Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asma adalah penyakit inflamasi obstruksi yang ditandai oleh periode episodik spasme
otot-otot polos dalam dinding saluran udara bronchial (spasma bronkus). Spasma bronkus ini
menyempitkan jalan nafas sehingga membuat pernafasan menjadi sulit (dispneal),
menimbulkan bunyi mengi dan batuk. Setelah dilakukan pengkajian pada Nu. U dengan asma
didapatkan data seperti : klien sesak napas sudah 2 bulan jika klien melakukan aktivitas yang
berat sesak napas yang dirasakan semakin berat, tidak ada riwayat asma sebelumnya,
berbicara terengah-engah, batuk, secret susah keluar dan posisi duduk kedua tangan
memegang lutut, badan dicondongkan ke depan maka diagnosa yang muncul yaitu : bersihan
napas tidak efektif. Agar asma itu tidak semakin parah maka perlu di lakukan pemeriksaan ke
doker.

B. Saran
1. Jika penderita asma maka kita harus bisa menghindari alergen yang bisa menimbulkan
asma, misal perubahan cuaca ekstrim, makanan, bulu kucing, debu, dan lain-lain.
2. Gunakanlah masker jika asma ditimbulkan oleh debu
3. Bagi perawat hendaknya bisa memberikan asuhan keperawatan pada pasien asma
khususnya lansia agar bisa mencegah agar tidak kambuh lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik ed 2. Jakarta : EGC.
Samekto, Widiastuti. 2002. Asma Bronkiale. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Subuea, Hardin, dkk. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, cet kedua. Jakarta : Rineka Cipta.
Stein, jay H. 1998. Panduan Klinik Penyakit Dalam ed. 3. Jakarta : EGC.
Surya A, Djaja. 1990. Manual Ilmu Penmyakit Paru. Jakarta : Binarupa Aksara.
http://www.kompas.com diperoleh 25 Oktober 2008.

Anda mungkin juga menyukai