Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan komunity dituntut memiliki pengetahuan tentang public health karena
tugasnya bukan saja melakukan pelayanan menurut kompetensinya, namun
dituntut mampu melakukan identifikasi permasalahan kesehatan dan sumber
potensi yang tersedia untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat terutama
kesehatan ibu dan anak. Bidan komunitas harus mengenal kondisi kesehatan
masyarakat yang selalu berubah karena kesehatan komuniti dipengaruhi oleh
perkembangan masyarakat sebagai akibat perubahan teknologi dan ilmu
pengetahuan serta kebijakan pemerintah. Bidan dituntut memiliki kemampuan
mengadakan penelitian, pengelohan dan menganalisa masalah kesehatan
masyarakat.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarkat dimana masalah
kesehatan dapat timbul, berupa masalah :
1) Kesehatan ibu hamil
2) Kesehatan reproduksi
3) Gizi keluarga
4) Keluarga berencana
5) Kesehatan balita
6) Kesehatan lingkungan
7) Imunisasi bayi dan balita
Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada Keluarga Tn. B di Dusun
Laderani Kecamatan Kaountori sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan
komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Membantu masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat sehingga
mencapai derajat kesehatan yang optimal.

2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan kesehatan ibu
dan anak pada keluarga.
b. Menentukan masalah yang ada dan memprioritasnya
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
d. Implementasi hasil rumusan alternatif pemecahan masalah

1
e. Mendorong dan meningkatan kesadaran serta partisipasi keluarga dalam
upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan serta
menanamkan perilaku hidup sehat

C. Manfaat
Manfaat dari kegiatan praktikum ini antara lain :
1. Manfaat bagi mahasiswa
Menambah kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan
komunitas
2. Manfaat bagi kampus
Sebagai bahan bacaan guna menambah pengetahuan mahasiswa
3. Manfaat bagi masyarakat
Menambah pengetahuan nagi masyarakat sehingga dapat memberikan
kontribusinya nantinya dalam pencegahan kasus komunitas kebidanan

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Komunitas
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu.
Kebidanan berasal dari kata Bidan yang artinya adalah seseorang yang telah
mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin
melakukan praktek kebidanan. Sedangkan kebidanan sendiri mencakup

2
pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan, 1996).
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi
tertentu.Sarana kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada
dalam keluarga dan masyarakat.Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan
diluar rumah sakit.Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau
kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit.Pelayanan
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan
komunitas.
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah
bagian dari keluarga atau komunitas.Oleh karena itu, bidan tidak memandang
pasiennya dari sudut biologis.Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki
budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan
disekelilingnya.
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari
system pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak
dan Keluarga Berencana.

B. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang atau lebih
adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah
tangga dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga berinteraksi diantara
sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan. (Depkes.
RI. 1998 dan Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989)

2. Struktur keluarga
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara, seadarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.

3
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.

3. Ciri-ciri struktur keluarga


a. Terorganisasi
b. Ada keterbatasan
c. Ada perbedaan dan kekhususan

4. Ciri-ciri keluarga
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotnya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
5. Tipe/bentuk keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Adalah keluarga terdiri dari satu ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (exended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (sereal family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/ janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami yang hidup secara
bersama.
f. Keluarga kabitas (cahabitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.
Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar
(extended family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai
suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.

6. Perawatan kesehatan keluarga

4
Adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat
dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai sasaran.

C. Masalah Utama
Masalah masalah yang menjadi prioritas keluarga binaan yaitu
a. PUS tidak ber-KB
b. Kesehatan Lingkungan yang tidak memenuhi syarat
Dan yang menjadi priroritas paling tinggi adalah PUS tidak ber-KB
karena kurangnya pengetahuan tentang alat kontrasepsi sehingga masih
bingung untuk menentukan pilihan mengenai alat kontrasepsi.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. S


DI DUSUN BONEATIRO TIMUR KELURAHAN BONEATIRO
KECAMATAN KAPUNTORI KABUPATEN BUTON
TANGGAL 14 APRIL 2015

I. Pengkajian Keluarga
A. Data Keluaraga
Nama KK : Tn. S
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Penghasilan / Bulan : Rp.500.000 Rp.1.000.000
Suku : Buton
Alamat : Dusun Boneatiro Timur

B. Daftar Anggota Keluarga


N Nam Umu J Hubunga Pendidika Pekerjaa Imunisas KB
o a r K n n n i
1 NyA 27 th P Istri SD IRT - Tidak

5
2 Ans 9thn P Anak SD - Lengkap -
3 Ana 8 thn L Anak SD - Lengkap -

C. Genogram

B A

A E

Keterangan :

Tn B adalah kepala keluarga yang berumur 28 tahun mempunyai orang tua yang
masih hidup. Tn S memiliki 9 bersaudara dan dia anak ketiga. Tn S menikah
dengan Ny A yang berumur 27 tahun dan mempunyai orang tua yang masih hidup.
Ny A anak kelima dari lima bersaudara. Dari hasil pernikahan Ny S dan Tn A
mempunyai dua orang anak yaitu An S berumur 9 tahun dan An S berumur 8
tahun.

D. Sifat keluarga
a. Tipe keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri 4 orang dengan ayah
yang paling dominan dalam pengambilan keputusan
b. Hubungan dengan anggota keluarga harmonis

6
E. Kegiatan Sehari Hari
a. Kebiasaan Tidur / istirahat
Pola kebiasaan tidur / istirahat dalam keluarga teratur, umumnya mereka
tidur pada malam hari kira- kira mulai jam 21.00 Wita sampai jam 05.00
Wita. Pekerjaan ayah adalah dagang dan ibu dalam keseharian bertugas
mengurus rumah tangga dan merawat anaknya, kebiasaan tidur siang
kurang lebih 2 jam.

b. Kebiasaan makan
Di dalam keluarga pola makan cukup baik yang terdiri dari nasi, sayur,
lauk pauk dan kadang - kadang buah- buahan berupa pisang.
c. Kebiasaaan Rekreasi
Dalam keluarga, rekreasi keluarga jarang di lakukan, tetapi rekreasi hanya
di lakukan di dalam rumah yaitu pada waktu luang di gunakan untuk
menonton televisi dengan keluarga.
d. Situasi Sosial budaya dan ekonomi
Penghasilan Tn S perbulan berkisar antara Rp 500.000 sampai dengan
Rp 1.000.000 yang keadaannya tidak menetap keseluruhannya di
pergunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari hari.

F. Faktor Lingkungan
a. Perumahan
Keluarga menempati sebuah rumah panggung dengan ukuran 5x7 meter
persegi diatas bidang tanah yang luasnya 5x7 meter dengan jumlah 1
ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 WC

Dapur

Ruang Kamar
Keluarga 7m
WC

Ruang tamu

7
5m

b. Sumber Air Minum


Sumber air minum yang dipergunakan adalah berasal dari mata air,
keadaan air jernih, tidak berbau, dan tidak berasa
c. Tempat Pembuangan Tinja
Keluarga mempunyai WC
d. Tempat Pembuangan Air Limbah
Keluarga tidak mempunyai saluran pembuangan air limbah, air limbah di
buang di bawah kolong dan belakang rumah.
e. Pembuangan sampah
Keluarga tidak mempunyai tempat sampah, sampah di buang di belakang
rumah atau di laut
f. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit di bawa ke Puskesmas.Bila ibu
hamil, ibu memeriksakan diri di Polindes, di periksa oleh bidan, dan
kelahiran anaknya di tolong oleh bidan.

G. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Pemeriksaan fisik
1. Tn S
- TD : 110/80 mmHg
- N : 82x/ menit
- BB : 60 kg
2. Ny A
- TD : 120/80 mmHg
- N : 82x/ menit
- BB : 50 kg
3. An S
- Anak tampak sehat
- BB : 15 kg
4. An A
- Anak tampak sehat
- BB : 10 kg

b. Riwayat persalinan ibu yang lalu

Ana Tahun Jenis Tempat BBL/ PBL JK Penolon


k persalinan g
1 20O5 Normal Rumah 3000 g/ 49 P Bidan
cm
2 20O6 Normal Rumah 3200 g/ 50 L Bidan
cm

8
c. Riwayat Keluarga Berencana
Setelah melahirkan anak pertama dan kedua sampai sekarang ibu belum
menjadi akseptor KB dengan alasan bingung memilih jenis KB yang tepat
d. Keadaan gizi keluaraga
Pertumbuhan fisik anak- anak Tn.S cukup baik, pertumbuhan dan
perkembangan anaknya sesuai dengan umur anak.
e. Penyakit yang diderita oleh keluarga
Tidak ada penyakit yang kronis / serius yang di derita oleh anggota
keluarga.
f. Data pengetahuan tentang KB
a. Ibu mengatakan belu pernah menjadi akseptor KB sejak pertama
melahirkan
b. Ibu emngetahui ada beberapa jenis kontrasepsi

H. Pengkajian Pengetahuan Keluarga Tentang Kesehatan


Masalah kesehatan yang di alami oleh Tn.B di sebabkan oleh faktor
ketidaktahuan atau kurangnya pemahaman dan kepedulian tentang
kesehatan dan ditunjang dengan lingkungan fisik, sosial budaya masyarakat
dan tempat tinggal klien.
Oleh karena itu, intervensi pertama yang harus di lakukan adalah
melakukan penyuluhan kesehatan pada keluarga untuk mengubah perilaku
keluarga yang di lakukan secara bertahap dalam membangkitkan motivasi
keluarga kearah perilaku sehat. Bila respon keluarga terhadap upaya ini
positif, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan intervensi sesuai
dengan permasalahan dengan melibatkan keluarga secara aktif mulai dari
perencanaan, penanggulangan masalah sampai dengan pelaksanaan
tindakan di rumah, sehingga membawa hasil yang nyata dan di rasakan
manfaatnya oleh keluarga dalam meningkatkan kemampuan memelihara diri
dalam keluarga mereka sendiri yang selanjutnya timbulnya kemandirian
keluarga dalam memelihara kesehatan

II. Analisa Data


No Data Masalah Kesehatan

9
1 Ibu tidak mamakai Ibu belum mengetahui benar tentang pentingnya
alat kontrasepsi penggunaan alat kontrasepsi karena masih
bingung
2 Kurangnya menjaga Kurangnya menjaga kebersihan diri, rumah, dan
kebersihan diri, lingkungan mempengaruhi kesehatan
rumah, dan
lingkungan

III. Rumusan masalah


Dari data data di atas dan hasil analisa yang sederhana, maka permasalahan
yang timbul dalam keluarga Tn. S yang di sebabkan oleh factor ketidaktahuan
dan ketidakpedulian dalam menjalankan tugas keluarga dalam bidang
kesehatan, sehingga masalah sebagai berikut:
1. Kesehatan Lingkungan
2. Ibu belum berKB

IV. Prioritas Masalah


Untuk mengatasi masalah keluarga Tn.S perlu di lakukan prioritas masalah
kesehatan dimana masalah kesehatan yang mengancam kesehatan keluarga
itulah yang menjadi prioritas masalah.

1. Kesehatan Lingkungan
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Dengan lingkungan yang
kurang bersih maka penyakit
mudah timbul
2. Kemungkinan x2 1 Ada kesadaran dari keluarga
masalah untuk untuk amengatasi masalah
di ubah kesehatan tetapi belum
mengerti untuk mengatasinya
3. Potensi 3/3 x 1 1 Terjadinya penyakit dapat di
Pencegahan cegah melalui kebersihan
lingkungan
4. Penonjolan 2/2 x 1 1 Lingkungan yang tidak bersih

10
masalah perlu di tangani agar
terhindar dari penyakit
Total score 3 2/3

2. Ibu belum berKB


Kriteria Perhitunga Skor Pembenaran
n
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan
2. Kemungkinan x2 1 Ibu tidak menjadi akseptor
masalah untuk di KB dengan alasan di larang
ubah mertua
3. Potensi 2/3 x 1 2/3
pencegahan
4. Penonjolan 2/2 x 1 1 Ibu menyadari tentang
masalah keuntungan menjadi
akseptor KB
Total score 3 1/3

Berdasarkan hasil pembobotan masalah di atas, maka urutan prioritas


masalah kesehatan keluarga Tn. S dapat di susun sebagai berikut :
Prioritas I : Kesehatan Lingkungan
Prioritas II : Ibu belum berKB

11
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Tn. SDI DUSUN BONEATIRO TIMUR DESA BONEATIRO
KECAMATAN KAPUNTORI KABUPATEN BUTON
TANGGAL 14 APRIL 2015

A. Identitas Kepala Keluarga


Nama KK : Tn. S
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Penghasilan / Bulan : Rp.500.000 Rp.1.000.000
Suku : Buton
Alamat : Dusun Boneatiro Timur

B. Identitas Klien
Nama : Ny A
Umur : 27 Tahun
Nikah : 1x/ 4 Tahun
Suku : Buton
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Dusun BoneatirO Barat

C. Subjektif ( S )
1. Ibu mengatakan mempunyai dua orang anak
2. Ibu mengatakan tidak menjadi akseptor KB karena bingung memilih jenis KB
3. Ibu mengatakan tidak mempunyai tempat sampah dan sampah di buang di
belakang rumah atau dilaut
4. Ibu mengatakan tidak mempunyai saluran pembuangan air limbah, air limbah
dibuang di bawah kolong dan belakang rumah.

D. Objektif ( O )
1. Ibu tidak memperlihatkan kartu KB
2. Tidak terdapat tempat sampah

12
3. Tidak mempunyai SPAL
4. Pemeriksaan fisik
a. Tn s
- TD : 110/80 mmHg
- N : 82x/ menit
- BB : 60 kg
b. Ny A
- TD : 120/80 mmHg
- N : 82x/ menit
- BB : 50 kg
c. An S
- Anak tampak sehat
- BB : 15 kg
d. An A
- Anak tampak sehat
- BB : 10 kg

E. Asessment ( A )
1. Ibu belum berKB
2. Kesehatan lingkungan

F. Planning ( P )
1. Penyuluhan kesehatan keluarga tentang
a. Pengertian KB
b. Manfaat KB
c. Macam- macam alat kontrasepsi
d. Keuntungan dan kerugian alat kontraseps
2. Penyuluhan kesehatan keluarga tentang
a. Pengertian kesehatan lingkungan
b. Ruang llingkup kesehatan lingkungan
c. Penyakit- penyakit yang dapat timbul akIbat sanitasi yang kurang baik
serta pembungan sampah dan air limbah yang kurang baik
d. Manfaat lingkungan bersih dan sehat bagi rumah tangga dan masyarakat

13
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
SOAP KUNJUNGAN KE II
TANGGAL 16 APRIL 2015

A. Identitas Kepala Keluarga


Nama KK : Tn. S
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Penghasilan / Bulan : Rp.500.000 Rp.1.000.000
Suku : Buton
Alamat : Dusun Boneatiro Barat

B. Identitas Klien
Nama : Ny A
Umur : 27 Tahun
Nikah : 1x/ 4 Tahun
Suku : Buton
Agama : Islam
Pendidikan : SD

14
Pekerjaan : IRT
Alamat : Dusun Boneatiro Barat

Subjektif ( S )

a. Ibu mengatakan ingin menggunakan kontarsepsi suntikkan 3 bulan


b. Ibu mengatakan ingin berKB karena ingin menjarangkan kehamilannya

C. Objektif ( O )
a. Kesadaran komposmentis
b. TD : 120/80 MMhG
N : 82x/ menit
BB : 50 kg

c. Rambut kering, hitam dan bersih


d. Tidak ada oedema pada wajah, tangan dan tungkai
e. Sklera mata putih, konjungtiva merah muda

D. Asessment ( A )
Ibu ingin tahu tentang kontrasepsi 3 bulan

E. Planning ( P )
a. Menjelaskan pada ibu manfaat KB suntik 3 bulan
b. Menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari kontrasepsi 3 bulan

15
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
SOAP KUNJUNGAN KE III
TANGGAL 18 APRIL 2015

A. Identitas Kepala Keluarga


Nama KK : Tn. S
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Penghasilan / Bulan : Rp.500.000 Rp.1.000.000
Suku : Buton
Alamat : Dusun Boneatiro Timur

B. Identitas Klien
Nama : Ny A
Umur : 27 Tahun
Nikah : 1x/ 4 Tahun
Suku : Buton
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Dusun Boneatiro Timur

16
C. Subjektif ( S )
Ibu mengatakan sudah dapat mengerti tentang dampak negatif dari alat
kontrasepsi suntik 3 bulan

D. Objektif ( O )
a. Kesadaran komposmentis
b. TD : 120/ 80 mmHg

E. Planning ( P )
a. Menjelaskan kembali pada ibu dampak negatif dari kontrasepsi suntik 3
bulan
b. Menanyakan pada ibu untuk kontak dengan petugas kesehatan jika ada
masalah selanjutnya

17
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
SOAP KUNJUNGAN KE IV
TANGGAL 20 APRIL 2015

A. Identitas Keluarga
Nama KK : Tn. S
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Penghasilan / Bulan : Rp.500.000 Rp.1.000.000
Suku : Buton
Alamat : Dusun Boneatiro Timur

B. Subjektif ( S )
a. Ibu mengatakan tidak mempunyai tempat sampah dan sampah di buang di
belakang rumah atau laut
b. Ibu mengatakan tidak mempunyai saluran pembuangan air limbah, air limbah
di buang di bawah kolong dan belakang rumah

C. Objektif ( O )
a. Tidak terdapat tempat sampah
b. Tidak mempunyai SPAL

D. Asessment ( A )
Kurang pengetahuan keluarga tentang kebersihan lingkungan

E. Planning ( P )
a. Mengajukan keluarga untuk mengumpulkan sampah disatu tempat agar tidak
berserakkan
Hasil : Keluarga bersedia melakukan anjuran yang di berikan

18
b. Menganjurkan pada keluarga agar membuat tempat sampah
Hasil : Keluarga bersedia melakukan anjuran yang diberikan

c. Menganjurkan pada keluarga agar membuat SPAL


Hasil : Keluarga bersedia melakukan anjuran yang diberikkan

19
BAB IV
PEMBAHASAN

PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan hasil perumusan masalah maka timbulah masalah keluarga sebagai
berikut
1. PUS tidak ber-KB
DS : Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB
DO : Ibu tidak memiliki kartu KB
Tujuan :
a. Membentuk keluarga kecil yang bahagia sejahtera
b. mengatur jarak kelahiran
Kriteria :
a.Ibu mengetahui pengertian, manfaat, kerugian, dan keuntungan,
b. Ibu menggunakan alat kontrasepsi

2. Kesehatan lingkungan yang tidak memenuhi syarat


DS : Ibu tidak mempunyai tempat pembuangan sampah dan spal
DO : Ibu tidak memiliki tempat pembuangan sampah dan spal
Tujuan : Agar keluarga menjaga lingkungan tetap bersih dan sampah tidak
berserakan serta saluran pembuangan tidak dibuang
sembarangan
Kriteria : Keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah yang
memenuhi syarat dan mempunyai SPAL

Intervensi
1. Beri konseling pada ibu tentang pengertian, manfaat, keuntungan, kerugian, cara
kerja alat kontrasepsi.
Rasional : Agar ibu lebih mengerti tentang pengertian, manfaat, keuntungan,
kerugian dan cara kerja alat kontrasepsi
2. Anjurkan ibu untuk mengunakan alat kontrasepsi
Rasional : Dengan ibu menggunakan alat kontrasepsi maka dapat mengatur
jarak kelahiran
3. Jelaskan pentingnya lingkungan sehat
Rasional : Dengan lingkungan sehat maka kesehatan kita dapat terjaga.
4. Anjurkan ibu dan keluarga untuk membuat pembuangan sampah
Rasional : Dengan adanya tempat sampah maka sampah-sampah tidak
tertumpuk dan tidak berserakan dimana-mana

Implementasi
1. Memberi konseling pada ibu tentang pengertian, manfaat, keuntungan,
kerugian, cara kerja alat kontrasepsi.
2. Menganjurkan ibu untuk mengunakan alat kontrasepsi.

20
3. Menjelaskan pentingnya lingkungan sehat.
4. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk membuat pembuangan tempat sampah

Evaluasi
1. Ibu mengetahui tentang pengertian, manfaat, keuntungan, kerugian, cara kerja
alat kontrasepsi.
2. Ibu lebih memilih kontrasepsi alamiah karena ketidaknyamanan efek samping
kontrasepsi tersebut.
3. Ibu paham pentingnya lingkungan sehat.
4. Ibu belum membuat pembuangan tempat sampah dan spal yang memenuhi
syarat, dan lebih memilih langsung membakar sampah tersebut.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa, intervensi
pertama yang harus di lakukan adalah melakukan penyuluhan kesehatan pada
keluarga untuk mengubah perilaku keluarga yang di lakukan secara bertahap
dalam membangkitkan motivasi keluarga kearah prilaku sehat. Bila respon
keluarga terhadap upaya ini positif. Maka langkah selanjutnya adalah
mengadakan intervensi sesuai dengan permasalahan dengan melibatkan
keluarga secara aktif mulai dari perencanaan , penanggulangan masalah

21
sampai dengan pelaksanaan tindakan di rumah, sehingga membawa hasil yang
nyata dan di rasakan manfaatnya oleh keluarga dalam meningkatkan
kemampuan memelihara diri dalam keluarga dalam memelihara kesehatan.

B. Saran
Dari kesimpulan di atas maka saya menyarankan kepada masyarakat
Boneatiro , agar selalu menjaga dan meningkatkan gaya hidup bersih dan teratur
dalam kehidupan sehari hari agar terhindar dari segala macam penyakit.
Mudah mudahan bimbingan kepala keluarga yang kami berikan selama
menjalani praktik komunitas di suandala membawa hasil dan bermanfaat bagi
masyarakat suandala terutama kepala keluarga bimbinganku semoga dapat di
jadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari hari.

DAFTAR PUSTAKA

Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan bina pustaka


sarwono prawirohardjo.

Notoatmojo, Soekidjo. 1997. Ilmu kesehatan masyarakat . Jakarta: Rineka cipta

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PTTT Bina Pustaka

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.

22
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

Nama : Tn S
Hari/ Tanggal : Selasa, 14 April 2015
Waktu : 16.00 Wita- 17.00 Wita
Tempat : Rumah keluarga binaan
Sasaran : Keluarga Binaan
Materi : Kesehatan Lingkungan

I. Tujuan Umum

23
Agar mengetahui pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dan menambah
pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.
II. Tujuan Khusus :
1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian kesehatan lingkungan
2. Dapat mengetahui apa saja ruang lingkup kesehatan lingkungan
3. Dapat mengetahui penyakit penyakit yang dapat di timbulkan oleh sanitasi
yang kurang baik dan pembuangan sampah dan limbah yang tidak pada
tempatnya.
4. Dapat mengetahui Manfaat Lingkungan Bersih dan Sehat bagi rumah tangga
dan masyarakat

KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimal pula.
2. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain :
a. Perumahan
b. Pembuangan kotoran manusia ( Tinja )
c. Pembuangan sampah
d. Pembuangan air kotor ( limbah )
e. Penyediaan / Penggunaan air bersih
3. Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta
pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah:
a. Diare
b. Demam berdarah
c. Kolera
d. Cacingan
e. Malaria dan lain sebagainya
4. Manfaat Lingkungan Bersih dan Sehat bagi rumah tangga dan masyarakat
Manfaat Lingkungan Bersih dan Sehat bagi rumah tangga dan masyarakat
antara lain :
a. Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat

24
b. Anak akan tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat
c. Masyarakat akan mampu mewujudkan lingkungan yang sehat
d. Mampu mencegah dan menanggulangi penyakit dan masalah kesehatan
e. Biaya untuk kesehatan ( penyakit ) dapat di manfaatkan untuk keperluan lain.

25
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

Nama : Ny A
Hari/ Tanggal : Selasa, 14 April 2015
Waktu : 16.00 Wita- 17.00 Wita
Tempat : Rumah keluarga binaan
Sasaran : Keluarga Binaan
Materi : Keluarga Berencana

I. Tujuan Umum
Pasangan Usia subur ( PUS ) menjadi akseptor KB
II. Tujuan Khusus :
1. Ibu mengerti pengertian KB
2. Ibu mengerti jenis alat kontrasepsi
3. Ibu mengerti keuntungan dan kerugian masing masing alat kontrasepsi

KELUARGA BERENCANA
1. PENGERTIAN
KB atau keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan, dapat menjarangkan
kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Alat kontrasepsi KB adalah merupakan suatu alat atau obat yang
digunakan oleh pasangan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan
agar tidak terjadi kehamilan.Hal ini biasa dilakukan karena alasan-alasan
tertentu, Misalnya untuk menjarangkan kehamilan.

2. MANFAAT
a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
b. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
c. Mengatur interval diantara kehamilan
d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

26
3. JENIS JENIS KONTRASEPSI
b. KONDOM
Keuntungan :
1. Mencegah kehamilan
2. Memberi perlingdungan terhadap PMS
3. Dapat diandalkan, murah, ringan, dan sederhana
4. Tidak memerlukan pemeriksaan medis
5. Pria ikut aktif dalam programKB
Kerugian :
1. Angka kegagalan relative tinggi
2. Perlu menghentikan sementara aktivitas untuk memasang kondom
3. Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus-menerus

c. PIL
Keuntungan :
1. Bila diminum sesuai aturan dijamin berhasil 100%
2. Kesuburan cepat kembali
3. Nyaman dan mudah di gunakan
4. Dapat meningkatkan libido
Kerugian :
1. Harus diminum secara teratur
2. Sakit kepala ringan
3. Berat badan bertambah
4. Rambut rontok
5. Tumbuh acne (jerawat)
6. Mual/muntah

d. SUNTIK
Keuntungan :
1. Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu
2. Tingkat efektivitasanya tinggi
3. Hub.sex bebas
4. Pengawasan medis ringan
5. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi

27
Kerugian :
1. Perdarahan yang tidak menentu
2. Terjadi amenorea yang berkepanjangan
3. Masih terjadi kemungkinan hamil

e. IMPLANT
Keuntungan :
1. Harganya murah
2. Jangka waktu penggunaan panjang (3 dan5 tahun)
3. Tidak mengganggu kegiatan senggama
4. Tidak mengganggu ASI
5. Dapat di cabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Kerugian / kesulitan :
1. Perubahan pola haid berubah perdarahan spotting
2. Hipermenorea (meningkatnya darah haid/menstruasi)
3. Amenorea (tidak mengalami haid/menstruasi)

f. AKDR
Keuntungan :
1. Metode jangka panjang 10 tahun sehingga tidak perlu lagi mengingat
2. Tidak mempengaruhi hubungan sex
3. Meningkatkan kenyamanan sex
4. Dapat digunakan sampai menopause
5. Membantu mencegah kehamilan
Kerugian :
1. Perubahan siklus haid
2. Terdapat perdarahan : spotting
3. Haid lebih lama dan banyak
4. Saat haid lebih sakit
5. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio dan menggangu
hubungan seksual.

28

Anda mungkin juga menyukai