Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan dan jumlah komposisi
tenaga kerja tersebut akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses
demografis.Pada masa sekarang ini kesempatan kerja semakin sulit untuk dicari, apalagi
dengan jumlah penduduk di Indonesia yang besar dan angka pengangguran tinggi maka
menjadikan kesempatan kerja berkurang. Namun tidak hanya itu saja yang menyebabkan
lesunya kesempatan kerja, tetapi juga keadaan perekonomian yang tidak stabil ikut
memberikan andil kenapa masalah tersebut belum teratasi sebelum krisis ekonomi terjadi
permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja cukup besar.

Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berbeda dengan permintaan konsumen akan
barang dan jasa. Seorang pengusaha memperkerjakan tenaga kerja dengan maksud untuk
memperlancar proses produksi. Dalam hal tenagakerja, permintaan tenaga kerja merupakan
jumlah maksimum yang diinginkan seorang pengusaha untuk dipekerjakan pada setiap
kemungkinan dan dalam jangka waktu tertentu. Pertambahan permintaan akan tenagakerja
tergantung dari permintaan masyarakat akan barang tersebut (Payaman, 1998). Permintaan
terhadap tenaga kerja merupakan permintaan turunan (Derived demand) artinya jika
permintaan terhadap suatu barang meningkat maka pengusaha akan menambah tenaga kerja
untuk produksinya.

Tenagakerja yang diminta karena adanya perubahan ekonomi sehingga permintaan


pun terus berubah.Pemakaian tenaga kerja juga tergantung pada perusahaan atau industry
yang bersangkutan, jika perusahaan cenderung padat karya maka pemaikan atau penggunaan
tenagakerja meningkat namun jika perusahaan cenderung padat modal penggunaan
tenagakerja relative kecil karena adanya pemakaian mesin sebagai salah satu faktor produksi.
Biasanya perusahaan atau industri yang menghendaki keuntungan yang maksimal maka dapat
memilih jumlah terbaik untuk tenagakerjaakan memunculkan kesempatan kerja yang tinggi
dan ini berarti tidak akan lagi terjadi penduduk yang tidak bekerja. Kesempatan kerja
merupakan kesempatan untuk memperoleh hak yang adil dalam pembangunan. Salah satu
tolak ukur berhasilnya pembangunan suatu negara adalah kesempatan kerja yang dapat
diciptakan oleh adanya pembangunan ekonomi (Sagir, 1995:23).

1.2 Rumusan Masalah

1. apa pengertian dari tenagakerja ?

2. apa pengertian dari angkatan kerja ?

3. bagaimana penyebab rendahnya kualitas tenagakerja indonesia dan penanggulangannya?

1.3 Tujuan Penelitian

1. mengetahui pengertian dari tenagakerja.

2. mengetahui pengertian dari angkatankerja.

3. mengetahui penyebab rendahnya kualitas tenagakerja indonesia dan penanggulangannya.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan hadirnya makalah ini, pembaca akan mendapat manfaat yang banyak,
manfaat yang didapatkan setelah membaca karya tulis ini sangat menopang pembaca dalam
memahami berbagai prospek kehidupan sosial di negara kita, yakni Indonesia.

Makalah ini bermanfaat sebagai pendamping belajar mengenai ilmu pengetahuan


sosial khususnya bagi para pelajar/siswa. Selain itu dapat memperluas pengetahuan pembaca.

Pelajar maupun pembaca yang sudah membaca karya tulis ilmiah kami ini, dapat
memahami, mengetahui bagaimana keadaan atau kehidupan tenaga kerja Indonesia saat ini.
Semoga selain dari hal tersebut, pembaca merasakan manfaat lain menurut diri sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tenagakerja

Menurut UU No. 13 Tahun 2003, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun masyarakat. Tenaga kerja dapat juga diartikan sebagai penduduk yang berada
dalam batas usia kerja. Tenaga kerja disebut juga golongan produktif, yakni dari usia 15-65
tahun.
Tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Penduduk yang termasuk angkatan kerja terdiri atas orang yang bekerja dan
menganggur. Jika ada saudara kalian yang sedang mencari pekerjaan, maka ia termasuk
dalam angkatan kerja. Sedangkan golongan bukan angkatan kerja terdiri atas anak sekolah,
ibu rumah tangga, dan pensiunan. Golongan bukan angkatan kerja ini jika mereka
mendapatkan pekerjaan maka termasuk angkatan kerja. Sehingga golongan bukan angkatan
kerja disebut juga angkatan kerja potensial.

Tenaga kerja berdasarkan keahliannya, dibagi menjadi:


1. Tenaga Kerja Terdidik / Tenaga Ahli / Tenaga Mahir
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan suatu keahlian atau
kemahiran pada suatu bidang karena sekolah atau pendidikan formal dan non formal.
2. Tenaga Kerja Terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang
tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja. Keahlian terlatih ini tidak memerlukan
pendidikan karena yang dibutuhkan adalah latihan dan melakukannya berulang-ulang sampai
bisa dan menguasai pekerjaan tersebut.
3. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya
mengandalkan tenaga saja.
Tenaga kerja Indonesia
Pertumbuhan penduduk yang besar, pesebaran penduduk yang tidak merata dan
minimalnya lapangan pekerjaan dan tingginya gaji serta fasilitas yang dijanjikan
menyebabkan munculnya fenomena migrasi tenaga kerja, selanjutnya para pekerja ini
dikenalkan dengan istilah pekerja migran. Di Indonesia pengertian ini merunjuk pada Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) baik laki-laki maupun perempuan yang tersebar dibeberapa negara.
Pengiriman TKI Indonesia masih berlangsung ke negara-negara ekonomi maju di sekitar Asia
seperti Taiwan, Singapura, Brunei, Korea, jepang, dan Malaysia. Dan juga ke negara Arab.
Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di lakukan dikarenakan permintaan yang tinggi
dari negara-negara tujuan tersebut juga disebabkan beberapa hal, yaitu sempitnya lapangan
pekerjaan di Indonesia dan juga besarnya gaji yang dijanjikan.
Penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri merupakan program nasional dalam
upaya peningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya serta pengembangan kualitas
sumber daya manusia. Penempatan tenaga kerja ke luar dapat dilakukan dengan
memanfaatkan pasar kerja internasional melalui peningkatan kualitas kompetensi tenaga
kerja disertai dengan perlindungan yang optimal sejak sebelum keberangkatan, selama
bekerja di luar negeri sampai tiba kembali ke Indonesia. Menurut pasal 1 UU no 13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan
penghasilan yang layak bagi kemanusiaan, selanjutnya dijelaskan dalam pasal 4 bahwa
pemerintah mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang
sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.
Pemerintah mengatur penyediaan tenaga kerja dalam kualitas dan kuantitas yang
memadai, serta mengatur penyebaran tenaga kerja sedemikian rupa sehingga memberi
dorongan kearah penyebaran tenaga kerja yang efisien dan efektif, pemerintah juga mengatur
penggunaan tenaga kerja secara penuh dan produktif untuk mencapai kemanfaatan yang
sebesar-besarnya dengan menggunakan prinsip tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang
tepat.

Tenaga Kerja Indonesia Legal


TKI yang bekerja di luar negeri dapat dikelompokan menjadi TKI legal dan TKI
ilegal, TKI legal adalah tenaga kerja Indonesia yang hendak mencari pekerjaan di luar negeri
dengan mengikuti prosedur dan aturan serta mekanisme secara hukum yang harus ditempuh
untuk mendapatkan izin bekerja di luar negeri, para pekerja juga disertai dengan surat-surat
resmi yang menyatakan izin bekerja di luar negeri. TKI legal akan mendapatkan perlindungan
hukum, baik itu dari pemerintah Indonesia maupun dari pemerintah negara penerima. Oleh
karena itu para TKI ini juga harus melengkapi persyaratan legal yang diajukan oleh pihak
imigrasi negara penerima.

Tenaga Kerja Indonesia Ilegal


TKI ilegal adalah tenaga kerja indonesia yang bekerja di luar negeri namun tidak
memiliki izin resmi untuk bekerja di tempat tersebut, para TKI ini tidak mengikuti prosedur
dan mekanisme hukum yang ada di indonesia dan negara penerima.
Empat kategori pekerja asing dianggap ilegal:
1. mereka yang bekerja di luar masa resmi mereka tinggal
2. mereka yang bekerja di luar ruang lingkup aktivitas diizinkan untuk status mereka
3. mereka yang bekerja tanpa status kependudukan yang izin kerja atau tanpa izin
4. orang-orang yang memasuki negara itu secara tidak sah untuk tujuan terlibat dalam
kegiatan yang menghasilkan pendapatan atau bisnis.

Masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Di Luar Negeri


Permasalahan-permasalahan yang terjadi menyangkut pengiriman TKI keluar negeri
terutama tentang ketidaksesuaian antara yang diperjanjikan dengan kenyataan, serta adanya
kesewenangan pihak majikan dalam memperkerjakan TKI. Selain itu sering terjadi
penangkapan dan penghukuman TKI yang dikarenakan ketidaklengkapan dokumen kerja
(TKI ilegal). Hal-hal ini menimbulkan ketegangan antara pihak pemerintah dengan negara-
negara tujuan TKI tersebut dan apabila didiamkan akan menimbulkan terganggunya
hubungan bilateral kedua negara.
Bukan hanya masalah yang disebabkan karena faktor dari negara penerima saja yang
banyak melanggar hak dari para TKI, akan tetapi masalah-masalah TKI juga dikarenakan
faktor dari para calon TKI itu sendiri. Salah satu contoh seperti kurangnya kesadaran bahwa
menjadi TKI ilegal tidak memiliki perlindungan hukum. Permasalahan ini menyebabkan
banyaknya tindak kejahatan terhadap TKI seperti pelanggaran HAM, pemerkosaan, dan
pemotongan gaji oleh majikan. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban melindungi para TKI
dari permasalahanpermasalahan tersebut seperti yang telah tercantum dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI yang dimana pemerintah wajib memberikan
perlindungan kepada TKI sebelum keberangkatan sampai pulang kembali ke Indonesia.
Menurut data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
(KEMNAKERTRANS), pada tahun 2008 jumlah TKI yang bermasalah antara lain :
Hasil Sweeping Tahun 2008-Tki Bermasalah.
No. Keterangan Jumlah TKI
1. CTKI unfit 76
2. CTKI Buta huruf 38
3. Dokumen tidak lengkap 352
4. Dibawah umur 70
5. Hamil 1
6 .Dokumen palsu 153
Tenaga kerja Indonesia yang bermasalah sebagian besar dikarenakan para Tenaga
Kerja Indonesia tersebut tidak memiliki dokumen secara lengkap. Dan banyak juga dari para
tenaga kerja Indonesia yang menggunakan dokumen palsu. Hal-hal tersebut merupakan
sebab-sebab munculnya berbagai kasus yang terjadi belakangan ini seperti pelanggaran HAM
(Hak Asasi Manusia), penyiksaan terhadap TKI dan juga perdagangan manusia. Dengan
dokumen yang tidak lengkap ataupun dokumen palsu para Tenaga Kerja Indonesia yang
bekerja di luar negeri tidak mempunyai perlindungan hukum dikarenakan status mereka pun
adalah sebagai Tenaga Kerja Indonesia ilegal.

2.2 Pengertian Angkatan Kerja

Angkatan kerja adalah penduduk berumur lima belas tahun ke atas yang selama
seminggu sebelum pencacahan bekerja atau mempunyai pekerjaan, sementara tidak bekerja,
dan mereka tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan.
Dari keseluruhan angkatan kerja dalam suatu negara tidak semua mendapat
kesempatan untuk bekerja sehingga angkatan kerja dikelompokkan menjadi angkatan kerja
yang bekerja dan angkatan kerja yang menganggur (penganggur terbuka).
Bekerja adalah kegiatan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau
membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam
seminggu secara berturut-turut dan tidak terputus.
Angkatan kerja yang bekerja d ikategorikan bekerja penuh apabila dalam seminggu memiliki
jam kerja selama 35 jam atau lebih.
Pekerja bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih sekolah, mengurus rumah
tangga, dan yang lainnya, seperti penyandang cacat mental ataupun lainnya yang membuat
seseorang tidak produktif.

2.3 Penyebab Rendahnya Kualitas Tenagakerja Indonesia Dan Penanggulangannya

1. Rendahnya tingkat penguasaan teknologi


Sesuai dengan data yang tercatat oleh Depnakertrans tahun 2003, terlihat bahwa 78 %
tenaga kerja Indonesia berpendidikan SD dan yang lulusan universitas hanya sekitar 3 %, hal
ini menunjukkan betapa rendahnya kualitas tenaga kerja Indonseia. Sehingga sebagian besar
tenaga kerja tidak memiliki keahlian dan keterampilan khusus. Rendahnya tingkat
pendidikan tenaga kerja Indonesia akan membuat tenaga kerja tidak mampu dalam
menguasai ilmu teknologi, dapat disebut juga tenaga kerja gagap teknolgi (Gaptek) Pekerjaan
yang berkaitan dengan teknologi pasti akan sulit di mengerti oleh tenaga kerjanya. Sehingga
hasil kerjanya pun otomatis akan berkualitas rendah. Dan akhirnya daya saingnya rendah
pula.
2. Terbatasnya fasilitas infrastruktur
Terbatasnya fasilitas-fasilitas infrastruktur akan mengakibatkan produksi barang
semakin rendah. Jika fasiltas infrastruktur atau alat yang hendak dipergunakan terbatas,
tenaga kerja terpaksa memilih membuatnya dengan olahan tangan sendiri. Hal tersebut
belum tentu beroleh hasil yang bermutu tinggi, sehingga daya saing barang produksi tersebut
kalah banding dengan barang produksi negara lain. Hal itulah yang menyebabkan kualitas
tenaga kerja Indonesia semakin rendah.
3. Kemampuan bekerja keras yang rendah
Tenaga kerja yang tidak mampu bekerja keras dan tidak produktif, dapat menjadi
salah satu penyebab kualitas kerja rendah. Hal tersebut dinyatakan berdasarkan seberapa
mampu kerja keras tenaga kerja. Apabila tenaga kerja tidak mampu bekerja keras, maka
hasilnya pun akan kurang baik atau kurang berkualitas. Kemampuan kerja keras tenaga kerja
dapat ditinjau dari kesehatan maupun kondisi fisiknya. Semakin sehat keadaan tenaga kerja,
maka hasil kerja akan semakin bagus dan berkualitas, justru sebaliknya semakin buruk
keadaaan tenaga kerja, maka hasil pekerjaannya akan semakin buruk pula atau tidak
berkualitas.
Selain kesehatan, perbandingan antara SDM (Sumber Daya Manusia) dengan
SDA(Sumber Daya Alam) sangat renggang. Sumber daya manusia lebih sedikit dibandingkan
sumber daya alam. Hal ini disebabkan manusia yang tinggal di daerah subur terlena akan
kekayaan sumber daya alam yang terdapat di sekelilingnya sehingga malas untuk
mengeksploitasikan sumber daya alam. Indonesia merupakan negara yang subur dan kaya
akan sumber daya alam. Sedangkan jika dibandingkan dengan negara Jepang yang sumber
daya alamnya sedikit serta kondisi geografis dengan bentuk negara kepulauan dan rawan
bencana, membuat masyarakat Jepang kebanyakan bersifat pekerja keras karena bermotivasi
untuk maju juga tidak mau kalah dari Negara lain yang kaya akan sumber daya alam
sehingga dapat menghasilkan hasil produksi seperti barang elektronik, alat transportasi,
mainan, makanan, dan lainnya yang berkualitas.
3. Faktor Usia
Tenaga kerja Indonesia yang usianya lebih dari usia produktif (manula) biasanya
kemampuan bekerjanya kurang, karena tenaga kerja tersebut belum tentu bermental bagus.
Sehingga dapat menghasilkan kualitas kerja yang rendah. Usia yang lebih baik dan cocok
untuk menjadi tenaga kerja ialah usia produktif, yakni dari 15-44 tahun agar hasil kerjanya
lebih baik.

Penanggulangan kualitas tenaga kerja Indonesia yang rendah

Fakta di lapangan sering menunjukkan kepada kita bahwa kualitas tenaga kerja
Indonesia harus ditingkatkan. Apalagi dalam menghadapi era globalisasi ekonomi dan
perdagangan bebas yang memungkinkan masuknya tenaga-tenaga kerja asing ke tanah air,
maka pemerintah dan masyarakat Indonesia mutlak harus meningkatkan kualitas tenaga
kerjanya agar mampu bersaing dengan tenaga kerja luar negeri.
Sebagai gambaran, saat ini kualitas tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri
masih dianggap lebih rendah dibanding kualitas tenaga kerja dari negara tetangga seperti
Filipina. Dengan bukti bahwa tenaga kerja Filipina dihargai (dibayar) beberapa kali lipat
lebih mahal dibanding tenaga kerja Indonesia. Oleh karena itu, sudah selayaknya bila
pemerintah dan masyarakat berupaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Peningkatan kualitas tenaga kerja dapat dilakukan melalui:
1. Jalur formal, seperti sekolah umum, sekolah kejuruan dan kursus-kursus.
2. Jalur nonformal, yang terdiri atas:
a. Latihan kerja, yaitu kegiatan untuk melatih tenaga kerja agar memiliki keahlian dan
keterampilan di bidang tertentu sesuai tuntutan pekerjaan. Dalam hal ini Departemen Tenaga
Kerja sudah mendirikan BLK (Balai Latihan Kerja) di setiap Daerah Tingkat II.
b. Magang, yaitu latihan kerja yang dilakukan langsung di tempat kerja. Magang umumnya
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan
yang dianggap tepat sebagai tempat latihan kerja. Tujuannya, setelah magang siswa menjadi
tenaga kerja yang siap pakai. Kegiatan magang merupakan bagian dari proses Link and
Match (Keterkaitan dan Kecocokan).
c. Meningkatkan kualitas mental dan spiritual tenaga kerja. Untuk meningkatkan kualitas
tenaga kerja, tidak hanya mengutamakan segi pengetahuan, keahlian dan keterampilan. Akan
tetapi, kualitas mental dan spiritual seperti: keimanan, kejujuran, semangat kerja,
kedisiplinan, terampil, inovatif, cerdas, bisa saling menghargai dan bertanggung jawab juga
perlu ditingkatkan juga perlu ditingkatkan.
d. Meningkatkan pemberian gizi dan kualitas kesehatan Tenaga kerja tidak mampu bekerja
dengan baik bila kurang gizi dan kurang sehat. Kurang gizi bahkan bisa menurunkan kualitas
otak (kecerdasan) yang justru sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dengan demikian, peningkatan pemberian gizi dan kesehatan sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas tenaga kerja.
e. Meningkatkan pengadaan seminar, workshop yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu.
Pada umumnya tenaga kerja pada level menengah ke atas seperti kepala seksi, kepala
bagian dan sejenisnya dapat meningkatkan kualitas dirinya dengan mengikuti berbagai
seminar workshop dan sejenisnya. Peningkatan wawasan sangat berguna bagi tenaga kerja
pada level menengah ke atas, karena bisa digunakan untuk membantu dalam pengambilan
keputusan atau dalam pembuatan rencana dan strategi.

Lampiran Angkatan Kerja Dijambi Berdasarkan Usia Dan Pendidikan

usia tahun 2009 2010 2011 2012 2013


15-19 91.814 92.443 86.522 68.946 325.478
20-24 172.509 179.565 189.822 149.125 273.813
25-29 191.835 244.922 232.786 208.565 300.462
30-34 184.664 224.967 213.919 231.807 331.406
35-39 179.078 212.230 200.782 185.448 243.419
40-44 148.065 167.379 170.105 175.556 243.589
45-49 129.682 146.050 135.043 141.685 234.476
50-54 98.564 119.494 108.725 115.288 173.974
55-59 36.576 71.141 74.320 56.447 90.898
60+ 51.509 87.792 83.144 81.837 191.698
Sumber: Badan Pusat Statistic Provinsi Jambi

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Tenaga kerja
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk
yang termasuk angkatan kerja terdiri atas orang yang bekerja dan menganggur.
2. Angkatan kerja adalah penduduk berumur lima belas tahun ke atas yang selama seminggu
sebelum pencacahan bekerja atau mempunyai pekerjaan, sementara tidak bekerja, dan mereka
tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan
3. merupakan Rendahnya tingkat penguasaan teknologi, Terbatasnya fasilitas infrastruktur,
Kemampuan bekerja keras yang rendah penyebab rendahnya tenagakerja diindonesia.

Tugas Ekonomi Sumberdaya Manusia dan Alam


DOSEN PENGAMPU: DRS. H .Purwaka Hari Prihanto, MSi

DISUSUN OLEH:

NAMA:

DESSY AMELIA CRISTINA (C1A014069)

WINDAYANTI SIRINGO-RINGO (C1A014049)

DEARNI CHRISTINA PURBA (C1A014061)

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

TA 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai