MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN
JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA EKOSISTEM LAUT DAN
PESISIR.
Pasal 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Jabatan Fungsional
Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir, merupakan acuan bagi
pejabat yang secara fungsional membidangi kepegawaian dan
pejabat yang berkepentingan di lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan dan instansi terkait dalam
melaksanakan kegiatan dan pengelolaan yang berkaitan
dengan Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan
Pesisir.
Pasal 2
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Jabatan Fungsional
Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
-5-
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Maret 2016
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SUSI PUDJIASTUTI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 20 Juni 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6/PERMEN-KP/2016
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN
JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA EKOSISTEM LAUT
DAN PESISIR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir
telah diatur melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2014
tentang Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi dimaksud, disusun dalam rangka pengembangan
profesionalisme Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas di
bidang pengelolaan ekosistem laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil dan
untuk meningkatkan kinerja organisasi. Namun demikian, untuk
menyamakan persepsi dan keseragaman serta memperlancar penilaian
Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir, dibutuhkan
petunjuk teknis terhadap pelaksanaan kegiatan Jabatan Fungsional
Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir dengan menetapkan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Kegiatan Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir.
B. Tujuan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Jabatan Fungsional Pengelola
Ekosistem Laut dan Pesisir ini bertujuan agar pejabat fungsional, pejabat
-7-
C. Pengertian:
1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
2. Pejabat Fungsional adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan
Fungsional pada instansi pemerintah.
3. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil
dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta
bersifat mandiri.
4. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di
instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga pemerintah
nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan
kesekretariatan lembaga nonstruktural.
-8-
16. Uraian Tugas adalah suatu paparan semua tugas jabatan yang
merupakan tugas pokok pemangku jabatan dalam memproses bahan
kerja menjadi hasil kerja dengan menggunakan perangkat kerja
dalam kondisi tertentu
17. Karya Tulis/karya Ilmiah adalah tulisan hasil pokok pikiran, hasil
penelitian, pengkajian, survei dan evaluasi yang disusun oleh
perorangan atau kelompok dibidang pengelolaan ekosistem laut dan
pesisir.
- 10 -
BAB II
JENJANG JABATAN, JENJANG PANGKAT, DAN GOLONGAN RUANG
A. Jenjang Jabatan
Jenjang Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir terdiri
atas:
1. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Pertama;
2. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Muda;
3. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Madya; dan
4. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Utama.
B. Jenjang Pangkat dan Golongan Ruang
Jenjang Pangkat dan Golongan Ruang Jabatan Fungsional Pengelola
Ekosistem Laut dan Pesisir sebagaimana dimaksud pada huruf A, terdiri
atas:
1. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Pertama, pangkat:
a. Penata Muda, Golongan Ruang III/a; dan
b. Penata Muda Tingkat I, Golongan Ruang III/b.
2. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Muda, pangkat:
a. Penata, Golongan Ruang III/c; dan
b. Penata Tingkat I, Golongan Ruang III/d.
3. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Madya, pangkat:
a. Pembina, Golongan Ruang IV/a;
b. Pembina Tingkat I, Golongan Ruang IV/b; dan
c. Pembina Utama Muda, Golongan Ruang IV/c.
4. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Utama, pangkat:
a. Pembina Utama Madya, Golongan Ruang IV/d; dan
b. Pembina Utama, Golongan Ruang IV/e.
- 11 -
BAB III
RINCIAN KEGIATAN SESUAI JENJANG JABATAN, TOLOK UKUR,
HASIL KERJA, DAN WAKTU PENYELESAIAN
1. Kegiatan Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Pertama, terdiri atas:
a. Melakukan analisis data dan informasi spasial tematik:
Rincian kegiatan : mengumpulkan data dan informasi
spasial tematik;
Tolok ukur : laporan data dan informasi spasial
tematik;
Hasil kerja : data peta tematik; dan
Waktu penyelesaian : 184 jam.
kk. Melakukan identifikasi dan analisis data dan informasi spasial dan
nonspasial sumber daya pulau-pulau kecil dan perairan sekitarnya:
Rincian kegiatan : menyiapkan bahan rencana identifikasi
dan survei pulau-pulau kecil;
Tolok ukur : bahan rencana identifikasi dan survei
pulau-pulau kecil;
Hasil kerja : paket bahan rencana; dan
Waktu penyelesaian : 100,8 jam.
Tolok ukur:
a). bahan analisis data dan informasi gambaran umum, status
dan populasi jenis ikan terancam punah dan yang
dilindungi;
b). bahan analisis data dan informasi literatur jenis ikan
terancam punah yang diusulkan status perlindungannya;
dan
c). bahan materi bimbingan teknis pemanfaatan kawasan
konservasi, keanekaragaman jenis dan genetik ikan
terancam punah;
Hasil kerja : hasil survei, verifikasi, dan kajian
awal status sumber daya genetik
jenis
ikan; dan
Waktu penyelesaian : 200 jam.
Tolok ukur:
1) bahan rencana teknis kegiatan rehabilitasi di pulau-pulau
kecil; dan
2) bahan analisis data dan informasi reklamasi di wilayah pesisir
pengumpulan data jenis-jenis ekosistem, metodologi, dan
teknik kegiatan rehabilitasi ekosistem di wilayah pesisir;
Hasil kerja : informasi data reklamasi dan laporan
perencanaan teknis; dan
Waktu penyelesaian : 16 jam.
tt. Menyusun bahan analisis data dan informasi luasan lahan, iklim
dan prasarana penunjang produksi garam rakyat:
Rincian kegiatan : menyusun bahan analisis data dan
informasi luasan lahan, iklim dan
prasarana penunjang produksi
garam rakyat;
Tolok ukur : paket data dan informasi luasan
lahan, iklim dan prasarana
penunjang produksi garam rakyat;
Hasil kerja : data luasan lahan, iklim, prasarana
penunjang produksi garam rakyat;
dan
Waktu penyelesaian : 65 jam.
- 62 -
BAB IV
SASARAN KERJA PEGAWAI, PENILAIAN KINERJA, KONVERSI HASIL
PENILAIAN KINERJA, DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
B. Penilaian Kinerja
1. Angka Kredit kumulatif untuk kenaikan pangkat dan jabatan
Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir ditetapkan berdasarkan hasil
penilaian kinerja Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir.
2. Hasil penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada angka 1
dikonversi ke dalam Angka Kredit kumulatif sebagai berikut:
a. nilai kinerja sebesar 91 ke atas atau dengan sebutan sangat baik
apabila:
1) hasil kerja sempurna;
2) tidak ada kesalahan;
3) tidak ada revisi; dan
4) pelayanan standar yang ditentukan dan lain-lain;
mendapatkan Angka Kredit sebesar 150% dari Angka Kredit yang
harus dicapai setiap tahun.
b. nilai kinerja sebesar 76-90 dengan sebutan baik apabila:
1) hasil kerja mempunyai 1(satu) atau 2 (dua) kesalahan kecil;
2) tidak ada kesalahan besar;
3) revisi; dan
4) pelayanan sesuai standar yang telah ditentukan dan lain-lain;
- 122 -
BAB V
PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN
10. Usia sebagaimana dimaksud pada angka 8, merupakan batas usia paling
lama penetapan keputusan pengangkatan dalam Jabatan Fungsional
Analis Ketahanan Pangan, oleh karena itu pengajuan usulan sudah
diterima oleh Pejabat sesuai peraturan perundang-undangan paling kurang
6 (enam) bulan sebelum usia yang dipersyaratkan;
Contoh:
Sdri. Devy, M.Si NIP. 19640408 199103 2 001, pangkat Penata Tingkat I,
golongan ruang III/d, menduduki jabatan Kepala Seksi Pencegahan
Pencemaran pada Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi
Selatan.
Apabila yang bersangkutan akan dipindahkan ke dalam Jabatan
Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir, maka pengajuan usulan
sudah diterima oleh pejabat sesuai peraturan perundang-undangan paling
lama akhir bulan Oktober 2013 dan penetapan keputusan
pengangkatannya paling lama akhir bulan Maret 2014, mengingat yang
bersangkutan lahir bulan April 1964.
11. Penetapan jenjang jabatan sebagaimana dimaksud pada angka 1
berdasarkan hasil uji kompetensi sesuai pangkat dan golongan ruang yang
dimiliki; dan
Contoh:
Sdr. Partono, S.Kel NIP. 19760606 200604 1 001, pangkat Penata golongan
ruang III/c, jabatan Kepala Seksi Pengembangan Kawasan pada Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cianjur akan diangkat dalam jabatan
Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir. Sebelum diangkat dalam jabatan
Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir, yang bersangkutan harus mengikuti
dan lulus uji kompetensi sesuai pangkat dan golongan ruang yang dimiliki
sebagai dasar dalam penetapan jenjang jabatan.
Dalam hal demikian, Sdr. Partono, S.Kel harus mengikuti uji kompetensi
Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir jenjang jabatan Ahli Muda.
BAB VI
PENUTUP
ttd.
SUSI PUDJIASTUTI