Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat
di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan
laut. Panjang garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan
daerah teritorial suatu negara (Triatmodjo, 1999).
Pantai juga merupakan daerah ditepi perairan (laut & danau) sebatas
antara surut terendah dengan pasang tertinggi (bahan ajar). Indonesia merupakan
negara berpantai terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS),
Kanada dan Rusia. Panjang garis pantai Indonesia tercatat sebesar 96.211 Km.
(Menurut koreksi PBB tahun 2013).
Di daerah pantai sendiri selain kondisi eksisting pantai, terdapat juga
kondisi pasang surut air laut yang selalu terjadi. Pasang surut merupakan hasil
dari gaya gravitasi bulan terhadap matahari. Pengaruh gaya gravitasi bulan dua
kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut
air laut, karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Dalam
sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis
terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk volume
perairan dan bentuk dasar samudera.
Salah satu pantai yang berada di Indonesia khususnya Nusa Tenggara
Timur adalah Pantai Koka terletak di wilayah Maumere - Sikka. Pantai Koka
terletak di Desa Wolowiro, Kecamatan Paga, tepatnya pantai selatan pulau Flores.
Keindahan pantai Koka masih sangatlah asri dan belum tersentu oleh tangan-
tangan jahil. Karena belum banyak masayarakat yang mengetahui keindahan
pantai Koka.
Untuk itu dalam laporan ini ingin mencari tahu tentang sejarah pantai Koka,
keadaan kondisi eksisting dan ekosistem dari Pantai Koka, dan gelombang yang
ada di pantai Koka.

1.2 Maksud Dan Tujuan


Adapun yang menjadi maksud dan tujuan dari laporan adalah :
Untuk memenuhi salah satu tugas kuliah Rekayasa Pantai. Dan
mengetahui Sejarah ataupun mitos yang ada di pantai Koka, selain itu mengetahui
keadaan kondisi eksisting dan ekosistem serta gelombang yang terdapat di pantai
Koka.

1.3 Batasan Tinjauan


Dalam penulisan laporan ini membahas tentang sejarah pantai Koka,
keadaan kondisi eksisting dan ekosistem dari Pantai Koka, serta gelombang yang
ada di pantai Koka.

1.4 Lokasi Pantai


Adapun daerah yang tertanda adalah Pantai Koka yang terletak di tepatnya
di Desa Wolowiro, Kecamatan Paga, tepatnya pantai selatan pulau Flores.
Dengan koordinat 8 47' 32,90"LS dan 12201'01,04"LT.

(Sumber Google Earth)


Gambar 1.1 Lokasi Pantai Koka
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pantai
Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di
daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut.
Panjang garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah
teritorial suatu negara (Triatmodjo, 1999). Pantai juga merupakan daerah ditepi
perairan (laut & danau) sebatas antara surut terendah dengan pasang tertinggi
(bahan ajar).
Di pantai terdapat daerah Pantai yang merupakan suatu pesisir beserta
perairannya dimana pada daerah tersebut masih terpengaruh baik oleh aktivitas
darat maupun marine. Dan juga terdapat Pesisir yang adalah daerah tepi laut
yang masih terpengaruh oleh aktivitas marine.

Perairan Pantai adalah daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas


daratan. Sempadan Pantai merupakan daerah sepanjang pantai yang
diperuntukkan bagi pengamanan dan pelestarian pantai. Minimal 100 m dari
pasang tertinggi ke daratan.

Berikut gambar beberapa pengertian di atas :

(Sumber : Bahan Ajar semester genap UNWIRA)

Gambar 2.1 Daerah pantai


2.2 Bentuk Pantai

Bentuk profil pantai sangat berpengaruh oleh serangan gelombang, sifat-


sifat sedimen seperti rapat massa dan tahanan terhadap erosi, ukuran dan bentuk
partikel, kondisi gelombang dan arus, serta bathimetri pantai.

Pantai bisa terbentuk dari material dasar yang berupa lumpur, pasir atau
kerikil (gravel). Keringan dasar pantai tergantung pada bentuk dan ukuran meterial
dasar. Pantai lumpur mempunyai kemiringan sangat kecil sampai mencapai
1:5000. Kemiringan pantai pasir lebih besar yang berkisar antara 1:20 dan 1:50.
Kemiringan pantai berkelikir bisa mencapai 1:4. Pantai berlumpur banyak dijumpai
di daerah pantai dimana banyak sungai yang menyangkut sedimen suspensi
bermuara di daerah tersebut dan gelombang relatif kecil.

2.3 Gelombang

Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang


tergantung pada gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah :

a. Gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut,

b. Gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit


terutama matahari dan bulan terhadap bumi,

c. Gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di


laut,

d. Gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak dan sebagainya.

Diantara beberapa bentuk gelombang tersebut yang paling penting dalam


bidang teknik adalah gelombang angin (untuk selanjutnya disebut gelombang) dan
pasang surut. Gelombang dapat menimbulkan energi untuk membentuk pantai,
menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang
pantai, serta menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai.
Gelombang merupakan faktor utama di dalam penentuan tata letak (layout)
pelabuhan, alur pelayaran, perencanaan bangunan pantai dan sebagainya.

2.4 Peramalan Gelombang


Untuk dapat meramalkan gelombang terlebih dahulu harus diketahui fetch
efektif lokasi. Fetch adalah jarak seret gelombang dari daerah pembangkitan
sampai ke pantai yang ditinjau, namun dalam aplikasi secara umum diambil fetch
sama dengan jarak antara suatu daratan ke daratan yang disebelahnya yang
terpisahkan oleh perairan. Di daerah pembentukan, gelombang tidak hanya
dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin.
Oleh sebab itu digunakan istilah fetch efektif. Dalam memprediksi gelombang,
penentuan fetch efektif dilakukandengan cara menghitung fetch efektif dari 2 arah
angin yaitu Utara, dan Barat Laut. Hal ini disebab oleh karena hanya pada arah
ini tegangan gesek angin akan potensial membangkitkan gelombang yang sampai
ke lokasi studi.

Adapun perhitungan Fetch adalah :

................................................................................(2.1)

(Sumber : Triatmodjo, 1999)

Dimana :
Fetch = Jarak Seret Gelombang (Km),
Xi = Panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke
ujung akhir Fetch (Km),
= deviasi terhadap kedua sisi arah angin.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi


Pantai Koka merupakan salah satu pantai yang berada di kota Maumere,
tepatnya di Wolowiro, Kecamatan Paga. Pantai Koka memiliki keadaan Pantai
dengan kondisi ekosistem yang didominasi oleh pasir putih dan terumbu karang
yang menjadi habitat alami bagi kehidupan hewan dan tanaman-tanaman pantai.

(Sumber : Google)
Gambar 3.1 Papan selamat datang ke Pantai Koka

(Sumber : Google Earth)


Gambar 3.2 Wilayah Pantai Koka
(Sumber : Google Earth)
Gambar 3.3 Bentuk dari Pantai Koka

(Sumber : Google)
Gambar 3.4 Pantai Koka dengan Pasir Putih dan bebatuan

3.2 Sejarah Pantai Koka


Ditengah laut terlihat sebuah pulau karang kecil. Menurut warga setempat,
itulah yang benama pulau Koka. Konon katanya disana bersemayam ular-ular laut
yang tidak berbisa. Ular laut loreng yang sejatinya memiliki bisa yang mematikan,
ternyata kata warga setempat tidak mengeluarkan bisa. Tapi, pamali bagi warga
setempat untuk membunuhnya.
(Sumber : Google)
Gambar 3.5 Pantai Koka

Pernah ada cerita rakyat pada jaman dahulu, tersebutlah kisah dua orang
nelayan yang sedang menjala ikan disana. Setelah jala diangkat ternyata ada
seekor ular yang terjerat jala. Kemudian dua nelayan itu membunuh ular itu.
Keesokan harinya salah satu nelayan meninggal dunia karena terjatuh dari pohon
kelapa. Sedangkan satu nelayan lainnya tiba-tiba menjadi gila. Percaya tidak
percaya tapi itulah cerita yang berkembang disana. Sebuah kewajiban buat
pendatang untuk menghormati segala hal yang ada di sebuah lokasi yang
didatangi.

Cerita serupa juga pernah ditemukan di pulau ular Sape, ujung timur pulau
Sumbawa. Cerita yang berkembang dikedua daerah itu ternyata sama. Pulaunya
terjadi karena kapal yang karam atau terbalik. Dan ular-ular itu adalah awak kapal
yang karam itu.
(Sumber : Google)

Gambar 3.6 Pantai Koka Dengan Beberapa Wisatawan

Posisi diapit oleh dua tanjung, yang di tengahnya terdapat sebuah pulau
kecil, yang oleh warga setempat biasa disebut Watu Ngesu (Batu Mortar), yang
percaya mitos turun-temurun dihuni oleh gurita. Di salah satu sudut Watu Ngesu,
tepatnya di sekitar pantai, ada makam Rado, anak berusia Dusun Kangarusa.
Makam itu diperkirakan memiliki ratusan tahun. Bagi penduduk setempat, pantai
ini ke bagian belakang kehidupan mereka, yaitu dari laut. Adapun anak-anak desa,
pantai Koka juga menjadi tempat yang menyenangkan untuk bermain, dengan
memancing di sore hari.

Sekitar satu kilometer dari pantai ada juga sebuah pulau kecil bernama
Koka. Koka Pulau unik, yaitu ular bergaris yang diyakini sebagai inkarnasi dari kru.
Ular itu berkeliaran di malam hari, menyelinap di antara bebatuan, tapi reptil jinak
dan tidak menggigit pengunjung. Banyak ular di sana, tapi ular itu tidak menggigit
wisatawan. Ular-ular di pulau Koka dilarang dibunuh. Perjalanan ke pantai Koka
memang memiliki sensasi tersendiri, terutama dengan kesan magis atau
supranatural yang kuat di sana. Sekitar 20 meter dari pantai ke laut ada batu
besar, yang menyerupai kuda menaiki batu yang disebut Watu Jara (Batu Kuda).
Kepala kuda batu ditutupi oleh laut, sementara ekor dimakamkan di pasir
pantai. Sayangnya, pantai yang indah Koka tampaknya dihukum. Indah hanya
mendengar cerita mulut ke mulut. Tidak ada wisatawan yang hadir, tidak ada
tempat, tidak ada penerbangan, tidak ada penjual souvenir, tidak ada warung
makan, tidak ada tempat untuk beristirahat, tidak ada pemandian air tawar, tetapi
pantai Koka dengan pasir putih yang mempesona sepanjang cerita tentang jalan
akses sepanjang 2,5 km dari jalan utama sangat buruk dan sempit. Cerita ini
persis sama dengan kisah saudaranya yang juga terletak di pantai selatan
Kabupaten Sikka, doreng Pantai doreng.

3.3 Kondisi Eksisiting Pantai Koka

Pantai Koka adalah salah satu pantai di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Terletak di Desa Wolowiro, Kecamatan Paga, pantai ini terletak di
pantai selatan pulau Flores.

(Sumber : Google)
Gambar 3.7 Pantai Koka

3.4 Kondisi Pantai Koka adalah :


3.4.1 Panjang dan Lebar Garis pantai
Pantai Koka memiliki lebar pantai 3 meter dengan kondisi kemiringan
topografi pantai yang beragam.

10
(Sumber : Google)
Gambar 3.8 Di tepi Pantai Terdapat Tempat Penyimpanan Sampan

(Sumber : Google) (Sumber : Google)


Gambar 3.9 Kondisi Disekitar Pantai Koka Gambar 3.10 Kondisi Disekitar Pantai
Dengan Sampan Masyarakat

3.4.2 Material Pantai


Adapun kondisi material di Pantai Koka adalah :
Jarak (m) dari
No. Jenis Material Pantai Karakterisitik
bibir pantai
Warna kecoklatan dan Putih
1 Pasir halus 05
Material pasir halus
2 Batu 0,5 5 - Batu berdiameter 4 6 cm
- Berwarna kecoklatan
3 Pasir berbatu karang - Berbutir kasar dengan batu
>5
karang

11
(Sumber : Pantai Koka sikka-Maumere)

3.4.3 Vegetasi dan Hewan Pantai


Vegetasi disekitar pantai didominasi oleh pepohonan, Pohon Lontar dan
Pohon Duri. Sedangkan di pantai di tumbuhi oleh rumput laut dan terumbu karang.
Selain itu hewan seperti ikan kecil, cacing laut dan kepiting dijumpai di sekitar
pantai.

(Sumber : Google) (Sumber : Google)


Gambar 3.11 Terumbu Karang Gambar 3.12 Ikan ang Beraneka Ragam

3.4.4 Kondisi angin


Berdasarkan data hasil pencarian sementara dilapangan, angin yang
bertiup di wilayah Pantai Koka didominasi oleh angin yang berasal dari arah
selatan laut. Hal ini dikarenakan letak geografis Pantai Koka pada arah selatan
Laut langsung berhadapan dengan laut Lepas dan tidak terlindungi oleh pulau.

3.4.5 Kondisi Gelombang


Gelombang yang terjadi di Pantai Koka bisa menjadi pilihan lokasi yang
tepat bagi yang hobi berselancar. Hal ini terkait dengan gelombang yang menjadi
ciri khas Pantai Koka. Gelombang di pantai ini terbilang cukup besar dan bisa
mencapai ketinggian 1,5 m dengan terpaan yang sangat kuat.

12
(Sumber : Google) (Sumber : Google)

Gambar 3.13 Gelombang Pecah di Karang Gambar 3.14 Gelombang Bergulung

(Sumber : Google)
Gambar 3.15 Gelombang Besar Mengakibatkan Pecahnya gelombang di Karang

3.5 Kerusakan Pantai


Kondisi pantai yang harus dijaga kebersihan dan keasrian oleh pengunjung
yang datang ke Pantai Koka. Tidak tampak sampah yang dibuang sembarangan
dan berserakan karena adanya perhatian dan kesadaran dari masyarakat dan
pengunjung Pantai Koka tentang menjaga kebersihan sehingga sampah tidak
dibiarkan saja berserakan di pinggir pantai.

13
(Sumber : Google)
Gambar 3.16 Keindahan Pantai Koka di Nikmati Oleh Pengunjung

(Sumber : Google)
Gambar 3.17 Kebersihan dan Keasrian Pantai Koka

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pencarian di Pantai Koka, maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

14
Pantai Koka merupakan salah satu pantai yang berada di Kabupaten Sikka-
Maumere, Nusa Tenggara Timur. Memiliki material Pantai berupa Pasir halus,
batuan dan pasir berbatu karang. Ekosistem pantai Koka sendiri merupakan
habitat hidup bagi tumbuhan laut seperti rumput laut, pepohonan, pohon lontar,
pohon duri, dan juga hewan laut seperti ikan, cacing laut dan kepiting. Gelombang
laut Pantai Koka dipengaruhi oleh angin, khusunya angin yang berasal dari Arah
Selatan Laut dengan tinggi gelombang bisa mencapai 1,5 M.

4.2 Saran
a. Perlu dilakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam upaya pemeliharaan Pantai sehingga kebersihan dapat dijaga
selalu.
b. Perlunya kepedulian Pemerintah untuk meninjau dan membangun
bangunan Pantai guna menjaga kondisi eksisting Pantai Koka.
c. Perhatian Pemerintah untuk mempromosikan Pantai Koka sebagai Pantai
tempat wisata sehingga menambah pemasukan devisa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Triatmojo, B. (1999): Teknik Pantai. Edisi Kedua, Beta Offset

Triatmojo, B. (1999): Perencanaan Bangunan Pantai. Cetakan Kedua, Beta Offset-


Yogyakarta

Praktikto, W.A. Dkk, (1996): Perencanaan Fasilitas Pantai & Laut. Edisi Pertama,
BPFE-Yogyakarta

Ahas, Adi. (2010): Bahan Ajar Semester Genap UNWIRA, Kupang, Nusa
Tenggara Timur

Google Earth

Google Seacrh

16

Anda mungkin juga menyukai