kebenaran informasi pemberian Asi.

D.1.2. Tujuan
1. Berhasil pemberian ASI SAJA selama enam bulan.
2. Tumbuh kembang dan kesehatan anak optimal
D.1.3 Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1 Tenaga Kesehatan Pemantauan pemberian Asi

D.1.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah ibu dengan anak usia 0-6 bulan

D.1.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Pendataan
Konseling
Pemantauan
Pemberian sertifikat
D.1.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu wawancara dan diskusi

D.1.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indicator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:
No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut
1 Anak berhasil diberikan ASI Memantau pemberian makanan
saja selama 6 bulan tambahan tepat usia, jenis, tekstur
&waktu

D.1.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Perubahan perilaku makan Monitoring rumah secara random

D.1.9 Dokumentasi

D.1. Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah

D.1.1 Latar Belakang


Kegiatan ini dilakukan setiap 6 bulan diharapkan untuk memotivasi ibu memberikan ASI SAJA
selama 6 bulan untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak sampai dewasa. Asi merupakan
makanan zat gizi sempurna yang cukup pada usia tersebut. Hambatan, sulitnya memonitoring
langsung kerumah secara berkelanjutan untuk memastikan kebenaran informasi pemberian Asi.
D.1.2. Tujuan
1. Anak lebih berprestasi di sekolah
D.1.3 Pihak dan Peranan

N Pihak Yang Dilibatkan Peranan


o
1 Tenaga Kesehatan Pemantauan PMTAS
2 Guru Pendistribusian PMTAS

D.1.4 Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah Murid SD se-kecamatan Maratua

D.1.5 Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan adalah:

Pendataan
Pembuatan jadwal
Pendistribusian
D.1.6. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu demontrasi

D.1.7 Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut

Adapun capaian indicator keberhasilan dan rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah:

No Capaian Indikator Rencana Tindak Lanjut


1 Pemenuhan makanan selingan Menu lebih beraneka ragam
sehat dan berkualitas

D.1.8 Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1 Dikonsumsi habis Monitoring makan
D.1.9 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai