Anda di halaman 1dari 13

2.

1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri
dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).

Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi
normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu
melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2009).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9
bulan (Saifuddin, 2008; 89).
Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita dalam siklus reproduksi.
Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan permulaan persalinan. Selama
kehamilan ini terjadi perubahan-perubahan, baik perut, fisik maupun fsikologi ibu (Varney,
2007).

2.1.2 Tanda-tanda kehamilan


Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan
melakukanpenilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu sebagai berikut :
1. Tanda Dugaan Kehamilan
a. Amenorea
Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi pembentukan
Folikel de graff dan ovulasi . Hal ini menyebabkan terjadinya amenorea pada seorang wanita
yang sedang hamil. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan
perhitungan Neagle dapat ditentukan hari perkiraan lahir (HPL)nyaitu dengan menambah
tujuh pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambah satu pada tahun.
b. Mual dan Muntah
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang
berlebihan. Mual dan Muntah pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang
fisiologis keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang.
c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut
ngidam.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskema susunan
saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia
kehamilan 16 minggu.
e. Payudara Tegang
Pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin menimbulkan deposit
lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf
tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f. Sering Miksi (Sering BAK)
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.
Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.
g. Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan
untuk buang air besar
h. Pigmentasi Kulit
Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum). Pada dinding perut terdapat
striae albican, striae livide dan linea nigra semakin menghitam. Pada sekitar payudara
terdapat hiperpigmintasi pada bagian areola mammae, puting susu makin menonjol.
i. Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epuils, dapat terjadi saat kehamilan.
j. Varices
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah
terjadi pada sekitar genetalia, kaki, betis, dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini
menghilang setelah persalinan.

2. Tanda Tidak Pasti Kehamilan


a. Perut Membesar
b. Pada pemeriksaan dalam di temui :
1. Tanda Hegar yaitu perubahan pada rahim menjadi lebih panjang dan lunak sehingga
seolah-olah kedua jari dapat saling bersentuhan.
2. Tanda Chadwicks yaitu vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
sehingga makin tampak dan kebiru-biruan karena pengaruh estrogen.
3. Tanda Piscaceks yaitu adanya pelunakan dan pembesaran pada unilateral pada tempat
implantasi (rahim).
4. Tanda Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi pada rahim yang disebabkan karena
adanya rangsangan pada uterus.
c. Pemeriksaan test kehamilan positif.

3. Tanda Pasti Kehamilan


a. Gerakan janin dalam rahim
b. Terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin.
c. Denyut jantung janin
Didengar dengan stetoskop Laenec, alat Kardiotografi, dan Doppler. Dilihat dengan
ultrasonografi.

2.1.3 Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan


1. Tes urine kehamilan (Tes HCG)
a. dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu minggu setelah koitus).
b. Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari.
2. Palpasi abdomen
Menggunakan cara Leopod dengan langkah sebagai berikut :
a. Leopod I
- Bertujuan untuk mengetahui TFU dan Bagian janin yang ada di fundus.
- Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan menghadap pasien
2) Kedua tangan meraba fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri.
3) Meraba bagian apa yang ada di fundus, jika teraba benda bulat, melenting, mudah
digerakkan, maka itu adalah kepala. Namaun jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak
melenting, dan susah digerakkkan, maka itu adalah bokong janin.
b. Leopod II
- Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan dan kiri perut ibu.
- Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu
2) Ketika memriksa sebelah kanan, maka tangan menahan perut sebelah kiri ke arah
kanan.
3) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada
disebelah kanan (jika teraba benda yang rata tidak teraba bagian kecil, terasa ada tahanan,
maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang terkecil dan
menonjol maka itu adalah bagian kecil janin).

c. Leopod III
- Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus.
- Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Tangan kiri menahan fundus uteri.
2) Tangan kananmeraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika teraba yang bulat,
melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba
bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika di bagian
bawah tidak ditemukkan kedua bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah janin
dalam letak melintang.
3) Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan
bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin,
terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan),
4) Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika masih mudah
digoyangkan, berarti kepala belum masuk panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan,
berarti kepala sudah masuk panggul), lalu lanjutkan pada pemeriksaan Leopold IV untuk
mengetahui seberapa jauh kepala sudah masuk panggul.

d. Leopold IV
- Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan untuk mengetahui
apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.
- Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut.
1) Pemeriksa menghadap kaki pasien
2) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah
3) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang berlawanandi
bagian bawah.
4) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum masuk
panggul.
5) Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul.

2.1.3 Perubahan Anatomi dan Fisiologi


1. Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi
(janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus
mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan
berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta dan cairan amnion
yang volume totalnya mencapai 5 l bahkan dapat mencapai 20l atau lebih dengan berat
rata-rata 1100 g.

Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot sementara produksi
meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat
dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan
kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi
seiring dengan bertambahanya usia kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan
ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon esterogen dan
sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu lebih penambahan
ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi,
ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara pada
akhir kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi plasenta juga
mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus,dimana bagian uterus yang mengelilingi
implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya.
Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda
piscaseck.

Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti buah alpukat kehamilannya,
perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi
bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.

Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri yang
mengakibatkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda Hegar.
Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong
usus seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus
kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester
pertama kehamilan uterus akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak
disertai nyeri. Pada trimester kedua kontraksi ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan
bimanual. Fenomena ini disebut Braxton Hicks. Pada bulan terakhir kehamilan biasanya
kontraksi ini sangat jarang dan meningkat pada satu atau dua minggu sebelum persalinan
(Prawirohardjo, 2010).

2. Serviks
Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah menjadi lunak. Sebab
pelunakan ini adalah pembuluh darah dalam serviks bertambah dank arena timbulnya
oedema dari serviks dan hyperplasia serviks.
Pada akhir kehamilan serviks menjadi sangat lunak dan portio menjadi pendek (lebih dari
setengahnya mendatar) dan dapat dimasuki dengan mudah oleh satu. jari (Prawirihardjo,
2010).

3.Ovarium
proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga
ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan
sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo, 2010).

4.Vagina dan Vulva


Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami
peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa,
mengendorornya jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos.Peningkatan volume sekresi
vagina juga terjadi, dimana sektresi akan berwarna keputihan, menebal dan PH antara 3,5-6
yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh
epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus (Prawirohardjo, 2010).

5. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lunak. Setelah
bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih
terlihat. Putih payudara akan lebih besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama
cairan kuning bernama kolostrum akan keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar
asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diprosuksi
karena hormon prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting hormone. Setelah persalinan kadar
progesteron dan estrogen menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap -
laktalbumin akan hilang. Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis lactose dan pada
akhirnya akan meningkatkan produksi air susu (Prawirohardjo, 2010).

6.Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke placenta uterus
yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar darah pula, mamae
dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Tekanan darah akan
turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler
resistensi yang disebabkan oleh pengaruh pergangan otot halus oleh progesteron. Selama
kehamilan normal cardiac output meningkat sekitar 30-50 % dan mencapai level
maksimumnya selama trimester pertama atau kedua tetap tinggi selama persalinan.
Pada usia kehamilan 16 minggu mulai jelas terjadi hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan
darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Hemodilusi
penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak pada usia kehamilan 32 minggu,
sedangkan hematokrit mencapai level terendah pada minggu 30-32 minggu (Kusmiyati,
2008).

2.1.4 Asuhan Antenatal


A. Pengertian
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk
optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin
selama kehamilan.
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2008) ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan
antenatal, yaitu :
1. Membangun rasa percaya antara klien dan petugas kesehatan.
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya.
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.
4. Mengientifikasi dan menata laksana kehamilan resiko tinggi.
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas
kehamilan dan menjaga bayi.
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan
keselamatan ibu dan bayinya yang di kandungnya.

B. Tujuan asuhan antenatal


Menurut buku Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (2006) tujuan asuhan antenatal
adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat.
5. ibu dengan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.Mempersiapkan ibu agar masa
nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal ( Prawirorahardjo, 2008).

C. Pelayanan / asuhan kehamilan


Jumlah standar kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
kehamilan menurut Syafrudin (2009) adalah
Minimal satu kali kunjungan pada Trimester I
Minimal satu kali kunjungan pada Trimester II
Minimal dua kali kunjungan pada Trimester III
Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, terdapat standar minimal pelayanan
pada ibu hamil, yaitu 10 T:
Penambahan berat badan pada ibu hamil
Sumber : Saifuddin, 2006.
Komponen pertambahan berat badanibu selama kehamilan
Jaringan ekstrauterin 1 kg
Janin 3-3,8 kg
Cairan amnion 1 kg
Plasenta 1-1,1 kg
Payudara 0,5-2 kg
Tambahan darah 2-2,5 kg
Tambah cairan jaringan 1,5-2,5 kg
Tambahan jaringan lemak 2-2,5 kg
Total 11,5-16 kg

1. Pengukuran Tekanan Darah.


2. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Tabel 2.7 Perbandingan Tinggi Fundus dengan UsiaKehamilan


Sumber : Sulaiman, 2006.
Usia Kehamilan Tinggi Fundus
Dalam cm Menggunakan penunjuk penunjuk badan
12 Minggu - Teraba diatas simfisis pubis
16 Minggu - Di tengah, antara simfisis pubis dan umbilicus
20 Minggu 20 cm ( 2 cm) Pada umbilicus
24 Minggu Usia kehamilan dalam minggu=23 cm ( 2 cm) -
28 Minggu 26 cm ( 2 cm) Di tengah, antara umbilikus dan prosesus sifoideus
32 Minggu Usia kehamilan dalam minggu = 30 cm (2 cm) -
36 Minggu 33 cm (2 cm) Pada prosesus sifoidus

3. Tes Laboratorium.
4. Tatalaksana Kasus.
5. Tabungan Persalinan.
6. Pemberian Tetanus Toxoid.

Tabel 2.8 Imunisasi TT


Sumber : Saifuddin, 2006.
Aanti-Gen Interval (Selang Waktu Minimal ) Lama
Perlindungan % Per-
Lindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - -
TT2 4 Minggu setelah TT1 3 Tahun 80
TT3 6 Bulan setelah TT2 5 Tahun 95
TT4 1 Tahun setelah TT3 10 Tahun 99
TT5 1 Tahun setalah TT4 25 Tahun/seumur hidup 99
7. Pemberian Tablet Zat Besi.
Pemberian tablet zat besi selama kehamilan minimum 90 tablet selama kehamilan. Dimulai
dengan memeberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap
tablet mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi 60 mg ) dan Asam folat 500 g, minimal masig-
masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh dan kopi, karena akan
mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2006).
8. Temu Wicara.
9. Tes terhadap penyakit menular seksual (Dinas Kesehatan) (Asrinah, 2010).

a. Kunjungan Antenatal care


1. Kunjungan pertama (K1)
Kunjungan pertama (K1) merupakan kunjungan pertama yang di lakukan ibu hamil ke
fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal pada umur kehamilan 0-12
minggu (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2011).
2. Kunjungan ulang (K4)
Kunjungan ulang (K4) adalah akses/kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan dengan
syarat minimal 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan dua kali
kontak pada trimester ketiga (Asrinah, 2010).

Tabel 2.4 Jadwal Kunjungan Antenatal


Sumber: Saifuddin, 2002
Kunjungan Waktu Informasi Penting
Trimester Pertama Sebelum minggu ke 14
Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
Mendeteksi masalah dan menanganinya
Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat
besi., penggunaan praktek tradisional yang merugikan
Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
Mendorong prilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya).
Trimester kedua Sebelum minggu ke-28 Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan
khusus mengenai preeklampsi, (tanya ibu tentang gejala-gejala preeclampsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui protein urine).
Trimester ketiga Antara minggu ke 28-36 Sama seperti diatas, ditambah palpasi
abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
Trimester ketiga Setelah 36 minggu Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi
yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

2.1.5 Kebutuhan dasar ibu hamil


A. Konseling Persiapan laktasi.
B. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi.
1. Biaya persalinan.
2. Penentuan tempat & penolong persalinan.
3. Anggota keluarga yg dijadikan sbg pengambilan keputusan.
4. Baju ibu & bayi, serta perlengkapannya.
5. Surat-surat fasilitas kesehatan.
6. Pembagian peran jika ibu berada di RS.
7. Transport.
8. Nutrisi.

C. Memantau kesejahteraan janin


Ibu pantau dan rasakan gerakan janin minimal 10 kali dalam 12 jam, atau ibu bisa lakukan
USG dan datang kebidan untuk pemeriksaan DJJ.

D. Konseling ketidaknyamanan dan cara mengatasi masalah pada TM III:


1. Seperti ibu mengeluh sering BAK itu wajar terjadi karena kandung kemih ibu tertekan
oleh bayi yang akan lahir. Kosongkan saat ada dorongan utk kencing, perbanyak minum saat
siang hari, batasi minum kopi, teh dan soda karena dapat lebih sering BAK, Berbaring
miring ke kiri & kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis.
2. Rasa pegal dipunggung itu wajar terjadi karena berat janin yang dikandung
semakin lama semakin bertambah dan menekan pada saraf-saraf yang berada disekitar
pinggang, posisi tulang belakang juga tertarik kedepan. Hal tersebut dapat diatasi dengan
mengurangi aktifitas berat, dan mengajarkan mengenai body mekanik.

E. Kunjungan ulang
Pemeriksaan yang ideal adalah:
1. Sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.
2. Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 28 mg.
3. Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 36 mg.
4. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 36 mg.
5. Periksa khusus bila ada keluhan keluhan.

F. Tanda bahaya dalam kehamilan


1. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan ada yang bersifat fisiologis maupun patologis.
Perdarahan yang bersifat fisiologis terjadipada awal kehamilan yang terjadi oleh proses
implantasi. Sedangkan perdarahan pervaginum yangbersifat patologis ada dua yaitu yang
terjadi pada awal kehamilan dan pada masa kehamilan lanjut.
Pada awal kehamilan, pada usia kurang dari 22 minggu, biasanya keluar darah merah,
perdarahan banyak disertai nyeri, dapat dicurigai terjadi abortus, kehamilan ektopik atau
kehamilan mola.
Perdarahan pada kehamilan usia lanjut, terjadi setelah 22 minggu
sampaisebeliumpersalinan,tanda-tandanya yaitu keluar darah merah segar atau kehitaman
dengan bekuan, perdarahan banyak dan terus menerus disertai nyeri, biasanya dikarnakan
plasenta previa, solusio plasenta, dan ruptur uteri, atau ada pembekuan darah.
2. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
3. Penglihatan/ pandangan kabur
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-
bintik (spot) dan berkunang-kunang.
4. Bengkak pada Muka dan Tangan
Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normalpada kaki. Bengkak
dapat menunjukan adanya masalah serius apabila bengkak yang muncul pada muka dan
tangan tidak hilang setelah istirahat, disertai sakit kepala hebat, pandangan mata kabur, hal
ini merupakan tanda anemia, gagal jantung, atau preeklamsi.
5. Nyeri Perut yang Hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang mengancam keselamatan jiwa
adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.
6. Gerakan Bayi yang Berkurang
Gerakan janin terjadi pada usia kehamilan 20-24 minggu. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3kali dalam priode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring
atau beristirahat serta jika ibu makan dan minum dengan baik. Ibu hamil perlu melaporkan
jika terjadi penurunan/gerakan yang berhenti (Vivian Nanny,2010).

G. Konseling tentang aktifitas seksual


Hubungan seksual selama hamil tidak tetapi hubungan seksual dilarang jika ada riwayat
seperti :
1. Riwayat abortus & kelahiran prematur.
2. Perdarahan per vaginam.
3. Koitus harus dilakukan secara hati-hati terutama pada minggu pertama kehamilan.
4. Ketuban sudah pecah koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin.

2.2 Senam Hamil


2.2.1 Definisi senam Hamil
Senam Hamil adalah bagian dari perawatan antenatal pada beberapa pusat pelayanan
kesehatan tertentu, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik atau pun pelayanan kesehatan
yang lainnya (Muhimah. N dan A. Safei 2010).
Senam hamil merupakan senam yang dilakukan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot
sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal
(Manuaba, 2010).

2.2.2 Manfaat Senam Hamil


1. Mengurangi rasa sakit selama persalinan
2. Memperkuat otot-otot panggul sehingga dapat memperlancar dan mempercepat proses
kelahiran.
3. Mengurangi keluhan-keluhan saat kehamilan berlangsung.
4. Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar
panggul yang penting dalam proses persalinan.
5. Melatih sikap tubuh guna menghindari atau memperingan keluhan-keluhan seperti sakit
pinggang dan punggung selama kehamilan.
6. Membuat tubuh lebih rileks (membantu mengatasi stres dan rasa sakit akibat his ketika
bersalin).
7. Melatih berbagai teknik pernafasan yang penting agar persalinan berjalan lancar.
8. Meningkatkan energi dan kekuatan.
9. Meningkatkan suasana hati dan harga diri.
10. Meningkatkan durasi tidur.
11. Mengurangi stress, sakit, dan nyeri.
12. Menyiapkan tubuh untuk melahirkan dan pemulihan pasca melahirkan (Widianti. A dan
A. Proverawati, 2010).

2.2.3 Tujuan Senam Hamil


a. Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot otot dan
persendian yang berperan dalam proses mekanisme persalinan.
b. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot otot dinding perut, otot otot dasar
panggul, ligament, dan jaringan yang berperan dalam mekanisme persalinan, melenturkan
persendian- persendian yang berhubungan dengan proses persalinan, membentuk sikap
tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin, dan
mengurangi sesak nafas, mengenai teknik teknik pernafasan dalam persalinan dan dapat
mengatur diri pada ketenangan.
c. Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan
penolong dalam persalinan.
d. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.
e. Melonggarkan persendian, yaitu persendian yang berhubungan dengan proses
persalinan.
f. Membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-
keluhan, letak janin dan mengurangi sesak nafas.
g. Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan
h. Dapat mengatur diri kepada ketenangan.
i. Penguatan otot-otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang berat tubuh ibu yang
makin lama makin berat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
j. Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena) secara segmental yang
tak jarang terjadi pada ibu hamil.
k. Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya janin, maka dia akan
medesak isi perut kearah dada. Hal ini akan membuat rongga dada lebih sempit dan nafas
ibu tidak bisa optimal. Dengan senam hamil ibu akan diajak berlatih agar nafasnya lebih
panjang dan tetap rileks.
l. Latihan pernafasan khusus yang disebut panting quick breathing terutama dilakukan
setiap saat perut terasa kencang.
m. Latihan mengejan. Latihan ini khusus untuk menghadapi persalinan, agar mengejan
secara benar sehingga bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan di jalan lahir (Muhimah.
N dan A Safei, 2010).

2.2.4 Syarat Mengikuti Senam Hamil


a. Konsultasi terlebih dahulu kondisi kandungan kepada dokter kandungan.
b. Latihan senam hamil hanya boleh dilakukan setelah kehamilan berusia 22 minggu.
c. Sebelum senam, sebaiknya konsultasikan kepada dokter kandungan apakah
diperbolehkan untuk senam atau tidak, ada beberapa ibu hamil yang kandungannya
bermasalah seperti plasenta previa atau sempat bed rest tidak diperkenankan untuk
mengikuti senam hamil.
d. Gerakan yang paling fleksibel dan cukup nyaman untuk gerakan-gerakan senam.
e. Senam hamil bisa dimulai kapan saja sesuai petunjuk dokter, tapi menurut dokter
senam yang paling nyaman dilakukan adalah setelah memasuki trimester tiga.
f. Seanam hamil minimal dilakukan sekali dalam seminggu, dirumah sakit yang
menyediakan senam hamil.
g. Latihan harus sesuai dengan kemampuan fisik ibu hamil.
h. Latihan harus dilakukan secara teratur dan displin.
i. Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit, atau klinik bersalin dibawah bimbingan
seorang instruktur senam hamil (Muhimah. N dan A Safei, 2010).

2.2.5 Sasaran Mengikuti Senam Hamil.


Senam hamil ditunjukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau penyakit yang menyertai
kehamilan yaitu penyakit jantung,, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan
perdarahan, hamil dengan gestosis) dan kehamilan yang disertai dengan anemia (Manuaba,
2010).

2.2.6 Pelaksanaan senam Hamil


Senam hamil dianjurkan untuk dilakukan sekitar 30 menit. Dalam seminggu seorang ibu
hamil hanya membutuhkan 3-5 kali senam hamil. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
cedera saat hamil. Durasi waktu senam hamil juga harus memperhatikkan kondisi fisik dan
kehamilan ibu (Muhimah. N dan A. Safei, 2010).

2.3 Pengetahuan
2.3.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca
indera, yang berbeda sama sekali dengan kepercayaan (belief), takhayul (superstitions dan
penerangan-penerangan yang keliru (misinformations) (Soelanto, 2007).

2.3.2 Tingkat Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan domain kognitif yang sangat penting
bagi terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari. Mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang mengetahui tentang apa yang
dipelajari, antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan lain
sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kempuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap ogjek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjalarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat melalui penggunaan kata
kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakkan, memisahkan,
mengelompokan dan sebagainya.
5) Sintetis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintetis
adalah suatu kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakkan kriteria-kriteria yang telah ada.

Perilaku yang didasari pengetahuan dan kesadaran akan bersifat lebih langgeng.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden ke
dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur untuk dapat kita sesuaikan
dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengengaruhi pengetahuan


Menurut Soekanto (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:
1) Tingkat Pendidikan
Upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang
meningkat.
2) Informasi
Seseorang mendapat informasi yang lebih banyak akan menambah pengetahuan yang lebih
luas.
3) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dilakukan seseorang dapat menambah pengetahuan tentang yang
bersifat non formal.
4) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi
sikap dan kepercayaan
5) Sosial ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan.

2.3.4 Sumber Pengetahuan


Menurut Nursalam (2003), sumber pengetetahuan manusia antara lain:
1) Tradisi
Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan dimana setiap orang tidak dianjurkan untuk
memulai mencoba memecahkan masalah sehingga validitas, manfaat, dan kebenarannya
tidak pernah dicoba/diteliti.
2) Autoritas
Cara ini dapat berupa pemimpin masyarakat pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal
atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah,dan berbagai prinsif orang lainyang
menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa
menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris
maupun penalaran sendiri.
3) Pengalaman Seseorang
Kita senua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan obsesi dan pengalaman
sebelumnya. Ini merupakan pendekatan yang penting dan bermanfaat. Kemampuan untuk
menyimpulkan, mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi adalah
penting bagi pola penalaran manusia.
4) Trial dan Eror
Kadang-kadang kita menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan kita dalam
menggunakan alternatif pemecahan melalui coba dan salah. Meskipun pendekatan ini untuk
beberapa masalah lebih praktis tetapi sering tidak efisien.
5) Alasan yang logis
Kita sering memecahkan suatu masalah berdasarkan proses pemikiran yang logis.
2.3.5 Pengukuran Pengetahuan
Menurut Riyanto (2013) kategori tingkat pengetahuan seseorang dibedakkan menjadi tiga
tingkatan yang berdasarkan pada nilai presentase yaitu sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya 75%
2. Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56-74%
3. Tingkat Pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55%

2.4 Sikap
2.4.1 Definisi Sikap
Sikap adalah suatu reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan
konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bikam merupakan reaksi terbuka tingkah laku
yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo,2003).

Azwar (1995) menyatakan sikap dikategorikan menjadi tiga orientasi pemikitan yaitu
berorientasi pada respons, berorientasi pada kesiapan respons. Dan berorientasi pada
skema triadik. Sikap berorientasi pada respons adalah perasaan mendukung atau memihak
(favourable) atau tidak memihak (Unfavourable) pada suatu objek. Sikap berorientasi pada
kesiapan proses adalah kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu (Riyanto,2013).

2.3.2 Komponen Sikap


Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok, yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
Ketiga Komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitde).
Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengethuan, berfikir, keyakinan dan emosi
memegang peranan penting (Notoatmodjo,2003).

2.3.3 Pengukuran Sikap


Pengukuran sikap yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Pada skala
Likert menggunakan pilihan sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju dengan
dua pernyataan yaitu sangat setuju 4, setuju 3, tidak setuju 2, sangat tidak setuju 1.
Sedangkan untuk pernyataan negatif yaitu sangat setuju1, setuju 2, tidak setuju 3, sangat
tidak setuju 4.

2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap


Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi sikap (Riyanto,2013) :
1. Pengalaman pribadi
2. Pengaruhi orang lain yang dianggap penting
3. Pengaruhi budaya
4. Media masa
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
6. Pengaruhi faktor emosional.

2.3.5 Tahapan Sikap


Menurut taksonomi Bloom (1956) dalam Riyanto (2013) tahapan sikap terdiri dari :
1. Menerima
Tahap sikap menerima adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus)
dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.
2. Menanggapi
Tahap sikap menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dalam membuat reaksi
terhadapnya.
3. Menilai
Tahap sikap menilai adalah memberikan nilai atau penghargaan terhadap suatu kegiatan
atau objek sehingga apabila kegiatan tersebut tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa
kerugian atau penyesalan. Menilai merupakan tingkat efektif yang lebih tinggi lagi dari pada
menerima dan menanggapi.
4. Mengelola
Tahap sikap mengelola adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai
baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum.
5. Menghayati
Tahap sikap menghayati adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

2.5 Fungsi Bidan


Menurut syafrudim (2009) fungsi bidan adalah :
1. Fungsi pelaksana dalam memberi pelayanan dasar pada remaja, memberikan asuhan
kebidanan pada klien selama kehamilan normal, memberikan asuhan kebidananpada masa
persalinan dengan melibatkan keluarga, memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir, memebrikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, memberikan asuhan kebidanan
pada masa nifas dengan melibatkan keluarga serta memberikan asuhan pada pasangan usia
subur yang membutuhkan pelayanaan KB.
2. Fungsi pengelola dalam mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, berpartisipasi
dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dengan sektor lain di wilayah kerjanya
melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan
lainnya.
3. Fungsi pendidik yaitu memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan
khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak dan KB serta melatih dan
membimbing kader.
4. Fungsi peneliti dalam mengidentifikasi kebutuhan investigasi kebutuhan investigasi
yang akan dilakukan, menyusun rencana kerja pelatihan, melaksanakan investigasi sesuai
dengan rencana, mengolah dan menginterprestasikan data hasil investigasi, menyusun
laopran, memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
program kerja atau pelayanaan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai