Anda di halaman 1dari 15

METODE PELAKSANAAN

NAMA PENAWAR : CV. SARENA JAYA


NAMA PAKET : PENGASPALAN JALAN LINGKUNGAN KAMPUS
LOKASI : STAIN MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE
TAHUN ANGGARAN : 2017

A. PENDAHULUAN
Pengaspalan Jalan Lingkungan Kampus yang berlokasi STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,
Pengaspalan Jalan ini sumber dananya dari APBN Tahun Anggaran 2017, Ruang Lingkup Pekerjaan
Meliputi:
DIVIS 1. UMUM
1.2 Mobilisasi
DIVISI 2. DRAINASE
2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2.6 Pipa PVC 4" (super Insar)
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan
DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
4.2.(2a) Lapis Pondasi Agregat Kelas B
4.2.(7) Lapis Resap Pengikat
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A
5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
6.1 (1)(a) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
6.3(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC)
6.3.(8) Bahan anti pengelupasan

B. METODE PELAKSANAAN
MOBILISASI
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan
untuk mendukung permulaan proyek meliputi :
1.1. Pembuatan Job Mix Design
Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan
sampel bahan dari quary yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan
dengan lokasi tersebut, diantanya: batu, pasir dan bahan Timbunan Pilihan
selanjutnya dibawa ke laboratorium job Mix Formula/Job Mix Design yang akan
dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan proyek.
1.2. Kantor Lapangan dan Fasilitasnya
Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp, pembuatan Kantor Lapangan dan
fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan
yang diperlukan sesuai dengan tahapan pelaksaan pekerjaan.
1.3. Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu Lintas
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas transportasi
dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai disetiap
kegiatan lapangan. Bila diperlukan dapat ditempatkan petugas pemberi isyarat yang
bertugas mengatur arus lalu lintas pada saat pelaksanaan.
1.4. Rekayasa Lapangan
Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan untuk
menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada
dilokasi pekerjaan, sehingga dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang
terhadap rancangan kerja yang telah diberikan sytem dan tatacara survey
dikordinasikan dengan direksi teknis.

1.5. Material dan Penyimpanan


Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus menemui spesifikasi dan
standard yang berlaku, baik ukuran, type maupun ketentuan lainnya sesuai petunjuk
Direksi Teknis. Semua material yang akan digunakan untuk proses pembuatan
Concrete diambil dari Quary Sungai yang berada di lokasi setempat.
1.6. Jadwal Konstruksi
Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis untuk
dibahas dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan
(Pre Construction Meeting/PCM).
1.7. Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan
Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Motor Garder 9. Genertor Set
2. Vibrator Roller 10. PTR (Padesterian Tandem Roller)
3. Dump Truck 3,5 Ton 11. Compressor
4. Dump Truck 10 Ton 12. Tandem Roller
5. Water Tanker 13. Tire Roller
6. Water Pump 14. Asphalt Finisher MF 44 WB
7. Concrete Mixer 15. Survey Equaipment
8. Asphalt Spayer

1.8. Papan Nama Proyek


1. Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek.
2. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan
3. Bahan yang dipakai : kayu kaso, baliho dan lain-lain.
4. Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan.
5. Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.

1.9. Sistem K3
Setiap pelaksanaan statu proyek diharuskan selalu menerapkan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bagian dari kegiatan yang terintegrasi dari
semua kegiatan proyek yang sedang dikerjakan. Prosedur penerapan K3
secara umum mencakup:
- Safety Plan
Adalah manajemen keselamatan kerja, yang mengikuti ketentuan-
ketentuan dan arahan yang dikeluarkan Depnaker. Ketentuan-ketentuan
dalam manajemen Keselamatan Kerja ini meliputi:
Identifikasi bahaya kerja dan pencegahannya.
Penyusunan rencana, pengadaan dan penempatan dari alat-alat
pengaman seperti :
- Jaring/net pada tangga dan tepi bangunan.
- Railling pengaman serta rambu-rambu K3.
- Alat-alat pemadam kebakaran.
- Sepatu dan helm pengaman bagi para pekerja dan staf proyek,
dan lain-lain.
- Security Plan
Adalah prosedur pengendalian keamanan lingkungan keamanan
lingkungan proyek, penerimaan tamu, indentifikasi daerah
rawan wilayah sekitar proyek. Untuk itu ditempatkan tenaga
security dan pos penjagaan diproyek.

DIVISI 2. DRAINASE
1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pekerjaan Galian untuk selokan drainase dan saluran air dilakukan baik pada sisi
kanan dan kiri jalan sepanjang jalan yang akan dikerjakan.
Pelaksanaan galian untuk selokan drainase dan saluran air meliputi :
1. Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
2. Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump Truck
3. Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan sejauh
4. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian

2. Pipa PVC 4" (super Insar)


Pipa PVC 4" (super Insar) akan di pasang yang pabrikan dengan ukuran 4 Urutan
kerja pembuatan Pipa PVC 4" (super Insar):
1. Pipa PVC 4"
2. Diangkut Kelapangan menggunakan mobil Pick Up.
3. Dasar Pipa digali sesuai kebutuhan dan material backfill dipadatkan dengan
Tamper.
4. Tebal Pipa sesuai dengan Standarisasi Pipa 4.
5. Material pilihan untuk penimbunan kembali (padat)
6. Sekelompok pekerja akan melaksanakan pekerjaan dengan cara manual dengan
menggunakan alat bantu

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


1. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam
segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR
paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100%
kepadatan kering maksimum. Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump
truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan
dan pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak
terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
2. Penghampara Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam
tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan
pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan.
3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian
tepi ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk
mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk
membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan
menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar
dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas
tersebut.
Dasar perhitungan analisis adalah :
Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2. lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan
Urutan Kerja/Metode kerja :
1. Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck dengan
menggunakan whell Loader
2. Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump
Truck dari quarry /borrow pit dengan jarak quarry kelapangan
pekerjaan 6 km.
3. Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan Motor
Grader.
4. Hamparan material disisram air dengan Water Tank truck (sebelum
pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan
Vibro Roller.
5. Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

2. Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan dilakukan setelah seluruh pekerjaan galian tanah
(cutting) untuk lereng-lereng gunung selesai dan telah memenuhi ketentuan elevasi
yang ditentukan dalam perencanaan serta telah disetujui oleh Direksi Lapangan
barulah dilakukan penyiapan badan jalan dengan ukuran sesuai gambar
rencana/bestek.
Prosedur pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan sebagai berikut:
1. Motor Grader meratakan permukaan hasil galian.
2. Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh Motor
Grader.
3. Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat bantu.

DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


1. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Pekerjaan Aggregat base Klas B untuk Bahu jalan meliputi penghamparan dan
pemadatan Aggregat base B pada jalan sepanjang link pekerjaan.
Urutan pelaksanaan :
1. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari
data-data awal yang diambil pada saat joint survey dan gambar design lokasi ini
diajukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan
ganrbar penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
2. Setelah gambar design penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan
pemasangan patok-patok elevasi (bowplank)
3. Disamping persiapan di lokasi pekerjaan, persiapan material dipersiapkan
dengan dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari Balai Pengujian dan
Pengendalian Dinas dengan mengirim rencana agregate hasil pengolahan Stone
Crusher yang ada di base camp.
4. Kemudian, dari hasil JMD yang disetujui oleh Balai Pengujian dan Pengendalian
Dinas dilanjutkan dengan pembuatan JMF di laboratorium. Setelah diperoleh
hasil komposisi dari agregate campuran untuk material, dilaksanakan trial mix
dan kemudian hasil dari trial mix diuji dengan mengacu pada JMD. Dan dari hasil
trial mix dan hasil pengujian telah sesuai serta dibuat report dan ditandatangai
bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan material unhrk pengiriman ke
lokasi pekerjaan.
5. Material yang telah di olah di base camp dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan
kemudian dikirim ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck yang
telah disediakan.
6. Setelah material sampai dilokasi, dilanjutkan dengan penghamparan dengan
menggunakan Motor Grader yang dihampar secara layer per layer dengan tebal
maksimum 20 cm. Kemudian hasil hamparan dipadati langsung dengan
menggunakan alat pemadat Vibro Roller dengan jumlah lintasan yang telah
disepakati dan dilanjutkan pemadatan dengan alat pemadat PTR agar diperoleh
hasil hamparan yang butirannya tidak lepas. Pada saat proses pemadatan ini,
agar diperoleh hasil yang maksimal pemadatan diikuti dengan penyiraman
dengan menggunakan Water Tank. Pemadatan berlangsung sampai dengan
elevasi dan panjang hamparan yang telah disepakati dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
7. Setelah pencapaian sesuai dengan elevasi pada gambar design, pengecekan
elevasi yang dilaksanakan secara bersama dan setelah hasil pengecekan
dilanjutkan melakukan pengujian kepadatan Base Klas B lapis pertama sampai
didapatkan kepadatan CBR minimal 65 % dan setiap jarak per 100 m pengujian
CBR dilakukan sampai panjang yang diinginkan selesai.
8. Setelah hasil pengujian hasil pekerjaan selesai dan menghasilkan sesuai dengan
rencana Spesifikasi maka dibuat reoprt dan kemudian ditandatangani bersama
kemudian progress pekerjaan dapat dipresentasikan.
Peralatan yang digunakan :
Wheel Loader : 1 Unit
Motor Grader : 1 Unit
Tandem Roller : 1 Unit
Dump Truck : 1 Unit
Water Tank : 1 Unit
Alat Bantu : 1 Set
Tenaga Kerja :
Operator Alat Berat = 3 Orang
Driver = 4 Orang
Pekerja = 3 Orang
Mandor = 1 Orang

2. Lapis Resap Pengikat


Prime Coat (lapis resap Pengikat) adalah pekerjaan penaburan campuran aspal
curah dengan kerosin 55 45 yang telah dicampur pada suhu tinggi dalam tangki
pemanas di AMP, penaburan prime coat ini dimaksudkan untuk memberi ikatan
dasar antara permukaan lapisan perkerasan yang bukan aspal yaitu aggregate Base
Klas B Bahu dengan permukaan Aspal yang akan dihampar diatasnya. Sebelum
dilakukan penaburan dilakukan, harus dilihat kondisi permukaan Base B Bahu yang
telah dihampar, penaburan/penghamparan lapis resap pengikat ini dilakukan pada
kondisi cerah.

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR


1. Lapis Pondasi Aggregat Klas A
Pekerjaan Aggregat base Klas A untuk badan jalan meliputi penghamparan dan
pemadatan Aggregat Base A pada badan jalan sepanjang link perkerjaan.
Urutan pelaksanaan :
1. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari
data-data awal yang diambil pada saat joint survey dan gambar design lokasi ini
diajukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan
gambar penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
2. Setelah gambar design penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan
pemasangan patok-patok elevasi (bowplank)
3. Disamping persiapan di lokasi pekerjaan, persiapan materila dipersiapkan
dengan dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari Balai Pengujian dan
Pengendalian Dinas dengan mengirim rencana agrgate hasil pengolahan Stone
Crusher yang ada di base camp.
4. Kemudian, dari hasil JMD yang disetujui oleh Balai Pengujian dan Pengendalian
Dinas dilajutkan dengan pembuatan JMF di laboratorium. Setelah diperoleh hasil
komposisi dari agrgate campuran untuk amterial, dilaksanakn trial mix dan
kemudian hasil dari trial mix diuji dengan mengacu pada JMD. Dan dari hasil trial
mix dan hasil pengujian telah sesuai serta dibuat report dan ditandatangai
bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan material untuk pengiriman ke
lokasi pekerjaan.
5. Material yang telah di olah di base campean disetujui oleh Direksi Pekerjaan
kemudian dikirim ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck yang
telah disediakan.
6. Setelah material sampai dilokasi, dilanjutkan dengan penghamparan dengan
menggunkan Motor Grader yang dihampar secara layer per layer dengan tabal
maksimum 15 cm. Kemudian hasil hamparan dipadati langsung dengan
menggunakan alat pemadat Vibro Soller dengan jumlah lintasan yang telah
disepakati dan dilanjutkan pemadatan dengan alat pemadat PTR agar diperoleh
hasil hamparan yang butirannya tidak lepas. Pada saat proses pemadatan ini,
agar diperoleh hasil yang maksimal pemadatan diikuti dengan penyiraman
dengan menggunakan Water Tank. Pemadatan berlangsung sampai dengan
elevasi dan panjang hamaparan yang telah disepakati dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
7. Setelah pencapaian sesuai dengan elasai pada gambar design, pengecekan elevasi
yang dilaksanakan secara bersama dan setelah hasil pengecekan dilanjutkan
melakukan pengujian kepadatan Base Klas A lapis pertama sampai didapatkan
kepadatan CBR minimal 95 % dan setiap jarak per 100 m pengujian CBR
dilakukan sampai panjang yang diinginkan selsai.
8. Setelah hasil pengujian hasil pekerjaan selesai dan menghasilkan sesuai dengan
rencana Spesifikasi maka dibuat reoprt dan kemudian ditandatangani bersama
kemudian progress pekerjaan dapat dipresentasikan.

Peralatan yang digunakan :


Wheel Loader : 1 Unit
Motor Grader : 1 Unit
Tandem Roller : 1 Unit
Dump Truck : 1 Unit
Water Tank : 1 Unit
Alat Bantu : 1 Set
Tenaga Kerja
Operator Alat Berat = 3 Orang
Driver = 4 Orang
Pekerja = 3 Orang
Mandor = 1 Orang

2. Lapis Pondasi Aggregat Klas B


Pekerjaan Aggregat base Klas B untuk badan jalan meliputi penghamparan dan
pemadatan Aggregat base B pada jalan sepanjang link pekerjaan.
Urutan pelaksanaan :
1. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari
data-data awal yang diambil pada saat joint survey dan gambar design lokasi ini
diajukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan ganrbar
penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
2. Setelah gambar design penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan
pemasangan patok-patok elevasi (bowplank)
3. Disamping persiapan di lokasi pekerjaan, persiapan material dipersiapkan dengan
dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari Balai Pengujian dan Pengendalian
Dinas dengan mengirim rencana agregate hasil pengolahan Stone Crusher yang ada
di base camp.
4. Kemudian, dari hasil JMD yang disetujui oleh Balai Pengujian dan Pengendalian
Dinas dilanjutkan dengan pembuatan JMF di laboratorium. Setelah diperoleh hasil
komposisi dari agregate campuran untuk material, dilaksanakan trial mix dan
kemudian hasil dari trial mix diuji dengan mengacu pada JMD. Dan dari hasil trial
mix dan hasil pengujian telah sesuai serta dibuat report dan ditandatangai
bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan material unhrk pengiriman ke
lokasi pekerjaan.
5. Material yang telah di olah di base camp dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan
kemudian dikirim ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck yang
telah disediakan.
6. Setelah material sampai dilokasi, dilanjutkan dengan penghamparan dengan
menggunakan Motor Grader yang dihampar secara layer per layer dengan tebal
maksimum 20 cm. Kemudian hasil hamparan dipadati langsung dengan
menggunakan alat pemadat Vibro Roller dengan jumlah lintasan yang telah
disepakati dan dilanjutkan pemadatan dengan alat pemadat PTR agar diperoleh
hasil hamparan yang butirannya tidak lepas. Pada saat proses pemadatan ini, agar
diperoleh hasil yang maksimal pemadatan diikuti dengan penyiraman dengan
menggunakan Water Tank. Pemadatan berlangsung sampai dengan elevasi dan
panjang hamparan yang telah disepakati dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7. Setelah pencapaian sesuai dengan elevasi pada gambar design, pengecekan elevasi
yang dilaksanakan secara bersama dan setelah hasil pengecekan dilanjutkan
melakukan pengujian kepadatan Base Klas B lapis pertama sampai didapatkan
kepadatan CBR minimal 65 % dan setiap jarak per 100 m pengujian CBR dilakukan
sampai panjang yang diinginkan selesai.
8. Setelah hasil pengujian hasil pekerjaan selesai dan menghasilkan sesuai dengan
rencana Spesifikasi maka dibuat reoprt dan kemudian ditandatangani bersama
kemudian progress pekerjaan dapat dipresentasikan.
Peralatan yang digunakan :
Wheel Loader : 1 Unit
Motor Grader : 1 Unit
Tandem Roller : 1 Unit
Dump Truck : 1 Unit
Water Tank : 1 Unit
Alat Bantu : 1 Set

Tenaga Kerja :
Operator Alat Berat = 3 Orang
Driver = 4 Orang
Pekerja = 3 Orang
Mandor = 1 Orang

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL


Pekerjaan perkerasan aspal adalah pekerjaan perkerasan pada lapisan atas badan jalan.
meliputi :
1. Lapis resap pengikat Aspal cair (prime Coat)
Prime Coat (lapis resap Pengikat) adalah pekerjaan penaburan campuran aspal
curah dengan kerosin 55 45 yang telah dicampur pada suhu tinggi dalam tangki
pemanas di AMP, penaburan prime coat ini dimaksudkan untuk memberi ikatan
dasar antara permukaan lapisan perkerasan yang bukan aspal yaitu aggregate Base
Klas A dengan permukaan Aspal yang akan dihampar diatasnya. Sebelum dilakukan
penaburan dilakukan, harus dilihat kondisi permukaan Base A yang telah dihampar,
penaburan/penghamparan lapis resap pengikat ini dilakukan pada kondisi cerah.

2. Laston - Lapis Antara AC-BC


Pekerjaan Laston Lapis Antara AC-BC adalah merupaka perkerasan aspal struktur
pertama sebelum lapisan aus pada permukaan badan jalan. Pekerjaan Laston Lapis
Antara AC-BC ini dapat dilaksanakan pada permukaan perkerasan berbutir dengan
ditaburi Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) atau pada lapis perkerasan aspal existing
dengan terlebih dahulu ditaburi Lapis Perekat (Tack Coat).
Urutan Pelaksanaan :
1. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari
data-data awal yang diambil pada saat joint survey dan gambar design lokasi ini
diajukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan
gambar penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
2. Setelah gambar design melintang disetujui, kemudian dilaksanakan pemasangan
patok-patok elevasi (bowplank).
3. Disamping persiapan di lokasi pekerjaan, persiapan material dipersiapkan
dengan dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari balai pengujian dan
Pengendalian Dinas Dengan mengirim rencana aggregate hasil pengolahan Stone
Crusher yang ada di base camp dan rencana aspal curah yang akan dipergunakan
sebagai campuran hotmix.
4. Hasil JMD yag disetujui oleh balai pengujian dan Pengendalian Dinas dilanjutkan
dengan pembuatan JMF dilab juga pengecekan unit pengolahan hotmix (AMP).
Setelah diperoleh hasil komposisi dari aggregate campuran untuk material
hotmix, dilaksanakan trial mix dan kemudian dari hasil trial mix diuji dengan
mengacu kepada JMD. Dan dari hasil trial mix dan hasil pengujian telah sesuai
serta dibuat report dan ditandatangani bersama-sama, kemudian dilakukan
pengolahan material untuk pengiriman ke lokasi pekerjaan.
5. Material yang telah diolah pada unit pengolahan hotmix (AMP) di base camp dan
disetujui oleh Direksi kemudian dikirim ke lokasi pekerjaan dengan menggunakn
Dump truck yang telah disediakan untuk dilaksanakan trial section (percobaan
penghamparan dan pemadatan) di lokasi pekerjaan.
6. Pada saat percobaan penghamparan tersebut dilakukan pengamatan secara
visual proses pemadatan dan setelah selesai pemadatan dilakukan pengambilan
sample yang telah dipadatkan dengan mesin core dan hasilnya dibawa ke
laboratorium di base camp untuk diuji apakah hasil pelaksanaan percobaan
dilapangan dapat sesuai dengan hasil JMF yang di laboratorium.
7. Setelah hasil pelaksanaan dilapangan sesuai dengan rencana JMF yang diperoleh
di laboratorium, proses pekerjaan dapat dilanjutkan dengan memproduksi
hotmix pada AMP dengan komposisi dan campuran yang sudah disetujui
bersama. Kemudian dapat di kirim ke lokasi dengan Dump Truck yang telah
tersedia serta dilengkapi terpal untuk menutupi hotmix dari pengaruh cuaca dan
mengurangi perubahan temperature.
8. Pada saat material hotmix dalam perjalanan, lapangan terlebih dahulu
dipersiapkan dengan penaburan (penghamparan) coating (perekat).
9. Untuk pekerjaan di atas lapis perkerasan berbutir , terlebih dahulu dilakukan
pemasangan rambu-rambu dan pembersihan lahan dengan memakai alat
pembersih yaitu compressor. Dimana setelah lahan selesai dibersihkan siap
untuk proses penaburan perekat.
10. Perekat dihampar/ditabur dengan menggunakan alat penabur perekat yaitu
Asphalt Sprayer dimana jumlah pemakaian perekat ini dapat disesuaikan dengan
penyetelan alat penyemprot dan tergantung kecepatan mobil pembawanya.
Setelah selesai penyemprotan perekat selesai, lahan dibiarkan sampai perekat
benar-benar kering.
11. Setibanya material hotmix di lokasi pekerjaan, sebelum dilakukan penghamparan
dengan Aspahlt Finisher dilakukan pengecekan suhu dengan menggunakan
thermometer tangan bersama-sama dengan direksi.
12. Setelah suhu material di cek dan masih sesuai dengan Spesifikasi, dilakukan
penghamparan dengan memasukkan hotmix ke alat penghampar dan hotmix
dihampar tidak telalu panjang agar proses pemadatan dapat terkontrol dengan
baik.
13. Setelah hotmix dihampar, sejumlah pekerja tetap mengamati tepi-tepi hasil
hamper dari asphalt finisher dan merapikan tepi tersebut apabila ada yang tidak
rapi.
14. Pada saat suhu hotmix yang telah dihampar tersebut telah mencapai minimum
110 C maka dilakukan pemadatan awal dengan menggunakan Tandem Roller,
dimana pada permulaan penggilasan pada tepi hasil hamparan dan dilakukan
sekali lintas pulang-pergi. Selanjutnya penggilasan ke arah dalam hamparan.
15. Kemudian, penggilasan dilanjutkan dengan PTR dan diikuti penyiraman air yang
ada pada PTR. Penggilasan oleh PTR ini dilakukan sesuai dengan hasil trial
section yang telah disetujui oleh direksi.
16. Setelah selesai pemadatan Hotmix selesai dan dilanjutkan oleh pemadatan traffic
yang lewat, dilakukan pengambilan sample dengan mesin core untuk mengetahui
tabal hotmix hasil pekerjaan. Pengmabilan simple ini dilaksanakan dengan
mengambil 6 sampel setiap 200 m pada satu lajur. Dan hasil pengukuran tabal ini
akan menjadi dasar pembayaran pekerjaan hotmix.

Peralatan yang digunakan


Asphalt Mixing Plant adalah untuk mencampur aspal
Wheel Loader untuk melayani mengoperasian AMP
Dump truck untuk mengangkut hotmix ke lokasi pekerjaan.
Aspahlt Finisher untuk menghampar Hotmix
Pneumatic Tire Roller untuk pemadatan kedua
Tandem Roller untuk pemadatan pertama dan terakhir.

Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera dilakukan
Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.

Pembersihan Akhir
Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan pembersihan
akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di bongkar dan diangkut ke luar
lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat
efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/Direksi,
PPTK/PPK dan KPA melakukan serah terima pekerjaan. Dalam jangka waktu masa
pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan segala sesuatu yang terjadi dari hasil
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan perawatan.

Lhokseumawe, 18 Maret 2017


Kontraktor Pelaksana
CV. SARENA JAYA

MUHAMMAD ZUBIR
Direktur

Anda mungkin juga menyukai