Anda di halaman 1dari 16

MENCATAT KEWAJIBAN

BAB 19

TINJAUAN UMUM

Sifat dasar kewajiban


Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomik masa depan yang
timbul dari kewajiban saat ini. Ekuitas pemilik adalah residu sesudah kewajiban
dikurangkan dari aktiva. Beberapa kerumitan dalam penerapan definisi kewajiban
dalam praktik digambarkan dalam kontrak yang mengofset tanpa kondisi dan dalam
pendanaan luar neraca.
Mengukur kewajiban
Kewajiban diakui apabila hal itu memenuhi definisi tersebut, dapat diukur, relevan
dan dapat diandalkan. Secara umum, hal ini diukur oleh nilai sekarang dan arus kas
keluar masa depan yang diperkirakan.
Mengakhiri kewajiban
Kewajiban dapat diakhiri dengan pelunasan, misalnya, dengan pembayaran kembali,
dengan restrukturisasi, yaitu penggantian utang dengan utang lain; atau dengan
konversi, yaitu, menukar utang dengan ekuitas.
Sekuritas hibrid
Perbedaan antara kewajiban dan ekuitas pemilik telah dikaburkan dalam tahun-tahun
terakhir oleh munculnya berbagai macam instrumen keuangan yang mempunyai
karakteristik baik kewajiban maupun ekuitas. Surat utang konvertibel digunakan
sebagai contoh dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

SIFAT DASAR KEWAJIBAN

FASB mendefinisikan kewajiban sebagai kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomik masa


depan yang timbul dari kewajiban saat ini satuan usaha tertentu untuk mentransfer aktiva dan
jasa ke satuan usaha lain di masa depan sebagai hasil dari transaksi dan kejadian masa lalu.
Karakteristik-karakteristik spesifik dari kewajiban mencakup sebagai berikut :

1. Kewajiban itu harus ada pada saat ini, yaitu yang dilihat muncul dari beberapa
transaksi atau kejadian masa lalu.
2. Kewajiban atau tugas yang setara atau konstruktif harus dimasukkan jika hal itu
didasarkan pada keperluan untuk membuat pembayaran masa depan untuk
memepertahankan hubungan bisnis yang baik.
3. Harus tidak ada atau sedikit kebebasan untuk menghindari pengorbanan masa depan.
4. Lazimnya, harus ada nilai jatuh tempo yang dapat ditentukan atau perkiraan untuk
pembayaran suatu jumlah yang ditentukan oleh estimasi layak akan diwajibka pada
suatu waktu tertentu di masa depan, sekalipun ketentuan waktu yang tepat belum
diketahui saat ini.
5. Biasanya, pihak yang dibayar harus diketahui atau dapat diidentifikasikan baik secara
spesifik atau sebagai suatu kelompok.

Kontrak mengofset tanpa kondisi

Satu perangkat timbul berkenaan dengan kewajiban yang berasal dari kontrak masa
berjalan untuk akuisisi barang dan jasa dimasa depan. Secara tradisional, akuntan bertahan
untuk tidak mencatat kontrak semacam ini di mana tidak ada pihak yang berkinerja, ini
seringkali disebut kontrak melaksanakan (executory kontrak).

Alasannya adalah, sampai barang itu tersedia, kewajiban pembeli diofset oleh hak
pembeli untuk menerima barang. Suatu pengecualian pada praktik tidak melaporkan kontrak
yang mengofset tanpa kondisi untuk pembelian barang dan jasa dilakukan ketika kewajiban
untuk komitmen pembelian melebihi nilai dari barang yang diakuisisi.

Pendanaan di luar neraca

Yang menjadi ketakutan adalah bunga merupakan biaya tetap, rasio leverage
keuangan yang terlalu tinggi dapat membawa perusahaan pada risiko keuangan yang
berlebihan; bila laba turun, dividen dapat diturunkan, tetapi bunga tetap harus dibayar.
Seringkali kreditor suatu perusahaan akan berusaha untuk mencegah rasio leverage keuangan
yang tinngi dengan mensyaratkan suatu perjanjian utang terhadap perusahaan itu.

Perusahaan terikat dalam perjanjian ini untuk menjaga leveragenya berada di bawah
batas yang telah ditentukan. Untuk nencegah kenaikan leverage keuangan yang berlebihan
dan untuk menghindarkan pelanggaran atas perjanjian utang mereka, banyak perusahaan
berupaya untuk mendanai operasi mereka dengan utang yang tidak tampak di neraca. Sewa
guna usaha adalah contoh klasik dari pendanaan di luar neraca. Daripada membeli suatu
aktiva dan memperlihatkan saldonya sebagai kewajiban, perusahaan memilih untuk
menyewa-guna-usaha aktiva itu.
Pengukuran dan pengakuan

Kewajiban harus diakui apabila mematuhi empat kriteria umum :

1. Memenuhi definisi suatu kewajiban


2. Dapat diukur
3. Relevan
4. Dapat diandalkan

Tujuan dari penilaian kewajiban adalah keinginan untuk mencatat beban dan kerugian dalam
penentuan laba masa berjalan. Tujuan yang sama pentingnya adalah bahwa pengukuran
kewajiban harus memungkinkan penyajian informasi kepada investor dan kreditor sebagai
sarana untuk meramalkan arus kas. Tujuan lain mencakup penilaian sebagai dasar untuk
perbandingan laba antar periode dan antar perusahaan, dan sebagai perbandingan dari klaim
beberapa pemegang ekuitas.

Mengakui kewajiban

Bagi kebanyakan kewajiban, titik di mana terjadi pengakuan terjadi cukup pasti karena
kewajiban timbul dari kontrak di mana jumlah dan waktu pembayaran kewajiban itu
ditetapkan atau dapat ditentukan dari syarat kontrak tersebut. Akan tetapi, dalam beberapa
kasus, jumlah yang diharus dibayarkan tergantung pada kejadian-kejadian masa depan,
seperti penjualan kotor masa depan dari penggunaan properi yang disewa-guna-usaha. Dalam
kasus ini, kewajiban memang ada, sekalipun suatu jumlah harus dinyatakan dalam satuan
ekivalen kepastian, atau sebagai kisar dari jumlah-jumlah yang mungkin. Dalam kasus
kerugian kontijensi, SFAS 5 menyiratkan bahwa kewajiban ada dan harus dicatat jika jumlah
kerugian itu dapat diestimasi dengan layak. Karena itu, dari sudut pandang semantik, dari
sudut pandang pemakai laporan keuangan, suatu kewajiban harus diklasifikasi sebagai
kewajiban jika hal itu dapat diukur dengan layak atau jika suatu kisar nilai atau kemungkinan
yang berarti dapat ditetapkan padanya.

Mengukur kewajiban moneter

Kewajiban moneter adalah kewajiban yang dinyatakan dalam satuan nominal. Dengan
perkataan lain, hal itu biasanya melibatkan pembayaran sejumlah uang kas. Dalam
kebanyakan kasus, jumlah yang terutang ditentukan oleh kontrak atau perjanjian. Dalam
semua kasus, penilaian saat ini dari utang adalah nilai sekarang yang didiskontokan dari
jumlah yang tertutang di masa depan. Karena kewajiban lancar pada umumnya harus
dibayarkan dalam jangka pendek, jumlah diskonto biasanya tidak material dan jumlah
kewajiban itu dapat disajikan pada nilai nominal (jumlah utang di masa depan). Dalam kasus
wesel, apa yang adakalanya disebut bunga dibayar di muka harus dikurungkan dari nilai
nominal wesel untuk menyajikan nilai sekarang yang didiskontokan.

Mengukur kewajiban lancar nonmoneter

Kewajiban lancar nonmoneter adalah kewajiban untuk memberikan barang atau jasa dalam
jumlah dan kualitas tertentu. Hal itu biasanya berasal berasal dari pembayaran dari
pembayaran di muka untuk jasa oleh pelanggan. Langganan untuk majalah dan karcis
musiman merupakan contoh-contoh yang baik. Kewajiban lain berasal dari uang muka
pelanggan untuk barang khusus. Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua uang muka bersifat
nonmoneter. Kewajiban nonmoneter dinyatakan dalam barang atau jasa spesifik. Jadi, nilai
moneter dari barang dan jasa itu dapat berubah, tetapi kuantitas dan kualitasnya tidak.

Pendapatan atau kredit


Kewajiban nonmoneter seringkali diklasifikasi sebagai pendapatan yang
ditangguhkan atau kredit yang ditangguhkan. Secara teknis, pendapatan yang
ditangguhkan merupakan pos pendapatan yang diterima perusahaan, tetapi belum
dilaporkan sebagai pendapatan.
Uang muka moneter
Seringkali, pembayaran uang muka untuk barang atau jasa oleh pelanggan telah
dipandang merupakan campuran dari kewajiban dan pendapatan. Jika biaya
merupakan unsur dominan, keseluruhan jumlah itu dapat dianggap kewajiban; tetapi
jika biaya hanya merupakan bagian kecil dari total, dikemukakan bahwa
keseluruhannya dapat dapat dipertimbangkan sebagai kredit yang ditangguhkan ke
pendapatan (pendapatan kotor) dan bukan kewajiban lancar, dianggap diklasifikasi
sebagai pendapatan yang belum dihasilkan dalam seksi equitas pemegang saham di
neraca.

Realisasi yang tidak pasti


Namun ada beberapa kasus, di mana pelaporan pendapatan yang ditangguhkan timbul
karena alasan selain dari uang muka pelanggan. Dalam kasus ini, jasa telah diberikan
dan operasi menghasilkan pendapatan diselesaikan, tetapi pelaporan pendapatan
ditangguhkan karena ketidakpastian dalam piutang, atau karena ketidakpastian
mengenai beban tambahan.

PENGAKHIRAN KEWAJIBAN

Kejadian adalah peminjam membayar kepada kreditor jumlah yang diutangnya. Debitor
dengan demikian dibebaskan dari semua kewajiban lebih lanjut. Ini dikenal sebagai
pelunasan utang (extinguishing of debt). Dalam kasus yang paling umum, utang dilunasi pada
tanggal jatuh tempo. Dalam kasus lain, utang ditarik atau dilunasi sebelum jatuh tempo.
Utang juga dapat dianggap lunas sebagian atau seluruhnya oleh kreditor.

Pelunasan utang

Nilai pasar dari obligasi dan instrumen utang lain naik dan turun sesuai dengan suku bunga.
Biasanya perubahan ini tidak diakui oleh sistem akuntansi. Pada saat it, karenanya, apabila
suatu utang dilunasi, karena alasan apapun, seringkali perlu untuk memperhitungkan
perbedaan antara nilai pasar utang dan nilai bukunya. Pertimbangan kasus yang paling
sederhana dimana perusahaan membeli kembali obligasinya dipasar terbuka.

Menarik obligasi
Obligasi biasanya mengandung suatu ketentuan yang memungkinkan perusahaan
untuk menarik utang itu pada persentase yang diterapkan lebih dahulu atas nilai
nominalnya. Perusahaan biasanya akan menggunakan ketentuan ini, dan bila nilai
pasar dari obligasi itu menjadi lebih besar dari harga penarikannya.
Restrukturisasi utang
Pembebasan atau seluruh utang oleh kreditor merupakan cara lain untuk pelunasan
utang. Dapat dibayangkan kasus di mana kreditor dapat memperkenankan seorang
debitor untuk melunasi utang dengan jumlah yang lebih kecil dari nilai masa
berjalannya yang dihitung pada nilai hasil masa berjalan. Kreditor mungkin
kekurangan kas dan bersedia menerima jumlah yang kecil segera.

SEKURITAS HIBRID
Semua kewajiban baru dikenal secara generic sebagai instrumen keuangan, yang
didefinisikan FASB sebagai:
Kas, bukti hak kepemilikan dalam suatu entitas; atau suatu kontrak yang keduanya:
a. Menetapkan kewajiban kontraktual pada suatu entitas (1) untuk menyerahkan kas atau
instrument keuangan lain kepada entitas kedua atau (2) menukarkan instrument
keuangan dengan syarat-syarat yang secara potesial tidak menguntungkan bagi entitas
kedua.
b. Menetapkan kewajiban kontraktual pada entitas kedua (1) untuk menerima kas atau
instrument keuangan lain dari entitas pertama atau (2) menukarkan instrument
keuangan dengan syarat-syarat yang secara potensial menguntungkan bagi entitas
pertama.

Utang Konvertibel
Sekuritas utang seringkali diterbitkan bersama dengan cirri konvertibel . Ciri ini
memungkinkan pemegangnya untuk mengkonversi sertifikat obligasi menjadi sejumlah
saham biasa tertentu pada setiap waktu sebelum keistimewaan konversi berakhir.
Kendati banyak kemungkinan cirri dan hubungan alternative dapat ditemukan dalam
kaitan dengan obligasi konvertibel , umumnya yang berikut berlaku :
1.suku bunga kontraktual cukup jauh di bawah suku bungan pasar untuk obligasi non
konvertibel
2. Harga konversi semula lebih besar daripada harga pasar saham biasa
3. Harga konversi tidak menurun sepanjang waktu kecuali sejauh diperlukan untuk
melindungi pemegang obligasi dari dilusi hak saham biasa ( seperti pemecahan saham atau
dividen saham)
Argumen utama untuk alokasi hasil di antara karakteristik utang dan ekuitas bersifat
dua arah. Satu adalah bahwa nilai ekonomi dari ciri konversi ada sebagai elemen berbeda dari
kontrak itu , yang berbeda dengan utang. Yang kedua adalah bahwa pengukuran beban bunga
harus didasarkan pada karakteristik utang saja.

Akuntansi untuk Sekuritas Hibrid


Perlakuan atas utang konvertibel menimbulkan pertanyaan apakah suatu instrument
keuangan yang tidak membayar kupon dan mengandalkan nilainya pada kemampuannya
untuk dikonversi menjadi ekuitas pemilik benar benar suatu kewajiban atau bahkan
pertanyaan yang lebih mendasar tentang apakah perbedaan antara kewajiban dan ekuitas
pemilik mempunyai kegunaan dewasa ini . Suatu pemecahan yang direkomendasikan buku
ini adalah menghapuskan perbedaan antara ekuitas dan utang . Perusahaan mengakui
semua kewajiban sebagai ekuitas dan utang Perusahaan akan mengakui semua
kewajiban sebgai ekuitas dalam pengertian yang luas dari kata itu.Pendekatan lain, yang
saat ini diambil oleh FASB adalah berusaha membagi instrument instrument keuangan
menjadi bagian bagian komponennya ,mirip dengan ahli fisika yang berusaha memisahkan
atom menjadi proton, neutron dan electron. Mereka sementara itu telah mengidentifikasi
enam instrument keuangan dasar. :
1. Kontrak piutang utang tanpa kondisi
2. Kontrak piutang utang terkondisi
3. Kontrak opsi keuangan
4. Jaminan keuangan atau kontrak pertukaran terkondisi lain
5. Kontrak forward keuangan
6. Instrumen ekuitas.

BAB 20
PAJAK YANG DITANGGUHKAN

LABA KENA PAJAK LAWAN LABA YANG DILAPORKAN


Perbedaan utama antara lana kena pajak dan laba yang dilaporkan pada pemegang
saham dapat
digolongkan dalam dua judul utama:
1. Perbedaan permanen (permanent differences) yang timbul dari kelonggaran atau
pembatasan khusus legislatif yang diizinkan atau disyaratkan untuk alasan ekonomi,
politik, atau administrasi yang tidak ada hubungannya dengan perhitungan laba bersih
akuntansi.
2. Perbedaan sementara (temporary differences) yang dihasilkan dari:
a. Perbedaan dalam waktu pembebanan dan kredit ke laba, juga disebut perbedaan
antar periode.
b. Perbedaan yang timbul dari dasar-dasar pengukuran alternatif dalam keuangan dan
akuntansi pajak yang disebut juga perbedaan penilaian.
Apabila perbedaan antara laba kena pajak dan laba akuntansi disebabkan oleh
perbedaan sementara, pencatatan beban pajak (beban efek ekivalen pada laba) didasarkan
pada laba dilaporkan sebelum pajak memerlukan alokasi antar periode. Prinsip dasar alokasi
antar periode adalah untuk membiarkan pajak mengikuti laba yang menjadi dasarnya. Laba
yang kena pajak dalam periode berjalan tetapi diakui atau dilaporkan dalam periode
selanjutnya memerlukan penangguhan beban pajak ; laba yang diakui untuk tujuan akuntansi
dan dilaporkan dalam periode berjalan tetapi kena pajak dalam periode selanjutnya
memerlukan akrual atas beban pajak. Dengan kata lain:
Laba Kena Pajak Dilaporkan
Beban pajak:
Ditangguhkan Tahum ini Tahun depan
Diakrualkan Tahun depan Tahun ini

Melaporkan pembebanan langsung ke laba ditahan atau ke laba ditahan atau


keuntungan atau kerugian luar biasa dan pos pos bukan operasi yang serupa netto sesudah
pajak menghasilkan prosedur yang disebut alokasi intraperiode dimana total beban pajak
dialokasikan ke berbagai bagian laporan laba rugi dan laporan perubahan modal. Ada
penentangan pada prosedur ini karena hanya laporan laba rugi dan laba ditahan pada periode
bersangkutan yang berubah, bukan periode lainnya.

1. Perbedaan Permanen
Mencerminkan perhitungan total pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan selama
jangka waktu umurnya. Perbedaan permanen hanya mempengaruhi total pajak, tidak
menimbulkan masalah dalam alokasi pajak. Oleh karena itu tidak menimbulkan masalah
teoritis dalam akuntansi. Selanjutnya diasumsikan bahwa perbedaan permanen telah
disesuaikan diluar laba buku sebelum pajak, dan sebelum perbedaan sementara diterapkan.
Meski kekurangan kepentingan teoritis, perbedaan permanen secara praktis sangat
penting karena itu merupakan kesenjangan utama antara apa yang dipercaya masyarakat
untuk dibayarkan, apa yang dibayarkan masyarakat sebagai pajak.

2. Perbedaan Sementara
Perbedaan sementara membentuk inti teori akuntansi berkenaan dengan akuntansi
untuk pajak penghasilan karena akuntan memiliki sejumlah kendali mengenai
bagaimana hal ini ditangani. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan laba antara yang
dipercaya masyarakat untuk dibayarkan, dan apa yang dibayrakan masyarakat sebagai
pajak tetapi hanya oada periode tertentu, yang artinya tidaklah permanen. Berikut
beberapa jenis perbedaan sementara

Perbedaan Waktu. Terdapat situasi yang memungkinkan :


i. Suatu pengurangan dilakukan untuk tujuan pajak tetapi ditangguhkan dalam laporan
akuntansi. Contoh: penggunaan penyusutan untuk tujuan pajak tetapidigunakan
metode garis lurus untuk perusahaan.
ii. Pedapatan dicatat saat ini padahal dalam tujuan pajak diakui pada waktu yang lebih
lama. Contoh: perbedaan penggunaan dasar untuk cicilan untuk pajak dan
akuntansi.
iii. Laba ditangguhkan untuk kepentingan pajak tetapi diakrualkan untuk tujuan
akuntansi. Contoh: Sewa diterima dimuka dianggap sebagai pendapatan jika jasa
telah diberikan menurut tujuan akuntansi.
iv. Beban dikurangkan untuk tujuan akuntansi tetapi seharusnya dikurangkan pada
periode mendatang. Contoh: beban yang digunakan untuk kepentingan pajak
adalah beban yang dibayarkan.

Kasus 1 dan 2 memerlukan akun penggunaan kewajiban pajak pennghasilan


atauakun kredit lain, karena beban pajak yang ada lebih kecil dari pajak yang harus
dibayar. Sedangkan kasus 3 dan 4 memerlukan pajak dibayar dimuka atau akun debit
lainnya karena jumlah pajak yang dibayarkan lebih besar dari jumlah pajak yang
dilaporkan.

Perbedaan Nilai. Conoth contoh perbedaaan sementara yang kurang sering dikutip,
sebagian karena hal itu tidak mempengaruhi pajak yang ditangguhkan menurut APB 11.
Mencakup:
i. Suatu pengurangan dalam dasar pajak dari aktiva yang dapat disusutkan karena kredit
pajak. Satu sumber dari perbedaan ini adalah Tax Equity and Financial
Responsibility Act 1982, yang memberikan pilihan bagi pembayar pajak untuk
mengambil jumlah penuh pengurangan Pemulihan Biaya Dipercepat (ACRS) dan
kredit pajak yang berkurang atau mengambil kredit pajak yang penuh dan jumlah
pengurangan ACRS yang berkurang.
ii. Kegiatan luar negeri dimana mata uang pelaporannya adalah mata uang fungsional.
Menurut SFAS 52, setelah adanya suatu perubahan dalam kurs valuta, dasar pajak
luar negeri dan aktiva dan kewajiban tertentu dapat berbeda dengan biaya
historisnya yang ekuivalen dollar AS.
iii. Suatu kenaikan dalam dasar pajak dari aktiva karena pengindeksan untuk inflasi.
Hukum pajak tertentu dapat mewajibkan pengindeksan aktiva aktiva tertentu
untuk tujuan pajak yang akan menyebabkan dasar dasar mereka berbeda dengan
biaya historis yang ada dalama laporan keuangan.
iv. Penggabungan usaha yang diperhitungkan berdasarkan pada metode
pembelian.Seringkali ada perbedaan dalam jumlah yang dibebankan ke aktiva
gabungandan dasar pajaknya yang berkaitan (bagi banyak perusahaan, ini adalah
perbedaan permanen menurut APB 11)

Pendekatan Neraca
Suatu pendekatan alternatif pada salah satu yang digunakan diatas untuk menghitung
perbedaan sementara berpijak pada pernyataan bahwa, dengan adanyapernyataan yang jelas,
semua transaksi yang menimbulkan perbedaan sementara meninggalkan jejak pada neraca.
Maka pendekatan neraca menambah suatu alat perhitungan kedua, tetapi tidak menambah
sesuatupun pada tingkatan teoritis.

KASUS YANG MENDUKUNG DAN MENENTANG ALOKASI

Kasus untuk Alokasi Menyeluruh


Berikut argument-argumen yang mendukung praktik alokasi pajak antar periode pada waktu-
waktu yang berbeda.

Penandingan (Matching). Penandingan langsung berpendapat bahwa beban dialokasikan


sesuai dengan pengaruhnya terhadap pendapatan. Penerapan konsep penandingan untuk
akuntansi pajak diulas dalam APB 11 diaman dewan merekomendasikan bahwa beban pajak
penghasilan yang dilaporkan untuk suatu periode haruslah mencakup pengaruh pajakdari
semua transaksi pendapatan dan beban yang tercakup dari pengukuran beban sebelum pajak.
Pendapatan ini juga disebut alokasi pajak menyeluruh (Comprehensive). Pengaruh pajak
dilaporkan dengan ayat jurnal saat perbedaan waktu timbul dan dilakukan jurnal pembalik
saat perbedaan hilang. Diantara kedua waktu itu, APB merekomendasikan bahwa perbedaan
itu timbul sebagai beban yang ditangguhkanatau kredit yang ditangguhkan. Tarif pajak yang
digunakan pun adalah tarif saat pelaporan perbedaan awal sehingga tidak ada penyesuaian.
APB dikritik tajam karena hal ini. Pertama, penandingan dilakukan bukan denganpendapatan
tetapi dengan laba sebelum pajak. Kedua, beban yang ditangguhkandan kredit yang
ditangguhkan tidak dimaksudkan untuk untuk mewakili aktiva, dan kewajiban ataupun
ekuitas.

Perusahaan Bersinambung. Ini dimulai dari ketegasan bahwa konsekuensi pajakdari suatu
kejadian melekat pada kejadian itu. Pembayaran pajak itu sendiri mengenai bilamana pajak
akan dibayar, bukan dibayar atau tidak. Jika pajak yang dibayarkan pada periode tersebut
kurang dari jumah pajak yang melekat maka akun yang berkaitan dengan beban pajak adalah
utang pajak penghasilan. Dan jika sebaliknya maka disebutkan pajak dibayar di muka.

Praktek Manajerial. Argumen yang menentang palaporan pajak penghasilan yang


dibayarkan sematasebagai beban dari periode bersangkutan adalah bahwa merupakan praktik
umum untuk mendefinisikan pajak sebagai beban dari menjalankan bisnis. Demikian pula
manajemen manajemen umumnya membuat keputusan berdasarkan laba bersih yang
diharapkan sebagai pajak. Sebagai tambahan, pajak harus dipertimbangkan dalam keputusan
investasi dan dividen. Akan tetapi praktiknya tidak menentukan logika dari klasifikasi itu.
Klasifikasi beban tidak mempunyai definisi yang jelas selain dari pada yang dipilih akuntan.
Argumen bahwa alokasi pajak adalah tepat karena pajak diperlakukan sebagai beban, dengan
demikian sulit didukung.

Kasus yang Menentang Alokasi

Banyak argumen yang menentang alokasi pajak antar periode, walaupun


tidak cukup untuk menggesernya dari standar, berikut argumennya:
a. Kurangnya Pengertian.
Ada keluhan bahwa pelaporan beban pajak yang tidak sama
dengan pajak sebenarnya yang dibayarkan membingungkan
publik.
b. Suatu Distribusi, Bukan Beban.
Pajak adalah sama seperti dividen dan, oleh karenanya adalah,
merupakan pendistribusian dari laba. Pendukung pandangan ini
mengemukakan bahwa seperti dividen dan tidak seperti
pembayaran upah dan perlengkapan, pajak hanya dibayar hanya
jika diperoleh laba. Pada masa mendatang akan menjadi
terutang hanya jika laba diperoleh di masa mendatang, yang
menyiratkan suatu asumsi tentang kejadian yang belum terjadi.
c. Kurangnya Relevansi.
Kritik dari informasi berjalan berjalkan bahwa pajak yang
dipungut setiap tahun lebih relevan bagi insvestor dan kreditur
daripada beban pajak yang dialokasikan secara buatan.
d. Ketidakpaastian.
Alokasi pajak juga ditentang atas dasar bahwa ketidakpastian
dalam perhitungan taksiran kewajiban pajak masa mendatang
terlalu besar untuk membuat alokasi jadi berguna.
Kasus untuk Alokasi Sebagian. Pendukung pandangan ini menunjukan
bahwa tingkat agregat akun pajak yang ditangguhkan hanya bergulir
terus (roll over). Argumen ini didasarkan pada pengamatan yang benar
bahwa, sepanjang perusahaan bertumbuh, piutang dan utnagnya akan
terus bertumbuh. Sekali perusahaan berpindah ke keadaan yang stabil
maka utang dan piutangnya akan stabil pula. Maka laba bersihnya pun
akan stabil begitu pula jenis akuntansi yang digunakan. Dalam kondisi ini
baik menggunakan dasar kas ataupun akrual. Jumlah beban pajak akan
tetap sama.

Kasus untuk Pendiskontoan. Suatu argumen akhir yang menentang


penyajian penuh kewajiban pajak atau pajak dibayar dimuka adalah
bahwa, karena kewajiban itu akan dibayarkan dan keuntungan pajak
hanya akan diterima pada suatu waktu dimasa mendatang, hal itu harus
didiskontokan pada sukubunga yang positif. Jika periodenya oanjang dan
tidak terbatas maka nilai sekarang akan mendekati nol. Tetapi terdapat
kesulitan seperti penentuan tingkat suku bunga dan tahun pajak tersebut
dapat terbayar, yang malah menambah kompleksitas dalam akuntansi
pajak. FASB memutuskan untuk tidak membahas hal ini dalam SFAS 96.

Studi Empiris. Studi empiris sampai sekarang belum mendukung dengan


kuat alokasi pajak. Beaver dan Dukes menyimpulkan bahwa alokasi pajak
dapat digunakan bila alokasi pajak dapat digunakan jika seseorang
menerima alokasi pasar. Akan tetapi dalam studi selanjutnya, mereka
menyimpulkan bahwa dasar pemikiran yang mendasari alokasi pajak
tetap menjadi pertanyaan yang serius dan bahwa prosedur alokasi pajak
sekarang tidak harus optimal. Kurangnya teori yang mendukung dan
banyaknya komplikasiterlibat dalam proses alokasi pajak, membuat hal itu
meragukan sebagai prosedur yang relevan.
PAJAK YANG DITANGGUHKAN DAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
Setelah membandingkan berbagai metode untuk menghitung kewajiban
pajak yang ditangguhkan. FASB memilih apa yang disebut metode
aktiva/kewajiban dari alokasi pajak antar periode berdasarkan hal bahwa
hal itu yang paling sesuai dengan kerangka dasar konseptual, bahwa hal
itu menghasilkan informasi yang paling berguna dan dapat dimengerti,
dan metode tersebut tidak lebih kompleks daripada metode metode lain.
Berikut perbedaan, metode aktiva/ kewajiban dengan metode
ditangguhkan antara lain:
1. Ia menjauhkan analisis itu dari penandingan, dan menggantikannya
dengan definisi aktiva dan kewajiban dari SFAS 6 untuk
membenarkan alokasi pajak antar periode.
2. Ia mewjibkan perusahaan untuk memperkirakan pengaruh
perbedaan sementara di masa mendatang daripada menggunakan
hasil masa lalu yang diketahui.

Dalam praktiknya, perusahaan melalui tidakan tindakan mereka dalam


tahun tahun tertentu menghasilkan arus laba dan rugi yang
diharapkan dimasa mendatang. Kerugian dalam arus ini bisa di offset
terhadap laba sejauh yang diperbolehklan oleh peraturan pajak dalam
perlakuannya atas rugi bersih operasi. Peraturan pajak saat ini
mengizinkan rugi operasi dikompensasi ke belakang 3 tahun dan ke muka
15 tahun.
Perbedaan antara akun pajak yang dtangguhkan pada awal dan akhir
tahun menghasilkan debet atau kredit pajak yang ditangguhkan, untuk
tahun bersangkutan.
SFAS 96 menambahkan suatu kenyataan tambahan yang tidak harus
menjadi bagian yang penting dari metode aktiva/kewajiban, tetapi
merupakan suatu perubahan penting dari persyaratan GAAP lama.
Pernyataan ini mendasarkan pengaruh yang bersangkutan pajak pada
semua kejadian yang telah terjadi, dan mengesampingkan semua
kejadian yang belum terjadi. Dewan menggunakan pernyataan ini untuk
mencakup penggunaan semua tarif pajak yang dibuat sebelumnya,
bahkan bila itu melibatkan perubahan 0- perubahan dalam periode
mendatang.pernyataan ini juga digunakan untuk mengesampingkan
asumsi laba masa mendatang untuk menyeimbangkan kerugian pajak
yang dihasilkan oleh pembalikan perbedaan perbedaan pajak.
1. Rugi Operasi Bersih
Peraturan pajak yang berlaku sekarang memperbolehkan kerugian
pajak dikompensasi ke belakang dan kemuka untuk mengurangi
total utang pajak perusahaan. Prinsip alokasinya sama baik untuk
kompensasi ke belakang atau ke muka, tetapi lebih tidak pasti
berkenaan dengan keuntungan pajak yang muncul dalam kasus
belakangan.
Apabila kerugian pajak dapat dari dikompensasi kebelakang untuk
mengurangi pajak yang dibayarkan dalam tahun tahun
sebelumnya, tuntutan untuk pengembalian segera muncul,
meskipun itu harus disetujui oleh Internal revenue Service pada
tanggal belakangan.
2. Apakah Ini Aktiva dan Kewajiban?
Pendekatan aktiva atau kewajiban yang digunakan oleh dewan
dalam SFAS 96 ditentangkan secara keras atas dasar bahwa pajak
yang ditangguhkan tidak mempunyai karakteristik aktiva dan
kewajiban yang biasa. Sebagai contoh, beberapa menyatakan
bahwa aktiva pajak yang ditangguhkan, yang menunjukan pajak
dibayar dimuka yang timbul dari alokasi pajak penghasilan
bukanlah hak tanpa kondisi untuk manfaat masa mendatang.
Namun ada keadaan dimana dalam pengharapan yang normal atas
laba perusahaan masa datang dan berlanjutnya peraturan pajak
penghasilan berjalan, pos itu dapat mempunyai banyak karakteristik
aktiva yang normal.
Utang pajak yang ditangguhkan, yang menunjukan utang pajak
penghasilan di masa mendatang yang timbul dari alokasi pajak
demikian juga dianggap hanya memiliki sedikti karakteristik
kewajiban yang normal. Namun dalam beberapa keadaan ada
kewajiban untuk membayar pajak dimasa mendatang berdasarkan
kegiatan masa lalu atau sekarang
PERBANDINGAN SFAS 96 DAN APB 11
Dari penggunaan APB 11 dengan metode ditangguhkannya, SFAS 96
dengan metode aktiva/kewajibannya. Satu satunya perubahan nyata
yang terjadi apabila seseorang memperthitungkan perubahan tarif yang
sebenarnya independen terhadap pemilihan antara kedua metode.
Alasan untuk kedua metode terletak pada sifat perbedaan sementara
yang, per definisi, yang sendirinya membalik selama jangka waktunya.
Dengan kata lain, jumlah perbedaan sementara sepanjang jangka
waktunya adalah nol. Sekarang, jika serangkaian jumlah menuju nol
dipecah pada titik mana pun selamajangka waktunya, jumlah mutlak
sampai pemecahan harus sama dengan jumlah mutlak setelah
pemecahan.
Ada dua cara untuk menjumlahkan perbedaan sementara. Kita dapat
menjumlahkannya dari muka ke awal pemecahan (metode ditangguhkan).
Atau kita bisa menjumlahkannya ke belakang ke akhir pemecahan
(metode aktiva/kewajiban). APB menitik beratkan pada perbedaan
sementara yang telah terjadi, sementara SFAS menitik beratkan pada
perbedaan yang akan terjadi.
Menurut APB 11, beban pajak dihitung dengan menerapkan tarif pajak ke
laba sebelum pajak, utang pajak dihitung dengan menetapkan tarif pajak
yang sama ke laba kenaa pajak. Perbedaan antara keduanya adalah
kredit, atau debet ke akun pajak yang ditangguhkan.
SFAS mulai dengan neraca. Lebih khusus, ia mulai dengan perbedaan
dimasa yang akan datang.
Satu pengecualian pada peraturan kesamaan umum ini adalah
berubahnya tarif pajak. Pengecualian lain terletak pada perlakuan
sementara asimtrik atas perbedaan sementara negatif antara APB 11 dan
SFAS 96. Kesimpulannya adalah bahwa metode penangguhan dan metode
aktiva/kewajiban masing masing akan menghasilkan beban pajak yang
sama asalkan:
1. Perubahan dalam tarif pajak diperlakukan secara sebanding.
2. Tidak ada aktiiva pajak yang ditangguhkan yang tidak diakui dalam
catatn kaki menurut metode aktiva/ kewajiban.

PENYAJIAN HASIL
Yang masih tersisa adalah membahas nagaimana menyajikan berbagai
akun laporan laba rugi dan neraca yang berkaitan dengan pajak. Bahan
mencakup tiga bidang: alokasi pajak intraperiode,metode alokasi pajak
antar periode bersih sesudah pajak yang benar benar bersangkutan
dengan masalah penyajian, dan persyaratan penyajian saat ini menurut
SFAS 96.
ALOKASI PAJAK INTRAPERIODE
Jika konsep laba all-incusive diterima sepenuhnyam, alokasi pajak antara
laporan rugi laba dan laba ditahan tidak perlu dilakukan. Tetapi menurut
APB 9. Keuntungan dan kerugian luar biasa harus dilaporkan secara
terpisah dalam laporan rugi laba. Menurut SFAS 16, beberapa
penyesuaian periode sebelumnya harus dilaporkan sebagai penyesuaian
atas laba ditahan. Dalam kasus ini, dan yang sejenis, alokasi intraperiode
didalam laporan rugi laba ataupun laba ditahan dapat membuat laba
bersih yang dilaporkan sebelum pos luar biasa menjadi berarti.
Argumen untuk alokasi intraperiode terutama bersandar pada kegunaan
jumlah laba bersih yang dilaporkan sebelum pos luar biasa. Namun lebih
jauh lagi argumen ini mengasumsikan bahwa laba akuntansi dapat
diprediksi. Argumen yang lebih sederhana menyatakan bahwa alokasi
menyebabkan kerincian pada akun akun terkait, yang berarti lebih
banyak pengungkapan dan informasi yang lebih baik.
Metode Bersih Sesudah Pajak
Suatu alternatif pelaporan aktiva dan kewajiban pajak yang ditangguhkan
sebagai akun independen, yang disebut metode bersih sesudah pajak,
adalah memperlakukan hal itu dalam hubungan yang erat dengan pos
pos yang menyebabkan keberadaannya. Jadil, pajak dibayar dimuka dapat
dianggap akun penilaian pada kewajiban yang bersangkutan, dan utang
pajak dimasa depan dapat dianggap akun aktiva kontra, atau aktiva dan
kewajiban dapat dikurangi secara langsung.
Metode bersih sesudah pajak didasarkan pada asumsi bahwa penyesuian
biaya historis dari suatu aktiva untuk pengeruh pajak dapat menghasilkan
penilaian saat ini untuk aktiva itu. Kesulitan dalam asumsi ini bersifat dua
arah. Pertama, banyak faktor lain harus diperhatikan darus diperhatikan
dalam mengukur nilai perusahaan bagi investor. Kedua, dipertnyakan
apakah tujuan dari akuntansi adalah untuk mengukur dan melaporkan
nilai dari setiap aktiva, atau kewajiban. Masalah ketiga dengan metode ini
adalah bahwa beberapa perbedaan sementara tidak dapat
diidentifikasikan dengan aktiva dan kewajiban tertentu. FASB, setelah
mempertimbangkan dan menolak penggunaannya menyatakana
keyakinan bahwa metode aktiva/kewajiban menyediakan perangkat
informasi yang lebih baik daripada menggabungkan pengaruh pajak
dengan aktiva dan kewajiban lain. Akan tetapi, mereka setuju mengikuti
arah metode bersih sesudah pajak saat mereka memutuskan bahwa pajak
yang ditangguhkan harus mengikuti klasifikasi penangguhan lancar/tak
lancar dari kejadian yang mendasari.

Anda mungkin juga menyukai