Oleh:
JURUSAN KIMIA
2017
Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch, Nitrogen terdapat melimpah
di udara, yaitu sekitar 78% volume. Walaupun demikian, senyawa nitrogen tidak
terdapat banyak di alam. Satu-satunya sumber alam yang penting ialah NaNO 3 yang
disebut Sendawa Chili. Sementara itu, kebutuhan senyawa nitrogen semakin banyak,
misalnya untuk industri pupuk, dan bahan peledak. Oleh karena itu, proses sintesis
senyawa nitrogen, fiksasi nitrogen buatan, merupakan proses industri yang sangat
penting. Metode yang utama adalah mereaksikan nitrogen dengan hidrogen
membentuk amonia. Selanjutnya amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain
seperti asam nitrat dan garam nitrat.
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh
Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch,
seorang insinyur kimia juga dari Jerman. . Persamaan termokimia reaksi sintesis
amonia adalah :
CaC2 + N2 CaCN2 + C
Calcium Cyanamide dicampur dengan air dan NaOH (sebagai katalis untuk
hidrolisis):
Molekul nitrogen dan hydrogen bergabung secara homogeny (tanpa katalis) pada laju
reaksi yang sangat lambat. Untuk memutus ikatan yang ada (antara N dengan N dan H
dengan H) memerlukan energy yang sangat tinggi (energi aktivasi 57 kcal/mol). Adanya
katalis untuk membantu pemutusan ikatan kimia atau disosiasi melalui kemisorpsi dan
rekombinasi dengan sederet interaksi permukaan berikut:
H2 2H* (2.2)
N2 2Na* (2.3)
N* + H* NH* (2.4)
Laju reaksi yang menentukan adalah langkah (2.3) yaitu adsorpri nitrogen yang
memerlukan energi aktivasi hanya 12 kcal/mol. Laju reaksi menjadi lebih cepat 1013 kali
pada suhu 500 . Perlu diingat bahwa entalpi mula-mula dan akhir adalah tidak berubah,
sehingga konversi keseimbangan (Xe) adalah sama. Katalis hanya mengkatalisasi reaksi
reaksi yang mempunyai energi bebas Gibbs kurang dari nol(AG <0). Karena konstanta
keseimbangan(K=kf/kb) tidak berubah karena adanya katalis, maka katalis mempercepat
reaksi kekanan(kf) dan reaksi kekiri(kb) sehingga material yang baik digunakan sebaga
katalis untuk reaksi hidrogenasi maka akan baik pula jika dipakai sebagai material katalis
untuk reaksi dehidrogenasinya.
Referensi :
Richardson, J.T. (1989). Principles of Catalyst Development. New York: Plenum Press
Leofanti, G., Tozzola, G., Padovan,M., Petrini, G., Bordiga, S. and Zecchina, A. (1997a).
Catalyst characterization: characterization techniques. Catal. Today. 34:307-327.