Ayah saya bernama Slamet Kumaekodi. Lahir pada tanggal 7 Juli
1965 di Jawa Tengah tepatnya di kota Semarang yang terkenal dengan makanan khasnya yaitu lumpia. Beliau adalah anak pertama dari 6 bersaudara dengan 5 saudara laki-laki dan 1 saudara perempuan. Ayah beliau bernama Sapari yang biasanya saya panggil dengan kakek dan Ibu beliau bernama Kosidah yang biasa saya panggil dengan nenek. Bagi saya beliau adalah orang yang humoris, perhatian dan sabar dalam menghadapi masalah. Sejak kecil beliau adalah dibesarkan dari keluarga yang tingkat perekonomiannya rendah karena kedua orang tua beliau hanya seseorang pedagang dan harus memenuhi kebutuhan ke enam anaknya dengan penghasilan yang seadanya. Walaupun kedua orang tua beliau hanya seseorang pedagang tetapi beberapa anaknya sukses mengenyam pendidikan yang tinggi. Ayahku bersekolah di SD Jambusari dan semasa ia bersekolah hanya mendapat uang saku Rp 100,- saja. Beliau setelah pulang sekolah membantu orang tua nya untuk berjualan tempe dan suka bermain sepak bolaserta kasti bersama temannya, Semasa SMP dan SMA. Beliau juga membantu kedua orang tuanya untuk membuat makanan tradisional yaitu utri untuk dijual. Beliau juga diberi tugas tambahan untuk mengantarkan tempe ke berbagai warung setiap pagi sebelum berangkat sekolah. Dari semasa SMA, Beliau bercita cita ingin menjadi ustadz dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Lalu beliau sudah mulai menabung agar dapat membiayai untuk masuk ke perguruan tinggi. Pada tahun 1985 beliau lulus dari SMA Mranggen, Demak dan memutuskan untuk bekerja terlebih dahulu agar dapat mengumpulkan uang untuk masuk ke perguruan tinggi. Beliau bekerja sebagai pengantar koran dari rumah satu ke rumah lainnya selama satu tahun. Setelah dirasa cukup uang yang terkumpulkan maka beliau mendaftarkan di Institut Agama Islam Negeri Wali Songo. Selama 5 tahun beliau mengenyam pendidikan S1 dan setiap malam beliau juga bekerja sampingan sebagai wiraswasta untuk membiayai kuliah sendiri. Waktu dulu harga SPP untuk kuliah yaitu Rp 27.000,- harga yang dianggap dulu mahal dan susah payah mendapatkannya. Akhirnya setelah menempuh perjuangan yang berat beliau lulus pada tahun 1992 sebagai S1 dan mendapatkan gelar Drs. Setelah lulus beliau menjadi guru ngaji dan tetap sebagai karyawan swasta sampai saat ini. Pada tahun 1994 beliau bertemu ibu. Ibu bernama Sumariah. Beliau sangat beruntung sekali mendapatkan istri sebagai ibu karena Ibu orang yang sangat sayang dan perhatian terhadap beliau. Di tahun 1995 beliau dianugrahi seorang anak laki-laki yaitu bernama Ahmad Ghany Riako lalu pada tahun 2001 terlahirlah saya sebagai anak kedua. Sampai sekarang beliau bekerja sebagai wiraswata membuka usaha sendiri di rumah yaitu service alat elektronik dan usaha nya mulai berkembang. Banyak pelanggan yang datang kepadanya sehingga penghasilannya mencukupi dan dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Hingga sekarang beliau selalu membuat saya dan sekeluarga bahagia. Beliau sering mengajak kami liburan jika liburan telah datang.