Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ILMU BUDAYA DASAR

NAMA : SANTY.TAUDU

NO.Stambuk : 16.101.038

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2017
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi .
BAB I PENDAHULUAN
A Latar belakang
B Rumusan masalah....
C Tujuan penulisan
BAB II PEMBAHASAN..
A Manusia .
B Kepribadian bangsa timur
C Kebudayaan ..
D Unsur-unsur manusia ..
BAB III PENUTUP
A Kesimpilan
B Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul Manusia dan Keindahan. Adapaun makalah ini kami buat
untuk melengkapi tugas KELOMPOK TIGA dalam mata kuliah ILMU BUDAYA DASAR.

Manusia pada hakikatnya amat mencintai keindahan. Namun makna dan nilai keindahan itu
menurut pandangan masing masing manusia selalu berbeda, karena keindahan itu bersifat
relatif. Oleh sebab itu, makalah ini akan membahas keterkaitan antara manusia dan keindahan itu
sendiri.

Dalam pembuatan makalah ini, para penulis menyadari bahwa makalah ini teramat jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu, semua bentuk perbaikan, saran, kritik, masukan dari teman teman
mahasiswa dan terutama dari Bapak Saiman. S.Sos. selaku dosen sangat kami hargai untuk
peningkatan kualitas tulisan kami di kemudian hari. Akhir kata, harapan besar kami adalah
semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita semua.

Terimakasih

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan
dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan YME ciptaan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikanya secara turun
temurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari kegiatan-kegiatan yang
sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Manusia memiliki kehidupan yang sangat rumit, mereka tidak dapat hidup sendiri,
oleh karena itu mereka pasti memiliki hubungan dengan segala sesuatu di dalam ruang
lingkup hidupnya, baik itu hubungan dengan sang pencipta, sesama manusia,
lingkungan sekitarnya maupun dengan mahluk lain di alam ini. Semua aspek relasi
hidup tersebut haruslah terpenuhi secara merata.

Tentunya manusia perlu beradaptasi dengan keadaan lingkungan hidup di


sekitarnya karena itu merupakan tahap awal pembelajaran untuk dapat menjadi pribadi
yang berkualitas. Dimulai dari pemahaman tentang norma dan nilai yang berlaku
sampai kepada ilmu pengetahuan yang luas.

Sosialisasi antara sesama manusia yang berwawasan akan membentuk suatu


kebudayaan. Kebudayaan tersebut akan menjadi suatu bukti perkembangan hidup
manusia.

Manusia merupakan salah satu dari mahluk hidup yang secara tidak langsung
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup sekitarnya, baik secara vertikal
(genetika,tradisi) maupun horizontal (geografik, fisik, dan social), setiap manusia
memiliki banyak kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
didapatkan dari lingkungan. Oleh karena itu, lingkungan memegang peranan yang
penting dalam kehidupan manusia.

Manusia sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan
yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta
hawa nafsu. menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan
untuk kebaikan mereka masing masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia
diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat manusia
lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain,
berinteraksi dan saling berbagi.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terkandung dalam makalah ini meliputi:

1. Pengertian Manusia dan Hakekat manusia

2. Apa saja unsur-unsur yang membangun manusia?


3. Bagaimanakan kepribadian bangsa Timur?
4. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
5. Apa sajakah unsur-unsur kebudyaan?
6. Bagaimanakah kaitan manusia dengan kebudayaan?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada penulis dan juga
sebagai pembelajaran bagi penulis. Disamping itu, penulisan makalah ini juga
diharapkan untuk :

1. Dapat mengetahui apa itu manusia dan hakekat manusia.


2. Dapat mengetahui apa saja unsur-usnur yang membangun manusia.
3. Dapat memahami tentang bagaimana kepribadian bangsa Timur.
4. Dapat Mengetahui apa yang dimaksud dengan kebudayaan.
5. Mengetahui apa saja unsur-unsur dari kebudayaan.
6. Dapat Mengetahui bagaimana kaitan manusia dengan kebudayaan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manusia

Terdapat beberapa definisi manusia antara lain:

1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan
supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.

2. Manusia adalah kemauan bebas.

3. Manusia adalah makhluk yg sadar.Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi
yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg
tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan
peristiwa.

4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna
makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ia mampu
mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.

5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan
dirinya secara keseluruhan dari alam.

6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah
puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg
seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia.

7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai


nilai.Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku,
perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul.

8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya
sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa
dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki
kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan
kehidupan alami.

2.2 Hakekat manusia

Hakekat Manusia antara lain:


1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.

3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.

5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati.

6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan


dengan potensi yang tak terbatas.

7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.

8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,


bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup
di dalam lingkungan sosial.

2.3 Unsur-unsur Manusia

Sebenarnya ada banyak sekali unsur-unsur yang membangun manusia, namun dari
sekian banyak unsur-unsur itu, di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu:

1. Unsur Jasmani

Unsur jasmani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan fisik manusia,
seperti makan, minum, dan lain lain. Yang jika tidak di penuhi maka akan berakibat
buruk bagi manusia itu.

2. Unsur Rohani

Sedangkan unsure rohani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan
rohani, atau hati manusia, seperti agama atau keyakinan, ketenangan hati, rasa aman,
rasa bahagia dan lain-lain.
Unsur-unsur lain yang membentuk manusia adalah :

1. Jasad : badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto
dan menempati ruang dan waktu.

2. Hayat : mengandung unsur hidup, yang ditndai dengan gerak.

3. Ruh : bimbingan dan pimpinan tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang
menjadi pusat lahirnya kebudayaan.

4. Nafs : diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.

2.4 Kepribadian Bangsa Timur

Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan


masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang
menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur.

Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai


sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa
timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea,
dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara
Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.

Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan
sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai
negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik.
Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka
bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan
yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang
Jawa itu suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu.
Hal tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.

Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah
masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan
oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan
upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah.

2.5 Kebudayaan
Kita sering mendengar kata kebudayaan baik dalam pengertian yang sempit
maupun dalam pengertian yang luas, baik dalam pengertian orang awam maupun
pengertian keilmuan.

1. Dalam pengertian sempit kebudayaan seringkali diartikan sebagai adat tradisi atau
kebiasaan sehingga seringkali dicontohkan dengan upacara adat.

2. Dalam pengertian luas kebudayaan dipahami sebagai cara manusia mengelola


kehidupanya. Contohnya : adaptasi masyarakat terhadap lingkungan alam

3. Menurut Orang awam, dimana orang awam menyebutkan kesenian, rumah adat
atau bangunan kuno sebagai kebudayaan

4. Menurut bahasa :
Bahasa Sansekerta : Budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau
akal

Bahasa Belanda : kata budaya berasal dari kata cultuur

Bahasa Latin : Colera yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan,


mengembangkan tanah (bertani)

Bahasa Inggris : kata budaya berasal dari kata culture

5. Menurut para ilmuan :

Konsep kebudayaan pertama kali dikembangkan menjelang akhir abad kesembilan


belas, tokoh pertama yang memberikan definisi yang jelas dan menyeluruh adalah E.B
Taylor pada tahun 1871.

- Edward B. Taylor : Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang meliputi


pengetahuan kepercayaan, kesenian, hukum, moral kebiasaan, serta lain-lain
kecakapan dan kebiasaan yang diperoleh manusia.
- Ralp. Linton : Kebudayaan dalah sejumlah total pengetahuan, sikap dan pola-pola
tingkah laku yang dibiasakan, yang dibagikan, dan ditransmisikan oleh anggota dari
masyarakat tertentu.
- Kluchkhohn dan W.H. Kelly : Kebudayaan adalah pola untuk hidup yang tercipta
dalam sejarah yang emplisit, implisit, rasional, irrasional yang terdapat pada setiap
waktu sebagai pedoman-pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
- Clifford Geertz : Kebudayaan adalah sistem makna dan simbol yang diatur dalam
rangka interaksi sosial.
- Kroeber : Kebudayaan adalah reaksi motorik, kebiasaan, teknik, gagasan dan nilai
yang dipelajari dan ditransmisikan secara massal serta tingkah laku yang
dipengaruhinya.
- Googenaugh : Kebudayaan mengacu pada sistem pengetahuan dan kebudayaan
yang diorganisasikan dimana orang0orang menstrukturkan pengalamn dan persepsi
mereka, menformulasikanaktivitas-aktivitasnya, serta memilih diantara berbagai
alternatif.
- Keesing dan Keesing : Kebudayaan adalah fenomena yang dapat diamati, yaitu
pola-pola kehidupan didalam komunitas yang berulang secara reguler serta pengaturan
material dan sosial.

- Eugene A. Nida : Kebudayaan adalah perilaku manusia yang diajarkan terusmenerus


dari satu generasi ke generasi berikutnya.

- J. Verkuyl : Kebudayaan sebagai sesuatu yang diajarkan manusia dan segala sesuatu
yang dibuat oleh manusia.

- Ki Hajar Dewantoro : Kebudayaan berarti buah budi manusia yaitu hasil perjuangan
manusia terhadap pengaruh kuat dari alam dan zaman ( kodrat dan masyarakat ) yang
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi baerbagai rintangan dan
kesukaran didalam hidup dan penghidupanya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

- Robert H. Lowie : Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari
masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma aristik, kebiasaan
makan serta keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan
merupakan warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal.
- Koentjaraningrat : Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.

- Rafael R. Maran : Kebudayaan adalah cara khas manusia membangun alam guna
memebuhi keinginan-keinginan serta tujuan hidupnya, yang dilihat sebagai proses
humanisasi.

- Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi : mengatakan bahwa kebudayaan adalah


semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

- Dan Herkoveits : Kebudayaan dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
- William H. Haviland : Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang
dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para
anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole
semua masyarakat.

Dari berbagai definisi kebudayaan diatas terlihat bahwa masing-masing definisi tidak
mampu mewakili pengertian kebudayaan secara menyeluruh, namun dengan demikian,
kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik
material maupun non material.

Terkait dengan hal ini, koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan memiliki


tiga wujud, yaitu :

1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan
peraturan. Wujud tersebut bersifat abstrak.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena
menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia. Wujud ini bisa diobservasi,
difoto dan didokumentasikan karena tampak dalam bentuk perilaku dan bahasa pada
saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini adalah
hasil karya cipta manusia yang bisa diraba dan bersifat konkret. Misal : candi
borobudur, kain batik, dan gedung-gedung bangunan.

ISI UTAMA BUDAYA

Isi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan
manusia yang bermunculan didalam masyarakat yang memberi jiwa kepada
masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai,
pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

1. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya


dalam hal berusaha memahami: Alam sekitar, Alam flora di daerah tempat tinggal, Alam
fauna didaerah tempat tinggal, Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam
lingkunganya, Tubuh manusia, Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia, Ruang dan
waktu.

Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia melakukan tiga cara,


yaitu :

a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial

b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (disekolah)


maupun dari pendidikan non formal (tidak resmi)

c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbiolis yang sering disebut sebagai


komunikasi simboliks.

2. Nilai

Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan
dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu,
sesuatu dikatakan nilai apabila memiliki unsur :
a. nilai kebenaran (berguna dan berharga)

b. nilai estetika (indah)

c. nilai moral atau etis (baik)

d. nilai agama (religius)

3. Pandangan Hidup

Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam
menjawab atau mengatasi masalah yang dihadapinya. Pandangan hidup disebut juga
nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu,
kelompok atau bangsa karena pandangan hidup mengandung nilai kehidupan yang
dicita-citakan oleh suatu masyarakat.

4. Kepercayaan

Kepercayaan adalah dimensi lain diluar diri dan lingkunganya yang dianggap
mampu mengendalikan hidup manusia`

5. Persepsi

Persepsi atau sudut pandang adalah suatu titik tolak pemikiran yang digunakan
untuk memahami suatu gejala atau kejadian dalam kehidupan.

Persepsi terdiri atas :

a) Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang tidak menggunakan salah satu indra manusia.

b) Persepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain

c) Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat suatu kejadian jauh dari tempat
orang yang bersangkutan`

6. Etos Kebudayaan

Etos berasal dari bahasa Inggris yang berarti watak khas. Etos sering tampak pada
gaya perilaku masyarakat, misalnya kegemaran-kegemaran masyarakat, serta benda
hasil cipta karya dilihat dari luar oleh orang asing. Contohnya, kebudayaan Batak yang
dilihat oleh orang jawa, sebagai orang yang kasar, agresif, kurang sopan, tegas,
konsekuen, dan berbicara apa adanya, dan sebaliknya, kebudayaan orang jawa yang
dilihat dari orang batak, bahwa orang jawa memancarkan keselarasan, kesuraman,
ketenangan yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang sukar ditebak, gagasan yang
berbelit-belit, feodal, serta diskriminasi terhadap tingkatan sosial.

2.6 Sifat-sifat budaya

Sifat-sifat budaya pada dasarnya memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua
kebudayaan manusia tanpa membedakanfaktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan.
Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya dimanapun.

Sifat hakiki dari kebudayaan diantaranya adalah :

1. Budaya terwujud dan disalurkan dari perilaku manusia

2. Budaya ada sebelu lahirnya generasi dan tidak akan mati sampai habisnya generasi
yang bersangkutan

3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya

4. Budaya mencakup aturan-atura yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-


tindakan yang diterima atau ditolak, dilarang dan yang diizinkan

Selain yang tersebut diatas, ada beberapa sifat-sifat kebudayaan yang terjadi
karena :

a. Kebudayaan beraneka ragam, hal ini terjadi karena :

1. Manusia tidak memiliki struktur anatomi khusus pada tubuhnya

2. Lingkungan geografis

3. Induk bangsa

4. Kontak budaya

5. Lingkungan sosialnya
b. Kebudayaan dapat diteruskan secara sosial dengan pelajaran, yaitu :

1. Secara horisontal : kebudayaan diteruskan melalui generasi kesatu dangan generasi


selanjutnya secara lisan

2. Secara vertikal : kebudayaan diteruskan melalui generasi yang berbeda dengan cara
tulisan atau literarur

c. Kebudayaan dijabarkan dalam komponen-komponen : biologi, psikologi dan


sosiologi.

Tiga komponen pembentuk pribadi, yaitu hereditas diperoleh dari sifat orangtua, primary
nature yaitu kodrat pertama sejak dalam kandungan, secondary nature yaitu
terbentuknya pribadi oleh lingkungan

d. Kebudayaan mempunyai struktur, ada tujuh unsur :

1. Sistem religi dan upacara keagamaan

2. Sistem organisasi kemasyarakatan

3. Sistem pengetahuan

4. Sistem mata pencarahian

5. Bahasa

6. Kesenian

7. Sistem teknologi dan peralatan

e. Kebudayaan mempunyai nilai (Cultural Value)

Kebudayaan ini bersifat relatif karena penafsiran antara budaya yang berbeda-beda,
misalnya budaya timur berdasarkan kerohanian, perasaan, instuisi, pasif (diam)
sedangkan budaya barat berdasarkan akal, materi, bebas, kreatif, aktif.

f. Kebudayaan mempunyai sifat statis dan dinamis


g. Kebudayaan dapat dibagi dalam bermacam-macam aspek, yaitu :

1. Kebudayaan rohani (spiritual)

2. Kebudayaan kebendaan (material cultural)

3. Kebudayaan darat (terra)

4. Kebudayaan maritim (aqua culture)

5. Kebudayaan daerah (kebudayaan suatu suku)

2 MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA KEBUDAYAAN

Kemampuan manusia dalam mengatasi kompleksitas kebutuhan hidupnya


karena manusia mempunyai :

1. Akal, intelgensia dan instuisi


2. Perasaan dan emosi

3. Kemauan

4. Fantasi

5. Perilaku

6. Eksternalisasi

7. Objektivasi

8. Internalisasi

2.7 Wujud Kebudayaan

Menurut J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga


gejala kebudayaan : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas
oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan,


nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Tiga wujud kebudayaan menurut dimensi wujudnya :

1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia


Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat
pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam
alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hiidup.

2. Kompleks aktivitas Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat


kongkret, dapat diamati atau diobservasi, dan sering disebut sistem sosial.

3. Wujud sebagai benda Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari
berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai
tujuannya.Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai
keperluan hidupnya.kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa juga disebut
kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.

2.8 Orientasi Nilai Budaya

Menggunakan 5 masalah pokok kehidupan manusia dalam sisitem nilai budaya :


Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam
karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua
kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan
manusia yaitu :

1. Hakekat Hidup Manusia (MH)


2. Hakekat Karya Manusia (MK)

3. Hakekat Waktu Manusia (WM)

4. Hakekat Alam manusia (MA)

5. Hakekat Hubungan Manusia (MN)

2.9 Perubahan Kebudayaan

Faktor faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan
baru :

1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan


dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.

2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan
ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata
yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor
dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.

3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan


kebudayaan baru, misal sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.

4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur


kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru.

5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan
mudah dibuktikkan kegunaanya oleh warga masyarakat yang bersangkutan

Penyebab terjadinya gerak/ perubahan kebudayaan, yaitu :

Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat
yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat
dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya
difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam.
Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya
dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan
perdagangan, pemerintahan dan sebagainya.Pada saat itulah unsure-unsur masing-
masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala,
mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.

2.10 Hubungan manusia dan kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu
sama lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat
dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang
ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering
disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.

2.11 Contoh hubungan manusia dan kebudayaan

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia


sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan
manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya
bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan.
Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka
kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa
keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat
adalah hubungan antara manusia dengan peraturan peraturan kemasyarakatan. Pada
saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka
manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan
manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah
ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan
M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)

Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu
mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini
kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau
kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan
masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

2.11 Pengertian Dialektis

Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat


dilontarkan ke hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat
tersebut. Kedua posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah
pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni
tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut.
Antitesis yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari
keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan
baik itu tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula,
kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya
kebenaran baik dalam tesis dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel,
proses ini disebut sebagai aufgehoben.

Bentuk triadik dari dialektika Hegel yakni tesis-antitesis-sintesis berangkat dari


pemikir-pemikir sebelum Hegel. Antinomi Kantian
akan numena dan fenomena menimbulkan oposisi yang tidak terselesaikan[1].
Kemudian Fichte dengan metode Teori Pengetahuan-nya tetap memunculkan
pertentangan walaupun sudah melampaui sedikit apa yang dijabarkan oleh Kant.

Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi
dunia adalah sama dengan isi kesadaran. Seluruh dunia itu diturunkan dari suatu asas
yang tertinggi dengan cara sebagai berikut: Aku meng-ia-kan dirinya (tesis), yang
mengakibatkan adanya non-Aku yang menghadapi Aku. non Aku inilah antitesis.
Kemudian sintesisnya adalah keduanya tidak lagi saling mengucilkan, artinya:
kebenaran keduanya itu dibatasi, atau berlakunya keduanya itu dibatasi. Aku
menempatkan non-Aku yang dapat dibagi-bagi berhadapan dengan Aku yang dapat
dibagi-bagi.

Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte. Hegel memperdalam


pengertian sintesis. Di dalam sintesis baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi
(seperti pandangan Fichte), melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini mengandung tiga
arti, yaitu: a) mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi tidak ditiadakan,
melainkan dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan dipelihara, c)
ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya (tesis dan antitesis) tidak
lagi berfungsi sebagai lawan yang saling mengucilkan. Tesis mengandung di dalam
dirinya unsur positif dan negatif. Hanya saja di dalam tesis unsur positif ini lebih besar.
Sebaliknya, antitesis memiliki unsur negatif yang lebih besar. Dalam sintesislah kedua
unsur yang dimiliki tesis dan antitesis disatukan menjadi sebuah kesatuan yang lebih
tinggi.

Dialektika juga dimaksudkan sebagai cara berpikir untuk memperoleh penyatuan


(sintesis) dari dua hal yang saling bertentangan (tesis versus antitesis). Dengan
term aufgehoben, konsep ada (tesis) dan konsep tidak ada (antitesis) mendapatkan
bentuk penyatuannya dalam konsep menjadi (sintesis). Di dalam konsep menjadi,
terdapat konsep ada dan tidak ada sehingga konsep ada atau tidak ada
dinyatakan batal atau ditiadakan.

Dialektika menjadi sebuah perkembangan Yang Absolut untuk bertemu dengan


dirinya sendiri. Ide yang Absolut merupakan hasil perkembangan. Konsep-konsep dan
ide-ide bukanlah bayangan yang kaku melainkan mengalir. Metode dialektika menjadi
sebuah gerak untuk menciptakan kebaruan dan perlawanan. Dengan tiga tahap yakni
tesis, antitesis dan sintesis setiap ide-ide, konsep-konsep (tesis) berubah menjadi
lawannya (antitesis). Pertentangan ini diangkat dalam satu tingkat yang lebih tinggi
dan menghasilkan sintesis. Hal baru ini (sintesis) kemudian menjadi tesis yang
menimbulkan antitesis lagi lalu sintesis lagi. Proses gerak yang dinamis ini sampai
akhirnya melahirkan suatu universalitas dari gejala-gejala. Itulah Yang Absolut yang
disebut Roh dalam filsafat Hegel.
Bagi Hegel, unsur pertentangan (antitesis) tidak muncul setelah kita
merefleksikannya tetapi pertentangan tersebut sudah ada dalam perkara itu sendiri.
Tiap tesis sudah memuat antitesis di dalamnya. Antitesis terdapat di dalam tesis itu
sendiri karena keduanya merupakan ide yang berhubungan dengan hal yang lebih
tinggi. Keduanya diangkat dan ditiadakan (aufgehoben) dalam sintesis.

Kenyataan menjadi dua unsur bertentangan namun muncul serentak. Hal ini tidak
dapat diterima oleh Verstandyang bekerja berdasakan skema-skema yang ada dalam
menangani hal-hal yang khusus. Vernunft-lah yang dapat memahami hal
ini. Vernunft melihat realitas dalam totalitasnya dan sanggup membuat sintesis dari hal-
hal yang bertentangan. Identifikasi sebagai realitas total menjadi cara
kerja Vernunft yang mengikuti prinsip dialektika.

Secara umum dapat kita lihat bahwa dialektika Hegel memiliki tiga aspek yang perlu
diperhatikan. Pertama, sistem dialektika ini berbentuk tripleks atau triadik. Kedua,
dialektika ini bersifat ontologis sebagai sebuah konsep. Aplikasinya adalah terhadap
benda dan benduk dari ada dan tidak sebatas pada konsep. Ketiga, dialektika Hegel
memiliki tujuan akhir (telos) di dalam konsep abstrak yang disebut Hegel sebagai Idea
atau Idea Absolut dan konkretnya pada Roh Absolut atau Roh (Spirit, Geist).

Terdapat tiga elemen esensial akan dialektika Hegel. Pertama, berpikir itu
memikirkan dalam dirinya untuk dan oleh dirinya sendiri. Kedua, dialektika merupakan
hasil berpikir terus menerus akan kontradiksi. Ketiga, kesatuan kepastian akan
kontradiksi tersublimasi di dalam kesatuan. Itulah kodrat akan dirinya dialektika itu
sendiri.

2.13 Tahap proses dialektis

Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan


membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan
manusia.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu
suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan
demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan
membentuk perilaku manusia.

3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.


Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat
hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh
masyarakat.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengertian kebudayaan tidak mudah untuk dirumuskan. Berbagai ahli memiliki


pandangan yang tidak selalu sama tentang kebudayaan. Keadaan ini tidak berarti kita
akan sulit untuk memahami apa itu kebudayaan, karena dari berbagai definisi yang ada
ternyata saling melengkapi antara satu dengan yang lain.

Manusia sebagai makhluk hidup yang kompleks memiliki berbagai kemampuan


dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Kemampuan tersebut mencakup
akal, intelegensia, dan intuisi, ; perasaan dan emosi, kemauan, fantasi, serta perilaku.

Kebudayaan sifatnya dinamis, dimana selalu mengalami perubahan. Perubahan


dapat bejalan cepat maupun lambat. Terdapat berbagai sebab yang dapat
melatarbelakangi terjadinya perubahan kebudayaan diantaranya perubahan lingkungan
alam, perubahan karena kontak dengan kelompok lain, atau perubahan karena adanya
penemuan, fenomena menarik yang nampaknya semakin tidak dapat kita hindari di era
globalisasi dimana saling ketergantungan antar warga dunia semakin besar.

Manusia memiliki keistimewaan akal dan budi yang tidak dimiliki oleh makhluk
hidup lainya. Keberadaan akal dan budi ini membuat manusia dapat mengembangkan
dirimenjadi lebih berbudaya, secara pemikiran dan batin.

Manusia adalah makhluk yang lemah dan sangat tergantung pada oranglain dan
kebudayaan sekitarnya, pada saat ia lahir kedunia ini.

Proses perkembangan kebudayaan tidak akan pernah berhenti seiring dengan


terus mengalirnya kebutuhan manusia sebagai pemilik kebudyaan tersebut. Dari
konteks ini, maka akan selalu ada yang dinamakan prose pembudyaan. Proses ini
dapat diperoleh melalui proses belajar. Lebih jauh, proses belajar kebudayaan yang
dilalui manusia dapat dilihat, diantaranya melalui proses internalisai, sosialisasi,
enkulturasi, atau akulturasi.
3.2 SARAN

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
mahasiswa universitas semarang pada umumnya.
_

DAFTAR PUSTAKA

http://budayabasic.blogspot.com/2013/03/kepribadian-bangsa-timur_20.html

http://tonyhernandi10.blogspot.com/2012/10/ilmu-budaya-dasar-hakikat-manusia-
dan.html

Anda mungkin juga menyukai