Anda di halaman 1dari 6

1

PENJELASAN SECARA FISIKA PADA FENOMENA TSUNAMI


Oleh : Eko Prasetyo 4201411080 Penidikan. Fisika 2011

Pendahuluan

Istilah Tsunami berasal dari bahasa Jepang. Tsu berarti "pelabuhan", dan nami
berarti "gelombang", jadi Tsunami adalah "gelombang pelabuhan. Salah satu penyebab
tsunami adalah gempa bumi yang terjadi di dalam laut. Bagaimana penjelasan secara fisika
tentang fenomena tsunami dan mengapa gelombang tsunami semakin tinggi ketika mendekati
daratan?

Pembahasan

Gempa bumi menghasilkan getaran dan energi getaran tersebut dirambatkan medium
air. Seperti yang kita tahu tsunami merupakan gelombang dan gelombang sendiri adalah
getaran yang merambat. Getaran yang merambat ini masing-masing energi yang besar
sehingga tsunami memiliki daya hancur yang besar pula. Berikut adalah skema terjadinya
tsunami dan rambatan energi pada gelombang tersebut.

Gambar 1. Patahan lempeng bumi mengahasilkan gempa dan

memicu terjadinya gelombang tsunami.

Dari gambar 1 di atas nampak bahwa patahan pada lempeng bumi menghasilkan
gempa yang memicu terjadinya gelombang tsunami. Tabrakan antar lempeng bumi
menghasilkan energi yang sangat besar. Sesuai azas huygens sumber gelombang
memancarkan gelombang ke segala arah. Kemudian energi tersebut menjalar pada air dan
terjadi getaran dengan besar amplitudo tertentu. Getaran mekanik tersebut nantinya akan
menjalar ke semua arah dengan membawa energi. Gambar ilustrasi perambatan getaran
tersebut secara horisontal adalah sebagai berikut :

Analisis Fenomena Tsunami secara Fisika, Eko Prasetyo 4201411080


Pend. Fisika 2011 UNNES
2

Gambar 2. Getaran yang merambat menghasilkan gelombang dari air laut

Pada fenomena tsunami pusat getaran berada di dasar laut, sehingga dalam kasus ini
juga terjadi perambatan getaran dari dasar menuju permukaan laut. Perambatan getaran
secara vertikal ini diilustrasikan oleh gambar 3 berikut :

Gambar 3. Perambatan getaran secara vertikal dari pusat gempa

Pada getaran di atas dapat ditentukan persamaan simpangannnya yaitu dengan :

Kemudian persamaan simpagan gelombang yang dibentuk adalah :

Pada persamaan 4 fungsi yo berubah scara konstan terhadap sumbu x dan y,


sehingga fungsi dapat ditulis dengan yo = xoky, sehingga persamaan simpangan yang
terbentuk akibat getaran ini adalah :

Analisis Fenomena Tsunami secara Fisika, Eko Prasetyo 4201411080


Pend. Fisika 2011 UNNES
3

Berikut adalah ilustrasi gambar gelombang yang terbentuk :

Gambar 4. Gelombang yang terbentuk akibat gempa a. Konfigurasi gelombang pada


permukaan air, b. Gambaran gelombang secara 3 dimensi dimana lebar gelombang
diperhitungkan, c. Konfigurasi perbedaan energi potensial pada gelombang dengan fase
saling berkebalikan.

Dari persamaan 5 dan 6 dapat kita tentukan persamaan kecepatan simpangan


gelombang. Kita tahu bahwa persamaan kecepatan simpangan gelombang adalah :

dy
v= dt

Sehingga persamaan kecepatan simpangan gelombang adalah :

Analisis Fenomena Tsunami secara Fisika, Eko Prasetyo 4201411080


Pend. Fisika 2011 UNNES
4

Untuk selanjutnya mari kita kaji hubungan dan k. Dalam hal ini diasumsikan bahwa
fluida (air laut) merupakan fluida kompresibel sehingga hukum kekekalan energi masih
berlaku. Langkah pertama adalah mengubah persamaan 5 dan 6 untuk menghasilkan
gelombang stasioner (gelombang berdiri) yang merupakan hasil interferensi dari 2 gelombang
atau lebih sehingga kita dapatkan :

Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan energi potensial pada gelombang.


Dalam hal ini kita mengacu pada gambar 4 bagian c yaitu perbedaan energi potensial pada
bagian gelombang yang memiliki fase saling berlawanan. Selain itu kita juga
memperhitungkan besarnya lebar gelombang L seperti pada gambar 4 bagian b. Untuk
perbedaan energi potensial dapat dituliskan secara matematis dengan persamaan berikut :

Disamping energi potensial, kita juga memperhitungkan besarnya energi kinetik pada
gelombang. Cara yang kita tempuh adalah dengan mengintgralkan persamaan 9 dan 10
dengan asumsi sin (t) adalah 1. Hal ini dimaksudkan agar nilai kecepatan pada komponen x
dan y adalah maksimum sehingga energi kinetik yang dihasilkan adalah maksimum,

Sehingga persamaan energi kinetik gelombang adalah :

Pada konsep gelombang kita tahu bahwa k = 2/ dan pada tsunami besarnya >> k
sehingga kH = 2H/ << 1. Jadi energi kinetik gelombang adalah :

Langkah selanjutnya adalah menstubtitusi persamaan 11 dengan persamaan 14. Hal


ini didasari pada hukum konservasi energi dimana EM1 = EM2, dan K1=U2=0 sehingga U =
K , jadi kita dapatkan :

Analisis Fenomena Tsunami secara Fisika, Eko Prasetyo 4201411080


Pend. Fisika 2011 UNNES
5

Dari persamaan 15 kita dapat menentukan kecepatan fase dan kecepatan grup dari
gelombang yang terbentuk. Pada konsep gelombang kita tahu bahwa :

d
Keceptan grup (vg) = k sedangkan kecepatan fase (vp) = dk sehingga kita

dapatkan persamaan kecepatan fase dan grup masing-masing adalah :

Kesimpulan

Dari persamaan 16 dan 17 ini menunjukkan bahwa cepat rambat gelombang


bergantung pada variabel percepatan gravitasi dan H yaitu kedalaman. Hal ini menunjukkan
semakin dalam, kecepatan tsunami akan semakin besar, semakin besar kecepatannya semakin
besar pula energi kinetiknya. Hal ini berakibat tsunami yang memiliki kedalaman gempa
besar memiliki daya hancur yang lebih besar. Namun kecepatan tsunami akan menurun ketika
mendekati daratan. Meski demikian gelombang tsunami yang mencapai daratan tetaplah
berbahaya dan berdaya rusak tinggi.

Berikut adalah gambar ilustrasi gelombang tsunami yang mencapai daratan :

Gambar 5. Gelombang pecah ketika mendekati daratan

Persamaan 16 dan 17 juga dapat menjelaskan mengapa gelombang tsunami akan


semakin tinggi ketika mendekati daratan. Jika kita bandingkan persamaan 16 dan 17 adalah
sama. Hal ini menunjukkan bahwa sifat gelombang tersebut adalah nondispersif. Energi dari
gelombang tsunami merupakan fungsi perkalian antara tinggi gelombang dan kecepatannya.
Nilai energi ini selalu konstan, yang berarti tinggi gelombang berbanding terbalik dengan
kecepatan merambat gelombang. Oleh sebab itu, ketika gelombang mencapai daratan,

Analisis Fenomena Tsunami secara Fisika, Eko Prasetyo 4201411080


Pend. Fisika 2011 UNNES
6

tingginya meningkat, sementara kecepatannya menurun. Saat memasuki wilayah dangkal,


kecepatan gelombang tsunami menurun sedangkan tingginya meningkat, menciptakan
gelombang mengerikan dan sangat merusak.

Referensi :

1. Behroozi dan Podolefsky N.2001. Earthquake and Tsunami. Eur. J. Phys. 23 225
2. Department of Ocean Development Integrated Coastal and Marine Area Management Project
Directorate Chennai. 2005. Preliminary Assessment of Impact of Tsunami in Selected Coastal
Areas of India . Department of Ocean Development Integrated Coastal and Marine
Area Management
3. Gutenberg, B. and C.F. Ritcher, 1954. Seismicity of the Earth and Associated
Phenomenon. 2nd Edn. Princeton University Press, Princeton.
4. Halliday, D., R. Resnick and J. Walker, 1997. Fundamentals of Physics (Extended).
John-Wiley and Sons, New York.
5. Margaritondo, G., 2005. Explaining the physics of tsunamis to undergraduate and
non-physics students. Eur. J. Phys., 26: 401
6. M.N.A. Halif and S.N. Sabki. 2005 . The Physics of Tsunami: Basic understanding of
the Indian Ocean disaster. American Journal of Applied Sciences 2 (8): 1187-1192,
2005 ISSN 1546-9239
7. Paul A, Tipler. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga
8. Siregar, Suryadi. 2007. Gaya Pasang Surut dan Implikasinya. Bandung : FMIPA ITB
9. Trianawati, Sugito Nanin. 2008. Tsunami. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Analisis Fenomena Tsunami secara Fisika, Eko Prasetyo 4201411080


Pend. Fisika 2011 UNNES

Anda mungkin juga menyukai