Pendahuluan
Istilah Tsunami berasal dari bahasa Jepang. Tsu berarti "pelabuhan", dan nami
berarti "gelombang", jadi Tsunami adalah "gelombang pelabuhan. Salah satu penyebab
tsunami adalah gempa bumi yang terjadi di dalam laut. Bagaimana penjelasan secara fisika
tentang fenomena tsunami dan mengapa gelombang tsunami semakin tinggi ketika mendekati
daratan?
Pembahasan
Gempa bumi menghasilkan getaran dan energi getaran tersebut dirambatkan medium
air. Seperti yang kita tahu tsunami merupakan gelombang dan gelombang sendiri adalah
getaran yang merambat. Getaran yang merambat ini masing-masing energi yang besar
sehingga tsunami memiliki daya hancur yang besar pula. Berikut adalah skema terjadinya
tsunami dan rambatan energi pada gelombang tersebut.
Dari gambar 1 di atas nampak bahwa patahan pada lempeng bumi menghasilkan
gempa yang memicu terjadinya gelombang tsunami. Tabrakan antar lempeng bumi
menghasilkan energi yang sangat besar. Sesuai azas huygens sumber gelombang
memancarkan gelombang ke segala arah. Kemudian energi tersebut menjalar pada air dan
terjadi getaran dengan besar amplitudo tertentu. Getaran mekanik tersebut nantinya akan
menjalar ke semua arah dengan membawa energi. Gambar ilustrasi perambatan getaran
tersebut secara horisontal adalah sebagai berikut :
Pada fenomena tsunami pusat getaran berada di dasar laut, sehingga dalam kasus ini
juga terjadi perambatan getaran dari dasar menuju permukaan laut. Perambatan getaran
secara vertikal ini diilustrasikan oleh gambar 3 berikut :
dy
v= dt
Untuk selanjutnya mari kita kaji hubungan dan k. Dalam hal ini diasumsikan bahwa
fluida (air laut) merupakan fluida kompresibel sehingga hukum kekekalan energi masih
berlaku. Langkah pertama adalah mengubah persamaan 5 dan 6 untuk menghasilkan
gelombang stasioner (gelombang berdiri) yang merupakan hasil interferensi dari 2 gelombang
atau lebih sehingga kita dapatkan :
Disamping energi potensial, kita juga memperhitungkan besarnya energi kinetik pada
gelombang. Cara yang kita tempuh adalah dengan mengintgralkan persamaan 9 dan 10
dengan asumsi sin (t) adalah 1. Hal ini dimaksudkan agar nilai kecepatan pada komponen x
dan y adalah maksimum sehingga energi kinetik yang dihasilkan adalah maksimum,
Pada konsep gelombang kita tahu bahwa k = 2/ dan pada tsunami besarnya >> k
sehingga kH = 2H/ << 1. Jadi energi kinetik gelombang adalah :
Dari persamaan 15 kita dapat menentukan kecepatan fase dan kecepatan grup dari
gelombang yang terbentuk. Pada konsep gelombang kita tahu bahwa :
d
Keceptan grup (vg) = k sedangkan kecepatan fase (vp) = dk sehingga kita
Kesimpulan
Referensi :
1. Behroozi dan Podolefsky N.2001. Earthquake and Tsunami. Eur. J. Phys. 23 225
2. Department of Ocean Development Integrated Coastal and Marine Area Management Project
Directorate Chennai. 2005. Preliminary Assessment of Impact of Tsunami in Selected Coastal
Areas of India . Department of Ocean Development Integrated Coastal and Marine
Area Management
3. Gutenberg, B. and C.F. Ritcher, 1954. Seismicity of the Earth and Associated
Phenomenon. 2nd Edn. Princeton University Press, Princeton.
4. Halliday, D., R. Resnick and J. Walker, 1997. Fundamentals of Physics (Extended).
John-Wiley and Sons, New York.
5. Margaritondo, G., 2005. Explaining the physics of tsunamis to undergraduate and
non-physics students. Eur. J. Phys., 26: 401
6. M.N.A. Halif and S.N. Sabki. 2005 . The Physics of Tsunami: Basic understanding of
the Indian Ocean disaster. American Journal of Applied Sciences 2 (8): 1187-1192,
2005 ISSN 1546-9239
7. Paul A, Tipler. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga
8. Siregar, Suryadi. 2007. Gaya Pasang Surut dan Implikasinya. Bandung : FMIPA ITB
9. Trianawati, Sugito Nanin. 2008. Tsunami. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia