Bahan Humaniora
Bahan Humaniora
KONSEP HUMANIORA
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
ABINENO J. I : Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa
abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana
SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan
kuku datar dan lebar
KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang
kesatuannya tidak dinyatakan
I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu
cipta, rasa dan karsa
C. Kebudayaan
C.1 Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Menururt
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski, mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat
itu adalah Cultural-Determinism. Menurut Herskovits, memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari . Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan
dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat,
diamati, disimpan atau diphoto. Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya
dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas: perilaku, bahasa dan
materi.
D.4 Nilai
Nilai" dimaksudkan kondisi atau kualitas suatu benda atau suatu
kegiatan yang membuat eksistensinya, pemilikannya, atau upaya
mengejarnya menjadi sesuatu yang diinginkan oleh individu-individu
masyarakat. Nilai tidak selalu bersifat subjektif, karena ia tetap mengacu
pada konteks sosial yang membentuk individu dan yang pada gilirannya
dipengaruhi olehnya. Aspek nilai inilah yang menjadikan etika sebagai suatu
teori mengenai hubungan antar pribadi dan membedakannya dari nilai-nilai
intelektual atau estetis semata-mata. Nilai etis secara logis dapat
diwujudkan dalam hubungannya antara manusia dengan sesama manusia.
D.5 Moralitas
Nilai-nilai moral merupakan kesadaran manusia dalam menghadapi
sesuatu, sadar akan nilai-nilai yang baik dan buruk. Penilaian tentang yang
baik dan buruk merupakan penilaian moral, karena moral merupakan nilai
yang sebenarnya bagi manusia. Hal ini berarti adanya kesadaran moral
manusia dalam bersikap dan berperilaku.
Moralitas adalah keseluruhan norma-norma, nilai-nilai, dan sikap moral
seseorang atau sebuah masyarakat. Nilai-nilai moral itu berada dalam suatu
wadah yang disebut moralitas, karena di dalamnya terdapat unsur-unsur
keyakinan dan sikap batin dan bukan hanya sekadar penyesuaian diri
dengan aturan dari luar diri manusia.
MORALITAS BERSIFAT INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
E. Etika profesi
Pengertian professional
1. Orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu.
2. Memerlukan latihan khusus dengan suatu kurun waktu.
3. Hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi.
4. Hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan
terlibat dalam suatu kegiatan tertentu sesuai keahliannya.
5. Memiliki pendidikan khusus, yaitu keahlian dan keterampilan dan
memiliki dasar pendidikan dan pelatihan serta pengalaman dalam
kurun waktu untuk menunjang keahliannya.
6. Memahami kaidah dan standard moral profesi serta etika profesi dalam
bidang pekerjaannya.
7. Berupaya mengutamakan kepentingan masyarakat, artinya setiap
pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah
kepentingan masyarakat.
8. Ada ijin khusus dari instansi yang berwenang untuk menjalankan
profesinya.
9. Terorganisir dalam suatu induk organisasi sebagai pengawasnya
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada
profesi, yaitu :
Adanya pengetahuan khusus,
Biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan,
pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.
Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada
kode etik profesi.
Mengabdi pada kepentingan masyarakat,
artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi
di bawah kepentingan masyarakat.
Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat,
dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untukmenjalankan suatu
profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
Menjadi anggota dari suatu profesi.
E.2 Prinsip-prinsip etika profesi
1. Tanggung jawab
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain
atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan : Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa
saja apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi : Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional
memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya
F. PROFESI DOSEN
2.KEWAJIBAN DOSEN
Menurut Pasal 60 UU Guru dan Dosen, dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, dosen berkewajiban:
melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat
merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni
bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan
jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode
etik, serta nilai-nilai agama dan etika
memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
7. Ketrampilan Berinteraksi
10. Komitmen