1. Pemohon melakukan ajuan ke kementrian kehutanan
2. Menteri kehutanan memberikan berkas ke Dirjen BPK (periksa syarat administrasi dengan 10 hari kerja) 3. Dirjen BPK memeriksa kelengkapan administrasi, apabila lengkap maka akan dilanjutkan ke Kewpala baplan dan apabila tidak lengkap maka dirjen BPK akan menerbitkan surat penolakan ke pemohon. 4. Untuk administrasi pemohon yang dinyatakan lengkap maka dirjen BPK akan mengajukan ke kepala BAPLAN untuk mengkonfirmasi areal dan memberi petak areal dan memberi peta areal kerja (30 hari kerja) 5. Kepala baplan akan meneruskan kembali ke Dirjen BPK (dan tim) 6. Dirjen BPK membentuk tim jika areal kerja dimohon oleh lebih dari satu pemohon pada saat yang bersamaan dan semuanya memenuhi syarat administrasi dan menentukan kelengkapan atau tidaknya, jika lengkap maka maka dilakukan pelaporan pemeriksaan syarat teknis dan jika tidak lengkap maka dirjen akan menerbitkan surat penolakan. 7. Pemeriksaan syarat teknis dari dirjen akan diteruskan kekementrian kehutanan. 8. Menteri kehutanan bertugas menetapkan satu calon pemegang izin. 9. Menteri kehutanan akan melakukan perintah ke pemohon untuk menyusun amdal atau UKL/UPL. 10.Pemohon akan mengajukan amdal atau UKL/UPL yang telah disetujui pejabat berwenang. (menteri kehutanan akan membatalkan calon jika tidak menerima dokumen amdal dalam 150 hari kerja). 11. Pemohon mengajukan ke kepala BAPLAN dan BAPLAN membuat peta areal kerja IUPHHK-HA (15 hari kerja) dan mengajukan kembali ke dirjen BPK. 12.Dirjen BPK bertugas membuat konsep surat pemberian IUPHHK (7 hari kerja), dan diajukan kembali ke Sekjen. 13.Sekjen bertugas menelaah aspek hukum (5 hari kerja) dan diajukan ke Mentri Kehutanan untuk mengeluarkan IUPHHK-HA dan diajukan kembali ke Dirjen BPK. 14.