Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN OUTDOOR

MENGENAI TINEA CORPORIS (KADAS/KURAP)

Latar Belakang
Tinea Korporis adalah suatu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh jamur
golongan dermatofita. Penyakit kulit ini mempunyai banyak sekali nama lain, yaitu tinea
sirsinata, tinea glabrosa, scherende flechte, kurap, herpes sircine trichophytique, atau ringworm
of the body. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia terutama daerah tropis. Menyerang pria
maupun wanita semua umur terutama dewasa. Kebersihan perorangan memegang peranan
penting dalam pencegahan penyakit ini. Tinea imbrikata adalah dermatofitosis superfisialis yang
jarang terjadi, disebabkan oleh Trichophyton concentricum antropofilik.
Dermatofitosis didefinisikan sebagai penyakit pada jaringan yang mengandung zat
tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan golongan
jamur dermatofita. Dermatofita dibagi menjadi genera Microsporum, Trichophyton dan
Epidermophyton. Golongan jamur ini mempunyai sifat mencerna keratin. Hingga kini dikenal
sekitar 40 spesies dermatofita, masing-masing dua spesies Epidermophyton, 17 spesies
Microsporum dan 21 spesies Trichophyton. Di Indonesia penyakit ini ditemukan endemis di
wilayah tertentu, antara lain Papua, Sulawesi, Sumatra dan pulau-pulau bagian tengah Indonesia
Timur, beberapa pulau di Pasifik Selatan (Polinesia), Asia Tenggara, Amerika Tengah dan
Selatan, dan Meksiko, dan paling sering terlihat pada individu yang hidup dalam kondisi primitif
dan terisolasi. Kerentanan terhadap penyakit ini diduga diturunkan secara genetik dengan pola
penurunan autosomal resesif. Angka insidensi dermatofitosis pada tahun 1998 yang tercatat
melalui Rumah Sakit Pendidikan Kedokteran di Indonesia sangat bervariasi, dimulai dari
prosentase terendah sebesar 4,8 % (Surabaya) hingga prosentase tertinggi sebesar 82,6 %
(Surakarta) dari seluruh kasus dermatomikosis.
Pengobatan topikal pada dermatofita menjadi hal penting untuk diketahui oleh tenaga
medis, sehingga memerlukan informasi terapi yang tepat tehadap setiap penyakit dermatofita.
Topikal berasal dari bahasa Yunani topikos yang artinya berkaitan dengan daerah permukaan
tertentu, seperti anti infeksi topikal yang dioleskan pada daerah tertentu di kulit dan yang hanya
mempengaruhi daerah yang dioles tersebut.

1
Tempat, Waktu dan Peserta Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan ini dilakukan di salah satu rumah warga yang ada dilampulo, pada
hari jumat siang tanggal 17 Mei 2014. Kegiatan ini diikuti oleh warga lampulo dan
tetangga disebelah rumah warga yang melihat kami melakukan penyuluhan.

Metode Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan dengan pemberian edukasi terhadap warga, tentang perkenalan
panyakit kulit seperti Tinea Corporis atau kadas/ kurap, mengenai penyebab, gejala dan
cara pencegahannya. Dalam penyuluhan ini juga digunakan leaflet bergambar untuk
memudahkan serta untuk lebih menarik minat masyarakat terhadap penyuluhan,
gambaran dan pencegahan penyakit gatal-gatal pada kulit seperti kadas/kurap.

MATERI PENYULUHAN

TINEA CORPORIS (KADAS/KURAP)


Definisi
Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya
stratum korneum pada epidermis,rambut dan kuku yang disebabkan jamur golongan dermatofita.
Dermatofitosis salah satu pembagiannya berdasarkan lokasi bagian tubuh manusia yang
diserang,salah satunya adalah Tinea Korporis, yaitu dermatofitosis yang menyerang daerah kulit
tak berambut (glabrous skin) pada wajah, badan, lengan, dan tungkai. Tinea corporis merupakan
2
infeksi jamur dermatofita pada kulit tubuh tidak berambut (glabrous skin) di daerah muka,
lengan, badan, gan glutea.2 Kelainan ini dapat terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersama-sama
dengan kelainan pada paha. Dalam hal ini disebut tinea corporis et cruris atau sebaliknya tinea
cruris et corporis.

Etiologi
Dermatofita adalah golongan jamur yang menyebabkan dermatofitosis. Golongan jamur
ini mempunyai sifat mencernakan keratin. Dermatofita termasuk kelas Fungi imperfecti, yang
terbagi dalam 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Walaupun
semua dermatofita bisa menyebabkan tinea corporis, penyebab yang paling umum adalah T.
rubrum, T. mentagrophytes, T. canis dan T. tonsurans. Pada tinea cruris penyebabnya hampir
sama dengan tinea corporis. Penyebab tinea cruris yang tersering yaitu: T. rubrum, T.
mentagrophytes, atau E. Floccosum.

Gambaran klinis/ Gejala klinis


Lokasi pada wajah, badan, lengan dan kaki bagian atas . Gejala subyektif yaitu gatal, dan
terutama jika berkeringat.
Gejala obyektif yaitu efloresensi, terlihat makula atau plak yang berwarna merah atau
hiperpigmentasi dengan tepi aktif dan daerah bagian tengah lebih tenang(central healing). Pada
tepi lesi dijumpai papul-papul eritema atau vesikel. Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta
akibat garukan. Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang
lain. Terdapat lesi dengan pinggir yang polisiklik,karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu.
Mula-mula timbul lesi kulit berupa bercak eritematosa yang gatal, terutama bila
berkeringat. Olah karena gatal dan digaruk, lesi akan makin meluas, terutama pada daerah kulit
yang lembab. Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong, berbatas
tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Lesi-
lesi pada umumnyamer bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula
terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik karena beberapa lesi kulit yang menjadi
satu.
Tinea korporis yang menahun ditandai dengan sifat kronik. Lesi tidak menunjukkan
tanda-tanda radang yang akut, kelainan ini biasanya terjadi pada bagian tubuh dan tidak jarang
bersama-sama dengan tinea kruris. Pada kasus yang tidak mendapatkan pengobatan, dapat
3
menyebar luas dan kadang berbentuk lingkaran yang dapat diasumsikan sebagai penampakan
granulomatosa.

Faktor yang mempengaruhi Tinea Corporis (kadas/kurap):


Sanitasi/ lingkungan yang kotor
Rumah yang lembab
Faktor lain bisa karena penyakit tertentu, seperti diabetes dan penyakit lain.

Cara penularan :
Biasanya penularan terjadi karena berganti alat mandi seperti handuk, celana dalam
maupun pakaian

Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :


Pengobatan sistemik dapat dilakukan dengan memberikan obat-obat sebagai berikut :
Antihistamin
Griseovulvin, anak-anak 15-20 mg/kg BB/hari, sedangkan dewasa 500-1.000 mg per hari.
Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu.
Ketokonazol 200 mg/hari selama 3 minggu.
Sementara itu, pengobatan topikal dapat dilakukan dengan memebri salep whitfield. Dapat juga
diberikan tolnaftat, tolsiklat, haloprogin, siklopiroksolamin, derivat azol, dan naftifin.
Pencegahan Kadas/Kurap:
Mengganti pakaian 3x sehari dan tidak menggunakan pakaian yang lembab
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara selalu menjaga kebersihan baik perseorangan
maupun lingkungan sekitar.
Mandi dengan menggunakan sabun dapat mencegah penyebaran dan penularan penyakit
ini.
Hindarilah mengenakan pakaian yang tidak dapat menyerap keringat.
Gunakan obat yang diberikan dokter secara teratur
Perkembangan infeksi jamur diperberat oleh panas, basah dan maserasi. Jika faktor-

faktor lingkungan ini tidak diobati, kemungkinan penyembuhan akan lambat.

Pasien dengan hiperhidrosis dianjurkan agar memakai kaos dari bahan katun

4
yang menyerap keringat, jangan memakai bahan yang terbuat dari wool atau bahan

sintetis.

Pakaian dan handuk agar sering diganti dan dicuci bersih-bersih dengan air panas.

PENUTUP
Tinea korporis terdapat pada semua umur tetapi lebih sering menyerang orang dewasa.
Penyakit ini bisa ditularkan langsung dari manusia atau binatang, melalui auto
inokulasi. Pada anak - anak lebih sering ditularkan melalui patogen zoofilik. Pakaian yang terlalu
tertutup, lingkungan yang kotor, kontak kulit yang sering dan trauma minor menciptakan
lingkungan yang subur untuk dermatofita. Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan
dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup.
Gejala subjektif berupa keluhan gatal terutama jika berkeringat. Kelainan yang dilihat
dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama,
kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi. Daerah tengahnya biasanya lebih tenang.
Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan.Diagnosis klinis dari infeksi dermatofit
dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, evaluasi mikroskopis atau kultur.

Dokumentasi

5
Banda Aceh, 22 Mei 2014
Disetujui oleh,
Kepala Puskesmas Lampulo Dokter Pembimbing

Hayatun Rahmi, S. KM dr.Putri Nidya Citra/ dr. Roosmy


19670730 198803 2 002 19830610 200212 2 002/ 19641106 200112 2 001

Anda mungkin juga menyukai