Anda di halaman 1dari 7

2.

1 Well Logging

Well logging

merupakan suatu teknik untuk mendapatkan databawah permukaan dengan menggunakan


alat ukur yang dimasukkan kedalam lubang sumur, untuk evaluasi formasi dan identifikasi ciri-
ciri batuandi bawah permukaan (Schlumberger, 1958).Tujuan dari well logging adalah untuk
mendapatkan informasilitologi, pengukuran porositas, pengukuran resistivitas, dan
kejenuhanhidrokarbon. Sedangkan tujuan utama dari penggunaan log ini adalahuntuk
menentukan zona, dan memperkirakan kuantitas minyak dan gas bumi dalam suatu reservoir.
Pelaksanaan wireline logging merupakan kegiatan yang dilakukandari memasukkan alat yang
disebut sonde ke dalam lubang pemboransampai ke dasar lubang. Pencacatan dilakukan dengan
menarik sondetersebut dari dasar lubang sampai ke kedalaman yang diinginkan dengan
kecepatan yang tetap dan menerus. Kegiatan ini dilakukan segera setelah pekerjaan pengeboran
selesai ( lihat Gambar 1.1). Hasil pengukuran atau pencatatan tersebut disajikan dalam kurva log
vertikal yang sebandingdengan kedalamannya dengan menggunakan skala tertentu sesuai
keperluan pemakainya.Tampilan data hasil metode tersebut adalah dalam bentuk log yaitu grafik
kedalaman dari satu set kurva yang menunjukkan parameter yang diukur secara
berkesinambungan di dalam sebuah sumur (Harsono,1997). Dari hasil kurva-kurva yang
menunjukkan parameter tersebut dapatdiinterpretasikan jenis-jenis dan urutan-urutan litologi
serta ada tidaknyaKomposisi hidrokarbon pada suatu formasi di daerah penelitian. Dengan kata
lain metode well logging merupakan suatu metode yang dapatmemberikan data yang diperlukan
untuk mengevaluasi secara kualitatif dan kuantitatif adanya Komposisi hidrokarbon.

Dalam pelaksanaan well logging truk logging diatur segaris dengankepala sumur, kabel
logging dimasukkan melalui dua buah roda-katrol.Roda katrol atas diikat pada sebuah alat
pengukur tegangan kabel. Didalam kabin logging atau truk logging terdapat alat penunjuk beban
yang menunjukkan tegangan kabel atau berat total alat. Roda katrol bawah diikat pada struktur
menara bor dekat dengan mulut sumur. Setelah alat-alat logging disambungkan menjadi satu
diadakan serangkaian pemeriksaan ulang dan kalibrasi sekali lagi dilakukan supaya yakin bahwa
alat berfungsi dengan baik dan tidakterpengaruh oleh suhu tinggi atau lumpur. Alat logging
kemudian ditarikdengan kecepatan tetap, maka dimulailah proses perekaman data.
Untukmengumpulkan semua data yang diperlukan, seringkali diadakan beberapa kali perekaman
dengan kombinasi alat yang berbeda (Harsono,1997). Sistem pengiriman data di lapangan dapat
menggunakan jasasatelit atau telepon, sehingga data log dari lapangan dapat langsungdikirim ke
pusat komputer untuk diolah lebih lanjut perbedaan elektrokimia antara air di dalam formasi dan
lumpur pemboran,akibat adanya perbedaan salinitas antara lumpur dan Komposisi dalambatuan
maka akan menimbulkan defleksi positif atau atau negatif darikurva ini (Bassiouni,
1994).Gambar 1.2 Metode log SP (modified from Bassiouni, 1994).Potensial ini diukur dalam
milivolts (mV) dalam skala yang relatif yang disebabkan nilai mutlaknya (absolute value)
bergantung pada sifat-sifat dari lumpur pemboran. Dibagian yang shaly , defleksi SP maksimum
ke arah kanan yang dapat menentukan suatu garis dasar shale. Defleksidari bentuk logshale
baseline menunjukan zona batuan permeabel yangmengandung fluida dengan salinitas yang
berbeda dari lumpur pemboran(Russell, 1951).Log SP hanya dapat menunjukkan lapisan
permeabel, namun tidakdapat mengukur harga absolut dari permeabilitas maupun porositas
darisuatu formasi. Log SP sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti resistivitas
formasi, air lumpur pemboran, ketebalan formasi dan parameter lain. Jadi pada dasarnya jika
salinitas Komposisi dalam lapisanlebih besar dari salinitas lumpur maka kurva SP akan
berkembang negatif dan jika salinitas Komposisi dalam lapisan lebih kecil dari salinitas
lumpur maka kurva SP akan berkembang positif. Dan bilamana salinitas Komposisi dalam
lapisan sama dengan salinitas lumpur maka defleksikurva SP akan merupakan garis lurus
sebagaimana pada shale(Doveton,1986). Kurva log SP tidak mampu secara tepat mengukur
ketebalanlapisan karena sifatnya yang lentur. Perubahan dari posisi garis dasar serpih (Shale
BaseLine) ke garis permeabel tidak tajam melainkan halussehingga garis batas antara lapisan
tidak mudah ditentukan.

Kegunaan Log SP adalah untuk (Exploration Logging, 1979) :

1. Identifikasi lapisan-lapisan permeabel.

2. Mencari batas-batas lapisan permeabel dan korelasi antar sumur berdasarkan batasan lapisan
tersebut.

3. Menentukan nilai resistivitas air-formasi (Rw).

4. Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih.


Dari berbagai kondisi batuan dan Komposisi yang ada di dalamnya,bentuk-bentuk kurva SP
adalah sebagai berikut :

Pada lapisan shale, kurva SP berbentuk garis lurus. Pada lapisan permeabel mengandung air asin,
defleksi kurvanyaakan berkembang negatif (ke arah kiri dari garis shale). Pada lapisan permeabel
mengandung hidrokarbon, defleksi SPakan berkembang negatif.Pada lapisan permeabel
mengandung air tawar, defleksi SP akanberkembang positif.

1.2.1.2 Log Resistivitas

Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatukemampuan batuan untuk menghambat
jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut (Thomeer, 1948). Resistivitas rendah
apabilabatuan mudah untuk mengalirkan arus listrik dan resistivitas tinggi apabilabatuan sulit
untuk mengalirkan arus listrik. Resistivitas kebalikan darikonduktivitas, satuan dari resisitivitas
adalah ohmmeter (meter). Besarnya harga resisitivitas (tinggi atau rendah) suatu batuan
tergantungpada sifat karakter dari batuan tersebut. Nilai resistivitas pada suatu formasi
bergantung dari (Chapman, 1976) :

Salinitas air formasi yang dikandungnya.

Jumlah air formasi yang ada.

Struktur geometri pori-pori.Sifat atau karakter batuan diantaranya adalah porositas, salinitasdan
jenis batuan, hal ini dapat dianalisis sebagai berikut:

Pada lapisan permeabel yang mengandung air tawar, hargaresistivitasnya tinggi, karena air tawar
mempunyai salinitas rendahbahkan lebih rendah dari air filtrasi sehingga konduktivitasnya
rendah.

Pada lapisan permeabel yang mengandung air asin, harga resistivitasnya rendah karena air asin
mempunyai salinitas yangtinggi sehingga konduktivitasnya tinggi. Pada lapisan yang
mengandung hidrokarbon resistivitasnya tinggi. Pada lapisan yang mengandung sisipan shale,
harga resistivitasnyamenunjukkan penurunan yang selaras dengan persentase
sisipantersebut.Pada lapisan kompak harga resistivitas tinggi, karena lapisankompak mempunyai
porositas mendekati nol sehingga celah antar butir yang menjadi media penghantar arus listrik
relatif kecil.

Ketika suatu formasi di bor, air lumpur pemboran akan masuk kedalam formasi sehingga
membentuk 3 zona yang terinvasi, yaitu :

a. Flushed Zone

Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubangbor serta terisi oleh air filtrat
lumpur yang mendesak Komposisisemula (gas, minyak ataupun air tawar). Meskipun
demikianmungkin saja tidak seluruh Komposisi semula terdesak ke dalamzona yang lebih dalam.

b. Transition Zone

Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam keterangan zona iniditempati oleh campuran dari air
filtrat lumpur dengan Komposisisemula.

c. Uninvaded Zone

Merupakan zona yang tidak mengalami infiltrasi dan terletak paling jauh dari lubang bor, serta
seluruh pori-pori batuan terisi olehKomposisi semula.

2.2.2 Log Radioaktif

Log ini menyelidiki intensitas radioaktif mineral yang mengandungradioaktif dalam suatu
lapisan batuan dengan menggunakan suaturadioaktif tertentu.

2.2.2.1 LogG amma Ray

Menurut Bassiouni (1994), log ini digunakan untuk mengukur intensitas radioaktif yang
dipancarkan dari batuan yang didasarkan bahwasetiap batuan memiliki komposisi komponen
radioaktif yang berbeda-beda. Unsurunsur radioaktif itu adalah Uranium(U),Thorium(Th),
danPottasium(K). Log sinar gamma mengukur intensitas sinar gamma alamiyang dipancarkan
oleh formasi. Sinar gamma ini berasal dari peluruhanunsur-unsur radioaktif yang berada dalam
batuan.Batupasir dan batugamping hampir tidak mengandung unsur-unsur radioaktif. Serpih
mempunyai komposisi radioaktif yang tinggi yaitu rata-rata 6 ppm Uranium, 12 ppm Thorium
dan 2% Potassium (Schlumberger,1958). Berdasarkan hal ini maka log sinar gamma dapat
digunakan untukmengetahui komposisi serpih pada suatu formasi.Pada lapisan permeabel yang
bersih (clean), kurva gamma ray menunjukkan intensitas radioaktif yang sangat rendah,
terkecuali jikamempunyai komposisi mineral-mineral tertentu yang bersifat radioaktif.Sedangkan
pada lapisan yang kotor (shally ), kurvagamma ray akan menunjukkan intensitas radioaktif
yang tinggi. Batubara oleh log sinar gamma ditunjukkan dengan nilai yang sangat rendah. Hal ini
disebabkanbatubara berasal dari material organik sehingga tidak mempunyaikomposisi unsur
radioaktif.Log ini umumnya berada disebelah kiri kolom kedalaman dengansatuan API unit
( American Petroleum Institute). Log sinar gamma terutamadigunakan untuk membedakan antara
batuan reservoir dan non reservoir.Selain itu juga penting didalam pekerjaan korelasi
dan evaluasi komposisiserpih di dalam suatu formasi.

2.2.2.2 Log Densitas (RHOB)

Log ini menunjukkan besarnya densitas dari batuan yang ditembuslubang bor. Dari besaran ini
sangat berguna dalam penentuan besaran porositas. Selain itu juga dapat mendeteksi
adanya indikasi hidrokarbon atau air bersama-sama dengan log neutron.Prinsip dasar dari log
densitas ini adalah menggunakan energiyang berasal dari sinar gamma. Pada saat sinar gamma
bertabrakan dengan elektron dalam batuan akan mengalami pengurangan energi.Energi yang
kembali sesudah mengalami benturan akan diterima oleh detektor yang berjarak tertentu dengan
sumbernya (makin lemah energiyang kembali menunjukkan makin banyaknya elektron-elektron
dalambatuan, yang berarti makin padat butiran/mineral penyusun batuanpersatuan volume
(Dewan, 1983). Dalam log densitas besarnya nilai kurva dinyatakan dalam satuan gram/cc.

Menurut Sonnenberg (1991), kegunaan log densitas adalah untuk : Mengukur nilai
porositas, Korelasi antar sumur pemboran,Mengenali komposisi atau indikasi fluida dari formasi.

2.2.2.3 Log Neutron (NPHI)

Menurut Schlumberger (1958), log neutron berguna untuk penentuan besarnya porositas batuan.
Prinsip dasar dari alat ini adalah memancarkan neutron secara terus menerus dan konstan pada
lapisan(keterangan massa neutron netral dan hampir sama dengan massa atomhidrogen).
Partikel-partikel neutron memancar menembus formasi dan bertumbukan dengan material-
material dari formasi tersebut. Akibatnya neutron mengalami sedikit hilang, besar kecilnya
energi yang hilang tergantung dari perbedaan massa neutron dengan massa material pembentuk
batuan/formasi (Doveton, 1986). Hilangnya energi yang paling besar adalah bila neutron
bertumbukan dengan suatu atom yang mempunyai massa yang samaatau hampir sama, seperti
halnya atom hidrogen. Peristiwa ini dalam microsecond ditangkap oleh detektor alat pengukur.
Bila konsentrasi hidrogen di dalam formasi besar, maka hampir semua neutron mengalami
penurunan energi serta tidak tertangkap jauh dari sumber radioaktifnya. Sebaliknya bila
konsentrasi hidrogen kecil, partikel-partikel neutron akanmemancar lebih jauh
menembus formasi sebelum tertangkap (Russell,1951). Dengan demikian kecepatan menghitung
detektor akan meningkatsesuai dengan konsentrasi hidrogen yang semakin menurun.

2.2.3 Interpretasi Log

a) Log Resistivity

(LLD, LLS, MSFL)

-Litologi batugamping menunjukkan Resistivitas yang besar

-Litologi batugamping menunjukkan Resistivitas yang kecil

-Air resistivitasnya kecil

-Hidrokarbon resistivitasnya besar

b) Log Porositas (NPHI, RHOB)

-Batuamping (NPHI) : kecil(RHOB) : besar

-Pasir (diantara batugamping dan batulempung)

-Batulempung (NPHI) : besar (RHOB) : kecil

2.2.3 Interpretasi Porositas


Apabila kurva densitas (RHOB) lapisan tersebut berada di sebelahkiri kurva neutron (NPHI)
maka lapisan tersebut menunjukkan komposisifluida.

Air : - Reisitivitas kecil (LLD, LLS, MSFL = kecil)

-NPHI kecil

-RHOB kecil

Hidrokarbon : - Reisitivitas besar (LLD, LLS, MSFL = besar)

-NPHI kecil

-RHOB besar

2.2.4 Log Akustik/Log Soni

Log akustik ini yaitu log sonik dapat juga berfungsi dalampenentuan besarnya harga porositas
dari batuan. Pada log ini terdapattransmitter yang mengirimkan gelombang suara ke dalam
formasi yangditerima oleh penerima yang terdapat dalam log ini. Waktu yangdiperlukan
gelombang suara setelah mencapai formasi untuk kembaliterdeteksi oleh penerima
dinamakantransit time. makin lama waktu tempuhnya maka porositas batuannya tinggi (batuan
tidak kompak) dan sebaliknya (Norman & Edward, 1990).

2.2.5 Log Caliper

Log ini merupakan log penunjang keterangan log ini digunakanuntuk mengetahui perubahan
diameter dari lubang bor yang bervariasiakibat adanya berbagai jenis batuan yang ditembus
mata bor. Pada lapisan shale Atau clay yang permeabilitasnya hampir mendekati nol, tidak
terjadi kerak lumpur sehingga terjadi keruntuhan dinding sumur bor (washed out ) sehingga
dinding sumur bor mengalami perbesarandiameter. Sedangkan pada lapisan permeabel terjadi
pengecilan lubangsumur bor karena terjadi endapan lumpur pada dindingnya yang disebutkerak
lumpur (mud cake). Pada dinding sumur yang tidak mengalamiproses penebalan dinding sumur,
diameter lubang bor akan tetap. Log ini berguna untuk mencari ada atau tidaknya lapisan
permeabel (Rider

Anda mungkin juga menyukai